Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pantai adalah daerah pertemuan antara darat, laut dan udara dimana terjadi
interaksi dinamis antara air, angin, dan material penyusun didalamnya. Hal ini
menyebabkan pantai rentan terhadap perubahan, dimana perubahan tersebut dapat
menjadi penyebab kerusakan pada daerah pesisir pantai.
Kerusakan pantai dapat diakibatkan oleh gerakan angin, arus sehingga
terjadi bangkitan gelombang dan dapat menyebab-kan terjadinya perubahan garis
pantai. Perubahan garis pantai umumnya disebabkan tidak saja oleh faktor alam
tetapi juga akibat kegiatan manusia antara lain adalah kegiatan pembangunan
pelabuhan, pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan,
perlindungan pantai, reklamasi pantai, dan kegiatan wisata pantai. (Azhar, 2012).
Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di
dunia dan juga Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan kurang lebih 60% dari
sekitar 222 juta penduduknya (dalam pendataan tahun 2006) tinggal didalam
radius 50 km di daerah pesisir pantai, memiliki garis pantai 81 ribu kilometer
panjangnya.

Daerah

pengembangan

usaha

pesisir
seperti

Pantai

banyak

kawasan

pusat

dijadikan

sebagai

perbelanjaan,

tempat

perkantoran,

pemukiman, tempat wisata dan lainlain. Seiring dengan berkembangnya aktifitas


penduduk disekitar pantai, akan menimbulkan permasalahan yaitu kerusakan
terhadap pantai itu sendiri.
Menurut Bambang Triatmodjo, 1999, Kerusakan yang terjadi pada daerah pantai
sering dipengaruhi oleh faktor-faktor alamiah seperti arus pantai, angkutan
sedimen pantai, perubahan kenaikan muka air laut dan gelombang Laut.
Gelombang laut biasanya dibangkitkan oleh banyak hal, misalnya oleh angin,
pasang surut, arus dan lain-lain. Gelombang laut yang menghantam pantai terdiri
dari suatu rentetan gelombang.
Apabila suatu deretan gelombang bergerak menuju pantai, gelombang
tersebut akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh transformasi
gelombang. Terjadinya erosi atau abrasi pun sebagai akibat dari perubahan bentuk

gelombang laut. Fenomena tersebut dapat merusak garis pantai dan mengancam
infrastruktur wilayah pesisir pantai.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis
bangunan pantai dan contohnya, serta contoh perhitungannya.
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis
bangunan pantai dan contohnya, serta contih perhitungannya.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Bangunan Pantai
Secara umum bangunan pantai dibagi menjadi beberapa kelompok.
Kelompok pertama adalah dinding pantai atau revetment yang dibangun pada
garis pantai atau di daratan yang digunakan untuk melindungi pantai langsung
dari serangan gelombang.
Kelompok kedua meliputi groin dan jetty. Groin adalah bangunan yang
menjorok ke arah laut yang digunakan untuk menangkap/menahan gerak sedimen
sepanjang

pantai,

sehingga

transport

sedimen

sepanjang

pantai

berkurang/berhenti. Biasanya groin dibuat secara berseri, yaitu beberapa groin


dibuat dengan jarak antara groin tertentu di sepanjang pantai yang dilindungi.
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang ditempatkan di kedua sisi muara
sungai. Bangunan ini digunakan untuk menahan sedimen/pasir yang bergerak
sepanjang pantai masuk dan mengendap di muara sungai.
Kelompok ketiga adalah pemecah gelombang (breakwater) yang
dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang lepas pantai
dan pemecah gelombang sambung pantai. Bangunan tipe pertama banyak
digunakan sebagai pelindung pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi
gelombang sebelum mencapai pantai. Bangunan ini dapat dibuat dalam satu
rangkaian pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah dengan panjang
tertentu. Bangunan tipe kedua biasanya digunakan untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan perairan pelabuhan dari gelombang sehingga kapal-kapal
dapat merapat ke dermaga untuk melakukan bongkar-muat barang dan menaik
turunkan
penumpang.
Menurut bentuknya bangunan pantai dapat dibedakan menjadi bangunan
sisi miring dan tegak. Termasuk dalam kelompok pertama adalah bangunan dari
tumpukan batu yang bagian luarnya diberi lapis 4 pelindung yang terbuat dari
batu-batu ukuran besar, blok beton, atau batu buatan dari beton dengan bentuk
khusus seperti tetrapod, quadripods, tribars, dolos dan sebagainya. Lapis
pelindung ini harus mampu menahan serangan gelombang sedangkan yang

termasuk tipe kedua adalah bangunan yang terbuat dari pasangan batu, kaison
beton, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton dan sebagainya.
Tipe bangunan pantai yang digunakan biasanya ditentukan oleh
ketersediaan material di atau di dekat lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut,
kedalaman air, dan ketersediaan perlatan untuk pelaksanaan pekerjaan. Batu
adalah salah satu bahan utama yang digunakan untuk membuat bangunan. Faktor
penting lainnya adalah karakteristik dasar laut yang mendukung bangunan
tersebut dibawah pengaruh gelombang.
2.2 Jenis Bangunan Pantai
Berikut adalah beberapa contoh bangunan pantai:
2.2.1

