Anda di halaman 1dari 45

1

BAB I
LATAR BELAKANG

A . Latar Belakang Masalah


Hak asasi warga negara untuk mendapat pendidikan dijamin dengan
undang-undang. Hak asasi ini jarang sekali dipahami oleh warga negara dan
negara jarang mensosialisasikan pasal-pasal ini. Dalam pasal 28C ayat 1 tertulis
dengan jelas bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu jenjang pendidikan di
Indonesia yang wajib diselenggarakan untuk setiap warga negara. Untuk itu maka
salah satu program pemerintah yang berkaitan dengan peraturan perundangan ini
adalah program program wajib belajar 12 tahun. Realisasasi kebijakan ini
rencananya dimulai pada bulan Juni 2016. Hal ini dikemukakan oleh menteri
koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan seusai kunjungan kerja di
Bandung, Jawa Barat, Senin (12/1/2015).
Menurut Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
pelaksanaan Program Wajib Belajar 12 tahun bagi rakyat Indonesia merupakan
realisasi program kabinet kerja dibawah pimpinan presiden Joko Widodo. Dengan
adanya program wajib belajar 12 tahun, pemerintah wajib mengghadirkan

pendidikan berkualitas dan menyediakan biaya yang cukup bagi semua anak
Indonesia.
Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 37 mencantumkan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan
Olahraga Kesehatan. Pasal tersebut menyiratkan bahwa mata pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu matapelajaran yang wajib
diselenggaran di setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Penerbitan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional khususnya pasal 37, mewajibkan adanya mata pelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dengan begitu semua sekolah di
Indonesia wajib memprogramkan mata kuliah pelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga kesehatan di setiap tahunnya, yang tujuannya juga sudah tercantum di
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang menyebutkan bahwa
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut. :
1.

Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan


dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai

2.
3.
4.

aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.


Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai

5.

yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan


Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,

6.

percaya diri dan demokratis


Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan

7.

Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih


sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Dari beberapa tujuan yang sudah dijelaskan diatas,kususnya butir

pertama sangat jelas bahwa salah satu tujuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani
dan Olahraga Kesehatan adalah pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani yang maksudnya adalah pendidik wajib bisa mengembangkan dan
memelihara

bukannya

kesehatan

fisik

peserta

didik

akan

tetapi

ikut

mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani.


Kebugaran Jasmani menurut Wahjoedi (2003 : 26) adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan giat, mudah, efisien, dan
tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dengan cadangan energi yang
tersisa masih mampu untuk menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal yang
tidak terduga. Dapat disimpulkan dari bacaan di atas bahwa kebugaran jasmani
sangatlah penting bagi seseorang, karena dengan memiliki tubuh yang bugar dia
dapat melakukan berbagai aktivitas yang diinginkan. Tidak hanya itu dengan
status kebugaran yang baik maka akan dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa
mengalami kelelahan yang berarti, jadi sangat penting mengembangkan dan
meningkatkan serta memelihara kebugaran jasmani.
Berdasarkan kurikulum setiap sekolah minimal menyediakan 2 (dua) jam
pelajaran khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
kesehatan. Dengan alokasi waktu tersebut diharapkan tujuan-tujuan pembelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dicapai sesuai dengan Permendiknas

No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Berdasarkan ini sudah banyak juga
sekolah yang menyediakan tenaga pendidik dan sarana prasarana untuk
menunjang kesuksesan dalam proses pembelajaran serta tujuan pembelajaran.
Para

pendidik tidak sedikit yang sudah mengerti akan pentingnya

kebugaran jasmani dalam keseharian manusia, tapi kenyataannya banyak pendidik


yang tidak mempedulikan hal tersebut. contohnya saat para pendidik di mintai
status kebugaran siswa satu persatu belum ada yang memperhatikan.
Sekolah menengah atas banyak yang bonafit sarana prasarana sempurna
dan pendidiknya lulusan tinggi akan tetapi tidak memperhatikan hal-hal kecil
seperti status kebugaran jasmani siswa-siswanya, berbagai seminar dan
penyuluhan yang telah dilakukan oleh dinas pendidikan tentang kebugaran
jasmani khususnya cara mengukurnya, mulai dari yang termudah dan termurah
sampai tersulit dan termahal. Akan tetapi tetap tidak dapat di perhatikan dengan
baik, padahal itu adalah salah satu tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga kesehatan. Apalagi dengan sekolah yang tidak bonafit dengan kata lain
sarana prasarananya tidak selengkap SMA-SMA yang bonafit di Surabaya.
Bonafit atau tidak sekolah tersebut seharusnya tetap wajib memelihara
dan mengembangkan kebugaran jasmani setiap peserta didiknya, sesuai dengan
undang-undang yang berlaku. Dari latar belakang ini saya mengambil judul untuk
penelitian yaitu Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas 10 Sma
Negeri 6 Dan Sma Negeri 22 Surabaya Tahun Pelajaran 2015-2016.
SMA Negeri 6 Surabaya yang sarana prasarannya memadai dan
mencukupi serta mempunyai pendidik-pendidik yang berkualitas dan SMA Negeri

22 Surabaya yang sarana prasarana sekolahnya kurang memadai dan kurang


mencukupi serta mempunyai pendidik-pendidik yang seadanya.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui penelitian ini
antara lain:
1.

Bagaimana tingkat kebugaran jasmani antara siswa kelas xi SMA Negeri No.
6 Surabaya dengan siswa kelas xi SMA Negeri No. 22 Surabaya tahun

2.

pelajaran 2015-2016 ?
besar perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa kelas xi SMA
Negeri No. 6 Surabaya dengan siswa kelas xi SMA Negeri No. 22 Surabaya
tahun pelajaran 2015-2016?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani antara siswa kelas xi
SMA Negeri 6 Surabaya dan siswa kelas xi Negeri 22 Surabaya tahun
pelajaran 2015-2016
2. Mengetahui Seberapa besar Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani antara
siswa kelas xi SMA Negeri 6 Surabaya dan siswa kelas xi Negeri 22
Surabaya tahun pelajaran 2015-2016

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi banyak pihak, antara lain yaitu
1. Bagi Peneliti
a. Sebagai bekal pengalaman dan menambah wawasan dalam ilmu
pengetahuan tentang pentingnya kebugaran jasmani terhadap segala

lapisan masyarakat seperti balita, anak-anak, remaja, dewasa, manula,


seseorang mulai yang pasif sampai dengan yang aktif dalam
kesehariannya.
b. Upaya membelajarkan diri dalam mengaplikasikan konsep, baik secara
teoritis maupun praktik dari hasil studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Surabaya.
c. Untuk dapat menngetahui perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara
siswa kelas xi SMA Negeri No. 6 Surabaya dan siswa kelas xi SMA
Negeri No. 22 Surabaya tahun pelajaran 2015-2016
2. Bagi siswa kelas xi SMA Negeri No.6 Surabaya dan siswa kelas xi SMA
Negeri 22 Surabaya tahun pelajaran 2015-2016
a. Hasil penelitian menjadi informasi yang baik bagi siswa kelas xi SMA
Negeri No. 6 Surabaya dan siswa kelas xi SMA Negeri No. 22
Surabaya tahun pelajaran 2015-2016.
b. Sebagai informasi bahwa tingkat kebugaran jasmani atau tingkat
VO2Max

juga dapat di ukur dan di tingkatkan dengan berolahraga

atau dengan mengikuti mata pelajaran Penjasorkes.

