BAB I
PENDAHULUAN
2
keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar sehingga dapat mencapai hasil
yang maksimal.
Dewasa ini banyak cara yang bisa digunakan untuk mendukung
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah dengan
menerapkan metode / strategi dalam pembelajaran yang tepat agar siswa
dapat memahami dan siswa juga tidak cepat merasa bosan. Seperti yang
terjadi di SD Negeri 1 Karangtalun Kidul khususnya pada siswa kelas III
(Tiga) pada pelajaran matematika tentang pembagian bilangan dengan cara
bersusun pendek,siswa belum bisa memahami mengenai langkah-langkah
pembagian bilangan bersusun yangbenar.
Dari jumlah siswa sebanyak 23,yang bisa mengerjakan soal dan
mendapat nilai diatas 70 hanya 9 siswa,sementara 14 siswa lainnya nilainya
masih dibawah 70 sehingga nilai yang diperoleh belum mencapai ketuntasan
dalam belajar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini
Tabel Hasil Ulangan Harian Materi Pokok Pembagian Bilangan Bersusun
Pendek
Rentang Nilai
Prosentase ( % )
10-20
30-40
50-60
70-80
90-100
Jumlah
6
8
9
23
26,08 %
34,78 %
39,13 %
100%
2
3
Tabel 1.1 Hasil ulangan harian sebelum perbaikan pembelajaran
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu digunakan metode yang
sesuai agar siswa dapat dengan mudah memahami dan menerapkannya
dengan benar. Seperti yang dikemukakan teori makna (Makna Theory) dari
Ausubel (Brownel dan Chazall) mengemukakan pentingnya kebermaknaan
pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan akan lebih
mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik. Kebermaknaan yang
dimaksud dapat berupa struktur matematika yang lebih ditonjolkan untuk
memudahkan pemahaman. Wujud lain kebermaknaan adalah pernyataan
konsep-konsep dalam bentuk bagan,diagram atau peta,yang mana
keterkaitan di antara konsep-konsep yang diberikan.
Untuk
mendukung
usaha
pembelajaran
yang
mampu
4
Penguasaan
dalam
pembelajaran
matematika,2)
Penguasaan
dalam
bernalar,dan
bertindak
sesuai
prosedur
yang
benar,dan
memberikan
pengalaman
belajar
yang
berkaitan
dengan
5
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan,ternyata ada beberapa
permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran,yaitu :1) Sebagian
siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran,2)
Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran,3) Siswa kurang
aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika tentang pembagian
bilangan dengan cara bersusun pendek,maka digunakan Metode Drill
(latihan) yang terus menerus agar siswa dapat mengingat dan bisa
mengerjakan soal dalam waktu yang singkat.
Berdasarkan
pernyataan
diatas
maka
peneliti
mengadakan
B. Rumusan Masalah
Bertolak
dari
permasalahan
yang
timbul
selama
proses
6
Berdasarkan hal-hal tersebut,maka rumusan masalah sebagai fokus
perbaikan pembelajaran adalah:
1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran
matematika tentang pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek
dikelas III (tiga) SD Negeri 1 Karangtalun Kidul?
2. Apakah dengan menggunakan metode drill (latihan) pada pelajaran
matematika tentang pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III (tiga) di SD Negeri 1
Karangtalun Kidul?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
b. Memberikan peningkatan kualitas pembelajaran menggunakan metode
drill (latihan) dalam pelajaran matematika
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika pokok bahasan Pembagian bilangan dengan cara
bersusun pendek melalui metode drill (latihan)
7
b. Dengan menggunakan metode drill (latihan) diharapkan siswa dapat
mengerjakan soal pembagian dengan cara bersusun pendek sehingga
hasil belajar yang diperoleh akan meningkat.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi guru
Memberikan informasi tentang pembagian dengan menggunakan
metode drill (latihan) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran matematika
2. Bagi siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
mengenai pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap peningkatan
kualitas pendidikan
b. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi guna meningkatkan prestasi
belajar dalam pembelajaran
BAB II
8
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut Nashar [2004 ; 9] belajar merupakan perubahan tingkah
laku. Perubahan itu mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik yang
terjadi melalui latihan dan pengalaman.maupun fisik seperti perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan atau sikap. Kegiatan yang dimaksud itu dapat diamati
dengan adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar juga
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya [Sumardi Suryabrata 1984 ; 252 ].
Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions Of Learning
belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan
tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan
terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.Berbeda dengan
perubahan serta merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Berdasarkan uraian diatas, ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
pengertian belajar, antara lain : 1).Bersifat kontinu dan fungsional.
2).Perubahan yang terjadi secara sadar.3).Perubahan dalam belajar
9
memerlukan waktu yang relative lama. 4).Perubahan dalam belajar terjadi
karena adanya tujuan yang akan dicapai dan terarah dan benar-benar disadari
untuk mencapainya. 5).Perubahan belajar mencakup aspek tingkah laku,
yaitu pengetahuan pemahaman, sikap, dan keterampilan.
Maka dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan
didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan didalam
bentuk peningkatan kualitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan ,
pengetahuan sikap , kebiasaan , pemahaman , keterampilan , daya pikir , dan
kemampuan lainnya.
2. Teori Belajar Matematika
a. Teori belajar Bruner,
Menurut J.Bruner dalam Hidayat (2004:8) belajar merupakan suatu
proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal
baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Pengetahauan perlu
dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat
diinternalisasi
dalam
pikiran
(struktur
kognitif)
manusia
yang
mempelajarinya. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguhsungguh (yang berarti proses belajar mengajar terjadi secara optimal) jika
pengetahuan itu dipelajari dalam tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap Enaktif
Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan dipelajari secara
enaktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang
nyata.
9
10
2. Tahap Ikonik
Suatu tahap pembelajaran dimana pengetahuan dipresentasikan
(diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imageri),gambar
atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi
konkret yang terdapat pada tahap enaktif.
3. Tahap Simbolik
Suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu dipresentasikan
dalam
bentuk
symbol-simbol
abstrak
,baik
simbol-simbol
mengembangkan
minatnya
dan
pengalamannya
dalam
relasi-relasi
antara
struktur.
Dienes
10
11
berhasil dipelajari bila melalui tahapan tertentu.Tahapan belajar
menurut Dienes ada enam tahapan secara berurutan, yaitu sebagai
berikut :
1. Bermain bebas (Free play)
Pada tahap awal ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan
dengan menggunakan benda-benda matematika konkret.Siswa
belajar
konsep
matematika
memanipulasikan
benda-benda
melalui
mengotak-katik
konkret.Tugas
guru
atau
adalah
menyediakan benda-benda konkret yang bisa menyajikan konsepkonsep matematika. Pada tahap ini guru tidak seperti biasa
mengajar matematika, dengan cara terstruktur dan pengarahan,
namun demikian tetap ini penting bagi anak dalam belajar konsep
matematika.
2. Permainan (Games)
Pada tahap kedua ini, anak mulai mengamati pola dan keteraturan
yang terdapat dalam konsep. Maka akan memperhatikan bahwa ada
aturan-aturan tertentu yang terdapat dalam suatu konsep tertentu,
tetapi tidak terdapat dalam konsep-konsep lainnya. Melalui
permainan, siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan
stuktur-struktur matematika.Dengan berbagai permainan untuk
penyajian konsep-konsep yang berbeda,akan menolong anak untuk
bersifat logis dan matematis dalam mempelajari konsep tersebut.
