1. Embriologi Jantung?
Terjadi pada pertengahan minggu ketiga
Pertumbuhan ini terjadi karena :
a. mudigah bertambah besar, sehingga makanan yang diterima secara difusi
dari induknya tidak mencukupi lagi
b. pada saat ini, mudigah membutuhkan suplai darah jantung, pembuluh
darah untuk pertumbuhan
Perkembangan jantung sangat kompleks, karena harus bekerja sebelum
pertumbuhannya sempurna
Fase Permulaan: Sel-sel mesenkim di dalam lapisan splanchicus mesoderm
berlipat ganda dan membentuk kelompok angiogenesik yang terpisah satu
sama lain
Kelompok ini mula-mula terletak pada sisi kiri mudigah, tetapi dengan cepat
menyebar ke arah kepala
Pada hari ke 19, dari mesoderm mudigah akan terbentuk 2 tubulus endokardial
Pada hari ke 21, tubulus ini bersatu membentuk tubulus cordis primitif
Pada minggu ke IV
Tubulus kordis menekuk dan melipat
Bulbus kordis terdorong ke inferior dan anterior dan bagian kanan mudigah
Primitif ventrikel berpindah ke kiri
Primitif atrium dan sinus venosus berpindah ke superior dan posterior
Dengan ini, pada hari ke 28, tubulus kordis berbentuk S
Septum Interatrial
Membagi atrium atas kiri dan kanan
Terdiri atas : septum primum dan septum sekundum yang saling overlap
Kedua bagian ini berhubungan dengan massa jaringan yang disebut bantalan
endokardium
Yang
Septum Interventriculare
Menjelang akhir minggu keempat, kedua ventrikel sederhana mulai melebar
Dinding medial yang sedang meluas ini berhimpitan dan tumbuh ke superior
dari dasar ventrikel
Perhimpitan ini berangsur angsur bersatu dan membentuk septum
interventriculare
Bagian superior septum berasal dari septum aortico pulmonarius yang akan
menjadi trunkus arteriosus ke trunkus pulmonarius dan aorta ascendens.
Embriologi jantung
4 tahap :
a. Tahap tubing
b. Tahap looping
c. Tahap septalis : pindah tapi belum sempurna
d. Yahap migrasi : sudah sempurna
a. Tubing : tahapan ketika bakal jantung masih merupakan tabung
sederhana
b. Looping : suatu peristiwa kompleks berupa perputaran bagian-bagian
bakal jantung dan arteri besar
c. Septasi : proses pemisahan bagian-bagian bakal jantung serta arteri besar
dengan pembentukan berbagai ruang jantung
d. Migrasi : pergeseran bagian-bagian jantung sebelum mencapai bentuk
akhirnya
Buku ajar Kardiologi Anak oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Bambang
Madiyono Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta 1994
Perkembangan jantung : Jantung manusia berkembang dari dua tabung epitel
sederhana (tabung endocardial) yang mengalami fusi menjadi sebuah ruang
jantung tunggal yang berfungsi memompa darah pada perkembangan embrio
pada minggu ke empat.
Apabila tabung diatas dipotong melintang maka akan didapatkan dua lapisan
yaitu:
- lapisan Cardiac Jelly, yang nantinya akan menjadi katup dan septum.
- lapisan Mantel Cardial, yang akan berkembang menjadi dinding jantung.
Pada mulanya tabung jantung berpasangan kemudian pada hari ke 22 kedua
tabung jantung tersebut membentuk sebuah tabung tunggal. Pada awalnya
terbentuk 3 bagian yaitu Cranial portion,bulbus Cordis, dan Caudal portion.
Bagian Cranial Portion akan berkembang menjadi Saccus Aorta, sedangkan
Bulbus Cordis 1/3 bagianya akan menjadi Ventrikel Dexter sisanya menjadi
Truncus Arteriosus. Bagian Caudal Portion bagianya akan menjadi Ventrikel
sinister dan bangian yang lain berkembang menjadi Atrium Dexter dan
Sinister.