E. Definisi, Operasional, Asumsi, dan Keterbatasan Masalah


1. Definisi
a. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan aktivitas
sehari-hari secara efisien tanpa timbul kekelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

b. Lembaga pendidikan atau SEKOLAH adalah suatu lembaga yang


memang dirancang khusus untuk pengajaran para murid (siswa) di
bawah pengawasan para guru. Kebanyakan dalam sebuah negara
mempunyai model sistem pendidikan formal yang mana hal ini
sifatnya wajib. Selain itu sistem ini jugalah yang membuat para siswa
bisa mengalami kemajuan dengan melalui serangkaian sekolah
tersebut.
2. Operasionalisasi
Kebugaran jasmani ini di ukur dengan menggunakan Bleep test/ Tes atau
MFT adalah salah satu bentuk tes lapangan untuk mengukur tingkat
kebugaran jasmani seseorang dalam bentuk VO2Max.

3. Asumsi
Rata-rata usia siswa berkisar antara usia 15 sampai dengan 17
tahun, peserta dalam keadaan sehat, memiliki tingkat VO2Max yang
berbeda-beda akibat dari perbedaan aktifitas sehari-harinya.

4. Batasan Masalah
Untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu luas, serta untuk
menghindari salah penafsiran maka perlu batasan masalah. Penelitian ini
dibatasi pada tingkat VO2Max komponen dari kebugaran jasmani bagi
siswa kelas xi SMA Negeri 6 Surabaya dan siswa kelas xi Negeri 22
Surabaya tahun pelajaran 2015-2016 yang berusia 15 17 tahun dengan
menggunakan bleep Test Indonesia.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.

Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kemampuan yang dimiliki oleh tubuh


untuk melakukan suatu aktifitas fisik tanpa mersakan kelelahan yang
berlebihan. Dari kata kebugaran yang yang berarti hal sehat dan segar, dan
kata Jasmani yang berarti tubuh atau badan manusia dimana tubuh atau
badan tersebut dapat sempurna setelah mempunyai lima alat yaitu otak
atau pikiran, mata, telinga, hidung, dan mulut yang diatur oleh otak
sebagai sentral komando yaitu otak.
Menurut Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani (yang terkait
dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas
fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Irianto
(2000: 2) mengemukakan bahwa secara umum

dimaksud kebugaran

adalah kebugaran fisik (physical fitness) yakni kemampuan seseorang


untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan
yang berlebihan sehingga dapat menikmati waktu luangnya. Sedangkan
menurut Endang dan Fajar (2008: 1) orang bugar adalah mereka yang
dapat menikmati hidup dan kehidupannya baik secara fisik, mental,
emosional, dan (total ) .
Hal tersebut juga dicetuskan Irianto (2004: 3), kebugaran jasmani digolongkan
menjadi 3 yaitu :
9

a.

Kebugaran statis yaitu keadaan dimana seseorang yang bebas dari


penyakit dan cacat atau disebut sehat.

10

b.

Kebugaran dinamis dimana kemampuan seseorang bekerja secara


efisien yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya

c.

berjalan, berlari, melompat.


Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang bekerja secara
efisien yang menuntut keterampilan khusus.
Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik agar

dapat melakukan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami


kelelahan, untuk mencapai kebugaran jasmani perlu membuat program
letihan kondisi fisik perlu direncanakan agar dapat terus meningkatkan
kebugaran jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh. Proses latihan
dilakukan dengan cara berulang-ulang dengan menambah beban latihan
dengan skala tertentu. Hal ini akan menyebabkan kemampuan fisik
seseorang meningkat selain itu juga dapat meningkatkan keterampilan
tubuh. Untuk meningkatkan kebugaran kita harus mengenal unsur unsur
yang terkandung dalam kebugaran jasmani, unsur-unsur tersebut adalah
kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, daya ledak, dan daya tahan
otot jantung dan paru-paru.
Berdasar pada beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang teramat dan masih
mempunyai sisa tenaga untuk waktu luangnya.

B. Komponen-Komponen Kebugaran Jasmani

11

Selain mengerti dan mengetahui macam-macam kebugaran jasmani


tidak kalah penting juga mengerti komponen-komponennya, karena untuk
memdapatkan tubuh yang bugar dan sehat kita wajib mengetahui faktor
apa yang menyebabkan seseorang memiliki tubuh yang sehat dan bugar.
Kebugaran jasmani mempunyai komponen-komponen yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lain, dan masing-masing komponen
memiliki ciri-ciri yang berfungsi pokok dalam kebugaran jasmani
seseorang. Agar seseorang dikatakan dengan kebugaran jasmaninya baik,
maka status setiap komponennya harus dalam keadaan baik atau sehat.
Kebugaran jasmani diuraikan menjadi dua golongan yakni komponen
kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dan komponen yang
berhubungan dengan keterampilan.
Komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan antara lain :
(1) Daya tahan jantung, (2) Daya tahan otot, (3) kekuatan, (4) Kelentukan
dan, (5) komposisi tubuh.
a. Menurut Irianto (2004: 4) daya jantung-paru adalah kemampuan
jantung paru mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu
b.

yang lama.
Kravit (2004: 5-7) menyatakan bahwa daya tahan otot merupakan
kemampuan otot untuk melaksanakan serangkaian kerja dalam waktu

c.

lama.
Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot melawan beban dalam

d.

satu usaha, misalnya kemampuan otot lengan mengangkat kursi.


Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk bergerak secara
leluasa.

12

e.

Komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak


dengan berat badan tanpa lemak yang dinyatakan dengan presentase.
(Lutan 2002: 56)
Menurut Sajoto (1995:9) yang menyebutkan kebugaran jasmani

yang berkaitan dengan keterampilan meleputi : (1) kecepatan, (2)


kelincahan, (3) Koordinasi, (4) keseimbangan, (5) reaksi.
Dan dapat ditarik kesimpulan dari peryataan-peryataan diatas ,
bahwa kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan didukung oleh
empat komponen yaitu daya tahan , atau daya tahan kardiorepirsi, daya
tahan otot, kekuatan otot, dan kelentukan. Kebugaran yang terkait dengan
keterampilan meliputi kecepatan, koordinasi, keseimbangan, dan reaksi.
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani adalah
dengan mengukur VO2Max . jadi ketika kita sudah dapat mengetahui
tingkat VO2Max kita maka kita akan juga tau tingkat kebugaran jasmani
kita.
C.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani


Banyak yang memepengaruhi kebugaran jasmani, dari dalam tubuh
ataupun dari luar tubuh manusia ,menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 710) ada beberapa hal yang menunjang kebugaran jasmani yang meliputi
tiga upaya bugar yaitu:
1.

Makanan
Semua manusia mempertahankan hidupnya dengan makan,
manusia hidup memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas
maupun kuantitas, yakni memenuhi syarat makanan sehat berimbang,
cukup , nutrisi dan gizi bermanfaat untuk mendapatkan kebugaran

2.

jasmani yang baik.


Istirahat

13

Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang


memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu
bekerja terus menerus sepanjang waktu tanpa berhenti. Kelelahan
adalah salah satu indicator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Karena
itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan
melakukan recovery (pemulihan) dan dapat melakukan kerja dan
3.

aktivitas sehari-hari dengan nyaman.


Berolahraga
Berolahraga adalah salah satu yang paling efektif dan aman
untuk meningkatkan kemampuan tubuh karena memiliki multi
manfaat, antara lain manfaat jasmani berupa peningkatan kebugaran
jasmani, manfaat psikis antara lain lebih tahan terhadap stress dan
lebih mampu untuk berkonsentrasi, dan dapat menambah rasa percaya

diri, sarana berintraksi dan bersosialisasi.


