Anda di halaman 1dari 21

Standard Operating Procedure (SOP) dan Work permit

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja)

disusun oleh :
Agastiya Aldi

(132110101044)

Lutfi Elok Faiqoh

(132110101147)

Yuli Riski Pratiwi

(152110101234)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER

2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
hidayah dan inayah-Nya sehingga dengan kemampuan yang ada, kami mampu
menyelasaikan tugas Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan topik Standard
Operating Procedure (SOP) dan Work permit ini dengan baik meskipun masih jauh dari
kesempurnaan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dr Ragil Ismi, M.Sc, selaku penanggung jawab dan dosen mata kuliah Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
2. Bapak Dr. Isa Marufi, S.KM., M.Kes selaku dosen mata kuliah Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3. Teman-teman seluruh anggota Fakultas Kesehatan Masyarakat yang juga membantu
dalam pencarian informasi.
Kami sebagai mahasiswa, menyadari bahwa banyak kekurangan yang kami miliki
sehingga masih butuh belajar lebih baik lagi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran sebagai masukan untuk memperbaiki sekaligus menyempurnakan tugas
kami pada masa yang akan datang.

Jember, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1

Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3

Tujuan..........................................................................................................................2

1.3.1

Tujuan Umum......................................................................................................2

1.3.2

Tujuan Khusus......................................................................................................2

1.4

Manfaat........................................................................................................................2

1.4.1

Bagi Mahasiswa...................................................................................................2

1.4.2

Bagi Petugas Kesehatan.......................................................................................2

1.4.3

Bagi Masyarakat...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3


2.1

SOP..............................................................................................................................3

2.1.1

Definisi SOP.........................................................................................................3

2.1.2

Fungsi Dan Manfaat Standard Operating Procedure (SOP)...............................3

2.1.3

Format Standard Operating Procedure (SOP)......................................................4

2.1.4

Penulisan Standard Operating Procedure (SOP)..................................................8

2.2

Work permit...............................................................................................................12

2.2.1

Definisi Work Permit..........................................................................................12

2.2.2

Contoh pekerjaan untuk dibuat Ijin Kerja (Permit to Work).............................12

BAB III PENUTUP................................................................................................................15


3.1

KESIMPULAN.........................................................................................................15

3.2

SARAN......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko
yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang
bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak
mudah

capek.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai
ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan
dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan
kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku
pada faktor fisik,tetap juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian
rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan
psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam
makalah ini kemudian akan Akan dibahas mengenai SOP dan work permit untuk
meningkatkan kesehatan dan keselamatan

1.2

kerja.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka permasalahan yang dibahas

dalam rancangan ini adalah bagaimana SOP dan work permit di dunia kerja?

1.3

Tujuan
1.3.1

Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui SOP dan work permit di perusahaan.

1.3.2

Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pengertian dan pelaksanaan SOP


b) Untuk mengetahui pengertian dan pelaksanaan work permit

1.4

Manfaat
1.4.1

Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi untuk mengetahui bagaimana SOP K3 di dunia
kerja

1.4.2

Bagi Petugas Kesehatan


Agar petugas kesehatan terutama ahli kesehatan masyarakat dapat melakukan
prosedur dan perizinan di dunia kerja

1.4.3

Bagi Masyarakat
Sebagai ilmu pengetahuan agar masyarakat secara sukarela turut serta dalam
berbudaya K3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SOP
2

2.1.1

Definisi SOP
SOP merupakan suatu standar/ pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong
dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Atau dengan kata lain,
SOP adalah tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

2.1.2

Fungsi Dan Manfaat Standard Operating Procedure (SOP)