Pembentukan Pembuluh darah : Dari dua arcus dorsalis dan enam pasang
pembluh arkus aorta penghubung, hanya tiga pasang arkus yang menetap,
yang lainnya mengalami degenerasi. Yang menetap adalah :
Image,
yalemedicalgroup.org
Foramen
ovale
VCS
Ductus venosus
arantii
VCI
hepar
Atrium
dextra
Ventrikel
sinistra
Atrium sinistra
aorta
Ventrikel
dextra
Ductus arteriosus
bothalli
Truncus
pulmonali
Seluruh
tubuh
v.umbilik
plasenta
a.umbilik
Aa.iliac
Sirkulasi janin :
alissudah mengalami oksigenasi,
alis dari plasentaa akan
internamasuk ke vena
Darah yang
umbilikalis tunggal. Ssebagian akan mengalir melalui hati, sebagian besar
langsung ke jantung melalui duktus venosus. Kedua aliran tsb masuk ke jantung
melalui VKI. Darah dari VKI yang masuk ke atrium kanan akan terbagi menjadi :
a. aliran pertama akan mengalir langsung menyeberangi rongga atrium, keluar
melalui foramen ovale, masuk ke atrium kiri, melewati katup mitral dan katup
aorta, terus ke aorta. Sebaian besar darah yang lebih banyak mengandung
oksigen ini akan terus ke daerah kepala dan lengan, melalui arteri karotis dan
subklavia, sebagian kecil ke bawah melalui aorta desendens.
b. Aliran kedua tercampur dengan aliran dari vena kava superior, akan mengalir
melalui katup trikuspid dan pulmonal ke trunkus pulmonalis. Kira2 7% saja yang
akan mengalir melewati paru2 (karena resistensi vaskuler paru yang tinggi),
sebagian besar akan melewati duktus arteriosus ke aorta.
c. Akhirnya, campuran antara darah yang teroksigenasi dengan yang sudah
mengalami deoksigenasi akan mengalir ke bawah melalui aorta, terus ke kedua
arteri iliaka interna,arteri hipogastrika dan arteri umbilikalis, juga akan
memasok darah ke bagian tubuh.
Terdapatnya pirau( adanya gangguan septal defek/ rusak ) dari kanan ke kiri
dengan aliran darah paru yang menurun.
Bila ada transposisi pembuluh darah besar.
Pada keadaan dengan common mixing.
Common mixing adalah terdapatnya obligatory mixing dari alir balik sistemik serta
pulmonal, dan darah yang tercampur didistribusikan ke pembuluh darah
pulmonal.percampuran darah sistemik ini dapat terjadi pada tingkat atrium, ventikel,
atau pada pembuluh darah besar.
Buku Ajar Kardiologi Anak , Sudigdo Sastroasmoro
a) Sianosis tepi : aliran darah yg melambat didaerah yg siasnotik menyebabkan kontak
darah lebih lama dengan jaringan sehingga pengambilan oksigen lebih banyak dari
normal. Biasanya terlihat di daun telinga, ujung jari dan ujung hidung.
b) Sinosis sentral : disebabkan oleh kurangnya saturasi oksigen.lebih jelas terlihat di
mukosa bibir, lidah, dan konjungtiva.sianosis sentral dapat disebabkan oleh :
Kelainan jantung dengan pirau ( shunt) kanan ke kiri
Penyakit paru dengan oksigenasi yang kurang
c) Sianosi diferential : pada keadaan ini kepala dan ekstrimitas atas tampak merah,
sedangkan tubuh bagian bawah biru.terdapat pada duktus arteriosus persisten dengan
hipertensi dan pirau kanan ke kiri.
Buku Kuliah 2 , IKA
7. Mengapa bayi berhenti seperti kelelahan dan berkeringat, keringat dingin di dahi
saat menetek, panas sejak 2 minggu yang lalu?