Manfaat kebugaran jasmani lainnya adalah sebagai penambah kekuatan
dan daya tahan untuk mampu membantu dalam melakukan tugas sehari-hari
karena tidak cepat lelah, latihan membantu memelihara kesehatan jantuung dan
pembuluh darah, gerak yang baik bermanfaat bagi tubuh manusia.
Menurut Nurhasan, dkk (2005;21) berapa faktor tersebut internal dan
eksternal, yang dimaksud faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat
didalam tubuh seseorang yang sifatnya menetap, misalnya genetic, umur, jenis
kelamin. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah aktivitas fisik, status gizi,
status kesehatan, kadar hemoglobin, kecukupan istirahat dan kebiasaan merokok.
1.
Genetik
Faktor keturunan adalah sifat-sifatyang dibawa sejak lahir, yang didapat dari
kedua orang tuanya (Nurhasan, dkk 2005;21). Pengaruh keturunan terhadap
kekuatan otot dan ketahanan otot yang pada umumnya berhubungan dengan

14

banyaknya serabut otot dan komposisi serabut merah dan putih. Menurut
Nurhasan, dkk (2005;21) seseorang yang lebih banyak memiliki serabut otot
merah akan lebih baik melakukan olahraga yang sifatnya aerobik,
sedangkan bagi orang yang banyak memiliki serabut otot putih maka ia akan
2.

lebih baik melakukan kegiatan olahraga anaerobik.


Umur
Umur mempengaruhi semua komponen kebugaran jasmani. Menurut
Nurhasan, dkk (2005: 22) pada daya tahan kardiovaskular ditemukan sejak
usia anak-anak sampai sekitar usia anak-anak sampai sekitar 20 tahun, daya
tahan kardiovaskular meningkat mencapai maksimal di usia 20-30 tahun.
Sedangkan daya tahan tersebut akan makin menurun sejalan dengan
bertambahnya usia, tetapi penurunan ini dapat berkurang apabila seseorang

4.

berolahraga secara teratur sejak dini.


Jenis Kelamin
Indeks kebugaran jasmani yang dicerminkan melalui volume oksigen
maksimal (VO2Max ), maka menurut Nurhasan, dkk (2005: 22) bahwa
VO2Max laki-laki lebih besar dari VO2Max perempuan berkisar antara 1530 %, walaupun anatara antar atlet sekalipun, ini disebabkan oleh perubahan
komposisi tubuh dan perbedaan kandungan HB. Wanita dewasa yang tidak
terlatih mempunyai 26% lemak tubuh, sedangkan pria dewasa memiliki
lemak tubuh 15% perbedaan ini mengakibatkan transport oksigen pada laki-

5.

laki lebih besar selama latihan, sehingga VO2Max nya juga lebih besar.
Aktivitas Fisik
Kebugaran jasmani juga di pengaruhi oleh aktivitas fisik atau kegiatan yang

6.

digerakkan oleh tubuh.


Kebiasaan Olahraga
Menurut Nurhasan,dkk (2005 :22) dikatakan bahwa olahraga adalah suatu
kegiatan fisik, menurut cara dan aturan tertentu dengan tujuan

15

meningkatkan
7.

efisiensi fungsi tubuh

yang

hasil

akhirnya

adalah

meningkatkan Kebugaran Jasmani.


Status Gizi
Status gizi merupakan ukuran keadaan gizi seseorang dan juga pada
sekelompok masyarakat dengan perhitungan kecukupan zat-zat gizi yang di

8.

peroleh dari makanan sehari-hari.(Nurhasan, dkk(2005 ;22)


Kadar Hemoglobin
Dikatakan Nurhasan, dkk (2005 :22), hemoglobin merupakan molekul
utama yang bertanggung jawab untuk transport oksigen dan karbondioksida
dalam darah. Semakin tinggi tingkat hemoglobinnya maka semakin banyak
oksigen yang akan diedarkan ke berbagai jaringan tubuh sehingga akan

9.

meningkatkan kebugaran jasmani.


Status Kesehatan
Bebas dari suatu penyakit bukan berarti tingakt kebugaran jasmaninya baik,
tetapi karena adanya suatu penyakit akan menurunkan status kebugaran
jasmani seseorang. Dengan demikian jika dengan darah dan denyut nadi

10.
11.

juga sangat berpengaruh terhadap hasil tes kebugaran jasmani seseorang.


Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok juga berpengaruh terhadap daya tahan cardiovascular.
Kecukupan Istirahat
Secara Ilmiah telah dibuktikan bahwa kekurangan tidur mempunyai efek
yang sangat besar pada mental dan penampilan fisik pada segala usia. Otot,
kekuatan dan istirahat atau tidur yang cukup sangat diperlukan, disamping
pengaturan makan dan olahraga.
Menurut Roji (2006:90) faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

seseorang yang lain meliputi:


1.
Masalah kesehatan, seperti keadaan kesehatan,penyakit menular dan
2.

menahun.
Masalah gizi, seperti kekurangan kalori, protein, gizi rendah, dan gizi yang
tidak memadai.

16

3.

Masalah latihan fisik, seperti usia mulai latihan, frekuensi latihan

4.

perminggu, intensitas latihan dan volume latihan.


Masalah keturunan, seperti anthropometridan kelainan.
Faktor-faktor diatas adalah yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani

seseorang. Makanan yang sehat, istirahat yang teratur, olahraga dan juga
keturunan. Olahraga yang dibutuhkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
adalah olahraga yang berprinsip.
Menurut Irianto (2004: 12), prinsip-prinsip latihan yang digunakan untuk
meningkatkan kebugaran meliputi :
1. Overload : pembebanan dalam latihan harus lebih berat dibandingkan
2.

aktivitas fisik sehari-hari.


Specifity : Model latihan yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan latihan

3.

yang hendak dicapai.


Reversible : kebugaran yang telah dicapai akan berangsur menurun bahkan
hilang sama sekali, jika latihan tidak dikerjakan secara teratur dengan takaran
yang tepat.
Selain olahraga yang berprinsip , olahraga yang bertujuan melatih fisik

yang biasanya disebut latihan fisik juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
Menurut Roji (2006: 91) yang menyatakan bahwa latihan fisik dapat
meningkatkan kesegaran jasmani, maka perlu memperhatikan rumusan latihan
sebagai berikut:
1.
Macam Latihan
Macam latihan di sesuaikan dengan kebutuhan, namun untuk mendapatkan
kebugaran fisik seutuhnya, komponen-komponen kebugaran jasmani harus
dilatiha secara seimbang. Juga pilihan macam latihan yang mudah dan
2.

3.

murah, seperti senam, joggingdan jalan kaki.


Volume latihan
Untuk berlatih kebugaran jasmani bukan atlitdiperlukan untuk minimal 20
menit , tidak termasuk waktu untuk pemanasan dan pendinginan.
Frekuensi latihan

17

Frekuensi latihan untuk mencapai kebugaran jasmani yang diinginkan,


sebaiknya dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu, Menurut penelitian
4.