11
12
3. Penelaahan Kesamaan Sifat (Searching for communities)
Pada tahap ini siswa mulai diarahkan pada kegiatan menemukan
sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Dalam
melatih mencari kesamaan sifat ini, guru perlu mengarahkan
mereka dengan menstranslasikan kesamaan struktur dan bentuk
permainan lain. Pada tahap ini siswa mulai belajar membuat
abstraksi tentang pola, keteraturan, sifat-sifat bersama yang
dimiliki dari model-model yang disajikan.Misalnya dari berbagai
benda segitiga.
4. Representasi (Representation)
Pada tahap ini siswa mulai belajar membuat pernyataan atau
reprentasi tentang sifat-sifat kesamaan suatu konsep matematika
yang diperoleh pada tahap penelaahan sifat.Reprentasi ini dapat
dalam bentuk gambar, diagram, atau verbal (dengan kata-kata atau
ucapan).
5. Simbolisasi (Symbolization)
Pada tahap ini siswa perlu menciptakan simbol matematika atau
rumusan verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang
representasinya sudah diketahuinya pada tahap ke empat.
6. Formalisasi (Formalitation)
Tahap formalisasi merupakan tahap yang terakhir dan belajar
konsep
menurut
Dienes.
12
Pada
tahap
ini
siswa
belajar
13
mengorganisasikan konsep-konsep membentuk secara formal, dan
harus sampai pada pemahaman aksioma, sifat, aturan, dalil
sehingga menjadi struktur dari sistem yang dibahas
c. Teori Belajar Van Hiele
Menurut Van Hiele ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri,
yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang
ditetapkan. Jika ketiga unsur utama tersebut dilalui secara terpadu
akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa kepada tahapan
berpikir yang lebih tinggi.
Adapun tahapan-tahapan anak belajar Geometri menurutnya
ada lima tahapan. Yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan,
deduksi, dan akurasi.
1. Tahap Pengenalan
Pada
13
14
Pada tahap ini siswa sudah mengenal dan memahami sifat-sifat
suatu bangun Geometri serta sudah dapat mengurutkan bangunbangun Geometri yang satu dengan lainnya saling berhubungan.
4. Deduksi
Pada tahap ini siswa telah mampu menarik kesimpulan secara
deduktif, yaitu menarik kesimpulan yang bersifat umum menuju
kehal-hal yang bersifat khusus.
4. Akurasi
Pada tahap kelima ini siswa sudah mulai menyadari pentingnya
ketepatan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
d. Teori Belajar Brownell dan Van Engen
Menurut William Brownell (1935) bahwa belajar itu pada hakekatnya
merupakan suatu proses yang bermakna. Ia mengemukakan bahwa
belajar matematika itu harus merupakan belajar bermakna dan
pengertian. Teori makna memandang matematika sebagai suatu sistem
dan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan proses-proses yang dapat
dimengerti.Menurutnya tes belajar untuk mengukur kemampuan
matematika anak bukanlah semata-mata untuk mengukur kemampuan
mekanik anak dalam berhitung saja.Tes harus mengungkapkan
kemampuan intelektual anak dalam melihat antara bilangan, dan
kemampuan untuk menghadapi situasi aritmetika dengan pemahaman
14
15
yang sempurna baik aspek matematikanya maupun aspek praktisnya.
Menurut teori ini, anak harus melihat makna dari apa yang
dipelajarinya. Anak harus tahu makna dari simbol yang ditulis dan
kata yang diucapkannya.
Menurut Brownell kemampuan mendemonstrasikan operasioperasi hitung secara mekanis dan otomatis tidaklah cukup.Tujuan
utama dari pengajaran aritmetika adalah mengembangkan kemampuan
berpikir dalam situasi kuantitatif.
Van Engen (1949) seorang penganut teori makna mengatakan
bahwa pada situasi yang bermakna selalu terdapat tiga unsur yaitu :
1. Ada suatu kejadian,benda,atau tindakan
2. Adanya simbol (lambing/notasi/gambar)yang digunakan sebagai
pernyataan yang mewakili unsur pertama diatas
3. Adanya individu yang menafsirkan simbol-simbol dan mengacu
kepada unsur pertama diatas
Menurut Van Engen tujuan pengajaran aritmetika untuk
membantu anak memahami suatu sistem simbol yang mewakili suatu
himpunan kejadian, dan serentetan kegiatan yang diberi simbol itu
harus dialami langsung oleh anak.
c. Teori Belajar Gagne
Robert M.Gagne seorang ahli psikologi telah menggunakan
matematika sebagai medium untuk menguji dan menggunakan teori
15
16
belajar. Ia bekerja sama dengan Proyek Matematika Universitas
Meryland membahas pembelajaran matematika dalam pengembangan
kurikulum matematika di sekolah.
prinsip.
Sedangkan
objek
tidak
langsung
mencakup
16
17
Tahap 2.Belajar Stimulus Respon.Belajar pada tahap ini sudah
disengaja dan responnya adalah jasmaniah.Misalnya
siswa menyebutkan atau menuliskan beberapa contoh
bilangan bulat yang negative setelah guru memberikan
penjelasan tentang bilangan bulat negatif.
Tahap 3.Rangkaian Gerak. Belajar dalam bentuk perbuatan
jasmaniah terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus
respons.Misalnya seorang anak yang menggambar ruas
garis melalui dua titik yang diketahui diawali dengan
mengambil mistar, meletakan mistar melalui dua titik,
mengambil pensil dan akhirnya menarik ruas garis.
Tahap 4. Rangkaian Verbal.Belajar yang berupa perbuatan lisan
terurut
dari
dua
respons.Misalnya
kegiatan
menyatakan
atau
atau
lebih
stimulus
mengemukakan
Belajar
Membedakan.Belajar
memisah-misahkan
17
18
Tahap 6. Belajar Konsep.Tipe belajar konsep ini disebut pula tipe
belajar pengelompokan, yaitu belajar mengenal atau
melihat
sifat
bersama
dari
suatu
benda
atau
sifat
penyebaran
perkalian
terhadap
tahu
proses
alogaritmanya
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat , dan kebutuhan peserta didik
18
19
yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa
(Suyitno,2004:1)
Sebagaimana diketahui bahwa objek langsung belajar matematika itu
pada hakekatnya merupakan penanaman penalaran dan pembinaan
keterampilan dari konsep-konsep, yaitu ide-ide atau gagasan-gagasan yang
terbentuk dari sifat-sifat yang sama. Dilain pihak dihubungkan dengan
proses pembelajaran yang diselenggarakan guru dalam rangka transfer
kurikulum maka konsep-konsep matematika yang tersusun dalam GBPP
matematika SD dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis konsep,yaitu :
a. Konsep dasar
Konsep dasar pada pembelajaran matematika merupakan materimateri atau bahan-bahan dan sekumpulan bahasan atau semesta bahasan,
dan umumnya merupakan materi baru untuk para siswa yang
mempelajarinya.Konsep-konsep dasar ini merupakan konsep-konsep
yang pertama kali dipelajari oleh para siswa dari sejumlah konsep yang
diberikan. Oleh karena itu, setelah konsepdasar ini ditanamkan maka
konsep dasar ini akan menjadi prasyarat dalam memahami konsepkonsep berikutnya.
b. Konsep yang berkembang
Konsep yang berkembang dari konsep dasar merupakan sifat atau
penerapan dari konsep-konsep dasar.Konsep yang berkembang ini
merupakan kelanjutan dari konsep dasar dan dalam mempelajarinya
memerlukan pengetahuan tentang konsep dasar. Dengan kata lain, konsep
jenis ini akan mudah dipahami oleh para siswa apabila mereka telah
menguasai konsep prasyaratnya,yaiyu konsep dasarnya.