Pembuatan SOP memiliki beberapa fungsi dan manfaat dalam perusahaan yang akan
dijabarkan sebagai berikut: (Grusenmeyer, n.d.)
a. SOP memastikan bahwa perusahaan memiliki proses konstan yang memenuhi
standar dan semua personil mengenal proses tersebut.
b. Dengan adanya SOP, proses akan selalu ditinjau dan diperbaharui berdasarkan
dasar yang sudah ada.
c. SOP menjamin bahwa audit yang dilakukan oleh Biro Konsultan atau sponsor tidak
akan menghasilkan penemuan yang merugikan perusahaan, dan juga dapat
memberi perusahaan suatu perlindungan yang legal.
d. SOP dapat mengurangi perbedaan dalam sistem, dimana perbedaan tersebut
merupakan kendala dalam efisiensi produksi dan pengontrolan kualitas.
e. SOP dapat membantu dalam pelatihan personil baru sebagai sumber referensi bagi
pelatih personil.
f. SOP dapat mempermudah dalam melakukan pelatihan silang, dimana pelatihan
silang melatih personil dalam melakukan pekerjaan di departemen lain, dengan
kata lain di luar departemen asalnya.
g. SOP dapat membantu dalam melakukan evaluasi terhadap performansi personil dan
proses yang dilakukan.

2.1.3

Format Standard Operating Procedure (SOP)

Ada beberapa format yang dapat dipilih dalam menulis SOP supaya mudah dibaca dan
membantu dalam melakukan pekerjaan (Stup, 2001). Untuk memilih format yang akan
digunakan, ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini, antara lain:
a. Pertama, berapa banyak keputusan yang dibutuhkan dalam prosedur
b. Kedua, berapa banyak langkah proses yang ada dalam prosedur
Berdasarkan kedua faktor di atas, dapat ditentukan format penulisan SOP, antara lain:
a. Untuk prosedur yang pendek dan membutuhkan keputusan yang sedikit dapat
ditulis dengan format sederhana.
b. Untuk prosedur yang panjang dan terdiri dari sepuluh langkah lebih dengan
keputusan yang sedikit dapat ditulis dengan format hirarki atau grafis.
c. Untuk prosedur yang membutuhkan banyak keputusan dapat ditulis dengan
formatflowchart.
Untuk lebih memudahkan penentuan, dapat dilihat tabel di bawah ini untuk memudahkan
dalam menentukan format untuk penulisan SOP.
Kriteria Format Standard Operating Procedure

Banyak keputusan

Lebih dari

Format SOP terbaik

sepuluhlangkah

Tidak

Tidak

Format Sederhana

Tidak

Ya

Format Hirarki atau


Grafis

Ya

Tidak

Flowchart

Ya

Ya

Flowchart

Sumber: Richard Stup, Standard Operating Procedures: A Writing Guide (Dairy Alliance,
Penn State University, 2001) figure http://dairyalliance.psu.edu/pdf/ud011.pdf (telah diolah
kembali)
2.1.3.1

Format Sederhana

Format ini lebih cocok digunakan apabila prosedur yang akan ditulis dalam SOP tidak
lebih dari sepuluh langkah dan keputusan yang di dalamnya sedikit (maksimal dua).
Penulisan untuk format ini menggunakan satu kalimat untuk per langkah. Di bawah ini adalah
satu contoh SOP dengan format sederhana:

Environmental Protection Agency


SOP Sampling Air Sungai
Oleh Staff EPA
1. Tentukan metode sampling beserta peralatan testing yang dibutuhkan.
2. Ambil sampling secukupnya dan peralatan testing.
3. Bersihkan peralatan testing sebelum digunakan, dan pastikan peralatan
tersebut dapat bekerja dengan baik.
4. Testing hasil pengambilan sampling.
Contoh Standar Operating Pocedure Dengan Format Sederhana Sumber: EPA (2001, March).
Guidance for Preparing Standard Operating Procedures (SOPs). (Office of Environmental
Information).

