VERTIGO PERIFER
Oleh:
Wira Ditya
1010312035
Preseptor:
dr. Fitrianti Adnan
1.1. Definisi
Vertigo merupakan perasaan seperti lingkungan atau tubuh yang berputar,
dapat diakibatkan oleh penyakit telinga bagian dalam atau gangguan pusat-pusat
vestibular, atau jaras-jarasnya di dalam sistem saraf pusat.1 Vertigo adalah
perasaan abnormal dan mengganggu yang menyebabkan seseorang merasa
seakan-akan bergerak terhadap lingkungannya (vertigo subjektif), atau lingkungan
seakan-akan bergerak terhadapnya padahal sebenarnya tidak (vertigo objektif).2
1.2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibularis
Aparatus vestibularis merupakan komponen khusus pada telinga dalam
yang memberi informasi tentang sensasi keseimbangan serta koordinasi gerakangerakan kepala, gerakan mata, dan postur tubuh. Bagian vestibular dari membran
labirin terdiri dari 3 kanalis semisirkularis, yaitu anterior, posterior, dan
horizontal. Labirin juga terdiri dari dua struktur otolit, yaitu utrikulus dan sakulus
yang mendeteksi akselerasi linier termasuk pengaruh gravitasi. Kupula adalah
sensor gerakan dari kanalis semisirkularis dan diaktivasi oleh aliran endolimf.3,4,5
1.3. Patofisiologi dan Etiologi
Vertigo timbul bila terdapat gangguan pada alat-alat vestibuler atau pada
serabut-serabut yang menghubungkan nukleus vestibularis dengan pusatnya di
serebelum atau korteks cerebri. Sebagian besar kasus vertigo dianggap sebagai
ketidakseimbagangan impuls sensorik yang berhubungan dengan pergerakan yang
mencapai otak melalui tiga sistem persepsi yang berbeda, yaitu visual, vestibular,
dan somatosensorik.2
Gangguan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan
menjadi :
Penyakit-penyakit telinga
Neuronitis vestibularis
Penyakit meniere2
Encephalitis
Multiple sklerosis
Trauma kapitis
Neoplasma
Migren basiler
Gangguan di serebelum
Epilepsi
Keluhan dari pasien dapat berupa rasa berputar, atau tempat di sekitarnya
bergerak atau perasaan bahwa mereka mengelilingi sekitarnya dan tidak dapat
menentukan tempatnya. Beberapa orang menggambarkan perasaan tertarik ke
arah lantai atau ke arah satu sisi ruangan, sukar untuk memfokuskan penglihatan
dan merasa tidak enak untuk membuka mata selama serangan. Disertai pula
dengan mual muntah, keringatan dan dada berdebar-debar.3
Gejala vertigo dapat dibedakan kelainannya antara perifer atau sentral,
seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini.3,7,8
Tabel 1. Perbedaan vertigo tipe perifer dengan sentral
Gejala
Onset
Beratnya keluhan
Durasi dan Gejala
Sifat vertigo
Perifer
Mendadak
Gejala hebat, episodik
Beberapa menit sampai
jam
Rasa berputar
Menutup mata
Meringankan gejala
Perubahan
posisi Mempengaruhi gejala
kepala
Nistagmus
(+) satu arah (dengan fase
cepat atau lambat)
Fiksasi visual
Dihambat oleh nistagmus
dan vertigo
Arah post pointing
Ke arah fase lambat
Arah jatuh pada Ke arah fase lambat
Romberg test
Gangguan lain
Tuli, tinitus, mual, muntah
Fase laten
Mempunyai fase laten 230 detik
1.5. Diagnosis
1. Anamnesis
Sentral
Perlahan
Gejala ringan, kontinu
Kronik
Rasa melayang, hilang
keseimbangan,
light
headed
Memperberat gejala
Tidak mempengaruhi
Kadang-kadang dua arah
(bidirectional)
Tidak ada hambatan
Berubah-ubah
Berubah-ubah
Jarang
Tidak mempunyai
laten
fase
2.
posisi netral.
1.
2.
b.
c.
d.
e.
Derajat 1
: nistagmus timbul bila melirik ke arah komponen
cepat
a)
b)
c)
d)
3.
Pada lesi perifer, vertigo lebih berat dan didapakan masa laten selama
sekitar 2-30 detik yang dimaksud dengan masa laten adalah nistagmus tidak
segera timbul begitu kepala mengambil posisi yang kita berikan, nistagmus baru
muncul setelah beberapa detik berlalu, yaitu sekitar 2-30 detik. Pada lesi perifer
vertigo biasanya berat, lebih berat dari pada sentral. Pada lesi perifer nistagmus
akan capai, maksudnya setelah beberapa saat nistagmus akan berkurang dan
kemudian berhenti, walaupun kepala masih tetap dalam posisinya. Selain itu, pada
lesi perifer, jika manuver ini diulang-ulang, jawaban nistagmus akan berkurang
dan kemudian tidak muncul lagi. Hal ini disebut habituasi. Pada lesi vestibular
sentral tidak didapatkan masa laten. Nistagmus segera muncul, nistagmus tidak
berkurang atau mereda, tidak menjadi capai dan nistagmus akan tetap muncul bila
manuver ini diulang-ulang (tidak ada habituasi).