Jack H. Wilmore, David L. Costill Human Kinetics, 1994


Intensitas latihan
Untuk menetukan kadar intensitas latihan, khususnya untuk perkembangan
daya tahan kardiovaskuler, dapat diterap kan Teori Kacth dan Meardle.
Dengan cara menghitung Denyut Nadi Maksimal (DNM) dengan rumus
DNM=220-umur
Untuk membina dan meningkatkan kapasitas aerobic, dianjurkan berlatih

sesuai dengan rekomondasi dari The American College Of Sport Medicine (dalam
sastropanoelar, 1992:66) sebagai berikut:
1.
Frekuensi Latihan : 3-5 kali perminggu
2.
Intesitas Latihan : 60%-90% dari beda denyut jantung maksimal dengan
3.
4.

denyut jantung istirahat, atau 50%-85% volume oksigen


Lama Latihan : 15-60 menit kegiatan aerobic yang menerus
Jenis Latihan : Jenis kegiatan yang menggunakan kelompok otot besar, yang
dilakukan secara menerus dan berirama aerobic sifatnya.
Rekomondasi latihan diatas merupakan rekomondasi latihan yang sekedar

untuk membina, mengembangkan atau meningkatkan kapasitas aerobic maksimal,


jadi bukan untuk meningkatkan prestasi olahraga. Akan lebih baik jika kebugaran
jasmani seseorang terukur, maka dari itu kebugaran jasmani dapat di ukur, berikut
ini adalah tes kebugaran Jasmani menurut (Power: 2007)
D. Pengertian VO2Max
Menurut Jansen (1993:26) VO2Max adalah ambilan oksigen selama ekresi
maksimum, VO2Max dinyatakan ml/KgBB/menit, proses kerja tingkat VO2Max
hanya dapat di pertahankan untuk jangka waktu yang pendek, paling lama
beberapa menit. Pengkuran VO2Max digunakan untuk melihat kesegaran
Cardiovascular. Cardiovascular adalah keadaan dimana jantung seseorang

18

mampu bekerja dengan mengatasi beban berat selama seseorang tersebut


melakukan aktivitasnya.
Kebugaran jasmani semacam ini disebut kesegaran aerobik (sistem energi
yang dihasilkan dengan adanya oksigen) walaupun sebenarnya melibatkan organ
tubuh lainnya seperti paru-paru, dan peredaran darah. Serta tergantung pada
kemampuan menggunakan oksigen secara efisien menurut (Sajoto,1988;44).
VO2Max adalah Volume Oksigen Maksimal, volume maksimal O2 yang diproses
oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif.
VO2Max adalah indikator yang baik dari capaian daya tahan aerobik.
Individu yang terlatih, dengan VO2Max yang lebih tinggi akan cenderung dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik daripada individu yang tingkat
VO2Max nya lebih rendah.
VO2Max juga dapat diartikan sebagai kapasitas oksigen dalam paru-paru
sedangkan tingkat VO2Max adalah kemampuan individu untuk mengkonsumsi
oksigen selama aktifitas fisik.
Tenaga anaerobik berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, nilai
VO2Max bersifat relatif terhadap berat badan. Nilai tersebut bervariasi
antara kurang dari 6 ml/kg/menit hingga lebih dari 80 ml/kg/menit. Selama
bertahuntahun banyak penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi.
Faktor-faktor fisiologis yang menentukan dan membatasi VO2Max antara lain;
fungsi paru jantung, metabolisme otot aerobik, kegemukan badan, keadaan
latihan, dan keturunan. (Pate J.L, Thomson, 1993)
Proses terjadinya VO2Max adalah Darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat karbondioksida dan oksigen pada saat gerak badan, darah
banyak masuk ke paruparu membawa terlalu banyak karbondioksida dan
terlalu

sedikit

oksigen

dan karbondioksida tidak dapat dikeluarkan, maka

konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pernapasan

19

dalam otak untuk memperbesar dalam pernapasannya, penambahan ventilasi ini


mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen secara maksimal (Pearce,
Evelyn, 2009:265).
E. Pengertian lembaga sekolah
Abdullah (2011), Kata Sekolah berasal dari bahasa latin, yaitu skhhole,
scola, scolae atau skhola yang berarti waktu luang atau waktu senggang. Sekolah
adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka yang
utama, yaitu bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan
remaja. Kegiatan dalam waktu luang ialah mempelajari cara berhitung, membaca
huruf-huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk
mendamping dalam kegiatan sekolah anak-anak didampingi oleh orang ahli dan
mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan-kesempatan
yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui
berbagai pelajarannya.
Menurut Sunarto pada saat ini kata sekolah telah berubah artinya menjadi
bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat memberi dan
menerima pelajaran. Setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan
kepala sekolah dibantu oleh wakilnya. Bangunan sekolah disusun secar meninggi
untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang
lain. Ketersediaan sarana pada suatu sekolah memiliki peranan penting dalam
terlaksananya proses pendidikan.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa
atau murid di bawah pengawasan pendidik atau guru. Sebagian besar negara
memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib dalam upaya
menciptakan anak didik yang mengalami kemajuan setelah mengalami proses
melalui pembelajaran. Menurut negara nama-nama untuk sekolah-sekolah itu

20

bervariasi, akan tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda
dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
Sekolah adalah tempat anak-anak mendapat berbagai pendidikan mulai
dari ilmu pengetauan sampai ilmu keterampilan. Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting bagi setiap orang, oleh karenanya pemerintah Indonesia sudah
mencanangkan program wajib sekolah 9 tahun. Pentingnya pendidikan juga
terlihat dari besarnya anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk bidang
pendidikan, yaitu sebesar 20% dari total APBN Indonesia. Sungguh jumlah yang
fantastis. Sebenarnya pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan formal di
sekolah ataupun universitas, sejak kita lahir pun kita sudah mendapat pendidikan
dari orang tua kita. Pendidikan bagaimana bersikap, berjalan, serta hal-hal
mendasar lainnya.
pengertian pendidikan secara umum proses pendidikan terjadi dalam 3
lingkungan, yang biasa disebut dengan tripusat pendidikan, yaitu keluarga,
sekolah, serta masyarakat. Sementara para ahli, utamanya ahli di bidang
pendidikan memberikan berbagai pendapat mengena pengertian serta fungsi
pendidikan, yang diharapkan dengan pendapat ini dapat menjadi acuan dalam
melakukan berbagai proses pendidikan baik di sekolah, keluarga, maupun
masyarakat. Walaupun memiliki pendapat yang agak sedikit berbeda, tapi
mayoritas para ahli memiliki satu garis besar yang sama tentang pengertian serta
fungsi pendidikan ini. Berikut ulasannya.
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli banyak yang mengungkapkan
pendapatnya masing-masing mengenai definisi pendidikan. Pendapat dari para
ahli ini terlihat saling melengkapi dan memiliki satu garis besar yang sama.
Langeveld berpendapat bawha pendidikan merupakan suatu usaha serta
upaya yang dilakukan oleh manusia yang sudah dewasa dalam membimbing

21

manusia yang masih belum dewasa ke arah kedewasaan. Bimbingan disini dalam
arti luas, yaitu memberikan pengetahuan serta pemahaman kepada anak-anak
bagaimana dia harus bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya,
mengajarkan kemandirian, saling menghormati, rasa tanggung jawab, serta
bimbingan lainnya. Sementara Mc Donald berpendapat bahwa pendidikan
merupakan proses yang arah serta tujuannya adalah untuk merubah tabiat
manusia.
Marimba sendiri berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses
bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap proses
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, dengan tujuan supaya terbentuk
kepribadian yang unggul. Kepribadian yang unggul ini memiliki makna yang
cukup dalam, yaitu pribadi yang bukan hanya pintar secara akademis tapi juga
baik secara karakter.
Fungsi pendidikan menurut Hasan Langgulung (1985: 221) berpendapat
bahwa secara garis besar pendidikan itu memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu:
1. menyiapkan generasi muda untuk memiliki kemampuan agar bisa
memegang peranan-peranan pada masa yang akan datang di tengah
2.