Pada bayi sianosis, salah satu gejalanya adalah sesak nafas. Sehingga di mungkinkan terjadinyasuatu
mekanisme kompensasi untuk meningkatakan perolehan O2 karena peningkatanvaskularisasi di paruparu (pembuluh darah harus menangkap banyak O2). Sehingga seringterjadi inspirasi dalam ataupun
pernafasan melalui mulut. Hal ini tentu saja akan sedikit
terhambat saat bayi sedang minum ASI, sehinggga bayi enggan minum ASI.
www. Medicastore.com
Kapasitas fisiknya menjadi rendah karena oksigen yang masuk menurun
sehingga energinya berkurang(ilmu kesehatan anak FKUI,jilid 2)Rasa lelah
dipercaya berasal dari sistem pengaktivan retikular pada lower brain,
strukturmuskuloskeletal mungkin bekerjasama dengan bagian otak ini sehingga
rasa lelah tercipta.Kekurangan nutrisi dan oksigen pada jaringan otot juga dapat
menimbulkan lelah.
Secara fisiologis, keringat merupakan mekanisme kompensasi untuk
termoregulasi ,memang pasien dalam kondisi demam, tubuh menjadi panas,
namun panasnya tubuhmerupakan mekanisme kompensasi untuk mencapai setpoint yang meningkat akibatpembentukan PGE2 ketika terjadi invasi pathogen
. Pada kondisi sakit sistemsimpatis bekerja terutama untuk heat production,
namun efek lain yang ditimbulkan olehkerja saraf autonom ini adalah ekskresi
keringat,pengeluaran keringat (prespiration)perifer dihasilkan oleh kelenjar
keringat tipe eccrine yang dikontrol oleh saraf simpatischoligernic, dan kelenjar
eccrine ini terdapat paling banyak di telapak tangan, soles of feet,dan di
forehead
Referensi
Burnside Mc. Glynn. 1995. Diagnosis Fisik Adams. Edisi 17. Jakarta: EGC.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. 2002. Jakarta: EGC
Karena untuk kompensasi dari kekurangan O2 , sehingga o2 didapatkan dari nafas yang sering,dan
untuk mendistribusikan o2 cepat dengan cara takikardi sehingga nadi teraba kuat danregular-Hypoxic
spells, merupakan hal penting berupa paroksimal hiperpnea, hipoksia, anoksia, biruatau serangan
sinkop.Riwayat jongkok pada keadaan tertentu, akan menurunkan aliran darah balik yang kurangkandungan
oksigennya, meningkatkan resistensi sistemik sehingga aliran darah ke paru akanbesar, saturasi
oksigen akan meningkatIPD, FKUI
9. Kenapa bisa terjadi bising pansistolik?
Penyakit jantung anak. Prof. Dr. Dr. A. Samik wahab, SpA (K)
Merupakan suara bising kurang lebih menetap sepanjang fase sistolik,
biasanya merupakan bunyi desiran yang disebabkan karena arus balik
(regurgitasi) atau aliran abnormal melalui defek septum interventrikula. Bising
terjadi akibat aliran turbulen darah melalui jalan yang sempit.
Bising pansistolik dapat muncul pada beberapa kelainan jantung, misalnya
insufisiensi / regurgitasi mitral (katup tidak tertutup sempurna
sehingga alirannya balik ke atrium sinistra pada saat kontraksi) atau
pun pada ventricle septal defect (VSD).
Bising pansistolik (holosistolik)merupakan bising yang terjadi selama fase
sistolberlangsung. Bising terjadi akibat
aliran turbulen darah melalui jalan yang sempit.
Bising pansistolik dapat muncul pada beberapa kelainan jantung,
misalnyainsufisiensi atau regurgitasi mitral atau pun pada ventricle septal defect
(VSD).Pada insufisiensi mitral, bising pansistolik terjadi akibat katup mitral tidak
menutupsempurna saat fase sistol sehingga terjadi aliran balik ke atrium
sinistrum sehinggadarah yang melewati bagian katup tersebut mengasilkan
bising. Bising padapenyakit ini terdengar di apeks menjalar ke aksila. Di
Indonesia insufisiensi mitralsebagian besar disebabkan karena demam rheuma,
namun pada kasus ini tidakada tanda-tanda inflamasi yang berarti sehingga
demam rheuma dapat dieliminir.