19
20
c. Konsep yang harus dibina keterampilannya
Konsep yang termasuk ke dalam jenis konsep ini dapat merupakan
konsep-konsep dasar atau konsep-konsep yang berkembang.Konsepkonsep jenis ini perlu mendapat perhatian dan pembinaan dari guru
sehingga para siswa mempunyai keterampilan dalam menggunakan atau
menampilkan konsep-konsep dasar maupun konsep-konsep yang
berkembang. Dengan adanya pembinaan keterampilan terhadap konsepkonsep ini diharapkan proses pembelajaran matematika dapat mengkaji
isu-isu tentang kurangnya keterampilan berhitung.
Agar tujuan pengajaran dapat tercapai,guru harus mampu
mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara
komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis
(Suhito,2000:12). Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah
pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara
dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks
pembelajaran(Depdiknas,2003:1). Sehingga dituntut kemampuan guru
untuk dapat memilih model pembelajaran serta media yang cocok dengan
materi atau bahan ajaran.
Selain itu di dalam mempelajari matematika siswa memerlukan
konteks dan situasi yang berbeda-beda sehingga diperlukan usaha guru
untuk :
1. Menyediakan dan menggunakan berbagai alat peraga atau media
pembelajaran yang menarik perhatian siswa,
2. Memberikan kesempatan belajar matematika di berbagai tempat dan
keadaan,
20
21
3. Memberikan kesempatan menggunakan matematika untuk berbagai
keperluan,
4. Mengembangkan sikap menggunakan matematika sebagai alat untuk
memecahkan matematika baik di sekolah maupun di rumah,
5. Menghargai sumbangan tradisi,budaya,dan seni di
pengembangan matematika,
6. Membantu siswa menilai
sendiri
kegiatan
dalam
matematikanya.
(Depdiknas,2003:6)
Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa seorang guru dalam
melakukan pembelajaran matematika harus bias membuat situasi yang
menyenangkan,memberikan alternatif penggunaan alat peraga atau media
pembelajaran yang bisa digunakan pada berbagai tempat dan
keadaan,baik di sekolah maupun di rumah.
4. Pembagian Bilangan
Pembagian bilangan merupakan pengurangan bilangan secara
berulang. Seperti halnya perkalian, pembagian juga lebih praktis dilakukan
dengan cara bersusun.
1. Pembagian bilangan tiga angka oleh bilangan satu angka dengan hasil
bagi bilangan tiga angka,
dengan cara bersusun pendek.
93 : 4 = ..........
234
hasil bagi
4 4 936
ratusan
8
ratusan
13
puluhan
12
puluhan
16
satuan
16
satuan
0
sisa
: 9 : 4 = 2 sisa 1
:2 x4=8
: 13 : 4 = 3 sisa 1
: 3 x 4 = 12
: 16 : 4 = 4
: 4 x 4 = 16
21
22
2. Pembagian bilangan tiga angka oleh bilangan satu angka yang hasil
baginya dua angka.
dengan cara bersusun pendek.
258 : 6 = .........
43
puluhan : 25 : 6 = 4 sisa 1
6 258
24
puluhan : 4 x 6 = 24
18
satuan : 18 x 6 = 24
18
satuan : 6 x 3 = 18
0
Jadi, 258 : 6 = 43
5. Hasil Belajar
Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar.Sebagaimana
diketahui bahwa tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di
rumah,sekolah atau belajar dimanapun adalah agar dapat memperoleh hasil
belajar yang dianggap baik yaitu yang telah memenuhi standar hasil belajar
yang telah ditetapkan sehingga dapat digolongkan menjadi hasil belajar
yang baik.Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan
metode pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan
keadaan kehidupan sehari-hari atau kontekstual,sehingga apa yang menjadi
hasil belajar dapat terpenuhi.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peseta didik akan
menghasilkan hasil belajar. Didalam proses pembelajaran,guru sebagai
pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang
besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik.
Hasil belajar yang baik hanya bisa dicapai melalui proses belajar yang baik.
Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang baik.
22
23
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan
kepada prestasi belajar,sedangkan prestasi belajar itu merupakan indicator
adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil
yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Adapun hasil belajar dalam pembelajaran matematika yang harus dicapai
sebagai berikut (Firman Suherman 2003:17)
1. Menunjukkan permasalahan dan keterkaitan antara konsep matematika
yang
dipelajari,serta
mengaplikasikan
konsep
alogaritma
untuk
menjelaskankeadaan
secara
dengan
atau
masalah.
3. Menggunakan penalaran pada pola,sifat atau melakukan manipulasi
matematika dan membuat generalisasi,menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pertanyaan matematika.
4. Kemampuan berpikir tinggi diperlukan agar siswa memiliki kemampuan
untuk
menemukan
penyelesaian
problem-problem
matematika
dijenjangnya.
5. Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan)
,menafsirkan dan menyelesaikan metode matematika dalam pemecahan
masalah.
6. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dari sekian
banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar baik itu menurut Muhibbin
23
24
Syah
,Slamet,Sumardi
Suryabrata,dapat
digolongkan
menjadi
tiga
dan
dengan
bagian-bagian,penggunaan
modalitet
usia
25
b) Keterampilan intelektual (intelectual skill)
Menurut Dick & Carey (1990) keterampilan intelektual adalah
kemampuan yang menuntut siswa untuk melakukan kegiatan kognitif
yang unik.Unik disini artinya bahwa siswa harus mampu
memecahkan suatu permasalahan dengan menerapkan informasi
yang belum pernah dipelajari.
c) Strategi kognitif (cognitive strategies)
Strategi kognitif mengacu pada kemampuan mengontrol proses
internal yang dilakukan oleh individu dalam memilih dan
memodifikasi cara berkonsentrasi, belajar, mengingat, dan berpikir
(Gagne, Briggs, & Wager,1992).Siswa yang telah menguasai
kemampuan strategi kognitif akan mendapat kemudahan dalam
berkonsentrasi, belajar, mengingat, dan berpikir.
d) Sikap (attitudes)
Sikap mengacu pada kecenderungan untuk membuat pilihan atau
keputusan untuk bertindak di bawah kondisi tertentu.Dikaitkan
dengan hasil belajar, sikap adalah kemampuan siswa dalam
menentukan pilihan atau bertindak sesuai dengan sistem nilai yang
diyakininya.
e) Keterampilan motoric
Keterampilan motoric mengacu pada kemampuan melaksanakan
gerakan atau tindakan yang terorganisasi yang direfleksikan melalui
kecepatan, ketepatan, kekuatan, dan kehalusan (Gagne, Briggs, &
Wager,
1992).Dengan
memperhatikan
pernyataan
tersebut,
25
26
berarti bahwa dalam melakukan keterampilan motoric kegiatan
mental dan kognitif juga terlibat.
