Nares anterior
Covum nasi
Nares posterior
Naso farinx
larinx
b. Pernafasan bawah :
Trakhea
Bronkeolus terminalis
Bronkeolus respiratorius
Ductus alveolaris
Saccus alveolaris
Alveolus
(2)transportasi :
distribusi
darah
penyesuainya
dalam sirkulasi
dengan
distribusi
pulmonar
udara
dan
dalam
alveolus-alveolus
(3)difusi
secara
umum
diartikan
sebagai
peristiwa
kekuatan
difusi
gas
melewati
membran
40
mmHg
dalam
darah
kapiler
paru
venosa
C02
lebih
larut
dalam
lipid.
Normalnya
oleh
sistem
syaraf
otonom.
persyarafan
parasimpatis
terutama
ditimbulkan
oleh
epinefrin
melalui
reseptor
Respirology
(Respiratory
Manifestasi klinis :
Sebagai sindrom episodik, terdapat interval asimptomatik di
antara kejadian serangan asma. Ciri-ciri yang sangat penting dari
sindrom ini, seperti dispnea, suara mengi, obstruksi jalan napas
reversible terhadap bronkodilator, bronkus yang hiperresponsif
terhadap berbagai stimulasi baik yang secara spesifik maupun
non spesifik, dan peradangan saluran pernapasan. Semua ciri-ciri
tadi tidak harus terdapat bersamaan.
Serangan asma ditandai dengan batuk, mengi, serta sesak
napas. Gejala yang sering terlihat jelas adalah penggunaan otot
napas tambahan, timbulnya pulsus paradoksus, timbulnya
Kussmauls sign.
B. Bronkhitis
13. Pemeriksaan fisik dan penunjang ?
pemeriksaan darah rutin
pemeriksaan jumlah Hb untuk menentukan apakah terdapat
anemia, pemeriksaan packed cell volume untukmenentukan apakah
terdapat polisitemia yang disebabkan oleh bronkitis kronik atau
emfisema
pemeriksaan mikrobiologik darah
pemeriksaan sputum
pemeriksaan rontgen dada
pemeriksaan biokimia : kadar alpha1-antitripsin, autoantibodi, dan
IgE untuk alergen spesifik
tes faal paru : spirometri, analisis gas darah arteri, tes difusi
aspirasi cairan pleuraataupun drainase serta water sealed drainage
bronkoskopi : visualisasi, washing, brushing, biopsy, BAL
torakoskopi
mediastinoskopi
ultrasonografi