BAB I
LATAR BELAKANG
pendidikan berkualitas dan menyediakan biaya yang cukup bagi semua anak
Indonesia.
Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 37 mencantumkan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Olahraga Kesehatan. Pasal tersebut menyiratkan bahwa mata pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu matapelajaran yang wajib
diselenggaran di setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Penerbitan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional khususnya pasal 37, mewajibkan adanya mata pelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dengan begitu semua sekolah di
Indonesia wajib memprogramkan mata kuliah pelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga kesehatan di setiap tahunnya, yang tujuannya juga sudah tercantum di
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang menyebutkan bahwa
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut. :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pertama sangat jelas bahwa salah satu tujuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani
dan Olahraga Kesehatan adalah pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani yang maksudnya adalah pendidik wajib bisa mengembangkan dan
memelihara
bukannya
kesehatan
fisik
peserta
didik
akan
tetapi
ikut
No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Berdasarkan ini sudah banyak juga
sekolah yang menyediakan tenaga pendidik dan sarana prasarana untuk
menunjang kesuksesan dalam proses pembelajaran serta tujuan pembelajaran.
Para
Bagaimana tingkat kebugaran jasmani antara siswa kelas xi SMA Negeri No.
6 Surabaya dengan siswa kelas xi SMA Negeri No. 22 Surabaya tahun
2.
pelajaran 2015-2016 ?
besar perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa kelas xi SMA
Negeri No. 6 Surabaya dengan siswa kelas xi SMA Negeri No. 22 Surabaya
tahun pelajaran 2015-2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani antara siswa kelas xi
SMA Negeri 6 Surabaya dan siswa kelas xi Negeri 22 Surabaya tahun
pelajaran 2015-2016
2. Mengetahui Seberapa besar Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani antara
siswa kelas xi SMA Negeri 6 Surabaya dan siswa kelas xi Negeri 22
Surabaya tahun pelajaran 2015-2016
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi banyak pihak, antara lain yaitu
1. Bagi Peneliti
a. Sebagai bekal pengalaman dan menambah wawasan dalam ilmu
pengetahuan tentang pentingnya kebugaran jasmani terhadap segala
3. Asumsi
Rata-rata usia siswa berkisar antara usia 15 sampai dengan 17
tahun, peserta dalam keadaan sehat, memiliki tingkat VO2Max yang
berbeda-beda akibat dari perbedaan aktifitas sehari-harinya.
4. Batasan Masalah
Untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu luas, serta untuk
menghindari salah penafsiran maka perlu batasan masalah. Penelitian ini
dibatasi pada tingkat VO2Max komponen dari kebugaran jasmani bagi
siswa kelas xi SMA Negeri 6 Surabaya dan siswa kelas xi Negeri 22
Surabaya tahun pelajaran 2015-2016 yang berusia 15 17 tahun dengan
menggunakan bleep Test Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
dimaksud kebugaran
a.
10
b.
c.
11
yang lama.
Kravit (2004: 5-7) menyatakan bahwa daya tahan otot merupakan
kemampuan otot untuk melaksanakan serangkaian kerja dalam waktu
c.
lama.
Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot melawan beban dalam
d.
12
e.
Makanan
Semua manusia mempertahankan hidupnya dengan makan,
manusia hidup memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas
maupun kuantitas, yakni memenuhi syarat makanan sehat berimbang,
cukup , nutrisi dan gizi bermanfaat untuk mendapatkan kebugaran
2.
13
14
banyaknya serabut otot dan komposisi serabut merah dan putih. Menurut
Nurhasan, dkk (2005;21) seseorang yang lebih banyak memiliki serabut otot
merah akan lebih baik melakukan olahraga yang sifatnya aerobik,
sedangkan bagi orang yang banyak memiliki serabut otot putih maka ia akan
2.
4.
5.
laki lebih besar selama latihan, sehingga VO2Max nya juga lebih besar.
Aktivitas Fisik
Kebugaran jasmani juga di pengaruhi oleh aktivitas fisik atau kegiatan yang
6.
15
meningkatkan
7.
yang
hasil
akhirnya
adalah
8.
9.
10.
11.
menahun.
Masalah gizi, seperti kekurangan kalori, protein, gizi rendah, dan gizi yang
tidak memadai.
16
3.
4.
seseorang. Makanan yang sehat, istirahat yang teratur, olahraga dan juga
keturunan. Olahraga yang dibutuhkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
adalah olahraga yang berprinsip.