Menurut Bloom, dkk tujuan atau hasil belajar digolongkan menjadi
tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain
kognitif berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran
siswa.Domain afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.Tipe hasil belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, kebiasaan belajar, motivasi belajar.Hasil belajar
psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak
dari siswa.
5. Metode Drill
Metode mengajar adalah cara guru memberikan pengajaran dan
cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung,baik
dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. Oleh karena itu
peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses
belajar yang kondusif,sehingga terjadi interaksi edukatif antara guru dan
siswa. Dari definisi metode mengajar diatas,maka metode drill adalah suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan,agar
siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa
yang dipelajari.
26
27
Dalam
buku
Nana
Sudjana,kegiatan
melakukan
hal
yang
sama,berulang-ulang
secara
sungguh-sungguh
dengan
tujuan
untuk
B. Kerangka Berpikir
27
28
Agar hasil belajar siswa dapat meningkat maka perlu dilakukan upaya
untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar matematika yaitu dengan menggunakan metode drill (latihan).
Dengan metode drill (latihan) siswa dilatih untuk mengerjakan latihan-latihan
terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu
keterampilan tertentu.Untuk memberikan gambaran yang jelas dapat dilihat
dalam skema berikut :
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian permasalahan dan landasan teori, maka peneliti
mengajukan hipotesis yang digunakan sebagai jawaban sementara dari jawaban
28
29
yang digunakan sebagai berikut : Melalui Metode Drill (latihan) diduga akan
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tentang
pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek pada siswa kelas III SD
Negeri 1 Karangtalun Kidul.
D.Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
dalam pembelajaran adalah proses peningkatan pembelajaran dikatakan
berhasil apabila lebih dari 85% dari jumlah siswa 23 tuntas belajar. Dengan
kata lain 21 siswa dinyatakan tuntas. Proses perbaikan pembelajaran dikatakan
meningkat apabila 85%dari jumlah siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
29
30
23 siswa, terdiri dari 10 siswa putra dan 13 siswa putri. Keterangan
lain tentang karakteristik subjek penelitian adalah sebagai berikut :
1) Pemahaman tentang pembagian bilangan dengan cara bersusun
pendek masih rendah
2) Rendahnya prestasi belajar siswa
b. Guru
Guru yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah peneliti selaku
guru kelas III (tiga) SD Negeri 1 Karangtalun Kidul.
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dikelas III (tiga) SD
Negeri 1 Karangtalun Kidul UPK Purwojati Kabupaten Banyumas pada
mata pelajaran matematika materi pokok Pengerjaan Hitung Bilangan
dalam pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek semester I
Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun materi yang dijadikan sebagai
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Standar Kompetensi (SK)
30
31
a.Siklus I
b.Siklus II
: Kursin, S.Pd
NIP
Jabatan
: Kepala Sekolah
31
32
secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan)
berdasarkan data informasi yang seobjektif mungkin.
www.referensi makalah.com >Home>
Menurut Wardani, dkk (2004 : 2.3 2.4) bahwa perbaikan
pembelajaran dilaksanakan melalui proses pengkajian secara berdaur yang
terdiri atas 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan
kembali untuk memperbaiki rencana jika tindakan yang dilakukan belum
berhasil memecahkan masalah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Merencanakan
Refleksi
Melakukan Tindakan
Mengamati
32
33
Dalam hal ini daur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan
perbaikan yang direncanakan sudah berakhir. Namun, biasanya akan muncul
masalah baru.
Masalah ini akan kembali dipecahkan melalui daur Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar berikut:
Ide awal
Studi pendahuluan
-
Persiapan penelitian
Wawancara
- penyamaan konsep
Dengan guru
- tes diagnosis
- penyusunan tes
- analisis dokumen
Revisi
Belum berhasil
Tindakan siklus I
- perencanaan perbaikan
- observasi
- diskusi dengan pengamat
- refleksi siklus
Tindakan siklus II
- perencanaan perbaikan
Berhasil
- pelaksanaan perbaikan
- observasi
- diskusi dengan pengamat
33
Simpulan
34
- refleksi siklus II
Gambar 3.2 : Diagram Siklus PTK
35
langkah-langkah yang akan ditempuh pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Peneliti terlebih dahulu menyiapkan lembar pengamatan, rencana
pembelajaran, dan membuat perangkat evaluasi.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran tentang pokok bahasan Melakukan
Operasi Hitung Pembagian dengan mengacu rencana pembelajaran yang
telah direncanakan dalam empat pertemuan. Penelitian ini dilakukan
dalam dua siklus.
3.
Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh teman sejawat (observer) pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Pada tahap ini, semua hasil observasi diolah dan direfleksikan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan selama pelaksanaan
tindakan. Berdasarkan refleksi ini, peneliti bersama-sama dengan
observer (teman sejawat) merencanakan pelaksanaan siklus selanjutnya.
35
36
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas III (tiga) SD Negeri
1 Karangtalun Kidul. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data
kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes formatif dari tiap-tiap
siklusnya yang akan digunakan sebagai tingkat keberhasilan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati aktifitas
pembelajaran peneliti dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Pengamatan dilakukan tiap pertemuan. Peneliti telah menyiapkan lembar
observasi yang dilengkapi dengan data pengukurannya. Peneliti juga
dibantu oleh observer untuk melakukan pengamatan terhadap jalannya
pembelajaran dan mencatat semua hasil pengamatan dalam lembar
observasi siswa.
b. Kompetensi Dasar
c. Materi Pokok
36
37
d. Indikator
d. Waktu Pertemuan
f. Materi Kegiatan
: Pertemuan I
: Pertemuan II
: Evaluasi (penilaian)
dan
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Perbaikan
37
38
d. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
e. Mempersiapkan lembar evaluasi untuk akhir tindakan siklus
Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan
penugasan.
2. Tahap Pelaksanaan (acting)
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal ( 10 menit)
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengondisikan kelas yaitu
berdoa dan mengabsen siswa. Sebelum peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran, peneliti mengecek kelengkapan sumber
belajar, alat bantu dan media pembelajaran. Selanjutnya peneliti
melakukan apersepsi atau memberikan pertanyaan-pertanyaan tes
awal sebagai berikut Bu guru mempunyai 50 permen, permen
tersebut akan diberikan ke lima orang anak, berapkah permen yang
diperoleh masing-masing anak? Ayo, siapa yang tahu jawabannya?
Nanda menjawab, saya tahu jawabannya bu,hasilnya adalah 10
permen. Peneliti kemudian memberikan penguatan dan pujian
kepada Nanda, ya bagus, jawabannya tepat sekali. Kemudian
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti ( 45 menit)
38
39
Memasuki tahap inti ini, peneliti menjelaskan sekilas tentang hal-hal
yang berhubungan dengan materi pelajaran disertai dengan tanya
jawab. Kemudian peneliti memberikan contoh cara mengerjakan
pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek kepada siswa,
selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal latihan
dan menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai langkahlangkah pembagian bilangan dengan cara susun pendek.
c. Kegiatan Akhir ( 15 menit)
Pada kegiatan akhir, peneliti menyampaikan kesimpulan hasil
kegiatan pembelajaran dan siswa diberi tugas rumah. Siswa juga
disuruh untuk mencatat hal-hal penting / rangkuman yang telah
ditulis pada papan tulis. Peneliti juga menyampaikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan mengadakan evaluasi.