Dalle Ambo.____.Pengkajian Klien Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
10. Diagnosa banding?
Asianosis
sebelum umur 5 tahun. Juga dapat terjadi gagal jantung di kemudian hari, tetapi
gagal jantung pada golongan ini baru terjadi pada umur di atas 20 tahun .
Pada bayi yang ditemukan PDA tidak usah terburu-buru khaatir karena masih ada
kemungkinan untuk menutup. Bayi prematur dengan PDA sering disertai gagal
jantung,dan bila gagal jantung diobati dengan digitalis, diuretik dll. Kadang2 bising
menghilang karena PDA sudah menutup.
Pada bayi aterm yang ditemuka PDA, jarang terjadi penutupan spontan, terutama
bila PDA ini telah menyebabkan gagal jantung pada umur tahun pertama.
Terapi :
Satu2 jalan dalah operasi. Operasi sederhana karena tidak usah melakukan
kardiotomi. Pada bayi prematur tanpa sindrom distres respirasi, dicoba dulu
memperbaiki gagl jantung dengan digitalis dll.bila berhasil operasi dapat ditunda 3
bulan atau lebih, bila tidak , maka penutupan duktus , baik secara operasi maupun
obat2an harus segera dilakukan.
Akhir2 ini, duktus dapat ditutup dengan pemasangan Coill. Endokarditis yang
bersifat antagonis terhadap prosraglandin ditunjukan dapat menyebabkan
penutupan duktus.
Stenosis pulmonal
Prognosis :
Stenosis pulmonal ringan mempunya prognosis yang baik karena ventrikel kanan
dapat menoleransi sedikit kenaikan tekanan pada ventrikel kanan.
Stenosis pulmonal sedang, biasanya beberapa tahun derajat stenosisnya tidak
berubah namun ada sebagian kecil yang mengalami kenaikan tekanan pada
ventrikel kanan secara progresif sehingga menimbulkan gejala2, terutama pada
umur 2-3 tahun.
Stenosis pulmonal berat,selalu diikuti oleh gagal jantung berat, dan gagal jantung
ini merupakan penyebab kematian yang penting. Stenosis sedang sampai berat
merupakan calon untuk operasi. Endokarditis infektif perlu diwaspadai pada stenosis
pulmonal ringan.
Terapi :
Pada anak dengan stenosis pulmonal ringan, tidak perlu tindakan operasi dan juga
pembatasan latihan fisik, meskipun demekian tetap dilakukan pencegahan terhadap
endokarditis infektif. Pada anak dengan stenosis pulmonal tanpa kelu kesah, operasi
baru dilakukan bila jelas menunjuan hipertropi ventrikel kanan pada EKG dan
perbedaan tekanan pada keadaan istirahat antara ventrikel kanan dan a.pulmonalis
lebih dari 50 mmHg.
Stenosis aorta
Prognosis :
Obstruksi
ringan
terjadi
bila
katup
aorta
mengalami
sklerosis
dan
kalsifikasi.kematian mendadak terjadi pada penderita yang mengalami obstruksi
berat.penyebab kematian utama adalah gagal jantung, infark miokard, sinkope,
ruptur aorta, dan endokarditis infektif. Prognosis paling jelek adalah pada bayi
dengan gagal jantung, disretmia, ventrikular.
Terapi :
Operasi dilakukan bila :
o Adanya kardiomegali yang jelas, kecuali kardiomegali ini diakibatkan oleh sebab
lain.
o Perbedaan tekanan antara ventrikel kiri dan aorta pada waktu istirahat lebih dari
50 mmHg.