2.1.3.2

Format Hirarki

Format ini menggunakan kalimat disertai dengan sub kalimat untuk menjelaskan lebih
detil suatu langkah sehingga memudahkan pembaca dalam memahami SOP. Format ini cocok
untuk digunakan apabila prosedur yang akan ditulis dalam SOP lebih dari sepuluh langkah
dan keputusan yang di dalamnya sedikit (maksimal dua). Di bawah ini adalah satu contoh
SOP dengan format hirarki:

Clarity Farm
SOP Pengecekan Susu Sapi Perah
Oleh Staff Parlor
1. Bersihkan kotoran dan debu dari ambing sapi.
a. Gunakan sarung tangan untuk membersihkan kotoran dan debu.
b. Gunakan kertas pembersih untuk mengeringkan ambing jika basah.
2. Perah empat ambing sapi ke mangkok perah.
a. Perah hingga susu memenuhi 3/4 volume mangkok tersebut.
3. Lakukan pengecekan untuk susu abnormal.
a. Hasil susu perahan dipindah ke mangkok hitam.
b. Jika terlihat susu pada mangkok hitam terlihat warna kemerahan dan
butiran maka dinyatakan abnormal.
4. Ulangi langkah 1, 2, dan 3 untuk sapi berikutnya.
Contoh Standard Operating Procedure Dengan Format Hirarki

Sumber: Richard Stup, Standard Operating Procedures: A Writing Guide (Dairy Alliance,
Penn State University, 2001).

2.1.3.3

Format Grafis

Jika prosedur yang akan ditulis memiliki proses yang panjang, lebih baik menggunakan
format grafis. Format grafis mempersingkat proses yang panjang menjadi sub proses pendek
yang hanya terdiri beberapa langkah dengan gambar atau simbol. Format ini cocok digunakan
apabila prosedur yang akan ditulis dalam SOP terdiri lebih dari sepuluh langkah dan
keputusan yang di dalamnya sedikit (maksimal dua). Di bawah ini adalah satu contoh SOP
dengan format grafis:

2.1.3.4

Format Flowchart

Prosedur

yang

memiliki

banyak

keputusan

dapat

dipresentasikan

dalam flowchart.Flowchart adalah salah satu cara untuk menampilkan langkah-langkah logis
dalam

proses

pengambilan

keputusan.

Sebuah flowchart akan

memudahkan

untuk

mengarahkan personil yang membacanya untuk mengikuti logika dalam pengambilan


keputusan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai hasil. Format ini cocok
digunakan apabila prosedur yang akan ditulis dalam SOP terdiri lebih dari sepuluh langkah
dan keputusan yang di dalamnya banyak (minimal tiga). Di bawah ini adalah satu contoh
SOP dengan format flowchart:

2.1.4

Penulisan Standard Operating Procedure (SOP)

Dalam penulisan SOP yang harus diperhatikan adalah bagaimana SOP dapat dengan
mudah dipahami bagi pembacanya. Pada sub bab berikut akan dijelaskan bagaimana cara
menulis SOP yang jelas dan efisien, mulai dari persiapan SOP yang akan dibuat, pembuatan
deskripsi dari SOP hingga penulisan isi dari SOP.
2.1.4.1 Persiapan Penulisan Standard Operating Procedure (SOP)
Persiapan penulisan SOP yang terencana akan mengurangi kesulitan dalam proses
penulisan dan membuat proses menjadi efisien dan efektif (Developing, 2003). Dengan
menggunakan lima langkah sebagai berikut, akan memudahkan dalam melakukan persiapan
penulisan SOP:
a. Identifikasi letak permasalahan yang penting di area yang prosesnya akanditulis
dalam SOP.
b. Menggunakan daftar untuk memprioritaskan area mana yang perlu diperhatikan
terlebih dahulu.

Di area mana yang membutuhkan pengendalian?