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal ( 10 menit)
Setelah siswa selesai berdoa, peneliti mengabsen kehadiran siswa.
Pada kegiatan ini, peneliti dan siswa membahas tugas rumah yang
telah diberikan pada pertemuan pertama kemudian peneliti dan siswa
bertanya jawab tentang materi yang akan dibahas.
b. Kegiatan Inti ( 45 menit)
Peneliti dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan
dengan materi pembelajaran yaitu mengenai pembagian bilangan
39
40
dengan cara bersusun pendek. Siswa diberi latihan berupa soal-soal
pembagian dan dikerjakan secara mandiri, setelah itu peneliti
bersama siswa membahasnya dengan cara siswa secara bergantian
maju kedepan untuk mengerjakannya sesuai dengan langkahlangkahnya. Kemudian peneliti bersama siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran dan memberi kesempatan kepada siswa yang
masih merasa kesulitan / kurang jelas.
b. Kegiatan Akhir ( 15 menit)
Pada kegiatan akhir, peneliti memeriksa jawaban siswa yang telah
dikerjakan. Peneliti juga menyampaikan kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan (observing)
Peneliti dengan observer melakukan observasi terhadap jalannya proses
belajar mengajar dan mencatat semua hasil observasi pada lembar
observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, meliputi aktivitas siswa
yang diukur dengan lembar observasi kegiatan siswa. Lembar observasi
pelaksanaan tindakan peneliti digunakan untuk mengetahui aktivitas
peneliti dalam melaksanakan metode Drill (latihan). Untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran, peneliti memberikan tes
formatif. Ketelitian observer sangat dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan pembelajaran, sehingga peranan observer sangat membantu
40
41
keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan
peneliti.
4. Tahap Refleksi (reflecting)
Berdasarkan dari hasil observasi dan tes formatif, dilakukan analisis dan
refleksi. Setelah siklus I selesai dan peneliti memeriksa semua
kelengkapan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan Rencana
Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran (RPPP), lembar evaluasi dan
lembar observasi yang digunakan, ternyata hasil pembelajaran yang
diinginkan belum tercapai dan tidak sesuai dengan harapan peneliti.
Dari hal tersebut, maka peneliti melaksanakan siklus II dengan harapan
dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan bisa
memperoleh hasil yang maksimal.
Siklus II
Waktu Pertemuan I dan II
a. Standar Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Materi Pokok
41
42
d. Indikator
e. Waktu Pertemuan
f. Materi Kegiatan
: Pertemuan I
: Pertemuan II
: Evaluasi
penyempurnaan
Rencana
Pelaksanaan
Perbaikan
42
43
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Seperti biasa kegiatan pembelajaran diawali dengan mengkondisikan
kelas. Peneliti menyiapkan sumber belajar, alat bantu pembelajaran
dan
melaksanakan
kegiatan
rutin
kelas
seperti
mengabsen
43
44
Siswa dan guru melakukan refleksi, kemudian siswa diberi tugas
rumah berupa soal-soal pembagian.
Pertemuan II
a. Kegiatan awal ( 10 menit)
Seperti biasa, sebelum memulai pelajaran peneliti mengkondisikan
kelas dan melakukan kegiatan pengabsenan. Pada tahap ini, peneliti
dan siswa membahastugas rumah yang telah diberikan pada
pertemuan pertama kemudian peneliti dan siswa bertanya jawab
tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi pembelajaran
sebelumnya.
44
45
Pada kegiatan ini, peneliti memantapkan materi mengenai operasi
pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek. Siswa dan peneliti
membuat kesimpulan. Siswa juga diberi tes formatif yang bertujuan
agar siswa lebih paham dan mampu mengerjakan soal pembagian
dengan tepat. Kemudian peneliti memberikan saran dan tindak lanjut
berupa pemberian tugas rumah.
3. Tahap Observasi ( observing )
Observasi dilakukan oleh observer selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran. Pengamat mengisi lembar observasi yang terdiri dari
lembar observasi kegiatan peneliti dan siswa, serta mengamati hasil
belajar siswa.
45
46
yang berkesinambungan sehingga siswa tidak cepat merasa bosan dalam
mengerjakannya. Dari pemantauan observer, tindakan peneliti pada
siklus kedua ini mencapai hasil akhir yang baik dan mencapai kriteria
yang diharapkan. Kegiatan siswa juga menunjukkan adanya peningkatan.
Jika dilihat dari segi hasil terjadi peningkatan hasil belajar apabila
dibandingkan dengan siklus pertama. Pada kegiatan siklus kedua, ratarata nilai yang dicapai oleh siswa mencapai 80. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan. Oleh
karena itu, maka perbaikan pembelajaran matematika tentang pembagian
bilangan dengan cara bersusun pendek dihentikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
46
47
Pada pembelajaran matematika mengenai materi pokok pembagian
bilangan dengan cara bersusun pendek melalui metode Drill (latihan) di kelas
III (tiga) SD Negeri 1 Karangtalun Kidul diperoleh hasil sebagai berikut :
5.
Perencanaan
Mengacu pada hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP) beserta scenario tindakan yang
meliputi langkah-langkah yang akan peneliti dan siswa lakukan dalam
kegiatan perbaikan pembelajaran.
Kompetensi Dasar yang diharapkan oleh peneliti yaitu siswa dapat
melakukan pembagian bilangan tiga angka. Peneliti juga mempersiapkan
berbagai keperluan yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran
seperti menyiapkan media pembelajaran, alat bantu pembelajaran (berupa
soal evaluasi), dan lembar observasi untuk observer.
Selanjutnya peneliti bersama teman sejawat (observer) menyepakati hal-hal
yang berkaitan dengan kelancaran observasi, jenis-jenis kegiatan yang akan
diobservasi dan lainnya.
6.
Pelaksanaan
Sebelum pembelajaran pada siklus I, peneliti menjelaskan tentang metode
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,yaitu metode Drill
47
48
(latihan). Siswa nantinya diberi soal-soal latihan yang dikerjakan secara
mandiri.