Adanya keluhan klinis yang jelas, misalnya sinkope atau angina
o
Insufesiensi aorta kngenital
Sinonim : Regurgitasi aorta kongenital
Prognosis :
Insufesiensi aorta pada penderita jantung reumatik cenderung terkena endokarditis
infektif, oleh karena itu penderita harus memperhatikan perawatan gigi.
Terapi :
Penderita yang mengalami sinkope atau nyeri dada angina, atau yang menderita
gagal jantung kongestif adalah calon untuk pembedahan.Penderita yang mengalami
pembesaran ventrikel kiri secara progresif perlu dipikirkan untuk penggantian katup
aorta. Penderita yang mengalami penurunan depresi segmen ST atau interval
gelombang T secara spontan atau latihan fisik kemungkinan calon pembedahan.
Koarktasio aortae
Sinonim : Stenosis isthmus aortae
Prognosis :
Komplikasi yang timbul adalah perdarahan otak yang terjadi pada umur 2 tahun.
Juga endokarditis infektif merupakan komplikasi yang paling sering. Bila tidak
dilakuka operasi , umur harapan sekitar 35 tahun.
Terapi :
Indikasi operasi :
o Bila keluhannya berat
o Tekanan darah pada lengan ( dengan pengukuran berulang2) selalu 30 mmHg
lebih tinggi daripada normal
o Adanya hipertropi ventrikel kiri pada EKG
Pada foto radiologis toraks ada kardiomegali yang jelas dan ada lesi pada tepi
o
bawah kosta
b)
Sianosis
pulmonal, dan ini sangat bergantung pada macam TAPDV dan juga pada adanya
obstruksi v.pulmonalis. Umur penderita akan lebih panjang pada penderita tanpa
obstruksi vena pulmonalis, dan juga bila ada hubungan interatrial. Bila sianosis
berat timbul sangat awal,pada umumnya kematian lebih cepat.
Terapi :
Penderita dengan gagal jantung harus segera diobati dengan digitalis, diuretik dll.
Bila tidak ada perbaikan, segera dilakukan kateterisasi. Bila pada kateterisasi
terbukti tidak ada obstruksi vv. Pulmonalis dapat segera dilakukan atrial septostomi
balon untuk memperlebar shunt anteroarteri. Sesudah dilakukan pelebaran shunt,
operasi dapat ditunda sampai umur beberapa bulan. Terapi bila terbukti ada
obstruksi vena pulmonalis, operasi harus segera dilakukan.
Tetralogi Fallot
Sifat khusu kelainan ini, yaitu :
o Terdapat sianosis
o Aliran darah dalam paru berkurang
o Shunt pada daerah ventrikel
Tetralogi fallot selalu digambarkan dengan 4 kelainan, antara lain :
Stenosis pulmonal, baik valvular maupun infundibular
Defek sekat ventrikel ( VSD )
Hipertropi ventrikel kanan
Dekstroposisi ( Overriding ) aorta pada sekat ventrikel
Secara klinis kalainan ini dibagi menurut derajat beratnya :
o Penderita tidak sianosis, kemampuan kerja normal
o Sianosis baru timbul pada waktu kerja, kemampuan kerja kurang
o Sianosis sudah timbul pada waktu istirahat, kuku berbentuk gelas arloji, bila
kerja fisik sianosis bertambah, juga ada dispnea.
o Sianosis dan dispnea sudah ada pada waktu istirahat, ada jari tubuh.
Prognosis :
Prognosis bayi dengan tetralogi fallot sangat bergantung pada beratnya lesi. Bayi
dengan atresi pulmonal atau stenosis pulmonal yang berat bila tidak segera
dioperasi akan meninggal dunia karena hipoksia, jarang hidup melebihi umur satu
tahun. Bila penderita seperti ini dapat hidup melebihi tahun pertama, berarti pada
penderita tersebut timbul sirkulasi kolateral bronkial yang intensif. Pada penderita
dengan sianosis berat dengan polisitaemia dan tidak dapat bekerja karena dispnea,
biasanya sukar mencapai umur 20 tahun.