Menurut Irianto (2004: 12), prinsip-prinsip latihan yang digunakan untuk
meningkatkan kebugaran meliputi :
1. Overload : pembebanan dalam latihan harus lebih berat dibandingkan
2.
3.
yang biasanya disebut latihan fisik juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
Menurut Roji (2006: 91) yang menyatakan bahwa latihan fisik dapat
meningkatkan kesegaran jasmani, maka perlu memperhatikan rumusan latihan
sebagai berikut:
1.
Macam Latihan
Macam latihan di sesuaikan dengan kebutuhan, namun untuk mendapatkan
kebugaran fisik seutuhnya, komponen-komponen kebugaran jasmani harus
dilatiha secara seimbang. Juga pilihan macam latihan yang mudah dan
2.
3.
17
sesuai dengan rekomondasi dari The American College Of Sport Medicine (dalam
sastropanoelar, 1992:66) sebagai berikut:
1.
Frekuensi Latihan : 3-5 kali perminggu
2.
Intesitas Latihan : 60%-90% dari beda denyut jantung maksimal dengan
3.
4.
18
sedikit
oksigen
19
20
bervariasi, akan tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda
dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
Sekolah adalah tempat anak-anak mendapat berbagai pendidikan mulai
dari ilmu pengetauan sampai ilmu keterampilan. Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting bagi setiap orang, oleh karenanya pemerintah Indonesia sudah
mencanangkan program wajib sekolah 9 tahun. Pentingnya pendidikan juga
terlihat dari besarnya anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk bidang
pendidikan, yaitu sebesar 20% dari total APBN Indonesia. Sungguh jumlah yang
fantastis. Sebenarnya pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan formal di
sekolah ataupun universitas, sejak kita lahir pun kita sudah mendapat pendidikan
dari orang tua kita. Pendidikan bagaimana bersikap, berjalan, serta hal-hal
mendasar lainnya.
pengertian pendidikan secara umum proses pendidikan terjadi dalam 3
lingkungan, yang biasa disebut dengan tripusat pendidikan, yaitu keluarga,
sekolah, serta masyarakat. Sementara para ahli, utamanya ahli di bidang
pendidikan memberikan berbagai pendapat mengena pengertian serta fungsi
pendidikan, yang diharapkan dengan pendapat ini dapat menjadi acuan dalam
melakukan berbagai proses pendidikan baik di sekolah, keluarga, maupun
masyarakat. Walaupun memiliki pendapat yang agak sedikit berbeda, tapi
mayoritas para ahli memiliki satu garis besar yang sama tentang pengertian serta
fungsi pendidikan ini. Berikut ulasannya.
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli banyak yang mengungkapkan
pendapatnya masing-masing mengenai definisi pendidikan. Pendapat dari para
ahli ini terlihat saling melengkapi dan memiliki satu garis besar yang sama.
Langeveld berpendapat bawha pendidikan merupakan suatu usaha serta
upaya yang dilakukan oleh manusia yang sudah dewasa dalam membimbing
21
manusia yang masih belum dewasa ke arah kedewasaan. Bimbingan disini dalam
arti luas, yaitu memberikan pengetahuan serta pemahaman kepada anak-anak
bagaimana dia harus bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya,
mengajarkan kemandirian, saling menghormati, rasa tanggung jawab, serta
bimbingan lainnya. Sementara Mc Donald berpendapat bahwa pendidikan
merupakan proses yang arah serta tujuannya adalah untuk merubah tabiat
manusia.
Marimba sendiri berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses
bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap proses
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, dengan tujuan supaya terbentuk
kepribadian yang unggul. Kepribadian yang unggul ini memiliki makna yang
cukup dalam, yaitu pribadi yang bukan hanya pintar secara akademis tapi juga
baik secara karakter.
Fungsi pendidikan menurut Hasan Langgulung (1985: 221) berpendapat
bahwa secara garis besar pendidikan itu memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu:
1. menyiapkan generasi muda untuk memiliki kemampuan agar bisa
memegang peranan-peranan pada masa yang akan datang di tengah
2.
kehidupan bermasyarakat.
memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan-
3.
peradaban.