Berikut peneliti sajikan hasil evaluasi ulangan harian (pra siklus) pada
studi awal :
REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN ( PRA SIKLUS )
MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI PEMBAGIAN BILANGAN DENGAN
CARA BERSUSUN PENDEK PADA PRA SIKLUS
NO
NAMA SISWA
NILAI
T / BT
AGUS SETIAWAN
40
BT
FEBRIAN CANDRA. P
40
BT
OLIF RINA S
40
BT
UGI DWI .H
70
BT
ADINDA NURAENI
60
BT
ALDA SEFIA
70
BT
60
BT
80
ANGGA SETYAWAN
40
BT
10
DIANA LESTARI
80
11
ENDAH P
60
BT
12
FERI ANDRIANI
60
BT
13
GALIH EKA P
60
BT
14
ISKIANUR FAIZAH
70
BT
15
JEVITA OLIFIANA
70
BT
16
KINANTHI PUTRI
80
17
LUKMAN HAKIM
60
BT
18
MERI YENI A
60
BT
19
RIFA RUDIANTO
60
BT
20
SARIF MAULANA
40
BT
21
SONI ANDRIANSAH
70
BT
22
TANIA MELANI
40
BT
23
YESI RIYANTI
80
KETERANGAN
BT = BELUM TUNTAS
T=TUNTAS
diatas,maka
mengadakan
pembelajaran
49
dilaksanakan dalam dua siklus berkelanjutan dan masing-masing siklus terbagi
menjadi dua kali pertemuan.
a. Siklus I
1). Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus I, dilaksanakan pada pertemuan pertama
yaitu hari tanggal 10 Oktober 2015. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam
pelajaran selama 70 menit. Adapun pelaksanaan tindakannya adalah
sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa,mengabsen kehadiran
siswa dan menyiapkan lembar kerja, sumber belajar, alat bantu
dalam pembelajaran. Peneliti juga mengajukan pertanyaan berupa
apersepsi kepada siswa yang bertujuan untuk memotivasi siswa.
Pertanyaan yang diberikan peneliti berdasarkan indicator yang akan
dipelajari siswa yaitu tentang pembagian bilangan dengan cara
bersusun pendek.
Setelah
itu,
peneliti
menyampaikan
inti
kompetensi
dasar
49
50
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan tentang materi pembagian
bilangan dengan cara bersusun pendek kepada siswa, peneliti
memberikan contoh mengenai langkah-langkah dalam mengerjakan
soal pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek. Selanjutnya
siswa diberi soal latihani pada akhir kegiatan.
c. Kegiatan akhir (10 menit)
Pada kegiatan penutup pertemuan pertama siswa diberi tugas /
pekerjaan rumah. Peneliti juga memberikan motivasi belajar kepada
siswa dengan memberikan penguatan dan pujian.
2). Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II dilaksanakan tanggal
12 Oktober 2015. Pertemuan II terdiri dari 2 jam pelajaran selama 70
menit. Adapun pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
mengabsen
siswa,
menyiapkan
lembar
kerja,
dan
51
pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan pertama. Peneliti
juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada
siswa.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
Pada kegiatan inti, peneliti kembali menjelaskan materi tentang
pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek kepada siswa.
Peneliti juga memberikan contoh cara mengerjakan soal pembagian
bersusun pendek. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk
mengerjakan soal secara mandiri tanpa bantuan dari teman atau
peneliti. Setelah itu peneliti dan siswa membahasnya bersama-sama
dengan cara siswa secara bergantian maju kedepan untuk menuliskan
hasilnya pada papan tulis. Bagi siswa yang jawabannya benar diberi
pujian atau penguatan supaya sisa menjadi lebih bersemangat dalam
kegiatan pembelajaran.
52
Observer melaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa dan guru
yang
sedang
melaksanakan
perbaikan
pembelajaran
dengan
52
53
Berdasarkan hasil pembelajaran tersebut, peneliti bersama observer
menetapkan untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus
II. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan lagi keaktifan dan hasil
belajar siswa agar bisa mencapai indicator keberhasilan yang
diharapkan.
5). Hasil Belajar Siswa
Dibawah ini akan disajikan hasil evaluasi (ulangan harian siswa) pada
studi awal (prasiklus) dan siklus I :
REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI PEMBAGIAN
BILANGAN DENGAN CARA BERSUSUN PENDEK PADA PRA SIKLUS DAN SIKLUS I
NILAI SISWA
NO
NAMA SISWA
PRA SIKLUS
T / BT
SIKLUS I
T / BT
AGUS SETIAWAN
40
BT
40
BT
FEBRIAN CANDRA. P
40
BT
40
BT
OLIF RINA S
40
BT
40
BT
UGI DWI .H
70
70
ADINDA NURAENI
60
BT
70
ALDA SEFIA
70
TT
70
60
BT
70
80
90
ANGGA SETYAWAN
40
BT
60
BT
10
DIANA LESTARI
80
90
11
ENDAH P
60
BT
70
12
FERI ANDRIANI
60
BT
70
13
GALIH EKA P
60
BT
60
BT
14
ISKIANUR FAIZAH
70
70
15
JEVITA OLIFIANA
70
70
16
KINANTHI PUTRI
80
90
17
LUKMAN HAKIM
60
BT
60
BT
18
MERI YENI A
60
BT
60
BT
19
RIFA RUDIANTO
60
BT
60
BT
53
54
20
SARIF MAULANA
40
BT
60
BT
21
SONI ANDRIANSAH
70
70
22
TANIA MELANI
40
BT
60
BT
23
YESI RIYANTI
80
90
Tabel. 4.2 rekap nilai ulangan harian ( pra siklus dan siklus I )
Berdasarkan tabel diatas, dapat diterangkan hasil perubahan ulangan
harian yang diperoleh pada tiap siklusnya :
a). Pada pra siklus, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa dari 23 siswa
atau siswa yang tuntas belajar adalah 39,1%.
b). Pada siklus I, siswa yang tuntas naik menjadi 13 siswa dari 23
siswa atau siswa yang tuntas belajar adalah 56,5%.
Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar adalah sebagai berikut :
a). Pada pra siklus, siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa dari 23
siswa atau siswa yang belum tuntas belajar adalah 60,8%.
b). Pada siklus I, siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa dari 23
siswa atau siswa yang belum tuntas belajar adalah 43,4%.
Dari hasil analisis diatas, tampak bahwa tingkat perolehan nilai tes
formatif (hasil belajar siswa) ada peningkatan, dari studi awal / pra siklus ke
siklus I. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode Drill
(latihan) pada pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan
54
55
dengan cara bersusun pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
optimal.
REKAPITULASI KETUNTASAN BELAJAR SISWA
PADA TIAP SIKLUS KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
HASIL BELAJAR SISWA
TUNTAS
PROSENTASSE
BELUM TUNTAS
PROSENTASE
PRA SIKLUS
39,1 %
14
60,8%
SIKLUS I
13
56,5 %
10
43,4%
NO
PEMBELAJARAN
1
2
55
56
70
60
50
40
Tuntas
30
Column1
20
10
0
Pra siklus
Siklus I
b. Siklus II
1). Tahap Perencanaan
Peneliti dan observer mendiskusikan tentang pelaksanaan rencana
perbaikan pembelajaran dengan acuan siklus pertama yang telah
diperbaiki
serta
menyampaikan
alat-alat
pendukung
56
kegiatan
57
2). Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan ini, peneliti melaksanakn sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya.
Pertemuan pertama
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, peneliti mengkondisikan
kelas seperti berdoa, mengabsen kehadiran siswa dan menyiapkan
alat /media yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti
juga
memberikan
pertanyaan
berupa
apersepsi
yang
dapat
57
58
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Pada
pertemuan
yang
kedua
ini,
seperti
biasa
peneliti
58
59
Observasi dilakukan oleh teman sejawat pada saat pembelajaran
berlangsung. Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil pembelajaran.
Hasil tes siklus II diperoleh nilai terendah 50 dan nilai tertinggi adalah
100 dengan nilai rata-rata 78,69.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
HASIL ULANGAN SIKLUS II
NO
NAMA SISWA
SKOR
TUNTAS/BELUM TUNTAS
AGUS SETYAWAN
50
BT
FEBRIAN CANDRA. P
60
BT
OLIF RINA S
70
UGI DWI .H
80
ADINDA NURAENI
80
ALDA SEFIA
80
80
100
ANGGA SETYAWAN
70
10
DIANA LESTARI
100
11
ENDAH P
80
12
FERI ANDRIANI
80
13
GALIH EKA P
70
14
ISKIANUR FAIZAH
90
15
JEVITA OLIFIANA
90
16
KINANTHI PUTRI
100
17
LUKMAN HAKIM
70
18
MERI YENI A
80
19
RIFA RUDIANTO
70
20
SARIF MAULANA
60
BT
21
SONI ANDRIANSAH
80
22
TANIA MELANI
70
23
YESI RIYANTI
100
JUMLAH
1810
RATA- RATA
78,69
59
60
Tabel 4.5. Nilai ulanagn siklus II
4) Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siklus II diperoleh
hasil bahwa tingkat keaktifan siswa pada pembelajaran sudah aktif, nilai
rata-rata sudah mencapai 80 % .Hal ini dapat diketahui dari tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa melalui evaluasi yang diberikan
oleh peneliti mengalami kenaikan dalam hal ketuntasan belajar yaitu dari
10 siswa yang belum tuntas berkurang menjadi 3 siswa yang nilainya
masih dibawah 70. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan metode Drill (latihan) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengerjakan soal pembagian bilangan dengan cara bersusun
pendek dinyatakan berhasil. Dengan keberhasilan tersebut, maka
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus ke II ini.
Dibawah ini akan disajikan hasil perolehan nilai mulai dari pra siklus,
siklus I, dan siklus II :
PRA SIKLUS
NAMA
NO
SIKLUS I
SIKLUS II
T / BT
T / BT
T/ BT
AGUS SETIAWAN
40
BT
40
BT
50
BT
FEBRIAN CANDRA. P
40
BT
40
BT
60
BT
OLIF RINA S
40
BT
40
BT
70
UGI DWI .H
70
70
80
ADINDA NURAENI
60
BT
70
80
ALDA SEFIA
70
TT
70
80
60
61
7
60
BT
70
80
80
90
100
ANGGA SETYAWAN
40
BT
60
BT
70
10
DIANA LESTARI
80
90
100
11
ENDAH P
60
BT
70
80
12
FERI ANDRIANI
60
BT
70
80
13
GALIH EKA P
60
BT
60
BT
70
14
ISKIANUR FAIZAH
70
70
90
15
JEVITA OLIFIANA
70
70
90
16
KINANTHI PUTRI
80
90
100
17
LUKMAN HAKIM
60
BT
60
BT
70
18
MERI YENI A
60
BT
60
BT
80
19
RIFA RUDIANTO
60
BT
60
BT
70
20
SARIF MAULANA
40
BT
60
BT
60
BT
21
SONI ANDRIANSAH
70
70
80
22
TANIA MELANI
40
BT
60
BT
70
23
YESI RIYANTI
80
90
100
Tabel 4.6 Hasil perolehan nilai Pra Siklus siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan :
1. Pada pra siklus, siswa yang tuntas belajar adalah 9 siswa dari 23 siswa
atau sebanyak 39,1 %.
2. Pada siklus II, terjadi kenaikan ketuntasan belajar menjadi 13 siswa
dari 23 siswa atau 56,5 %.
3. Pada siklus III, siswa yang tuntas naik menjadi 20 siswa dari 23 siswa
atau sebanyak 86,95 %.
Dari hasil analisis diatas, dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dan
61
62
hal ini membuktikan bahwa dengan metode Drill (latihan) dapat
meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa tentang pembagian
bilangan dengan cara bersusun pendek.
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tiap Siklus:
HASIL BELAJAR SISWA
N
PEMBELAJARA
TUNTAS
PROSENTASE
BELUM TUNTAS
PROSENTASE
PRA SIKLUS
39,1 %
14
60,8 %
SIKLUS I
13
56,5 %
10
43,4 %
SIKLUS II
20
86, 95 %
13,04 %
TUNTAS
Column1
40
30
20
10
0
Pra Siklus
Siklus I
62
Siklus II
63
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar
Berdasarkan tabel diatas, dapat dicermati bahwa dengan menggunakan
metode Drill (latihan) dapat meningkatkan hasil belajar mulai dari pra
siklus yaitu yang semula hanya 9 siswa yang tuntas belajar naik menjadi
13 siswa yang tuntas belajar pada pelaksanaan siklus II. Sedangkan pada
siklus yang ke III juga mengalami kenaikan ketuntasan belajar menjadi
20 siswa dari 23 siswa. Berikut akan peneliti tampilkan diagram
ketuntasan belajar siswa mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.
63
64
23 atau sekitar 56,5 %. Antara pra siklus dan siklus I terjadi peningkatan
sebesar 17,1 % . Dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I , ternyata harapan
peneliti untuk mencapai ketuntasan belajar belum tercapai dan belum mencapai
kriteria yang ditentukan.
Untuk
mengatasi
hal
tersebut,
maka
peneliti
dan
observer
64
65
NO
1
URAIAN
TINDAKAN
Siklus I
Siklus II
mandiri
beserta
penjelasannya
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
65
cara
66
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran matematika dengan materi
pokok Pembagian Bilangan Dengan Cara Bersusun Pendek serta hasil analisis
data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode Drill (latihan) dapat membantu siswa dalam memahami cara
menyelesaikan soal pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek,
karena dengan latihan-latihan soal yang berkelanjutan akan sangat
membantu siswa dalam mengingat cara menyelesaikan soal.
2. Metode Drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan prosentase siswa yang tuntas
belajar Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
NO
URAIAN
NILAI RATA-RATA
KONDISI AWAL
60,4
39,1 %
SIKLUS I
66,5
56,5 %
SIKLUS II
78,6
86,9 %
66
67
Hasil penelitian dengan menggunakan metode Drill (latihan) pada
mata pelajaran matematika dengan materi pembagian bilangan dengan cara
bersusun pendek berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan pembelajaran,
peneliti seharusnya dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga
siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam memberikan soal latihan
hendaknya bisa lebih bervariasi, sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
Diharapkan
dengan
metode
ini,
rekan-rekan
guru
bisa
mencoba
kedepannya
pembelajaran
matematika
menjadi
lebih
menyenangkan.
b. Tindak Lanjut
Tujuan diadakannya perbaikan pembelajaran karena didalam kelas
terjadi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang harus segera
dicarikan solusi atau pemecahannya. Hasil perbaikan pembelajaran ini
diharapkan
dapat
bermanfaat
dalam
mencari
cara
menyelesaikan
67
68
belajar siswa, sedangkan kekurangan dan kelemahannya dalam setiap siklus
perbaikan hendaknya untuk diperbaiki.