Penderita yang lebih ringan ( penderita golongan 3 ) yang sianosisnya timbul pada
waktu umur setahun. Serangan hipoksia hanya kadang2 terjadi pada umur sebelum
setahun, tetapi sebagian besar penderita tanpa keluh kesah sampai dapat berjalan.
Oleh karena itu, penderita tipe ini dapat hidup sampai umur 30 tahun.
Penderita yang pada waktu bayi sampai masa kanak2 tidak sianosis ( penderita
golongan 2 ) dan kalu bekerja hana timbul keluh kesah ringan, penderita tipe ini
dapat hidup sampai kurang lebih umur 40 tahun.
Komplikasi lain pada anak dengan tetralogi Fallot dan dengan sianosis berat ialah
adanya polisitaemia, abses otak, endokarditis lenta, episode trombosis, dan
gangguan perdarahan.
Terapi :
Untuk mengurangi hipoksia dapat diberisedative dan O 2. bila terjadi serangan
sianosis harus segera diobati dengan morfin dan propanolol ( dapat juga digunakan
untuk mengurangi serangan hipoksia ). Morfin menekan rasa tercekik dan
menghilangkan
rasa
takut,
sedang
propanolol
merelaksasikan
spasme
infundibulum, kadang2 juga memperbaiki saturisasi oksigen arterial secara
dramatis. Biasanya digunakan oksigen, namun pengaruhnya sedikit. Dalam
beberapa menit serangan berat, akan menimbulkan asidosis metabolik, yang
biasanya dapat dikendalikan dengan bikabonat natrikus yang dapat diberikan
berulang-ulang bila serangan sianosis berlanjut. Namun, untungnya jarang,
serangan ini telah tidak berespon pada segala upaya medik, pembedahan gawat
darurat harus dilakukan. Biasanya dilakukan operasi paliatif.
Digitalis jarang sekali digunakan pada penderita dengan tetralogi Fallot karena
digitalis akan memperkuat kontraksi infundibulum, dan ini menyebabkan lebih
beratnya hipoksia. Digitalis hanya diberikan pada anak dengan gagal jantung berat.
Pada tetralogi Fallo golongan satu idak perlu terapi. Operasi pada golongan ini
menimbulkan lebih anyak risiko daripada hasilnya. Pada anak di bawah umur 6
tahun dengan keluhkesah yang jelas ( termasuk golongan 3 dan 4) pertolongan
sebelum dilakukan operasi paliatif. Operasi paliatif ini merupakan operasi
pertolongan sebelum dilakukan operasi koreksi total. Operasi koreksi total pada bayi
dan anak dengan berat yang masih rendah mengandung banyak risiko. Meskipun
demekian, dengan majunya teknik operasi pada akhir2 ini, banyak senter penyakit
jantung
yang
berusaha
melakukan
operasi
koreksi
total
sedini
mungkin.operasipaliatif pada umumnya membuat anastomosis antara aorta dan
a.pulmonalis. Dengan demikian, diharapkan daerah aorta mengalir ke dalam
a.pulmonalis. Paru akan mendapa cukup banyak darah sehingga jumlah darah yang
dioksigenesis lebih banyak. Operasi ini disamping menyelamatkan nyawa, namun
dapat juga membantu mencegah cedera otak. Ada beberapa macam teknik operasi
paliatif :
o Anastomosis Blalock-Taussig : menghubungkan salah satu a.subklavikula dan
salah satu a.pulmonalis. Hubungan ni dapat secara end to side dapat juga secara
end to end.
o Anastomosis Pott : menghubungkan sisi sama sisi antara a.pulmonalis kiri
dengan aorta deendens di luar perikardium.
o Anastomosis Waterston : menghubungkan sisi sama sisi antara a.pulmonalis
kanan dengan aorta asendens.