Di area mana yang paling berpengaruh pada proses?
Di area mana yang mampu membangun kesuksesan di proses awal sehingga dapat
menimbulkan semangat dalam penulisan?
c. Fokus pada area yang diprioritaskan paling atas dalam daftar pada langkah
sebelumnya, identifikasi semua proses, fungsi atau operasi yang terjadi di dalam tiap
area.
d. Mengelompokkan dan melakukan kombinasi atau pembagian lebih jauh untuk
semua proses dan fungsi yang penting dalam tiap area. Lalu prioritaskan proses dan
fungsi tersebut dalam pembuatan SOP.
e. Identifikasi individu yang terbaik dalam memimpin pembuatan SOP dan
membentuk tim yang terdiri dari karyawan, manajer, konsultan, dan orang yang
memiliki keahlian dalam pembuatan SOP.
2.1.4.2 Penulisan Deskripsi Standard Operating Procedure (SOP)
Dalam berbagai format SOP, beberapa hal selalu dicantumkan dalam tiap SOP yaitu
manual atau deskripsi awal SOP. Manual atau deskripsi awal dalam SOP dapat membantu
pembaca untuk memahami garis besar SOP. Tiap manual atau deskripsi awal SOP disertai
dengan elemen-elemen umum sebagai berikut:
a. Sistem penomoran: Penting untuk referensi, penggunaan, dan mengintegrasi
SOP pada manual secara keseluruhan.
b. Tanggal efektif: Tanggal di mana SOP secara resmi diterapkan di lapangan.
Tanggal ini berbeda dengan tanggal pembuatan.
c. Tanggal kadaluwarsa atau revisi: Penting untuk menjamin validitas dari SOP
dengan membuat tanggal untuk revisi secara periodik, jika diperlukan.
d. Judul SOP.

10

e. Tujuan atau pernyataan rasional: Mendeskripsikan tujuan dari SOP, kenapa


dibutuhkan, dan apa yang ingin diraih.
f. Tanda tangan pengesah: Membuktikan bahwa SOP telah dibuat dengan benar,
ditinjau, dan disahkan oleh atasan atau manajer.
g. Ruang lingkup: Mendeskripsikan situasi dimana SOP dibuat dan pembaca
yang diharapkan.
2.1.4.3 Proses Pengembangan Standard Operation Procedure (SOP)
Kebanyakan orang berpikir bahwa SOP adalah secarik kertas yang berisi langkahlangkah bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan (Stup, 2002). Pemikiran itu benar dalam
beberapa hal. Namun, supaya dapat memperoleh manfaat penuh dari pengelolaan SOP,
seseorang perlu memperhatikan proses pengembangan SOP. Proses pengembangan SOP
termasuk perencanaan hasil,pengembangan, implementasi, pengawasan, dan umpan balik
performansi yang mana merupakan elemen dari sumber daya manusia yang efektif.

Proses pengembangan SOP yang baik yaitu dengan melibatkan manajer, pekerja, dan
konsultan dalam suatu kerjasama. Ketika hal ini dilakukan dengan baik, hasilnya adalah
sebuah prosedur dimana semua orang merasa berkomitmen terhadapnya. Suatu usaha untuk
membuat SOP pada tingkat manajemen dan langsung menerapkan kepada pekerja merupakan
usaha pelatihan yang sia-sia. Penerapan SOP kepada Penerapan SOP pada pekerja tanpa
masukan dari mereka dapat mengarah ke penyesalan, penolakan SOP, dan memicu usaha
sabotase yang dapat menghancurkan tujuan bersama. Cara yang benar untuk mendesain SOP
11

adalah dengan manajemen partisipasi. Manajemen partisipasi berarti memberi kesempatan


