Anda di halaman 1dari 12

Laboratorium Hidrologi Lingkungan

Program Studi Teknik Lingkungan


Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

ACARA V
PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN
PERMUKAAN (SUNGAI)
I.

TUJUAN
Mahasiswa

dapat

mengukur

debit

saluran

atau

sungai

dengan

menggunakan berbagai cara, diantaranya adalah :


a. Velocity Area Method (current meter dan pelampung)
b. Slope Area Method
II.

ALAT DAN BAHAN

Current meter
Meteran
Patok pramuka 10 buah
4.

Gabus 10 x 10 cm tebal 5cm

Pelampung pasir dan kerikil


Tali rafia 30 m
Papan berjalan
Alat Tulis dan HVS
Penggaris
Tabel data debit
III.

DASAR TEORI
Debit adalah jumlah aliran air (volume) yang mengalir melalui suatu
penampang dalam waktu tertentu, umumnya dinyatakan dalam satuan
volume/waktu yaitu (m3/detik). Pengukuran debit pada waktu-waktu tertentu
dapat digunakan sebagai bahan analisis. Makin banyak pengukuran dilakukkan,
makin teliti datanya, akan tetapi dalam menentukan jumlah pengukuran
tergantung dari tujuan, kepekaan sungai, dan ketelitian yang akan dicapai.
Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting
bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk
merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil
diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam
keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


57

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat


dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai.
Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam alur sungai berupa
aliran permukaan, aliran air di bawah permukaan, aliran air bawah tanah dan
butir-butir hujan yang langsung jatuh kedalam alur sungai. Debit aliran sungai
akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali
setelah hujan selesai. Gambar tentang naik turunnya debit sungai menurut
waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai tegantung dari sifat
hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang bersangkutan (Arsyad,2006).
Pengertian debit air dalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah,
tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai.
Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau
aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).
Proses terbentuknya debit sungai itu terbentuk dengan adanya aliran air
dari satu atau beberapa sumber air yang berada di ketinggian,umpamanya
disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana air hujan sangat banyak
jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian yang cekung, lama kelamaan
dikarenakan sudah terlalu penuh, akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir
cekungan yang paling mudah tergerus air. Faktor penentu debit air yaitu
intensitas hujan, pengundulan hutan, pengalihan hutan menjadi lahan pertanian
intersepsi, evaporasi dan transpirasi.
Penentuan tempat untuk pengukuran debit dapat dipertimbangkan
berdasarkan:
1.

Kondisi tempat
a. Yang dipertimbangkan adalah:

Ketelitian pengukuran

Kestabilan penampang sungai

b. Kondisi tempat

Dapat dipakai untuk mengukur aliran rendah sampai tinggi

Pada bagian yang relatif lurus

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


58

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

Penampang sungai reguler

Penampang sungai stabil

Tidak ada pengaruh alir balik, jauh dari cabang sungai atau
muara

2.

Tidak ada tumbuhan air

Perubahan tinggi muka air nyata

Jaringan stasiun pengukuran


Untuk pemasangan stasiun aliran perlu memperhatikan kondisi
tempat dan jaringan stasiun:
a.

Mempertimbangkan tujuan penelitian

b.

Mempertimbangkan kerekayasaan

c.

Memperhatikan tipe stasiun (stasiun utama,sekunder,khusus)

d.

Kepadatan stasiun aliran

Pengukuran debit dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu pengukuran


secara langsung dan tidak langsung.
1.

Pengukuran Secara Langsung


Pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara volumetric dan cara
ambang ukur. Cara volumetric merupakan cara yang paling sederhana.
Aliran dimasukkan dalam bejana ukur, dan dicatat waktunya, sehingga
didapat Q = V/T. Cara ambang ukur dapat menggunakan bangunan
air yang mempunyai hubungan tertentu tergantung dari dimensinya.
Acara ini tidak membahas pengukuran secara langsung.

2.

Pengukuran Secara Tidak Langsung


a.

Velocity Area Method


Pada prinsipnya untuk mengetahui debit suatu aliran,
dilakukan pengukuran kecepata aliran dan penampang basah
sungai.
Rumus yang digunakan adalah:
Q = A V
dimana:
Q

= debit aliran (m3/dt)

= luas penampang basah (m2)

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


59

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

= rerata kecepatan aliran (m/detik)

Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar


permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan tongkat
pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur
dengan metode current meter dan metode apung.
a. Pengukuran dengan pelampung
Metode ini dapat dilakukan pada kondisi:
1.

