STEP 7
1. Apa yang terkandung pada tinjauan pustaka ?
Tinjauan Kepustakaan ini mencakup 2 hal, yaitu :
sedang
kepustakaan
digelutinya.
ini
Oleh
diuraikan
sebab
Kerangka
itu
Teori
sering
dalam
sebagai
tinjauan
dasar
untuk
pengetahuan
peneliti,
juga
peneliti
dapat
menghindari
apa adanya saja. Hal ini berarti bahwa pemikiran dan pendapat-
temuan
penelitian
sejenis
atau
yg
pernah
dilakukan
sebelumnya
d. menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah
e. mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data
f.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dalam
penelitian. Kita bisa melihat apa yang sudah dilakukan dan apa yang
belum. Jika sudah dilakukan, seberapa dalam pengetahuan yang telah
diperoleh dan kemungkinan untuk pengembangannya lebih lanjut.
Untuk mengetahui dari mana kita bisa mulai. Penelitian adalah sebuah
upaya untuk memperbaiki apa yang sudah diperoleh sebelumnya.
panjang, tanpa subyek, atau ejaan yang tidak taat-asas harus dihindarkan
Alur pikiran yang logis harus tetap dijaga
Penulisan paragraph yang tidak tepat dapat mengurangi kejelasan
informasi yang disampaikan
(Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)
pemunculan
sumber
rujukan
dilakukan
secara
berurut
sehingga
memudahkan
pembaca
untuk
menemukannya
penulis seperti dalam sistem Harvard. Sistem ini beserta variasinya banyak
digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Contoh :
(1) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Pr; 1993.
(2) Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis
[serial online] 1995 Jan-Mar; 1(1):[24 screens]. Available from: URL:
http://www/cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm. Accessed December 25, 1999.
(3) Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah
dan kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi
Suryo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr; 1992. hlm 1-42.
(4) Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing
terhadap
sifat
fisik,
kimia
dan
mekanik
akrilik
basis
gigi
tiruan.
dari
tiap
variabel,
selanjutnya
dipadukan
hasil
10.
11.
Korelasi simetris terjadi apabila antar dua variable ada hubungan, tetapi
tidak ada mekanisme pengaruh mempengaruhi, masing-masing bersifat
mandiri. Korelasi simetris terjadi karena: kebetulan, sama-sama merupakan
akibat dari factor (variable bebas) yang sama, indicator dari konsep yang
sama.
Korelasi asimetris ialah korelasi antara dua variable, dengan satu variable
(variable
bebas)
bersifat
mempengaruhi
variable
yang
lain
(variable
tergantung).
o
Korelasi timbal balik ialah korelasi antara dua variable, yang antara
keduanya
saling
pengaruh
mempengaruhi,contoh
malnutrisi
dan
malabsorbsi.
(Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad Watik
Pratiknya)
12.
A.
1)
Hipotesis kerja/alternatif/riset/H1
Yaitu hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yg
akan dilakukan.
Hipotesis ini mengekspresikan macam hubungan antar variabel, yg secara
klasik biasanya dirumuskan sbg :
Apabila.....,maka....., atau
Ada hubungan antara.....dengan..., atau
Ada perbedaan antara...dengan...,
Tidak disarankan untuk terlalu mengikuti formulasi hipotesis yg klasik tsb,
karena rumusan hipotesis amat tergantung pada 2 hal yaitu rumusan
permasalahan
yg
dihadapi
dan
model
kerangka
teoritik
yg
Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang
desa (satu ekor)
Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibanding uban orang
desa (dua ekor)
Makin banyak pabrik didirikan di suatu daerah makin tinggi angka
diarenya (satu ekor)
Ada hubungan antara tinggi angka diare dengan laju industrialisasi (dua
ekor)
Jenis hipotesis kerja ini ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan
landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis tsb. Apabila
dasar teori cukup kuat untuk menduga adanya arah perbedaan atau
hubungan tsb, maka disusunlah hipotesis satu ekor, tapi bila landasan
teorinya kurang kuat mendukung kejelasan arah tsb, maka rumuskanlah
hipotesis dua ekor. Jenis hipotesis kerja ini akan mempengaruhi cara
pengambilan keputusan statistik pada analisis hasil.
2)
Hipotesis nihil/nol/H0
Adalah kebalikan dari hipotesis kerja, sehingga rumusannya secara klasik
ialah :
Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara...dengan....
Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg
berguna
untuk
pembuktian
dengan
analisis
statistik.
Oleh
karena
H1 : rxy # 0
H0:rxy#0
Hipotesis tandingan
Adalah hipotesis dari variabel2 luar yaitu variabel tandingan bagi
variabel pengaruh yg ada dalam hipotesisi kerja. Katakanlah misalnya,
kita mempunyai hipotesis kerja Faktor kelelahan akan mempengaruhi
suseptibilitas
tandingannya
individu
terhadap
adalah
Faktor2
penyakit
XYZ
infeksi,
(dst)
akan
maka
hipotesis
mempengaruhi
Hipotesis mayor
Adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek
penelitian.
2.
Hipotesis minor
adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata
lain pecahan dari hipotesis mayor.
Contoh :
Hipotesis mayor:
Banyaknya makan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan
Hipotesis minor :
1)
Banyaknya
makan
nasi
berpengaruh
terhadap
tingkat
makan
kue
berpengaruh
terhadap
tingkat
makan
buah-buahan
kekenyangan.