bagi semua orang yang akan terlibat dalam SOP untuk memberikan kontribusi dalam
pengembangannya. Untuk melakukan proses ini diperlukan kerja keras, namun hal ini
sebanding dengan usahanya, karena suatu tim terdiri dari beberapa orang yang lebih baik
performanya daripada seseorang individu. Kepemimpinan untuk pengembangan SOP harus
berasal dari manajer yang proses aktivitasnya akan distandarisasi. Manajer tersebut berhak
bekerja sama dengan seorang konsultan atau seorang profesional. Pendekatan kepemimpinan
tim ini bersifat efektif karena manajer dan konsultan tersebut dapat saling mengisi kelebihan
dan kekurangan mereka. Pemimpin dari pengembangan SOP harus mewaspadai lima
hambatan yang mempengaruhi manajemen partisipasi, antara lain:
a. Penolakan terhadap perubahan.
Bekerja sama untuk membuat prosedur adalah suatu perubahan radikal bagi beberapa
organisasi. Pemimpin harus memastikan bahwa semua orang mengetahui apa yang
sedang terjadi dan kenapa.
b. Ketidakpercayaan pekerja terhadap motif manajemen.
Pekerja biasanya hanya bekerja dan tidak memberikan kontribusi terhadap
pengembangan SOP. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk menciptakan
suasana yang menghargai dan menghormati kontribusi dari pekerja. Untuk
meyakinkan pekerja untuk memberikan masukan dan menjaga proses berjalan dengan
benar, mungkin perlu mendatangkan konsultan.
c. Harapan yang kurang jelas.
Pekerja tidak yakin seberapa banyak kontribusi yang harus diberikan dan apa yang
benar. Manajer harus meyakinkan bahwa mereka tidak akan mendapat masalah karena
mengemukakan pemikiran mereka.
d. Kurangnya kemampuan dalam berpartisipasi.
Manajer dan karyawan kadang mengalami kesusahan dalam hal ini. Pemimpin harus
menciptakan suatu kesempatan untuk masukan dengan tidak bersifat mengancam
sebisa mungkin. Sekali lagi, konsultan mungkin diperlukan untuk mengatasi hal ini
12

e. Kurangnya komitmen dari manajemen atas.


Tanpa adanya komitmen dari manajemen atas untuk mendukung partisipasi, tidak
akan ada proses SOP yang sukses.
2.2 Work permit
2.2.1

Definisi Work Permit

Ijin Kerja (Permit to Work) adalah sebuah sistem ijin bekerja tertulis formal yang
digunakan untuk mengontrol jenis pekerjaan tertentu yang berpotensi bahaya. Ijin Kerja
(Permit to Work) diperlukan untuk mengendalikan dari potensi bahaya yang berhubungan
dengan pekerjaan. Ijin Kerja (Permit to Work) juga biasanya dilengkapi dengan dokumen
pendukung seperti JSA (Job Safety Analysis) dan Tool Box Checklist. Ada beberapa ijin kerja
dari suatu pekerjaan yang membutuhkan Ijin Kerja (Permit to Work).
2.2.2

Contoh pekerjaan untuk dibuat Ijin Kerja (Permit to Work)

Beberapa contoh dari pekerjaan yang harus dibuat Ijin Kerja (Permit to Work), sebagai
berikut:
1. Ijin Kerja Panas (Hot Work Permit) adalah ijin kerja untuk pekerjaan yang
menghasilkan api atau menggunakan api, dimana lokasi pekerjaan tersebut berdekatan
dengan bahan yang mudah terbakar. Contohnya: Pekerjaan Welding, grinding &
cutting berdekatan dengan bahan mudah terbakar
2. Ijin Kerja Dingin (Cold Work Permit) adalah ijin kerja untuk pekerjaan
seperti: Hidro test, Phenuematic test, Pengecetan, Pekerjaan Sipil dll.
3. Ijin Kerja Masuk Ruang Terbatas (Confined Space Entry Permit) adalah ijin kerja
untuk bekerja didalam ruang terbatas, yang dimaksud terbatas adalah:
Dari

kemungkinan

Ruangan
Akses

bekas
masuk

dari

keterbatasan

oksigen

didalam

ruang

kerja

dari

bahan

kimia

&

gas

lainnya

keluar

masuk

tempat

kerja

yang

terbatas

Pencahayaan yang kurang dll . Contoh pekerjaan seperti bekerja di dalam tangki, dll.
4. Radiography Permit adalah ijin kerja untuk pekerjaan yang berhubungan radiasi sinar
X/gamma