Dinding Pantai atau Revetment


Dinding pantai atau revetment adalah bangunan yang memisahkan daratan

dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap
erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi
adalah daratan tepat di belakang bangunan. Permukaan bangunan yang
mengahadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring.
Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal, sedang revetment
mempunyai sisi miring. Bangunan ini ditempatkan sejajar atau hampir sejajar
dengan garis pantai dan bisa terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa
(buis) beton, turap, kayu, atau tumpukan batu. Gambar 2.1 (a) adalah contoh
bangunan revetment, dan Gambar 2.1 (b) menunjukkan penempatan revetment
dan bentuk tampang lintangnya. Bangunan tersebut terbuat dari tumpukan batu
dengan lapis luarnya terdiri dari batu dengan ukuran yang lebih besar.

Gambar (a)

Gambar (b)

Gambar 2.1 (a) Contoh bangunan revetment


(b) Penempatan revetment dan Bentuk Tampang Lintangnya
Dalam perencanaan revetment, perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan,
lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan, dan tanah fondasi, elevasi muka air
baik di depan maupun di belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan, dan
sebagainya.
Fungsi bangunan akan menentukan pilihan bentuk. Permukaan bangunan
dapat berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Bangunan sisi tegak
dapat juga digunakan sebagai dermaga atau tempat penambatan kapal. Tetapi sisi
tegak kurang efektif terhadap serangan gelombang terutama terhadap limpasan
dibanding dengan bentuk lengkung (konkaf). Pemakaian sisi tegak dapat
mengakibatkan erosi yang cukup besar atau dasar bangunan berada di air dangkal.
Untuk mencegah erosi tersebut, diperlukan perlindungan didasar bangunan yang
berupa batu dengan ukuran dan gradasi tertentu. Untuk mencegah keluarnya butirbutir tanah halus melalui sela-sela batuan yang dapat berakibat terjadinya
penurunan bangunan, pada dasar fondasi diberi lapis geotextile. Sisi miring dan
5

kasar dapat menghancurkan dan menyerap energy gelombang, mengurangi


kenaikan gelombang (wave runup), limpasan gelombang, dan erosi dasar.
Bangunan dengan sisi lengkung konkaf adalah yang paling efektif untuk
mengurangi limpasan gelombang. Apabila puncak bangunan digunakan untuk
jalan atau maksud lain, bentuk ini merupakan yang paling baik untuk
perlindungan puncak bangunan.
Seperti telah dijelaskan bahwa salah satu fungsi utama revetment
adalah menahan terjadinya limpasan gelombang. Air yang melimpas di belakang
bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan tanah dan mengalir kembali ke
laut. Apabila perbedaan elevasi muka air di belakang dan di depan bangunan
cukup besar dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang dapat menarik
butiran tanah di belakang dan pada fondasi bangunan (piping). Keadaan ini dapat
mengakibatkan
rusak/runtuhnya bangunan. Penanggulangan dari keadaan tersebut dapat
dilakukan dengan :
1. Membuat elevasi puncak bangunan cukup tinggi sehingga tidak terjadi
limpasan,
2. Di belakang bangunan dilindungi dengan lantai beton atau aspal dan
dilengkapi dengan saluran drainase,
3. Dengan membuat konstruksi yang dapat menahan terangkutnya butiran
tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan geotextile yang berfungsi
sebagai saringan.
2.2.2

Pemecah Gelombang (Breakwater)


Breakwater merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi

daerah pelabuhan dari gangguan gelombang. Bangunan ini memisahkan daerah


perairan dari laut bebas, sehingga perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi
oleh gelombang besar di laut. Daerah perairan dihubungkan dengan laut oleh
mulut pelabuhan dengan lebar tertentu, dan kapal dapat keluar/masuk pelabuhan
melalui celah tersebut. Dengan adanya breakwater ini daerah perairan pelabuhan
menjadi tenang dan kapal bisa melakukan bongkar muat barang dengan mudah.

Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan


menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai.
Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan,
sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum
kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu
ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah
gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci
mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan
palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya
dalam tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai. Berikut
adalah contoh penerapan breakwater pada sebuah dermaga pada Gambar 2.2 (a),
dan contoh pemecah gelombang lepas pantai pada Gambar 2.2 (b)

Gambar (a)

Gambar (b)

Gambar 2.2 (a) Breakwater pada sebuah dermaga


(b) pemecah gelombang lepas pantai
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai
ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat
menghalangi transport sedimen sepanjang pantai. Berikut ilustrasi dari bangunan
pemecah gelombang, dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Ilustrasi bangunan pemecah gelombang


Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung
pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat
dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari
beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada
pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.
Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih
di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah
gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang
sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi)
dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan
fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang
yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang
datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang
(permukaan halus dan kasar, lulus air, dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan
peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang
pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang

bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan


sediment tersebut.
2.2.3

Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan di kedua sisi

muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen
pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan
dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus
panjang sampai ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat
berpengaruh terhadap pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan
muara gelombang pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang
pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah,
sehingga memungkinkan kapal masuk kemuara sungai.