2)
Banyaknya
kekenyangan.
3)
Banyaknya
berpengaruh
terhadap
tingkat kekenyangan.
Dalam contoh ini dari sebuah hipotesis mayor dapat dijabarkan menjadi
tiga buah hipotesis minor, dan tiga buah itupun sebenarnya belum
tuntas habis.
(MANAJEMEN PENELITIAN, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto)
C. Berdasarkan tingkat abstraksi
1)
2)
13.
Syarat
hipotesis
yang
baik
dan
bagaimana
cara
menyusun hipotesis?
o
Sedangkan
ahli
menyebut
prosedur
ini
sebagai
fihsing
expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh curang, bagai
seorang yang menebak lotere setelah nomor loterenya diundi.
(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo
Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagu ng Seto)
2.
3.
14.
untuk menjawab
masalah penelitian.
Memberi petunjuk prosedur yang mana atau rancangan pnelitian mana
15.
c. Konsep
atau
teori
imajinatif
peneliti
sendiri
(asumsi),
yg
dimunculkan dalam rangka melengkapi teori dan fakta empirik di atas agar
dapat menjawab permasalahan penelitian yg dihadapi.
Ketiga hal diatas dirangkai secara logis dan sistematis oleh peneliti, shg
hipotesis yg dihasilkan masuk akal dan mempunyai dasar yg kuat. Untuk
pengembangan landasan teoritik ini kemampuan analisis peneliti, termasuk
didalamnya cara berpikir deduktif, akan amat sistematik, baik yg diwujudkan
secara lisan maupun tulisan, merupakan hal yg amat membantu kemampuan
metodologik peneliti.
(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)
16.
http://staff.ui.ac.id/internal/132161161/material/Seri3DefinisidariDefinisiOperasional.pdf
18.
(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo
Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)
Skala nominal adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota yang
mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari
anggota himpunan yang lain,
Skala ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut ranking,
urutan, pangkat atau jabatan. Dalam skala ordinal tiap himpunan tidak
hanya dikategorikan kepada persamaan atau perbedaan dengan himpunan
yang lain, tetapi juga berangkat dari pernyataan lebih besar atau lebih
kecil,
Skala interval seperti pada skala ordinal, tetapi himpunan tersebut dapat
memberikan nilai interval atau jarak antar urutan kelas yang bersangkutan.
Kelebihan
dari
skala
ini
adalah
bahwa
jarak
nomor
yang
sama
Berdasarkan penggunaannya :
Skala Likert
Merupakan
jenis
skala
yang
digunakan
untuk
mengukur
variabel
skor : 5
skor : 4
c. Sedang/cukup senang
skor : 3
skor : 2
bisa
berbentuk
pernyataan
atau
pertanyaan.
19.
Pada sistem ini daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasar nama
penulis,dengan meletakkan nama keluarga didepan. Contoh : Abnormalitas
of te male tract have only recently been defined in autopsy material
(Kaplan et al,.1968;Oppenheimer and Estrely.,1969).
c. Sistem kombinasi alfabet dan nomor
d. Sistem vancouver
Majalah
untuk makalah dengan jumlah pengarang kurang atau sama dengan 6
orang,nama pengarang ditulis smua
bila jumlah pengarang lebih dari 6 orang,nama-nama pengarang hanya
ditulis 6 orang sedang sisanya ditulis dkk. Atau et al
buku atau monograf
bab pada buku yang ada penyuntingnya
Tanpa pengarang
Anonymous.Coffe drinking and cancer of the pancreas (Editorial).BrMedJ
1981;283:628
Dasar-dasar
Metodologi
Penelitian
Klinis
Edisi
ke-2,Dr.Asril
Aminullah,Sp.A(K)
Aturan baku penulisan daftar pustaka
1. Pencatatan keterangan tentang sumber
Dalam mencatat sumber kepustakaan biasanya mengikuti urutan-urutan
sebagai berikut :
a. Nama pengarang,. Apabila tidak ada nama pengarang, dicantumkan
nama badan atau instansi yang menerbitkan atau editornya.
b. Judul sumber (nama buku, artikel, atau manuskrip yang lain).
c. Bila artikel atau judul tersebut diambil dari koran atau majalah berkala,
tuliskan udul, kemudian nama koran atau majalah yang memuatnya,
erta volume atau edisi atau nomor penerbitan, tanggal, bulan, dan
tahunnya.
d. Nama penerbit (untuk buku atau karangan lain yang diterbitkan)
e. Tempat penerbitan.
f.
Tahun terbitan.
g. Apabila suatu buku terdiri dari beberapa jilid atau merupakan suatu seri,
dicantumkan setelah nama buku itu nomor jilid atau serinya.
h. Bila perlu dicantumkan nomor halaman yang dipelajari atau dikutip.
2
3. Menyusun informasi yang diperoleh dari suatu buku sesuai dengan urutan
halaman dengan urutan nomor kecil ke nomor besar.
4. Bila berbagai informasi atau keterangan yang diperoleh dari berbagai
sumber sudah dicatat, maka segala informasi yang dicatat tersebut
disusun menurut urutan alfabetis nama pengarang.
5. Segala macam catatan tersebut sebaiknya dibuat dalam kertas lepas dan
dimasukkan
ke
dalam
snelhecter
map
atau
map
folio,
sehingga