13

5. Ijin Kerja Listrik (Electric Work Permit) adalah ijin kerja untuk pekerjaan
menghidupkan atau perbaikan peralatan listrik baru atau peralatan lama & battery
charging
6. Ijin Pengangkatan (Lifting Permit) adalah ijin kerja untuk pengangkatan yang
kritikal, beban yang diangkat diatas 10 Ton atau pengangkatan dengan menggunakan
2 crane atau lebih dan pengangkatan material yang mahal harganya dan material lebar
ukurannya yang kategorikan berbahaya.
7. Ijin bekerja diatas ketinggian adalah ijin kerja yang diberikan kepada pekerja yang
akan bekerja diatas ketinggian yang dilakukan dimana akses ketempat kerja harus
menggunakan personal basket (tanpa tangga/ledder).
8. Surat ijin pekerjaan penggalian (Excavation work permit) adalah suatu pekerjaan
yang meliputi semua pekerjaan penggalian di daerah yang memerlukan pemeriksaan
dan persetujuan dari berbagai departemen terkait seperti, produksi, electric,
communication, pipeline maintenance.
Ijin Kerja K3 (work permit) dikeluarkan oleh Pengawas/Supervisor/Pelaksana kepada
sub kontraktor/mandor atau pekerja yang akan memasuki/melaksanakan pekerjaan yang
dianggap berbahaya. Bekerja di ketinggian, bekerja di ruang terbatas (sumur, plafond, gua,
dsb), atau bekerja di lokasi yang berbahaya adalah sederetan jenis pekerjaan yang
memerlukan ijin kerja K3 untuk memulai pekerjaan tersebut.
Pelaksana/pengawas/supervisor akan memberikan ijin kerja K3 setelah melakukan
pemeriksaan terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Kesehatan Kondisi pekerja.
2. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja (termasuk kelengkapan APD sesuai yang
disyaratkan pada kondisi pekerjaan yang akan dikerjakan)
3. Tidak ada kondisi berbahaya di lokasi pekerjaan (kondisi berbahaya yang ada di
lokasi pekerjaan sudah dikontrol sehingga tingkat risikonya ada pada tingkat dapat
ditolererir)
4. Hal-hal lain yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada lokasi
kerja tersebut.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya hal-hal yang dapat membahayakan
pekerja dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, maka barulah ijin kerja K3 ditanda tangani

14

dan pekerjaan dapat dimulai dengan pengawasan dari petugas khusus (biasanya petugas K3
atau pengawas pekerjaan di lokasi tersebut).
Ijin kerja K3 sangat spesifik dan hanya berlaku bila kondisi pekerjaan tidak berubah dan
maksimal (biasanya) hanya berlaku selama satu hari. Bila kondisi lingkungan pekerjaan
berubah (ada hujan, ganti shift, dll), maka ijin kerja harus diperiksa kembali terhadap kondisi
saat ini. Ijin kerja K3 yang lama bisa diganti dengan yang baru atau bila perubahan
lingkungan dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap keselamatan kerja, maka ijin
kerja dapat dipergunakan lagi.
Telah banyak bukti bahwa tidak adanya ijin kerja K3 telah menyebabkan terjadinya
banyak kecelakaan kerja,sehingga sudah saatnya kita peduli dengan ijin kerja K3 saat
melakukan pekerjaan berbahaya. SDM adalah aset paling berharga dalam suatu perusahaan,
dan sudah layak bila aset yang berharga ini dilindungi dengan cara yang baik secara
memadai.