Transposisi D arteri-arteri besar komplet
Sinonim : Complete transposisition of the great arteries ( TGA )
Sifat khusus :
o Terdapat sianosis
o Aliran darah dalam pulmo berlebih
o Shunt pada daerah atrium
Prognosis :
Prognosis jelas bila tidak ada kelainan2 seperti VSD, ASD, atau PDA, anak akan
segera mati bila tidak dilakukan pelebaran hubungan antara sirkulasi kecil dan
sirkulasi besar. Untuk memperbaiki prognosis biasanya dilakukan pelebaran foramen
ovale dengan balon atrioseptostomi dari Raskind.
Terapi :
Penderita gagal jantung segera diobati dengan obat2 antigagal jantung. Kemudian
segera dilakukan kateterisasi untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara
sirkulasi besar dan sirkulasi kecil. Bila ternyata hubungan itu hanya ada melalui
foramen ovale, perlu dilakukan balon atrioseptostomi.Caranya : kateter balon
dimasukkan ke dalam v.femoralis ( balon masih kempes), masuk v.kava inferior
atrium kanan dan kemudian ditembuskan melalui foramen ovale ke atrium kiri.
Sesudah ujung kateter balon masuk ke dalam atrium kiri, pada kateter tersebut
diisi cairan kontras ( disuntikkan ) sehingga balon mengembung. Dengan dipantau
terus menerus balon yang sudah mengembung dan berada di atrium kiri ini ditarik
dengan suatu tarikan yang pasti dan keras untuk merobek sekat atrium. Prosedur
ini diulang sampai 3 kali supaya lubang ASD cukup lebar sehingga terjadi
pencampuran antara darah venosus dengan darah arterial. Prsedu ini efektif bila
dilakuakn sebelum umur 2 bulan.
Bila anak sudah cukup besar biasanya pada umur antara 3-6 tahun, dilakukan
operasi koreksi, biasanya dipakai cara Mustard, yaitu operasi membalik atrium.
Sekarang banyak dipakai prosedur pemutaran arteri, yang pertama dilakukan
dengan berhasil oleh Jatene.
Ventrikel tunggal
Sinonim : Singgle ventrikel
Sifat khusus :
o Sianosis
o Aliran darah dalam paru berlebih
o Shunt pada daerah ventrikel
Terapi :
Bila terjadi gagal antung dicoba dulu dengan digitalis. Tetapi kalau tidak berhasil,
perlu dilakukan operasi paliatif. Bila pada a.pulmonalis tidak ada stenosis, dilakukan
operasi pengikatan ( banding ), yaitu operasi pengikatan a.pulmonalis. Bila pada
a.pulmonalis ada stenosis yang berat, atau a.pulmonalis atresi, dilakukan operasi
anastomosis.
Sindrom hipoplasi jantung kiri
Sinonim : Hypoplastic left heart syndrome
Prognosis :
Rata2 anak meninggal pada umur 4-5 hari. Kebanyakan anak meninggal pada umur
48 jam. Kadang2 dapat hidup sampai beberapa minggu bila duktus masih perisiten.
Trunkus arteriosus
Prognosis :
Bila tidak diobati, bayi akan meninggal pada umur 6 bulan. Kematian biasanya
disebabkan gagal jantung dan radang paru yang menunggangi. Anak dapat hidup
bila a.pulmonalis kecil atau tahanan a.pulmonalis naik. Penderita tertua yang prnah
dilaporkan berumur 43 tahun tetapi pada umumnya anak meninggal paling tua
umur 12 tahun. Operasi pengikatan a.pulmonalis sangat perlu dilakukan karena
operasi koreksi sekarang dapat dilakukan, namun pembedahan sebelum umur 6
bulan saat ini lebih disukai.
Terapi :
Gagal jantung diobati dengan digitalis. Operasi pengikatan a.pulmonalis perlu
dilakukan untuk mengurangi gagal jantung, tetapi mendapat kesukaran pada
a.pulmonalis yang keluar sendiri2.sekarang lebih disukai operasi dini sebelum umur
6 bulan.