kehidupan bermasyarakat.
memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan-

3.

peranan di atas dari generasi tua ke ke genarasi muda.


memindahkan nilai-nilai dari generasi tua ke generasi muda dengan
tujuan agar keutuhan dan kesatuan masyarakat terpelihara, sebagai
syarat utama berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat dan juga

peradaban.
Sementara Bloom berpendapat bahwa fungsi pendidikan adalah agar
terjadi proses tansmisi budaya, selain itu juga untuk mengembangkan kepribadian,
mengingkatkan persatuan atau integrasi sosial masyarakat, serta mengadakan

22

seleksi dan alokasi tenaga kerja. Semua fungsi menurut Broom tersebut memang
suatu proses yang sangat penting agar kehidupan bermasyarakat terus bertahan
dan berkembanag menjadi jauh lebih baik lagi.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian dan fungsi
pendidikan dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu merupakan suatu
proses yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
Pendidikan ini harus terus berjalan untuk menjaga keberlangsungan hidup
manusia, karena tanpa pendidikan tidak akan ada perpindahan ilmu pengetahuan
serta nila-nilai dan norma sosial dari generasi tua ke generasi muda.
F.

Sma Negeri 6 Surabaya


SMA Negeri 6 Surabaya adalah salah satu lembega pendidikan yang

berada di tengah kota, dengan fasilitas yang tercukupi dan lengkap. Di sertai pula
oleh para pendidik-pendidik yang berkompeten dibidangnya.
Sekolah ini juga menyediakan berbagai ekstra kulikuler yang beragam
jenis olahraga. Kelas xi usia siswanya berkisar 15-16 tahun kelas xi berkisar 1617 tahun kelas xiii berkisar 17-18 tahun.
G. SMA Negeri 22 Surabaya
SMA Negeri 22 Surabaya ini sekolah yang berda di pinggiran kota
Surabaya Barat tepatnya, lahan yang sekolah ini punya belum dapat di
fungsikan semaksimal mungkin, yang berdampak pada fasilitas yang kurang
di sekolah ini, Sanggar ini berada di wilayah Surabaya Barat.
Selain fasilitasnya kurang memadai, pendidik-pendidk yang sangat
berkompeten dibidangnya masing-masing.
H. Pengukuran VO2Max dengan Tes MFT atau Bleep Test
Tes MFT atau Bleep Test dapat dilakukan terhadap beberapa orang
sekaligus asalkan pengetes dapat mencatat dengan tepat dan cermat setiap

23

tahapan tes dan dapat menghentikannya dengan tepat sesuai ketentuan tes
MFT. Berikut dijelaskan tentang beberapa tindakan pencegahan, perlengkapan
tes, persiapan pelaksanaan tes, persiapan peserta sebelum dan sesudah tes dan
pelaksanaan.
Beberapa Tindakan Pencegahan :

Peserta harus dalam kondisi sehat.

Pengetes perlu menggugah motivasi dan perhatian peserta tes, agar mereka
melakukan tes dengan sungguh-sungguh.

Perlengkapan Tes :

Lintasan tes dapat berupa halaman, lapangan olahraga atau tanah datar
yang tidak licin sepanjang 20 meter.

Pengeras suara dan tape recorder.

Kaset atau CD berisi panduan tes MFT.

Persiapan Pelaksanaan Tes (Bleep Test) :

24

Ukur panjang lintasan lari adalah 20 meter dan beri tanda di kedua
ujungnya.

Pastikan kaset atau CD yang berisi panduan tes MFT telah diseting dengan
benar.

Sebelum melakukan tes jangan makan selama dua jam sebelum mengikuti
tes, pakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga yang tidak licin.

Melakukan peregangan terutama untuk otot-otot tungkai sebelum


melaksanakan tes. Disarankan juga untuk melakukan pemanasan secara
umum sehingga secara fisik dan mental siap melakukan tes.

Setelah

melakukan

tes

lakukan

pendinginan

dengan

melakukan

peregangan.

Pelaksanaan Tes (Bleep Test) :

Hidupkan tape recorder yang berisi kaset atau CD panduan tes MFT mulai
dari awal lalu ikuti petunjuknya.

Pada bagian permulaan, jarak dua sinyal tut menandai suatu interval satu
menit yang terukur secara akurat.

Selanjutnya terdengan penjelasan ringkas mengenai pelaksanaan tes yang


mengantarkan pada perhitungan mundur selama lima detik menjelang
dimulainya tes.

Setelah itu akan keluar sinyal tut pada beberapa interval yang teratur.

Peserta tes diharapkan berusaha agar dapat sampai ke ujung yang


berlawanan bertepatan dengan sinyal tut yang pertama berbunyi, untuk
kemudian berbalik dan berlari ke arah yang berlawanan.

25

Setiap kali sinyal tut berbunyi peserta tes harus sudah sampai di salah satu
ujung lintasan lari yang di tempuhnya.

Selanjutnya interval satu menit akan berkurang sehingga untuk


menyelesaikan level selanjutnya peserta tes harus berlari lebih cepat.

Setiap kali peserta tes menyelesaikan jarak 20 meter, posisi salah satu kaki
harus tepat menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik
dan menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah
berlawanan.

Setiap peserta tes harus berusaha bertahan selama mungkin, sesuai dengan
kecepatan yang telah diatur. Jika peserta tes tidak mampu berlari
mengikuti kecepatan tersebut maka peserta harus berhenti atau dihentikan
dengan ketentuan :

Jika peserta tes gagal mencapai dua langkah atau lebih dari garis batas 20
meter setelah sinyal tut berbunyi, pengetes memberi toleransi 1 x 20 meter,
untuk memberi kesempatan peserta tes menyesuaikan kecepatannya.

Jika pada masa toleransi itu peserta tes gagal menyesuaikan kecepatannya,
maka dia dihentikan dari kegiatan tes.

Tanda batas jarak.

Rangkuman Bleep Test : atau bisa juga sesuai dengan Prosedur palaksanaan tes
bleep di bawah ini :

Tes bleep dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik,


yang dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama
semakin cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari,
berarti kemampuan maksimalnya pada level bolak-balik tersebut.

26

Waktu setiap level 1 menit.

Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali
bolak-balik.

Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8
kali bolak-balik.

Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9
kali bolak-balik, dan seterusnya.

Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan
terdengar tanda bunyi 1 kali.

Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start.
Dengan aba-aba siap ya, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis
batas hingga satu kaki melewati garis batas.

Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas, tetapi
untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada
tanda bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat
lari sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah
sebaliknya.

Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari
berarti kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut.

27

Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh
terus berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit
untuk cooling down.

Perhitungan yang diambil pada:


Nadi istirahat
Nadi pemulihan yang diambil pada saat :
menit ke I

1 - 1.30

a. Penilaiannya : menit ke II
2 - 2.30
N = (Nadi menit 1 + nadi menit 2 + nadi Menit 3) 3 x Nadi istirahat
Keterangan : menit ke III 3 - 3.30
N = selisih nadi
BAB III
METODE PENELITIAN
A.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini mengunakan metode penelitian menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan fenomena tertentu, yang bertujuan untuk membuat
gambaran atau lukisan secara sistematis , dan akurat mengenai fakta
fakta , sifat sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki
( Nazir,1988 ). Dalam hal ini yaitu Perbedaan Kapasitas Oksigen Maksimal
(VO2Max ) siswa SMA Negeri 6 Surabaya dan SMA 22 Negeri Surabaya.
Daya tahan kardiovaskuler respirasi adalah kesanggupan sistem
jantung, paru-paru dan peredaran darah untuk berfungsi secara optimal saat
melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu lama tanpa mengalami
kelelahan yang berarti.