Sementara Bloom berpendapat bahwa fungsi pendidikan adalah agar
terjadi proses tansmisi budaya, selain itu juga untuk mengembangkan kepribadian,
mengingkatkan persatuan atau integrasi sosial masyarakat, serta mengadakan
22
seleksi dan alokasi tenaga kerja. Semua fungsi menurut Broom tersebut memang
suatu proses yang sangat penting agar kehidupan bermasyarakat terus bertahan
dan berkembanag menjadi jauh lebih baik lagi.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian dan fungsi
pendidikan dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu merupakan suatu
proses yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
Pendidikan ini harus terus berjalan untuk menjaga keberlangsungan hidup
manusia, karena tanpa pendidikan tidak akan ada perpindahan ilmu pengetahuan
serta nila-nilai dan norma sosial dari generasi tua ke generasi muda.
F.
berada di tengah kota, dengan fasilitas yang tercukupi dan lengkap. Di sertai pula
oleh para pendidik-pendidik yang berkompeten dibidangnya.
Sekolah ini juga menyediakan berbagai ekstra kulikuler yang beragam
jenis olahraga. Kelas xi usia siswanya berkisar 15-16 tahun kelas xi berkisar 1617 tahun kelas xiii berkisar 17-18 tahun.
G. SMA Negeri 22 Surabaya
SMA Negeri 22 Surabaya ini sekolah yang berda di pinggiran kota
Surabaya Barat tepatnya, lahan yang sekolah ini punya belum dapat di
fungsikan semaksimal mungkin, yang berdampak pada fasilitas yang kurang
di sekolah ini, Sanggar ini berada di wilayah Surabaya Barat.
Selain fasilitasnya kurang memadai, pendidik-pendidk yang sangat
berkompeten dibidangnya masing-masing.
H. Pengukuran VO2Max dengan Tes MFT atau Bleep Test
Tes MFT atau Bleep Test dapat dilakukan terhadap beberapa orang
sekaligus asalkan pengetes dapat mencatat dengan tepat dan cermat setiap
23
tahapan tes dan dapat menghentikannya dengan tepat sesuai ketentuan tes
MFT. Berikut dijelaskan tentang beberapa tindakan pencegahan, perlengkapan
tes, persiapan pelaksanaan tes, persiapan peserta sebelum dan sesudah tes dan
pelaksanaan.
Beberapa Tindakan Pencegahan :
Pengetes perlu menggugah motivasi dan perhatian peserta tes, agar mereka
melakukan tes dengan sungguh-sungguh.
Perlengkapan Tes :
Lintasan tes dapat berupa halaman, lapangan olahraga atau tanah datar
yang tidak licin sepanjang 20 meter.
24
Ukur panjang lintasan lari adalah 20 meter dan beri tanda di kedua
ujungnya.
Pastikan kaset atau CD yang berisi panduan tes MFT telah diseting dengan
benar.
Sebelum melakukan tes jangan makan selama dua jam sebelum mengikuti
tes, pakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga yang tidak licin.
Setelah
melakukan
tes
lakukan
pendinginan
dengan
melakukan
peregangan.
Hidupkan tape recorder yang berisi kaset atau CD panduan tes MFT mulai
dari awal lalu ikuti petunjuknya.
Pada bagian permulaan, jarak dua sinyal tut menandai suatu interval satu
menit yang terukur secara akurat.
Setelah itu akan keluar sinyal tut pada beberapa interval yang teratur.
25
Setiap kali sinyal tut berbunyi peserta tes harus sudah sampai di salah satu
ujung lintasan lari yang di tempuhnya.
Setiap kali peserta tes menyelesaikan jarak 20 meter, posisi salah satu kaki
harus tepat menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik
dan menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah
berlawanan.
Setiap peserta tes harus berusaha bertahan selama mungkin, sesuai dengan
kecepatan yang telah diatur. Jika peserta tes tidak mampu berlari
mengikuti kecepatan tersebut maka peserta harus berhenti atau dihentikan
dengan ketentuan :
Jika peserta tes gagal mencapai dua langkah atau lebih dari garis batas 20
meter setelah sinyal tut berbunyi, pengetes memberi toleransi 1 x 20 meter,
untuk memberi kesempatan peserta tes menyesuaikan kecepatannya.
Jika pada masa toleransi itu peserta tes gagal menyesuaikan kecepatannya,
maka dia dihentikan dari kegiatan tes.
Rangkuman Bleep Test : atau bisa juga sesuai dengan Prosedur palaksanaan tes
bleep di bawah ini :
26
Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali
bolak-balik.
Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8
kali bolak-balik.
Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9
kali bolak-balik, dan seterusnya.
Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan
terdengar tanda bunyi 1 kali.
Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start.
Dengan aba-aba siap ya, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis
batas hingga satu kaki melewati garis batas.
Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas, tetapi
untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada
tanda bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat
lari sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah
sebaliknya.
Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari
berarti kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut.
27
Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh
terus berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit
untuk cooling down.
1 - 1.30
a. Penilaiannya : menit ke II
2 - 2.30
N = (Nadi menit 1 + nadi menit 2 + nadi Menit 3) 3 x Nadi istirahat
Keterangan : menit ke III 3 - 3.30
N = selisih nadi
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini mengunakan metode penelitian menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan fenomena tertentu, yang bertujuan untuk membuat
gambaran atau lukisan secara sistematis , dan akurat mengenai fakta
fakta , sifat sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki
( Nazir,1988 ). Dalam hal ini yaitu Perbedaan Kapasitas Oksigen Maksimal
(VO2Max ) siswa SMA Negeri 6 Surabaya dan SMA 22 Negeri Surabaya.
Daya tahan kardiovaskuler respirasi adalah kesanggupan sistem
jantung, paru-paru dan peredaran darah untuk berfungsi secara optimal saat
melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu lama tanpa mengalami
kelelahan yang berarti.
28
B.
Nama Sanggar
Jumlah
Fasilitas
Gelar Pendidik
SMA N 6 Sby
40 Siswa
Lengkap
M.Kes
SMA N 22 Sby
40 Siswa
Kurang Lengkap
S.Pd
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto
2006: 131). Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, dan jika jumlah
subjek lebih dari 100 dapat diambil diantara 10%-15% atau 20%-25% atau
lebih. (Arikunto 2006: 134)
Berdrasarkan pendapat diatas maka penelitian ini menggunakan
sampel 45 siswa SMA NEGERI 6 SURABAYA karena total member
senamnya berjumlah hanya 32 orang karena dari itu peneliti mangambil
29
100 % dari total jumlah siswa kelas xi dan 32 siswa SMA NEGERI 22
SURBAYA karena hanya berjumlah 32 siswa
Sampel adalah sebagian yang dijadikan subyek penelitian, jadi
sampel itu bagian dari populasi. Sampel yang diambil adalah siswa kelas
viii SMA NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22 NEGERI SURABAYA
tahun pelajaran 2015-2016 berjumlah 86 anak dengan menggunakan
teknik Porpusive sampling atau berdasar pertimbangan peneliti (Sugiono,
2010 ).
Kriteria pemilihan sampel adalah mereka yang masuk kategori
rutin mengikuti mata pelajaran PENJASKES 8 minggu berturut-turut.
C.
Perlengkapan Tes :
Lintasan tes dapat berupa halaman, lapangan olahraga atau tanah datar
yang tidak licin sepanjang 20 meter.
30
Ukur panjang lintasan lari adalah 20 meter dan beri tanda di kedua
ujungnya.
Pastikan kaset atau CD yang berisi panduan tes MFT telah diseting dengan
benar.
Sebelum melakukan tes jangan makan selama dua jam sebelum mengikuti
tes, pakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga yang tidak licin.
Setelah
melakukan
tes
lakukan
peregangan.
pendinginan
dengan
melakukan
31
Hidupkan tape recorder yang berisi kaset atau CD panduan tes MFT mulai
dari awal lalu ikuti petunjuknya.
Pada bagian permulaan, jarak dua sinyal tut menandai suatu interval satu
menit yang terukur secara akurat.
Setelah itu akan keluar sinyal tut pada beberapa interval yang teratur.
Setiap kali sinyal tut berbunyi peserta tes harus sudah sampai di salah satu
ujung lintasan lari yang di tempuhnya.
Setiap kali peserta tes menyelesaikan jarak 20 meter, posisi salah satu kaki
harus tepat menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik
dan menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah
berlawanan.
Setiap peserta tes harus berusaha bertahan selama mungkin, sesuai dengan
kecepatan yang telah diatur. Jika peserta tes tidak mampu berlari
mengikuti kecepatan tersebut maka peserta harus berhenti atau dihentikan
dengan ketentuan :
32
Jika peserta tes gagal mencapai dua langkah atau lebih dari garis batas 20
meter setelah sinyal tut berbunyi, pengetes memberi toleransi 1 x 20 meter,
untuk memberi kesempatan peserta tes menyesuaikan kecepatannya.
Jika pada masa toleransi itu peserta tes gagal menyesuaikan kecepatannya,
maka dia dihentikan dari kegiatan tes.
Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali
bolak-balik.
Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8
kali bolak-balik.
Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9
kali bolak-balik, dan seterusnya.
33
Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan
terdengar tanda bunyi 1 kali.
Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start.
Dengan aba-aba siap ya, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis
batas hingga satu kaki melewati garis batas.
Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas, tetapi
untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada
tanda bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat
lari sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah
sebaliknya.
Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari
berarti kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut.
Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh
terus berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit
untuk cooling down.
1 - 1.30
b. Penilaiannya : menit ke II
2 - 2.30
N = (Nadi menit 1 + nadi menit 2 + nadi menit 3) 3 x nadi istirahat
3 - 3.30
34
STATUS
USIA
NOMOR
TAHAPAN
NOMOR BALIKAN
10
10
10 11
10 11
10
10 11
11
10 11 12
12
10 11 12
13
10 11 12 13
14
10 11 12 13
15
10 11 12 13
16
10 11 12 13 14
17
10 11 12 13 14
18
10 11 12 13 14 15
19
10 11 12 13 14 15
20
10 11 12 13 14 15 16
21
10 11 12 13 14 15 16
Skor VO2Max =
35
2
4
6
9
2
4
6
9
2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
2
4
6
8
11
2
4
6
8
11
2
4
6
8
11
VO2
Max
26.8
27.6
28.3
29.5
30.2
31
31.8
32.9
33.6
34.3
35
35.7
36.4
37.1
37.8
38.5
39.2
39.9
40.5
41.1
41.8
42.4
43.3
43.9
44.5
45.2
45.8
46.8
47.4
48
48.7
49.3
50.2
level shuttle
15
15
15
15
15
15
16
16
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
17
17
18
18
18
18
18
18
18
19
19
19
19
19
19
2
4
6
8
10
13
2
4
6
8
10
12
14
2
4
6
8
10
12
14
2
4
6
8
10
12
15
2
4
6
8
10
12
VO2
Max
64.6
65.1
65.6
66.2
66.7
67.5
68
68.5
69
69.5
69.9
70.5
70.9
71.4
71.9
72.4
72.9
73.4
73.9
74.4
74.8
75.3
75.8
76.2
76.7
77.2
77.9
78.3
78.8
79.2
79.7
80.2
80.6
11
11
11
11
11
11
12
12
12
12
12
12
13
13
13
13
13
13
14
14
14
14
14
14
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
13
2
4
6
8
10
13
50.8
51.4
51.9
52.5
53.1
53.7
54.3
54.8
55.4
56
56.5
57.1
57.6
58.2
58.7
59.3
59.8
60.6
61.1
61.7
62.2
62.7
63.2
64
19
20
20
20
20
20
20
20
20
21
21
21
21
21
21
21
21
15
2
4
6
8
10
12
14
16
2
4
6
8
10
12
14
16
81.3
81.8
82.2
82.6
83
83.5
83.9
84.3
84.8
85.2
85.6
86.1
86.5
86.9
87.4
87.8
88.2
36
Tabel 3.3 Norma Penilaian bleep test/ tes mft Kelompok Umur 16-18 Tahun
Perempuan dan laki-laki
Norma Klasifikasi Tingkat VO2Max
Age
13-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60 +
Age
Very Poor
13-19
< 35.0
20-29
< 33.0
30-39
< 31.5
40-49
< 30.2
50-59
< 26.1
60+
< 20.5
Excellent
51.0
55.9
46.5
52.4
45.0
49.4
43.8
48.0
41.0
45.3
36.5
Superior
> 55.9
> 52.4
> 49.4
> 48.0
> 45.3
> 44.2
37
26.0
32.2
36.4
44.2
Normatif data (Heywood 2006) [7] untuk (nilai dalam ml / kg / min) Pria
Non Atlet
Usia
Laki-laki
Perempuan
10-19
47-56
38-46
20-29
43-52
33-42
30-39
39-48
30-38
40-49
36-44
26-35
50-59
34-41
24-33
60-69
31-38
22-30
70-79
28-35
20-27
38
Keterangan :
= Mean
X
= Jumlah nilai
= Jumlah individu
2.
(Maksum, 2007:15)
Standar Deviasi
Pada penelitian ini standart deviasi berfungsi untuk menggambarkan
sebaran nilai pada sebuah kelompok.
SD
(X X )
n 1
Keterangan :
3.