4.
Pemeriksaan Keseimbangan
Tes Romberg
Penderita diminta berdiri dengan kedua tumit saling merapat. Pertama kali
dengan mata terbuka kemudian penderita diminta menutup mata.
Pemeriksa menjaga jangan sampai penderita jatuh tanpa menyentuh
penderita. Hasil positif didapatkan apabila penderita jatuh pada satu sisi.
Tes romberg dipertajam
Pada tes ini penderita berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki lainnya,
tumit kaki yang satu berada di depan jari-jari kaki yang lainnya. Lengan
dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Tes ini berguna menilai
adanya disfungsi sistem vestibular. Orang yang normal mampu berdiri
dalam sikap ini selama 30 detik atau lebih.
Tes melangkah di tempat (stepping test)
Penderita disuruh berjalan di tempat, dengan mata ditutup, sebanyak 50
langkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa. Sebelumnya dikatakan
kepadanya bahwa dia harus berusaha agar tetap di tempat dan tidak
beranjak dari tempatnya selama tes ini. Tes ini dapat mendeteksi gangguan
vestibular. Hasil tes ini dianggap abnormal bila kedudukan akhir penderita
beranjak lebih dari 1 meter dari tempat semula atau badan terputar lebih
dari 30 derajat.
Tes tandem gait
Penderita diminta berjalan pada satu garis lurus diatas lantai,
dengan cara menempatkan satu tumit langsung di depan ujung jari
1.6.
1.
Medikamentosa
Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Beberapa obat yang dapat
Antikolinergik/parasimpatolitik
b.
Antihistamin
c.
d.
Simpatomimetik
e.
Vasodilator
Pengobatan vertigo :
Terapi kausal : merupakan pengobatan terbaik yaitu sesuai dengan etiologi
b. Memperbaiki
aliran
darah
ke
labirin
dan
batang
otak
(meningkatkan oksigenasi)
o Histaminik : betahistin (merislon)
o Ca entry blocker (flunarizine)
c. Mengatasi mual, muntah
Fenotiazine (proklorperazin, stemetil)
o
2.
Fisioterapi
Fisioterapi bertujuan untuk mempercepat mekanisme kompensasi/adaptasi
Terapi rehabilitatif
Meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pasien dengan gangguan
vestibular
Menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi
yang dilakukan berulang-ulang
Pada suatu penelitian yang membandingkan efek terapi farmakologi dan
rehabilitasi terhadap penyembuhan dan kualitas hidup pasien dengan
vertigo
didapakan
hasil
bahwa
9
terapi
rehabilitasi
memberikan
BAB 2
LAPORAN KASUS
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II
STATUS PASIEN
1
Identitas Pasien
a Nama/Kelamin/Umur
b Pekerjaan
c Alamat
Rp.3.500.000/bulan
KB
: Kondisi Rumah
:
Rumah permanen
Perkarangan cukup luas
Ventilasi dan sirkulasi cukup
Listrik ada
Sumber air : PDAM
Jamban di dalam rumah
Sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara
Kesan : hygiene dan sanitasi cukup baik
Kondisi Lingkungan Keluarga
10
3
4
Pusing berputar sejak 2 hari yang lalu. Pasien merasa dirinya terasa
berputar-putar dan lingkungan sekelilingnya juga ikut berputar.
Pusing terjadi tiba-tiba dan bertambah berat jika pasien berjalan
atau merubah posisi kepalanya kekiri ataupun kekanan. Pusing
berlangsung singkat lebih kurang 3 menit. Keluhan berkurang
ketika pasien berbaring dengan mata tertutup.
Mual ada setiap kali pusing berputar, namun tidak sampai muntah.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Nafas
Suhu
:Sakit sedang
:CMC
:120/70 mmHg
:86x/menit
:20x/menit
:36,80C
11
BB
TB
Mata
Kulit
:48 kg
:150 cm
:Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
:Turgor kulit kembali cepat
Toraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
:Sonor
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
:Tidak tampak membuncit
Palpasi
:Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi
:Timpani
Auskultasi
:Bising usus (+) Normal
Status Neurologikus
GCS E4 M6 V5
1. Tanda Rangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
Tanda Kernig : (-)
2. Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Muntah proyektil tidak ada
3. Pemeriksaan Nervus Kranialis
a. N. I (Olfaktorius)
Penciuman baik
b. N. II (Optikus)
12
N/N, melihat
warna +/+
c. N. III (Okulomotorius), N. IV (Troklearis), N. VI (Abdusen)
Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+ gerak bola
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Laboratorium
Tidak Dilakukan
Diagnosis Kerja
Vertigo perifer
13
d. Rehabilitatif
- Jika serangan bertambah berat atau menetap, segera datang kembali ke
puskesmas.
R/ Betahistin tab 6 mg
S 3 dd tab1
Pro: Ny. PY
Usia: 34 tahun
Alamat: Labuhan Tarok
14
No.X
Pro: An. C
Umur : 7 tahun
Alamat: Lapau Manggis
BAB 3
DISKUSI
15
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
16
8.
9.
10.
11.
17