28

Daya tahan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot


untuk melakukan kontraksi yang berulang-ulang pada periode waktu yang
lama.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut ( Sugiono,2010 ) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi dapat disimpulkan populasi itu
jumlah seluruh sample yang akan dijadikan subyek penelitian. Sebagai
populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA NEGERI 6 SURABAYA
32

B.

dan SMA 22 NEGERI SURABAYA tahun pelajaran 2015-2016 berjumlah


86 anak.
Tabel 3.1 : Tabel Sampel Penelitian
NO.

Nama Sanggar

Jumlah

Fasilitas

Gelar Pendidik

SMA N 6 Sby

40 Siswa

Lengkap

M.Kes

SMA N 22 Sby

40 Siswa

Kurang Lengkap

S.Pd

2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto
2006: 131). Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, dan jika jumlah
subjek lebih dari 100 dapat diambil diantara 10%-15% atau 20%-25% atau
lebih. (Arikunto 2006: 134)
Berdrasarkan pendapat diatas maka penelitian ini menggunakan
sampel 45 siswa SMA NEGERI 6 SURABAYA karena total member
senamnya berjumlah hanya 32 orang karena dari itu peneliti mangambil

29

100 % dari total jumlah siswa kelas xi dan 32 siswa SMA NEGERI 22
SURBAYA karena hanya berjumlah 32 siswa
Sampel adalah sebagian yang dijadikan subyek penelitian, jadi
sampel itu bagian dari populasi. Sampel yang diambil adalah siswa kelas
viii SMA NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22 NEGERI SURABAYA
tahun pelajaran 2015-2016 berjumlah 86 anak dengan menggunakan
teknik Porpusive sampling atau berdasar pertimbangan peneliti (Sugiono,
2010 ).
Kriteria pemilihan sampel adalah mereka yang masuk kategori
rutin mengikuti mata pelajaran PENJASKES 8 minggu berturut-turut.
C.

Tekhnik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan tes dan
pengukuran untuk masing masing . Adapun tahap tahap pengambilan
data sebagai berikut:
1.
Mengadakan koordinasi antar rekan rekan yang membantu
pengambilan data yang akan diambil, kemudian diberikan penjelasan
2.
3.

tentang cara melakukan tes dan mengukur hasil yang diperoleh.


Menentukan waktu dan tempat pengambilan data
Sebelum Pelaksanaan Tes, Siswa SMA Negeri 6 Surabaya dan SMA 22
Negeri Surabaya tahun pelajaran 2015-2016 di terangkan prosedur tes
MFT atau Bleep Test terlebih dahulu

Perlengkapan Tes :

Lintasan tes dapat berupa halaman, lapangan olahraga atau tanah datar
yang tidak licin sepanjang 20 meter.

30

Pengeras suara dan tape recorder.

Kaset atau CD berisi panduan tes MFT.

Persiapan Pelaksanaan Tes (Bleep Test) :

Ukur panjang lintasan lari adalah 20 meter dan beri tanda di kedua
ujungnya.

Pastikan kaset atau CD yang berisi panduan tes MFT telah diseting dengan
benar.

Sebelum melakukan tes jangan makan selama dua jam sebelum mengikuti
tes, pakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga yang tidak licin.

Melakukan peregangan terutama untuk otot-otot tungkai sebelum


melaksanakan tes. Disarankan juga untuk melakukan pemanasan secara
umum sehingga secara fisik dan mental siap melakukan tes.

Setelah

melakukan

tes

lakukan

peregangan.

Pelaksanaan Tes (Bleep Test) :

pendinginan

dengan

melakukan

31

Hidupkan tape recorder yang berisi kaset atau CD panduan tes MFT mulai
dari awal lalu ikuti petunjuknya.

Pada bagian permulaan, jarak dua sinyal tut menandai suatu interval satu
menit yang terukur secara akurat.

Selanjutnya terdengan penjelasan ringkas mengenai pelaksanaan tes yang


mengantarkan pada perhitungan mundur selama lima detik menjelang
dimulainya tes.

Setelah itu akan keluar sinyal tut pada beberapa interval yang teratur.

Peserta tes diharapkan berusaha agar dapat sampai ke ujung yang


berlawanan bertepatan dengan sinyal tut yang pertama berbunyi, untuk
kemudian berbalik dan berlari ke arah yang berlawanan.

Setiap kali sinyal tut berbunyi peserta tes harus sudah sampai di salah satu
ujung lintasan lari yang di tempuhnya.

Selanjutnya interval satu menit akan berkurang sehingga untuk


menyelesaikan level selanjutnya peserta tes harus berlari lebih cepat.

Setiap kali peserta tes menyelesaikan jarak 20 meter, posisi salah satu kaki
harus tepat menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik
dan menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah
berlawanan.

Setiap peserta tes harus berusaha bertahan selama mungkin, sesuai dengan
kecepatan yang telah diatur. Jika peserta tes tidak mampu berlari
mengikuti kecepatan tersebut maka peserta harus berhenti atau dihentikan
dengan ketentuan :

32

Jika peserta tes gagal mencapai dua langkah atau lebih dari garis batas 20
meter setelah sinyal tut berbunyi, pengetes memberi toleransi 1 x 20 meter,
untuk memberi kesempatan peserta tes menyesuaikan kecepatannya.

Jika pada masa toleransi itu peserta tes gagal menyesuaikan kecepatannya,
maka dia dihentikan dari kegiatan tes.

Tanda batas jarak.


Rangkuman Bleep Test : atau bisa juga sesuai dengan Prosedur

palaksanaan tes bleep di bawah ini :

Tes bleep dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik,


yang dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama
semakin cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari,
berarti kemampuan maksimalnya pada level bolak-balik tersebut.

Waktu setiap level 1 menit.

Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali
bolak-balik.

Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8
kali bolak-balik.

Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9
kali bolak-balik, dan seterusnya.

33

Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan
terdengar tanda bunyi 1 kali.

Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start.
Dengan aba-aba siap ya, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis
batas hingga satu kaki melewati garis batas.

Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampuai garis batas, tetapi
untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada
tanda bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat
lari sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah
sebaliknya.

Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari
berarti kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut.

Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh
terus berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit
untuk cooling down.