Operasi koreksi dapat dilakukan dengan memisahkan trunkus dari a.pulmonalis.
A.pulmonalis ditanam pada ventrikel kanan, sedang defek sekat ventrikel ditutup.
Hasilnya belum sangat memuaskan.
Atresi trikuspidalis
Sifat khusus :
Sianosis
Aliran darah dalam paru berkurang
Shunt pada daerah atrium dan ventrikel
Pada EKG sumbu frontal jantung ke kiri, dan ada gambaran hipertropi ventrikel
kiri
Prognosis :
Ketahanan hidup penderita atresi trikuspidalis samapi umur 1 tahun jelek ( 10%20% ).Dengan prosedur pembuatan shunt atau pengikatan a.pulmonalis, menurut
kebutuhan dan ketahanan hidup lebih baik ( 53 % )
Terapi :
Tujuan penangan penderita atresi trikuspidalis adalah menyukseskan operasi
Fontan. Untuk itu, diperlukan syarat2 sbb :
Tidak ada perubahan bentuk a.pulomnalis yang berarti dan pembedahan
sebelumnya
Tahanan vaskular a.pulmonalis normal
Fungsi ventrikel kiri baik
Katup mitral berfungsi baik
Idealnya operasi Fontan dilakukan seawal mungkin, namun sayangnya operasi ini
tidak ditoleransi dengan baik pada masa bayi awal.
Penyakit Jantung Anak, Samik Wahab SpA(K)
12. Patofisologi?
i. Gangguan perkembangan sistem kardiovaskuler pada masa embrio.
ii. Terdapat peranan faktor eksogen dan endogen.
Faktor eksogen dari lingkungan
diverensiasi bentuk jantung lengkap pada akhir bulan kedua kehamilan .
Faktor penyebab PJB terutama selama dua bulan pertama kehamilan ialah
rubela pada ibu dan penyakit virus lain, talidomid dan mungkin obat obat
lain ,radiasi . Hipoksia juga dapat menjadi penyebab PDA (ductus arteriosus
persistant)
Faktor endogen dari hereditas
Faktor genetik mungkin memegang peranan kecil saja, sedangkan kelainan
kromosom biasanya tidak terdapat . Walaupun demiakian beberapa keluarga
mempunyai insiden PJB tinggi ,jenis PJB yang sama terdapat pada anggota
keluarga yang sama .
Kelainan
jantung kadang kadang berhubungan dengan jenis kelamin
,sebabnya ialah kelainan genetik.Pada anak laki laki terdapt AS(Stenosis
Aorta) ,Koarktasio Aorta, TPGV,TF,sedangkan anak perempuan PDA
,ASD(Defect Septum Atrium) , PS (Stenosis Pulmonal)
Buku Kuliah 2 , IKA
13. Pemeriksaan penunjang?
Pemeriksaan penunjang
o Elektrokardiografi : biasanya menunjukkan adanya deviasi sumbu ke
kanan. Juga selalu ada gambaran hipertropi ventrikel kanan dan hipertropi
atrium kanan. Gambaran qR pada V1 sering terlihat pada 35 % kasus.
o Radiologi : kebanyakan gambaran jantung radiologik berbentuk sebagai
snowman atau seperti angka 8. Gambaran ini banyak terjadi pada TAPDV
yang bermuara ke vena cava superior.
o Ekokardiografi : digunakan untuk menegakkan diagnosisi dengan
merekam kelompok semua vena pulmonalis ke suatu sinus di belakang
jantung, dengan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi vena sistemik.
Ditemukan hipertensi ventrikel kanan dan pulmonal, dan jika duktus
terbuka, dapat ditampakkan shunt dari kanan ke kiri. Lokasi setiap vena
pulmonalis harus dicari sehingga mempermudah pencarian vena
pulmonalis dalam kamar operasi. Teknik Doppler dapat digunakan untuk
mengenali ada atau tidak ada aliran darah pulmonal yang berdenyut.
Penyakit Jantung Anak, Samik Wahab SpA(K)