(a)

(b)

Gamabar 2.4 Jetty


Selain untuk melindungi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk
mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir.
Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir dengan gelombang yang
cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir. Karena
pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transport akan
terdorong oleh gelombang masuk kemuara dan kemudian diendapkan. Endapan
yang sangat besar dapat menyebabkan tersumbatnya muara sungai. Penutupan
muara sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah hulu muara.
Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi
sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan

kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah
yang sama dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, mengingat
fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu
dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek. Jetty
panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah. Tipe ini efektif untuk
menghalangi masuknya sedimen kemuara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal,
sehingga kalau fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir maka penggunaan
jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi
terhadap banjir sangat penting. Jetty sedang dimana ujungnya berada antara muka
air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagian transport sedimen
sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih memungkinkan terjadinya endapan
pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada permukaan air surut.
Fungsi utama bangunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai dan
mengkonsentrasikan aliran pada alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi
endapan, sehingga pada awal musim penghujan di mana debit besar (banjir)
belum terjadi, muara sungai telah terbuka.
Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang
ditempatkan pada kedua sisi atau hanya satu sisi tebing muara yang tidak
menjorok ke laut. Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya endapan
dimuara, fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu mencegah
berbeloknya muara sungai dengan mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi
endapan.
2.2.4

Groin
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus

garis pantai dan berfungsi untuk menahan pengiriman sedimen sepanjang pantai,
sehingga bisa mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga
bisa digunakan untuk menahan masuknya pengiriman sedimen sepanjang pantai
ke pelabuhan atau muara sungai.
Groin hanya bisa menahan pengiriman sedimen sepanjang pantai dalam
disepanjang pantai terjadi pengiriman sedimen sepanjang pantai. Groin yang

10

ditempatkan dipantai akan menahan gerak sedimen tersebut, sehingga sedimen


mengendap disisi sebelah hulu (terhadap arah pengiriman sedimen sepanjang
pantai). Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi, sementara
suplai dari sebelah hulu terhalang oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin
mengalami difisit sedimen sehingga pantai mengalami erosi. Keadaan tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang akan terus berlangsung
sampai dicapai suatu keseimbangan baru. Keseimbangan baru tersebut tercapai
pada saat sudut yang dibentuk oleh gelombang pecah terhadap garis pantai baru
adalah nol, dimana tidak terjadi angkutan sedimen sepanjang pantai.

(a)

(b)

Gamabar 2.5 Groin


2.2.5

Seawall
Seawall hampir serupa dengan revetment (struktur pelindung pantai yang

dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring), yaitu dibuat
sejajar pantai tetapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau lengkung. Seawall
juga

dapat

dikatakan

sebagai

dinding

banjir

yang

berfungsi

sebagai

pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat


dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton
sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang
memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan
gerusan pada bagian tumitnya.

11

Gambar 2.6 Seawall

12

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangunan pantai merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi
pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Sesuai dengan
fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai.
Bangunan yang termasuk dalam kelompok ini adalah dinding pantai atau
revetment.
2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke
pantai. Kelompok ini meliputi groin dan jetty.
3. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar dengan
garis pantai. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah pemecah
gelombang (breakwater), yang dibedakan menjadi dua macam yaitu
pemecah gelombang lepas pantai dan pemecah gelombang sambung
pantai.
3.2 Saran
Dalam merencanakan suatu bangunan pantai hendaknya ikut berperan
dalam proses pengamanan pantai tersebut yaitu dengan ikut melestarikan
ekosistem laut beserta isinya, melakukan pembangunan sesuai peraturan yang
berlaku agar tidak melewati garis pantai, serta tidak melakukan penambangan
pasir atau perusakan karang.

13

DAFTAR PUSTAKA
WEBSITE
http://operator-it.blogspot.com/2013/11/bangunan-pelindung-pantaibagian- 2.html
http://syahrin88.wordpress.com/2010/09/09/bangunan-pelindung-pantai/
http://resashogi.blogspot.com/2012/05/bangunan-pelindung-pantai.html
http://operator-it.blogspot.com/2013/11/bangunan-pelindung-pantaibagian- 1.html
http://nikmah26.wordpress.com/2013/09/02/breakwater-teknik-kelautan/
http://geologirekayasaunhas.blogspot.com/2011/05/bangunan-pelindungpantai.
html
http://gilang21.webs.com/apps/blog/show/2870664
http://www.scribd.com/doc/182490706/Makalah-Konstruksi-Bangunanpdf

14

Pantai-

Anda mungkin juga menyukai