Perhitungan yang diambil pada:


Nadi istirahat
Nadi pemulihan yang diambil pada saat :
menit ke I

1 - 1.30

b. Penilaiannya : menit ke II
2 - 2.30
N = (Nadi menit 1 + nadi menit 2 + nadi menit 3) 3 x nadi istirahat

Keterangan : menit ke III


N = selisih nadi

3 - 3.30

Tabel penilaian tes mft/bleep test


FORMAT TES
NAMA

34

STATUS

USIA

NOMOR
TAHAPAN

NOMOR BALIKAN

10

10

10 11

10 11

10

10 11

11

10 11 12

12

10 11 12

13

10 11 12 13

14

10 11 12 13

15

10 11 12 13

16

10 11 12 13 14

17

10 11 12 13 14

18

10 11 12 13 14 15

19

10 11 12 13 14 15

20

10 11 12 13 14 15 16

21

10 11 12 13 14 15 16

Skor VO2Max =

35

Tabel Skor VO2Max Lari Multi Tahap (Bleep Test)


level shuttle
4
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10

2
4
6
9
2
4
6
9
2
4
6
8
10
2
4
6
8
10
2
4
6
8
11
2
4
6
8
11
2
4
6
8
11

VO2
Max
26.8
27.6
28.3
29.5
30.2
31
31.8
32.9
33.6
34.3
35
35.7
36.4
37.1
37.8
38.5
39.2
39.9
40.5
41.1
41.8
42.4
43.3
43.9
44.5
45.2
45.8
46.8
47.4
48
48.7
49.3
50.2

level shuttle
15
15
15
15
15
15
16
16
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
17
17
18
18
18
18
18
18
18
19
19
19
19
19
19

2
4
6
8
10
13
2
4
6
8
10
12
14
2
4
6
8
10
12
14
2
4
6
8
10
12
15
2
4
6
8
10
12

VO2
Max
64.6
65.1
65.6
66.2
66.7
67.5
68
68.5
69
69.5
69.9
70.5
70.9
71.4
71.9
72.4
72.9
73.4
73.9
74.4
74.8
75.3
75.8
76.2
76.7
77.2
77.9
78.3
78.8
79.2
79.7
80.2
80.6

11
11
11
11
11
11
12
12
12
12
12
12
13
13
13
13
13
13
14
14
14
14
14
14

2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
12
2
4
6
8
10
13
2
4
6
8
10
13

50.8
51.4
51.9
52.5
53.1
53.7
54.3
54.8
55.4
56
56.5
57.1
57.6
58.2
58.7
59.3
59.8
60.6
61.1
61.7
62.2
62.7
63.2
64

19
20
20
20
20
20
20
20
20
21
21
21
21
21
21
21
21

15
2
4
6
8
10
12
14
16
2
4
6
8
10
12
14
16

81.3
81.8
82.2
82.6
83
83.5
83.9
84.3
84.8
85.2
85.6
86.1
86.5
86.9
87.4
87.8
88.2

36

Tabel 3.3 Norma Penilaian bleep test/ tes mft Kelompok Umur 16-18 Tahun
Perempuan dan laki-laki
Norma Klasifikasi Tingkat VO2Max

Age
13-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60 +

Perempuan (satuan dalam ml/kg/min)


Very Poor
Poor
Fair
Good
Excellent
Superior
25.0
31.0
35.0
39.0
> 41.9
< 25.0
30.9
34.9
38.9
41.9
23.6
29.0
33.0
37.0
> 41.0
< 23.6
28.9
32.9
36.9
41.0
22.8
27.0
31.5
35.7
< 22.8
> 40.0
26.9
31.4
35.6
40.0
21.0
24.5
29.0
32.9
< 21.0
> 36.9
24.4
28.9
32.8
36.9
20.2
22.8
27.0
31.5
< 20.2
> 35.7
22.7
26.9
31.4
35.7
17.5
20.2
24.5
30.3
< 17.5
> 31.4
20.1
24.4
30.2
31.4
Normatif data (Heywood 2006) [7] untuk (nilai dalam ml / kg / min) Perempuan

Age

Very Poor

13-19

< 35.0

20-29

< 33.0

30-39

< 31.5

40-49

< 30.2

50-59

< 26.1

60+

< 20.5

Laki-laki (satuan dalam ml/kg/min)


Poor
Fair
Good
35.0
38.4
45.2
38.3
45.1
50.9
33.0
36.5
42.5
36.4
42.4
46.4
31.5
35.5
41.0
35.4
40.9
44.9
30.2
33.6
39.0
33.5
38.9
43.7
26.1
31.0
35.8
30.9
35.7
40.9
20.5
26.1
32.3

Excellent
51.0
55.9
46.5
52.4
45.0
49.4
43.8
48.0
41.0
45.3
36.5

Superior
> 55.9
> 52.4
> 49.4
> 48.0
> 45.3
> 44.2

37

26.0
32.2
36.4
44.2
Normatif data (Heywood 2006) [7] untuk (nilai dalam ml / kg / min) Pria

Tabel 3.4 : Tabel Normatif Untuk VO2Max Non Atlet


VO2max untuk berbagai kelompok Tabel di bawah ini, diadaptasi dari Wilmore
dan Costill (2005) [2] , data normatif detail untuk VO2max (ml / kg / min) dalam
berbagai kelompok penduduk.

Non Atlet
Usia

Laki-laki

Perempuan

10-19

47-56

38-46

20-29

43-52

33-42

30-39

39-48

30-38

40-49

36-44

26-35

50-59

34-41

24-33

60-69

31-38

22-30

70-79

28-35

20-27

D. Teknik Analisis Data

38

Penelitian kali ini menggunakan tehnik analisis data deskriptif


kuantitatif. Analisis data deskriptif yang di gunakan adalah mean, yaitu
dengan rumus berikut:
1. Rata-rata (mean)
Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata nilai VO2Max

Rumus untuk mencari mean adalah :

Keterangan :
= Mean
X

= Jumlah nilai

= Jumlah individu

2.

(Maksum, 2007:15)

Standar Deviasi
Pada penelitian ini standart deviasi berfungsi untuk menggambarkan
sebaran nilai pada sebuah kelompok.
SD

(X X )

n 1

Keterangan :

3.

SD

= Standart Deviasi

= Rataan Sampel

= Banyak Sampel

(Martini,2007 )

Besar perbedaan
Besar perbedaan akan dihitung dengan menggunakan rumus proporsi
sebegai berikut :
P=
Keterangan :
P
=
besar perbedaan

39

n
N

=
=

jumlah total
Jumlah kasus

(Maksum, 2007:8)

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis dari penelitian ini akan dikaitkan dengan tujuan yang sudah
dibahas pada bab I. Hasil penelitian ini adalah hasil analisis data yang di peroleh
dari hasil pengukuran tingkat konsumsi oksigen maksimal () pada siswa kelas xi
SMA NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22

NEGERI SURABAYA tahun

pelajaran 2015-2016
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan manual dan spss yang dilakukan peneliti,
data hasil pengukuran tingkat konsumsi oksigen maksimal () siswa kelas xi SMA
NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22 NEGERI SURABAYA tahun pelajaran
2015-2016, dapat di jelaskan dalam bentuk tabel.

40

1. Dekripsi Data Hasil siswa kelas xi SMA 22 NEGERI SURABAYA


tahun pelajaran 2015-2016
Berdasarkan data hasil tes dan pengkuran tingkat konsumsi oksigen
maksimal VO2Max siswa kelas xi dan SMA 22 NEGERI SURABAYA tahun
pelajaran 2015-2016. Dapat di deksripsikan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Dekripsi Data siswa kelas xi SMA 22 NEGERI SURABAYA
tahun pelajaran 2015-2016
Descriptive Statistics
N

Minimum

VO2Max_22

32

Valid N (listwise)

32

20,40

Maximum
36,40

Mean

Std. Deviation

28,0344

5,31902

Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi oksigen


maksimal

(VO2Max)

minimumnya

adalah

adalah
20,40

28,0344

ml/kgbb/menit

ml/kgbb/menit,

nilai

dengan

maksimum

nilai
36,40

ml/kgbb/menit dan standart devisiasinya 5,31902 ml/kgbb/menit.


2.