15

BAB III PENUTUP


1.4 KESIMPULAN
SOP merupakan suatu standar/ pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong
dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. SOP sendiri, memiliki
banyak fungsi dan manfaat dalam perusahaan yang berperan penting dalam berjalannya suatu
proses produksi suatu perusahaan. Selain itu, SOP juga dapat digunakan sebagai sumber
referensi bagi pelatih personil yang digunakan untuk pelatihan personil baru sehingga bersifat
sangat penting bagi personil perusahaan. Format yang digunakan dalam penulisan SOP
sendiri haruslah memperhatikan 2 faktor dimana diantaranya, banyak keputusan yang
dibutuhkan dalam prosedur serta banyak langkah proses yang ada dalam prosedur agar
mudah dibaca dan membantu dalam melakukan pekerjaan (Stup, 2001). penulisan SOP
sendiri terdiri dari beberapa bagian dimana dimulai dari proses persiapan SOP yang akan
dibuat, pembuatan deskripsi dari SOP hingga penulisan isi dari SOP yang harus ditulis secara
jelas dan efisien. SOP sendiri dapat dikembangkan supaya dapat memperoleh manfaat penuh
dari

pengelolaan

SOP,

Proses

pengembangan

SOP

termasuk

perencanaan

hasil,pengembangan, implementasi, pengawasan, dan umpan balik performansi yang mana


merupakan elemen dari sumber daya manusia yang efektif. Proses pengembangan SOP yang
baik yaitu dengan melibatkan manajer, pekerja, dan konsultan dalam suatu kerjasama.
Namun, agar berjalan dengan baik proses pengembangan SOP manajer pengembangan juga
harus memperhatikan hambatan-hambatan yang mungkin dapat terjadi dalam proses
manajemen partisipasi.
Ijin Kerja (Permit to Work) adalah sebuah sistem ijin bekerja tertulis formal yang
digunakan untuk mengontrol jenis pekerjaan tertentu yang berpotensi bahaya. Ijin Kerja
(Permit to Work) diperlukan untuk mengendalikan dari potensi bahaya yang berhubungan
dengan pekerjaan. Ada beberapa ijin kerja dari suatu pekerjaan yang membutuhkan Ijin Kerja
(Permit to Work) seperti : Ijin Kerja Panas (Hot Work Permit), Ijin Kerja Dingin (Cold Work
Permit), Ijin Kerja Masuk Ruang Terbatas (Confined Space Entry Permit), Radiography
Permit, Ijin Pengangkatan (Lifting Permit), Ijin bekerja diatas ketinggian serta Surat ijin
pekerjaan penggalian (Excavation work permit). Ijin Kerja K3 (work permit) dikeluarkan
oleh Pengawas/Supervisor/Pelaksana kepada sub kontraktor/mandor atau pekerja yang akan
memasuki/melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya.

16

1.5 SARAN
1. SOP
Sebaiknya Standard Operating Procedure (SOP) yang akan dibuat haruslah SOP yang
mencerminkan upaya pencapaian tujuan, dalam menjalankan misi Organisasi, untuk
mewujudkan Visi,memenuhi kriteria manual SOP serta memahami Hambatan-hambatan
dalam penyusunan dan implementasi SOP. Selain itu, SOP haruslah berkembang untuk dapat
memperoleh manfaat penuh dari pengelolaan SOP yang harus melibatkan dari segala
kalangan untuk mendukung berjalannya SOP.

2. Work Permit
Pelaksanaan Work Permit dalam dunia kerja sangat dibutuhkan untuk beberapa
pekerjaan sehingga haruslah dilakukan dengan sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditentukan, karena work permit ini bersifat spesifik sehingga memiliki tujuan yang sangat
penting yaitu untuk menghindari adanya kecelakaan kerja, utamanya pada pekerjaan yang
memilki potensi bahaya tinggi.

17

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : http://ak3u.com/ijin-kerja-permit-to-work/ tgl 24/9-2016 jam 11.10


http://rafhli.multiply.com/journal/item/10
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2006/jiunkpe-ns-s12006-25401174-8698-standart_operating-chapter2.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai