(SAP)
Pokok Bahasan
: Hipertensi
Sasaran
: Oma M
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
Penyuluh
: Meyria Sintani
I.
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan Oma. M dapat
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Oma. M:
1. Mengatur pola hidup yang sehat
2. Menjaga pola makanan
3. Berolahraga yang teratur
4. Menjaga emosi
III.
Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV.
Media
1. Leaflet
V.
Kegiatan
Respon Audien
Waktu
Pendahuluan
a.
Meny
ampaikan Salam
b.
a. Membalas salam
b. Mendengarkan
c. Memberi respon
Menje
3 menit
laskan Tujuan
c.
2.
Kontr
ak Waktu
Isi Penyampaian materi
tentang:
1. Pengertian Hipertensi
2. Tanda dan Gejala
3.
Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Pencegahan
Penutup
Mendengarkan dengan
penuh perhatian
a. Tanya Jawab
b.
belum jelas
b. Aktif bersama
Menyimpulka
n Hasil Penyuluhan
c.
Memberi
8 menit
5 menit
menyimpulkan
c. Membalas Salam
Salam Penutup
VI.
Setting Tempat
Berhadapan langsung dengan Oma. M
VII.
Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan, minta kembali kepada Oma. M untuk :
1.
2.
3.
4.
5.
Definisi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal.
Tekanan darah dapat dilihat dengan dua ukuran dan biasanya ditunjukan
dengan angka seperti berikut : 120/80 mmHg angka 120 menunjukan tekanan
pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebutkan dengan tekanan
sistolik. Angka 80 menunjukan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Di
sebut dengan tekanan diastolik.
Etiologi Hipertensi
Penderita hipertensi bertambah degan bertambahnya usia. (Darmojo:1999).
Penyebab hipertensi diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari perseorangan
serta kebiasaan hidup seseorang. Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya adalah penderita hipertensi.
Sedangkan ciri perseorangan yang berupa umur, jenis kelamin dan ras juga
mempengaruhi timbulnya hipertensi. Umur yang bertambah menyebabkan
terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi
dibandingkan wanita.
Ras kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibanding dengan orang kulit
putih. Kebiasaan hidup seseorang dengan konsumsi garam tinggi, kegemukan atau
makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa, kebiasaan merokok, minum alkohol
dan obat-obatan akan memicu terjadinya hipertensi. (Lany, 2001). Dapat
dikatakan kebiasaan yang buruk akan memperberat resiko terjadinya hipertensi.
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya
aterosklerosis,hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan
daya regang pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2) Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Manifestasi Klinis Hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak di ukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
5.
Penatalaksanaan Medis
Lebih dari 10 tahun yang lalu masih terjadi perdebatan tentang perlu
tidaknya pengobatan hipertensi pada usia lanjut. Golongan yang kontra
menyatakan bahwa penurunan tekanan darah pada hipertensi lansia justru akan
menyebabkan kemungkinan terjadinya trombosis koroner, hipotensi postural dan
penurunan kualitas hidup. Dengan penelitian-penelitian yang diadakan dalam 10
tahun terakhir ini jelas dibuktikan bahwa menurunkan tekanan darah pada
hipertensi lansia jelas akan menurunkan komplikasi akibat hipertensi secara
bermakna.
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah mengurangi morbiditas dan
mortalitas yang berkaitan dengan sistem kardiovaskuler dan ginjal. Karena
kebanyakan penderita hipertensi, khususnya yang berusia >50 tahun akan
mencapai target tekanan diastol saat target tekanan sistol sudah dicapai, sehingga
fokus utamanya adalah mencapai target tekanan sistol. Penurunan tekanan sistol
dan diastol <140/90 mmHg berhubungan dengan penurunan terjadinya komplikasi
stroke, dan pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus, target tekanan darah
ialah < 130/80 mmHg.
Penatalaksanaan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip, yaitu:
1) Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan kausal.
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
6)