Dengan penggunaan metode Drill (latihan) pada pelajaran
matematika dengan materi pembagian bilangan dengan cara bersusun
pendek dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Peningkatan hasil belajar siswa tersebut bukan hanya dari nilai rata-rata saja
tapi juga berasal dari prosentase nilai ketuntasan yang ditentukan dalam
pembelajaran, sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat dijadikan
pedoman peneliti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
68
69
DAFTAR PUSTAKA
http:// www.hasiltestguru.com
http:// www.referensimakalah.com>home>
69
69
(RPP)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: III / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
1.Melakukan operasi hitungan bilangan sampai tiga angka
II. KOMPETENSI DASAR
1.2 Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian bilangan
tiga angka
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Siswa dapat melakukan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan
satu angka yang hasilnya bilangan dua angka
- Siswa dapat melakukan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan
satu angka yang hasilnya bilangan tiga angka
IV. MATERI POKOK
Pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek
93 : 4 = ..........
234
4 4 936
8
13
12
16
16
0
Jadi , 936 : 4 = 234
hasil bagi
ratusan
ratusan
puluhan
puluhan
satuan
satuan
sisa
: 9 : 4 = 2 sisa 1
:2 x4=8
: 13 : 4 = 3 sisa 1
: 3 x 4 = 12
: 16 : 4 = 4
: 4 x 4 = 16
69
3. Pembagian bilangan tiga angka oleh bilangan satu angka yang hasil
baginya dua angka.
dengan cara bersusun pendek.
258 : 6 = .........
43
puluhan : 25 : 6 = 4 sisa 1
6 258
24
puluhan : 4 x 6 = 24
18
satuan : 18 x 6 = 24
18
satuan : 6 x 3 = 18
0
Jadi, 258 : 6 = 43
V. METODE PEMBELAJARAN
-Ceramah
-Penugasan
69
69
Sumber belajar :
1.Buku Matematika 3 SBI
2.Buku Matematika 3 (BSI)
Alat Peraga :
1.Tabel Pembagian
VIII. PENILAIAN
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Tes
Tertulis
dua angka.
- Dapat melakukan pembagian
bilangan tiga angaka dengan
Isian
Kerjakan
Soal Di
bawah I
1.
5 140
2. 7 462
3.
5 360
4.
4 492
69
5.
5 510
Lembar Penilaian
No
1
2
3
Catatan :
Nama Siswa
Skor
Nilai
Purwojati,............................ 2015
KURSIN, S.Pd.
Drs. SUTARTO
NIP. 19640606 198405 1 003
69
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: III / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
1.Melakukan operasi hitungan bilangan sampai tiga angka
II. KOMPETENSI DASAR
1.2 Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian bilangan
tiga angka
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Siswa dapat melakukan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan
satu angka yang hasilnya bilangan dua angka
- Siswa dapat melakukan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan
satu angka yang hasilnya bilangan tiga angka
IV. MATERI POKOK
Pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek
93 : 4 = ..........
234
4 4 936
8
13
12
16
16
0
hasil bagi
ratusan
ratusan
puluhan
puluhan
satuan
satuan
sisa
: 9 : 4 = 2 sisa 1
:2 x4=8
: 13 : 4 = 3 sisa 1
: 3 x 4 = 12
: 16 : 4 = 4
: 4 x 4 = 16
69
V. METODE PEMBELAJARAN
-Ceramah
-Penugasan
69
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas untuk
memunculkan gagasan baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
- Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir dan
bertindak tanpa rasa takut
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
- Guru bersama siswa bertanya jawab, memberikan penguatan dan
penyimpulan
C. KegiatanAkhir (10 menit)
Dalam kegiatan akhir, guru :
-Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
-Siswa mengumpulkan tugas sesuai materi yang diajarkan
-Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
69
Alat Peraga :
1.Tabel Pembagian
VIII. PENILAIAN
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Tes
Tertulis
dua angka.
- Dapat melakukan pembagian
bilangan tiga angaka dengan
Isian
Kerjakan
Soal Di
bawah ini !
1.
5 230
2. 6 234
3.
4 216
4.
6 450
5.
7 588
6.
2 208
7. 3 336
8.
69
4 484
9
. 4 460 .
10.
5 600
Lembar Penilaian
No
1
2
3
4
Nama Siswa
Skor
Nilai
69
Catatan :
Nilai = Jumlah Benar x 10
Mengetahui
Purwojati,............................ 2015
KURSIN, S.Pd.
Drs. SUTARTO
NIP. 19640606 198405 1 003
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: III / 1
69
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
1.Melakukan operasi hitungan bilangan sampai tiga angka
II. KOMPETENSI DASAR
1.2 Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian bilangan
tiga angka
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Siswa dapat melakukan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan
satu angka yang hasilnya bilangan dua angka
- Siswa dapat melakukan pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan
satu angka yang hasilnya bilangan tiga angka
IV. MATERI POKOK
Pembagian bilangan dengan cara bersusun pendek
93 : 4 = ..........
234
4 4 936
8
13
12
16
16
0
hasil bagi
ratusan
ratusan
puluhan
puluhan
satuan
satuan
sisa
: 9 : 4 = 2 sisa 1
:2 x4=8
: 13 : 4 = 3 sisa 1
: 3 x 4 = 12
: 16 : 4 = 4
: 4 x 4 = 16
69
6 258
24
18
18
0
Jadi, 258 : 6 = 43
puluhan : 25 : 6 = 4 sisa 1
puluhan : 4 x 6 = 24
satuan : 18 x 6 = 24
satuan : 6 x 3 = 18
V. METODE PEMBELAJARAN
-Ceramah
-Penugasan
69
69
VIII. PENILAIAN
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Tes
Tertulis
dua angka.
- Dapat melakukan pembagian
bilangan tiga angaka dengan
bilangan satu angka yang hasilnya
bilanagn tiga angka
Isian
Kerjakan
Soal Di
bawah ini !
1.
4 192
2.
9 333
3.
8 512
4.
4 276
5.
5 465
6.
5 520
7. 5 625
8.
4 528
69
9 . 3 426
.
10.
4 744
Lembar Penilaian
No
1
2
3
4
Nama Siswa
Skor
Nilai
69
Catatan :
Nilai = Jumlah Benar x 10
Mengetahui
Purwojati,............................ 2015
KURSIN, S.Pd.
Drs. SUTARTO
NIP. 19640606 198405 1 003
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: III / 1
69
Standar Komperensi
Kompetensi Dasar
Waktu Pelaksanaan
: Siklus 1
Siklus II
Fokus Observasi
: 1. Persiapan mengajar
2. Kegiatan pembelajaran
3. Kegiatan evaluasi
4. Kegiatan akhir
Kemunculan Siklus
Siklus I
Siklus II
Ada
Tidak
Ada
Tidak
No
Aspek
.
A.
Persiapan Mengajar
1.
2.
Menyediakan
alat
bantu
dan
69
sumber belajar
3.
4.
B.
Kegiatan Pembelajaran
1.
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
2.
Memberikan apersepsi
3.
Memberikan motivasi
4.
5.
Melaksanakan
pembelajaran
kelompok
7.
pembelajaran
Melaksanakan
individual
8.
9.
10.
11.
Membantu
siswa
menyadari
kelebihan / kekurangan
12.
13.
69
terbuka
menyimpulkan
14.
Membantu
15.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
Memberikan
bimbingan
Kegiatan Akhir
1.
dilakukan
siswa
pelajaran berikutnya.
untuk
69