Kecepatan aliran tidak dapat diukur atau belum dapat


diukur dengan menggunakan alat ukur arus karena darurat
atau keadaan aliran membahayakan.

2.

Kecepatan aliran melebihi kemampuan spesifikasi alat


menurut jenis dan tipe alat ukur arus yang digunakan.

3.

Diperlukan untuk penyelidikan debit sesaat pada saat


survey pendahuluan.

Pada metode ini, diperoleh persamaan debitnya adalah sebagai


berikut:
Q = A k V
dimana:
Q

= debit aliran (m3/dt)

= luas penampang basah (m2)

= koefisien

= kecepatan pelampung (m/dt)

Nilai k tergantung dari jenis pelampung yang dipakai, dan


dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

k = 1 0,116 (

0,1)

= kedalaman tangkai (h) per kedalam air (d) yaitu kedalaman


bagian pelampung yang tenggelam di bagian kedalam air.

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


60

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

b. Pengukuran dengan current meter


Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan
aliran. Distribusi kecepatan aliran di sungai tidak sama baik
arah vertikal maupun horizontal sehingga pengukuran
kecepatan dengan alat ini tidak cukup pada satu titk saja.
Prinsipnya adalah makin cepat aliran, maka makin cepat
putaran baling-baling pada alat. Kecepatan dihitung atas
dasar jumlah putaran baling-baling dan waktu putaran.
Setiap current meter mempunyai rumus kecepatan yang
sudah pasti, dengan rumus adalah:
V = a + bN
Dengan :
V

= kecepatan aliran.

= jumlah putaran per waktu putaran dihitung

dengan alat penghitung putaran dan waktu dihitung dengan


stopwatch.
a&b

= konstanta tergantung dari jenis current meter

dan diameter baling-baling.


Pengambilan titik pengukuran dengan current meter
berdasarkan kedalam air. Mengingat bahwa kecepatan aliran
sungai tidak merata pada kedalam yang berbeda maka
kedalaman vertikal yang diukur biasanya adalah pada
kedalaman 0,2 dan 0,8 dari permukaan aliran untuk mencari
kecepatan aliran rata-rata penampang vertikal sungai.
Sedangkan cara pengukuran dapat dilakukan dengan
metode (1), (2), (3), dan (5) titik.
c. Slope Area Method
Cara slope area dapat digunakan untuk menghitung
debit secara tidak langsung, yaitu setelah banjir surut
dengan menggunakan data bekas banjir pada tebing sungai
atau pelekat yang dipasang pada jarak tertentu. Cara ini

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


61

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

menggunakan rumus hidraulika, yaitu rumus Manning atau


Cherry

V =
Dengan:

IV.

= A V

= kecepatan aliran (m/dt)

= koefisien kekasaran Manning menurut Cowan

= radius hidraulik = A/P

= luas penampang basah (m2)

= panjang dasar penampang basah (m)

= kemiringan permukaan air

HASIL PRAKTIKUM

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


62

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016
Tabel 5.1 Data Pengukuran Debit Aliran Sungai Dengan Pelampung

Media

Posisi

Gabus

Barat
Tengah
Timur

Pasir

Barat
Tengah
Timur

Kecepatan
(m/s)
0,043
0,046
0,025
Rata-rata
0,038
0,050
0,049

Luas
Penampan
g
(m2)
2,14
2,14
2,14
2,14
2,14
2,14

Koefisien
(k)

Debit
(m3/s)

0,8956
0,8956
0,8956

0,082413112
0,088162864
0,0479146
0,072830192
0,0740012
0,09737
0,0954226
0,0889312666
7

0,91
0,91
0,91

Rata-rata
(Perhitungan Terlampir)

Tabel 5.2 Debit Dengan Current Meter Pada Kedalaman 60%

Kecepatan (v)
(m/s)
Timur
0,0514444444
Tengah
0,0514444444
Barat
0,0514444444
(Perhitungan Terlampir)
Posisi

Luas Penampang (A)


(m2)
2,14
2,14
2,14

Debit (Q)
(m3/s)
0,110091111
0,110091111
0,110091111

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


63

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

V. PEMBAHASAN
Praktikum hidrologi lingkungan acara kelima, membahas mengenai indeks
pengukuran dan perhitungan debit aliran permukaan, dimana mahasiswa diajarkan
bagaimana cara untuk dapat mengukur dan melakukan perhitungan debit aliran
permukaan (sungai). Perhitungan tersebut menggunakan velocity area method, dan
terbagi atas perhitungan menggunakan current meter dan pelampung. Sungai yang
diukur adalah Sungai Terasi yang terletak di daerah Harjo Binangun, Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya dibawah jembatan Jalan
Palagan Tentara Pelajar.
Tiba dilokasi pertama waktu menunjukan pukul 10.00 WIB . Secara fisik, warna
air sungai cukup jernih dengan tingkat kekeruhaan yang rendah. Vegetasi disekitar
tepi sungai cukup beragam, seperti pohon pisang, rerumputan, pohon bambu,
terdapat banyak ikan kecil dan juga yuyu atau kepiting air tawar, juga terdapat
pemukiman warga setempat. Bagian sungai yang dipilih adalah bagian yang lurus
dan tidak berada di kelokan sungai, serta berada dibawah jembatan. Lokasi ini dipilih
agar kecepatan dan arus yang diterima baik dari tepi kiri dan kanan sama, serta
terlepas dari gangguan angin juga benda-benda seperti batu besar dan sampah di area
sungai tempat pengamatan dilakukan. Pratikum lapngan debit tidak memakai sungai
yang berbelok, karena kecepatan dan arus pada bagian sungai yang berbelok tidak
konstan.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data praktikum kelima ini adalah
velocity area method. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran
dan juga penampang basah sungai yang kemudian kedua data tersebut digunakan
dalam pengukuran debit sungai. Penampang basah diperoleh dengan pengukuran
lebar permukaan sungai menggunakan meteran dan pengukuran kedalaman
sungainya menggunakan tongkat bambu yang telah disediakan dan juga penggaris.
Hasil pengamatan menunjukan pembagian sungai yang dibagi menjadi 7 luasan
dengan memiliki 8 penmpang.
Kecepatan aliran sungai diukur dengan menggunakan pelampung yang
dihanyutkan pada sungai dan juga menggunakan Current Meter. Pelampung yang
digunakan berupa gabus berukuran 10 cm x 10 cm x 2 cm serta botol plastik
berukuran 600 ml yang berisi pasir 2/3 bagian dari botol. Pengukuran kecepatan
dilakukan pada tiga tempat, yaitu pada bagian timur sungai, tengah sungai, dan barat
PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN
64

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

sungai. Aliran sungai yang dibutuhkan saat praktikum ini adalah sungai dengan
kecepatan yang rendah serta dengan mempunyai kestabilan pola aliran yang seragam.
Sungai yang diamati memiliki lebar 6,6 meter. Umumnya terdapat beberapa
aktivitas di radius beberapa meter dari tepi sungai, seperti pemancingan oleh warga
sekitar. Pada pengukuran luas penampang dilakukan perhitungan luas penampang
yang mana terdapat 7 luas penampang yang terdiri 6 luasan trapesium. Berdasarkan
hasil perhitungan, luas total penampang sungai yang di dapatkan sebesar 2,14 m2.
Dari hasil luas penampang yang diperoleh maka selanjutnya dapat ditentukan debit
aliran sungainya yang mana digunakan dua jenis pelampung yaitu pelampung gabus
dan pelampung pasir pada tiga bagian sungainya.
Berdasarkan hasil perhitungan debit dengan pelampung gabus diperoleh hasil
debit rata-rata tiga bagian sungainya sebesar 0,072830192 m3/s dan pada hasil
perhitungan debit dengan pelampung pasir diperoleh hasil debit rata-rata tiga bagian
sungainya

sebesar

0.08893126667

m3/s.

Selain

perhitungan

menggunakan

pelampung digunakan pula alat current meter yang didasarkan dari perbedaan
kedalaman tertentu, pada praktikum ini digunakan kedalaman 60%. Hasil perhitungan

menggunakan current meter terbagi beberapa daerah yaitu timur, tengah, dan barat
yang diperoleh hasil perhitungan debitnya sebesar 0,110091111 m3/s pada bagian
timur, nilai debit 0,110091111 m3/s pada bagian tengah dan 0,110091111 m3/s pada
bagian barat.
Nilai debit yang didapatkan dari perhitungan menggunakan pelampung berbedabeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah massa pelampung
yang berbeda. Massa berbeda membuat kecepatan pelampung mencapai jarak yang
ditentukan akan menjadi berbeda.
Massa yang berat cenderung lebih lama sampai dibandingkan dengan massa lebih
ringan walaupun memiliki kecepatan arus yang sama. Semakin besar massa dari
pelampung, maka akan semakin besar hambatan kecepatan sehingga waktu yang di
butuhkan pelampung untuk menempuh jarak tertentu menjadi semakin lama namun
pada saat di lapangan terdapat faktor pengganggu oleh angin saat dilakukannya
pengukuran yang mempengaruhi arus permukaan sungai sehingga massa yang lebih
ringan yaitu pelampung gabus sangat mudah terpengaruh oleh perubahan arah arus
permukaan sungai.

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


65

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

Hasil pengukuran kecepatan berbeda-beda dari tiap-tiap metode karena pada


dasarnya masing-masing media pengukur memiliki tingkat akurasi yang berbeda.
Seperti pengukuran dengan botol yang berisi pasir dan kerikil 2/3 volumenya, akan
menghasilkan angka kecepatan aliran arus yang kecil. Hal ini disebabkan ada bagian
botol yang terbenam di dalam air yang memberikan gaya ke bawah yang cukup
besar, sehingga kecepatan botol tidak sampai mendekati kecepatan aliran sungai
sebenarnya yang diukur menggunakan current meter.
Pengukuran kecepatan menggunakan gabus menghasilkan angka kecepatan yang
lebih besar dari botol dan hampir mendekati angka kecepatan dengan current meter.
Hal ini karena gabus yang mengapung seluruhnya sehingga mudah untuk mengikuti
kecepatan aliran. Angka kecepatan yang didapat akan mempengaruhi angka debit. Di
mana debit dan kecepatan adalah berbanding lurus, apabila kecepatan aliran besar
dengan luas wilayah aliran yang sama maka debit juga akan bernilai besar.
Perhitungan yang dapat dijadikan acuan adalah dengan menggunakan current
meter. Berbeda dengan pelampung, current meter berprinsip kerja mencari kecepatan
aliran rata-rata dengan memperhatikan perbedaan kecepatan berdasarkan kedalaman
sehingga dapat menggambarkan debit sungai dengan akurasi cukup baik.
Mitigasi bencana pada daerah sungai pengukuran debit air ini adalah jika terjadi
hujan deras dan timbulnya air limpasan pada dataran di sekitar sungai, maka
kemungkinan debit air pada sungai tidak akan begitu terpengaruh karena di sekitar
sungai telah terdapat vegetasi-vegetasi yang mana dapat mempengaruhi infiltrasi air
limpasan yang ada tersebut langsung kedalam tanah sehingga tidak masuk ke aliran
sungai utama.

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


66

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum hidrologi acara lima berdasarkan pengamatan dan
perhitungan, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Tempat yang digunakan untuk penelitian berada di sungai Terasi, Harjo
Binangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Pengukuran dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu current meter dan
pelampung (gabus dan pasir).
3. Rata-rata pelampung gabus kecepatan alirannya sebesar 0,072830192 m3/s.
4. Rata-rata pelampung pasir kecepatan alirannya sebesar 0,08893126667 m3/s.
5. Hasil perhitungan menggunakan current meter terbagi beberapa daerah yaitu
Timur, Tengah, dan Barat. Diperoleh hasil perhitungan debitnya sebesar
0,110091111 m3/s pada bagian timur, nilai debit 0,110091111 m3/s pada

6.

bagian tengah dan 0,110091111 m3/s pada bagian barat.


Dari pengunaan pelampung, pelampung pasir lebih akurat dibanding

pelampung gabus, karena perbedaan massa dan pengaruh faktor angin.


7. Current meter dapat menggambarkan debit sungai dengan akurasi cukup baik
dibandingkan pelampung.

DAFTAR PUSTAKA
PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN
67

Laboratorium Hidrologi Lingkungan


Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2015/2016

Asrifah, Dina Rr. 2016. Buku Panduan Praktikum Hidrologi Lingkungan. Program
Studi Teknik Lingkungan UPN Veteran Yogyakarta.
Hidayat, Rahmat. 2010. Kajian Debit dan Kualitas Air Sungai di Berbagai Kawasan
Kabupaten Pakpak Bharat. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar Dasar Hidrologi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN


68

Anda mungkin juga menyukai