SD
= Standart Deviasi
= Rataan Sampel
= Banyak Sampel
(Martini,2007 )
Besar perbedaan
Besar perbedaan akan dihitung dengan menggunakan rumus proporsi
sebegai berikut :
P=
Keterangan :
P
=
besar perbedaan
39
n
N
=
=
jumlah total
Jumlah kasus
(Maksum, 2007:8)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis dari penelitian ini akan dikaitkan dengan tujuan yang sudah
dibahas pada bab I. Hasil penelitian ini adalah hasil analisis data yang di peroleh
dari hasil pengukuran tingkat konsumsi oksigen maksimal () pada siswa kelas xi
SMA NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22
pelajaran 2015-2016
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan manual dan spss yang dilakukan peneliti,
data hasil pengukuran tingkat konsumsi oksigen maksimal () siswa kelas xi SMA
NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22 NEGERI SURABAYA tahun pelajaran
2015-2016, dapat di jelaskan dalam bentuk tabel.
40
Minimum
VO2Max_22
32
Valid N (listwise)
32
20,40
Maximum
36,40
Mean
Std. Deviation
28,0344
5,31902
(VO2Max)
minimumnya
adalah
adalah
20,40
28,0344
ml/kgbb/menit
ml/kgbb/menit,
nilai
dengan
maksimum
nilai
36,40
Descriptive Statistics
N
VO2Max_06
29
Minimum
Maximum
20,40
43,90
Mean
29,2276
. Deviation
Std5,35496
41
Valid N
(listwise)
29
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi oksigen
maksimal
(VO2Max)
minimumnya
adalah
adalah
29,2276
20,40
ml/kgbb/menit
ml/kgbb/menit,
dengan
nilai
nilai
maksimum
Variabel
NEGERI 6
SURABAYA
VO2Max
Min
Mean
Levene's Test
Siswa SMA
NEGERI 22
SURABAYA
Siswa SMA
Max
36
for Equality of
36,40
Variances 20,40
F
Sig.
28,0344
df
5,31902
Sig. (2tailed)
37
Equal variances
43,90
,770
SD
20,40
,384 -,872
29,2276
Mean
Std. Error
95% Confidenc
Difference Difference
Interval of the
Difference
5,35496
not assumed
Uppe
59
,387
-1,19321
1,36809
-3,93076
1,544
-,872 58,334
,387
-1,19321
1,36855 -3,93234
1,545
assumed
Equal variances
Lower
42
hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi Ada Perbedaan tingkat kapasitas oksigen
maksimal (VO2Max) siswa kelas xi SMA NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22
NEGERI SURABAYA
A. Pembahasan
Berdasarkan pada data penelitian dapat diketahui bahwa kapasitas
oksigen maksimal (VO2max) antara siswa kelas xi SMA NEGERI 6
SURABAYA dan SMA 22 NEGERI SURABAYA yang berbeda fasilitas alat
praktek olahraganya dan nilai akreditasinya berbeda secara signifikan karena
menurut
rata-rata
besarnya
tingkat
kapasitas
oksigen
maksimal
28,0344
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta hasil
penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
4.
Terdapat perbedaan yang signifikant tingkat kapasitas oksigen
maksimal (VO2Max) Member Sanggar Senam Puri yang berlatih
43
kapasitas
oksigen
maksimal
44
https://books.google.co.id/books/about/Physiology_of_Sport_and_Exercise.html?
id=ABdrAAAAMAAJ&hl=id [accessed May 18, 2015].
Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa
Univercity Press.
McArdle, W. et al. (2000) Essentials of Exercise Physiology. 2nd ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins
Mackenzie,
Brian.
1996-2015
BrianMac
Sports
Coach
http://www.brianmac.co.uk : All Rights Reserved : Page Last Modified
-3rd January 2015( http://www.brianmac.co.uk/gentest.htm) di akses 19
Januari 2015 8.57 WIB
Sharkey,BJ.2003. Fitness and Health.Alih Bahasa Kebugaran dan Kesehatan
oleh Eri Desmarini Nasution. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
Sriundy Mahardika, I Made , 2013. Pengantar Statistika aplikasi pada penelitian
keolahragaan. Surabaya:
Sriundy Mahardika, I Made. Pengantar Statistika Aplikasi Pada Penelitian
Keolahragaan. Surabaya
Sudjana.2002.Metode Statistika.Bandung:Tarsito
Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya: Unesa Univercity
Press.
- See more at: http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/efek-buruk-makanancepat-saji-bagi-kesehatan.html#sthash.NhRGVlxV.dpuf [accessed Apr 15,
2015].
45