Dekripsi Data Hasil siswa kelas xi SMA NEGERI 6 SURABAYA tahun


pelajaran 2015-2016
Berdasarkan data hasil tes dan pengkuran tingkat konsumsi oksigen maksimal

siswa kelas xi SMA NEGERI 6 SURABAYA tahun pelajaran 2015-2016 , Dapat


di deksripsikan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Dekripsi Data Hasil siswa kelas xi SMA NEGERI 6
SURABAYA tahun pelajaran 2015-2016

Descriptive Statistics
N
VO2Max_06

29

Minimum
Maximum
20,40
43,90

Mean
29,2276

. Deviation
Std5,35496

41

Valid N
(listwise)

29
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi oksigen

maksimal

(VO2Max)

minimumnya

adalah

adalah

29,2276

20,40

ml/kgbb/menit

ml/kgbb/menit,

dengan

nilai

nilai

maksimum

43,90ml/kgbb/menit dan standart devisiasinya 5,35496 ml/kgbb/menit.


Tingkat Siswa SMA NEGERI 22 SURABAYA dan Siswa SMA NEGERI
06 SURABAYA

Variabel

NEGERI 6
SURABAYA
VO2Max

Min

Mean

Independent Samples Test

Levene's Test

Siswa SMA
NEGERI 22
SURABAYA
Siswa SMA

Max

36

t-test for Equality of Means

for Equality of
36,40
Variances 20,40
F

Sig.

28,0344
df

5,31902

Sig. (2tailed)

37

Equal variances

43,90

,770

SD

20,40

,384 -,872

29,2276

Mean

Std. Error

95% Confidenc

Difference Difference

Interval of the
Difference

5,35496

not assumed

Uppe

59

,387

-1,19321

1,36809

-3,93076

1,544

-,872 58,334

,387

-1,19321

1,36855 -3,93234

1,545

assumed
Equal variances

Lower

Tabel tersebut menyatakan bahwa ada tingkat kapasitas oksigen maksimal


(VO2Max) siswa kelas xi SMA NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22 NEGERI
SURABAYA. Dengan demikian hipotesis no (Ho) yang berbunyi tidak ada
perbedaan tingkat kapasitas oksigen maksimal (VO2Max) siswa kelas xi SMA
NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22 NEGERI SURABAYA ditolak. Sehingga

42

hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi Ada Perbedaan tingkat kapasitas oksigen
maksimal (VO2Max) siswa kelas xi SMA NEGERI 6 SURABAYA dan SMA 22
NEGERI SURABAYA
A. Pembahasan
Berdasarkan pada data penelitian dapat diketahui bahwa kapasitas
oksigen maksimal (VO2max) antara siswa kelas xi SMA NEGERI 6
SURABAYA dan SMA 22 NEGERI SURABAYA yang berbeda fasilitas alat
praktek olahraganya dan nilai akreditasinya berbeda secara signifikan karena
menurut

rata-rata

besarnya

tingkat

kapasitas

oksigen

maksimal

(VO2Max) siswa kelas xi SMA NEGERI 6 SURABAYA adalah sebesar


29,2276

ml/kg.bb/menit dan SMA 22 NEGERI SURABAYA adalah sebesar

28,0344

ml/kg.bb/menit. yang termasuk sangat unggul.


Selama bertahun-tahun banyak penelitian telah dilakukan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor fisiologis yang menentukan dan membatasi


VO2Max antara lain : fungsi paru jantung, metabolisme otot aerobik dan
keadaan latihan (Pate J.L, Thomson, 1993)

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta hasil
penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
4.
Terdapat perbedaan yang signifikant tingkat kapasitas oksigen
maksimal (VO2Max) Member Sanggar Senam Puri yang berlatih

43

3 kali seminggu dan Member Sanggar Senam Sumber Kasih yang


5.

berlatih 5 kali seminggu.


Besarnya perbedaan tingkat

kapasitas

oksigen

maksimal

(VO2Max) Member Sanggar Senam Puri yang berlatih 3 kali


seminggu dan Member Sanggar Senam Sumber Kasih yang
berlatih 5 kali seminggu adalah sebesar 7,6 ml/kg.bb/menit.
B. Saran
1. Adanya penelitian sejenis dengan menggunakan sampel dalam
2.

jumlah yang banyak.


Bagi member atau masyarakat yang menginginkan tingkat kapasitas
oksigen maksimal (VO2Max) yang baik disarankan untuk latihan 3

sampai 5 kali latihan.


Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi dan diharapkan untuk
dapat membatasi sampel penelitian tidak hanya berdasarkan umur, namun juga
dengan aktivitas fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta


: PT. Rineka Cipta
49

Beashel, P. & Taylor, J. (1996) Advanced Studies di Pendidikan Jasmani dan


Olahraga . Inggris: Thomas Nelson & Sons Ltd
Beashel, P. & Taylor, J. (1997) The World of Sport Diperiksa. UK: Thomas Nelson
& Sons Ltd
Bizley, K. (1994) Meneliti Pendidikan Jasmani . Oxford; Heinemann Educational
Penerbit
Brick, Lynne. 2001. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Cooper, KH (1968) Sebuah cara menilai asupan oksigen maksimal. JAMA . 203,
p. 135-138
Davis, B. et al. (2000) Pendidikan Jasmani dan Studi Sport . Inggris: Harcourt
Publishers Ltd

44

Davis, B. Et al. 2000. pendidikan Jasmani dan Olahraga. Inggris:Harcourt


Publisher Ltd.
Djoko Pekik I.2006.Bugar dan Sehat dengan Olahraga.Yogyakarta:CV.Andi
Offset
http://www.researchgate.net/publication/42362569_A_Comparative_Study_On_The_Phy
sical_Fitness_Level_Using_The_Harvard_Sharkey_And_Kash_Step_Test
[accessed Apr 15, 2015].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40237/4/Chapter%20II.pdf[accessed Apr
15, 2015].

http://facstaff.elon.edu/ehall/Assets/CD/files/cardio_steptest.htm[accessed Apr 15,


2015].

http://eprints.undip.ac.id/18783/1/SUSILOWATI.pdf[accessed Apr 15, 2015].


https://insanajisubekti.wordpress.com/2012/11/25/pengertian-senam-aerobic/
[accessed Apr 17, 2015].

https://decungkringo.wordpress.com/2012/04/14/latihan-aerobik/[accessed Apr 17,


2015].

https://books.google.co.id/books/about/Physiology_of_Sport_and_Exercise.html?
id=ABdrAAAAMAAJ&hl=id [accessed May 18, 2015].
Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa
Univercity Press.
McArdle, W. et al. (2000) Essentials of Exercise Physiology. 2nd ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins
Mackenzie,
Brian.

1996-2015
BrianMac
Sports
Coach
http://www.brianmac.co.uk : All Rights Reserved : Page Last Modified
-3rd January 2015( http://www.brianmac.co.uk/gentest.htm) di akses 19
Januari 2015 8.57 WIB
Sharkey,BJ.2003. Fitness and Health.Alih Bahasa Kebugaran dan Kesehatan
oleh Eri Desmarini Nasution. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
Sriundy Mahardika, I Made , 2013. Pengantar Statistika aplikasi pada penelitian
keolahragaan. Surabaya:
Sriundy Mahardika, I Made. Pengantar Statistika Aplikasi Pada Penelitian
Keolahragaan. Surabaya
Sudjana.2002.Metode Statistika.Bandung:Tarsito
Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya: Unesa Univercity
Press.
- See more at: http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/efek-buruk-makanancepat-saji-bagi-kesehatan.html#sthash.NhRGVlxV.dpuf [accessed Apr 15,
2015].

http://www.hiithighintensityintervaltraining.ga/2015/03/pengukuran-vo2maxdengan-multi-stage.html[accessed des 5, 2015].

45

http://educationandsportcenter.blogspot.co.id/2012/12/vo2max-kebugaran-dapatdiukur-dengan.html[accessed des 5, 2015].

Anda mungkin juga menyukai