Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM IPA

ISOLASI BAKTERI PROTEOLITIK PADA LIMBAH


SISA PEMBUATAN TAHU KELURAHAN ABIAN TUBUH
KOTA MATARAM

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Mata Kuliah Praktikum IPA pada Program Studi Magister Pendidikan IPA
Program Pascasarjana Universitas Mataram
Oleh Kelompok I
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Adi Hardiyansyah
Baiq Risni Maripa
LL. Lukmanul Hakim
Sadam Husein
Sri Idawati
Veni Rori Setiawati

(I2E016001)
(I2E016006)
(I2E016019)
(I2E016025)
(I2E016030)
(I2E016035)

MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subahanahu Wataala Tuhan yang maha Kuasa sehingga
laporan praktikum berbasis proyek mikrobiologi yang menjelaskan tentang
ISOLASI BAKTERI PROTEOLITIK PADA LIMBAH SISA PEMBUATAN
TAHU KELURAHAN ABIAN TUBUH KOTA MATARAM, Bakteri
proteolitik merupakan bakteri penghasil enzim protease . Diharapkan pada
praktikum berbasis proyek ini dapat memupuk pengetahuan praktikan tentang
bagaimana mengisolasi bakteri menggunakan suatu media substrat dan diajukan
untuk memenuhi syarat mata kuliah praktikum IPA.
Laporan praktikum berbasis proyek ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yang baik bagi praktikan maupun pembaca.

Mataram, Oktober 2016

Penulis

HALAMAN PENGESAHAN

HASIL LAPORAN PRAKTIKUM


ISOLASI BAKTERI PROTEOLITIK PADA TANAH LIMBAH
SISA PEMBUTAN TAHU KELURAHAN ABIAN TUBUH KOTA
MATARAM

Anggota Kelompok 1:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

LL. Lukmanul Hakim


Sadam Husein
Baiq Risni Maripa
Veni Rori Setiawati
Sri Idawati
Adi Hardiyansyah

(I2E016019)
(I2E016025)
(I2E016006)
(I2E016035)
(I2E016030)
(I2E016001)

Telah disetujui oleh dosen pembimbing praktikum


dan dosen pengampu mata kuliah Praktikum IPA
Program Studi Magister Pendidikan IPA
Pada tanggal : 11 Oktober 2016.
Disetujui oleh:
Dosen Pengampu Mata Kuliah

Dosen Pembimbing Praktikum IPA

Prof. Dr. Hj. Dwi Soelistya Dyah Jekti, M. Kes.


NIP. 19471209 197302 2 001

Dra. Dewa Ayu Citra Rasmi, M. Si.


NIP. 19660419 199203 2 011

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iv
BAB I

PENDAHULUAN..................................................................................

1
1.1. LATAR
BELAKANG
..........................................................................................................
1
1.2. RUMUSAN
MASALAH
..........................................................................................................
2
1.3. TUJUAN
PENELITIAN
..........................................................................................................
3
1.4. MANFAAT
PENELITIAN
..........................................................................................................
3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA........................................................................

4
2.1. BAKTERI
..........................................................................................................
5
2.2. ISOLASI
BAKTERI
..........................................................................................................
5
2.3. BAKTERI

PROTEOLITK

..........................................................................................................
6
2.4. TANAH
LIMBAH
PEMBUATAN
TAHU
..........................................................................................................
7
BAB III

METODE PRAKTIKUM.....................................................................

8
3.1. JENIS
PRAKTIKUM
..........................................................................................................
8
3.2. WAKTU
DAN
TEMPAT
PRAKTIKUM
..........................................................................................................
9
3.3. ALAT
DAN
BAHAN
..........................................................................................................
9
3.4. PROSEDUR
KERJA
..........................................................................................................
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................
11
4.1
HASIL
PRAKTIKUM
.................................................................................................................
11
4.2
PEMBAHASAN
.................................................................................................................
12
BAB V

KESIMPULAN........................................................................................

15
5.1
KESIMPULAN
.................................................................................................................
15
5.2
SARAN
.................................................................................................................
15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
16
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam
suatu koloni. Ada yang hidup dengan cara bersimbiose, bebas ataupun parasit
pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat melimpah dengan keragaman
yang sangat tinggi. Untuk mempelajari kehidupan dan keragaman bakteri,
diperlukan suatu usaha untuk mengembakbiakkan mereka dalam skala
laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri
pada suatu isolate seperti tanah, udara, dan sisa-sisa makanan dalam media yang
mengandung nutrisi. Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari
media selektif, media penyubur, dan media diferensial. Masing-masing media
memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan. Dalam
mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis mikroorganisme, maka
mikroorganisme tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga
didapatkan kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu
biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu species mikroorganisme. Kultur murni
diperoleh dengan cara isolasi menggunakan metode tuang maupun gores (Elfita,
2005 dalam Sofiatul Rahmani, 2010).
Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba dari lingkungannya di
alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi
harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium
biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya. Memindahkan bakteri dari
medium lama kedalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan
alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi bakteri lain sehingga
menyebabkan hasil pengamatan tidak sempurna (Alam dkk. 2005 dalam Sofiatul
Rahmani, 2013).
Bakteri umumnya dapat ditemukan pada limbah-limbah yang berasal
dari zat-zat yang kaya akan nutrisi lebih khusus lagi bakteri proteolitik sangat

menyukai limbah-limbah yang kaya akan protein contohnya seperti limbah


daging, darah dan limbah pembuatan tahu. Limbah pembuatan tahu diyakini
masih memiliki zat gizi yang tinggi berupa protein, air, dan mineral yang
memungkinkan adanya bakteri yang dapat hidup di area tersebut terutama bakteri
proteolitik. Oleh karena itu, limbah tempat pembuatan tahu berpotensi
mengandung bakteri proteolitik disebabkan oleh adanya kandungan gizi tinggi
dari limbah tersebut. Tanah tempat dimana dilakukan saluran pembuangan limbah
dikeluarkan diyakini mengandung banyak bakteri proteolitik. Oleh sebab itu,
Peneliti memilih salah satu tempat pembuatan tahu yaitu di Kelurahan Abian
Tubuh Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana cara mengisolasi bakteri yang terdapat pada tanah limbah sisa
1.2.2

pembuatan tahu di Abian Tubuh Kota Mataram?


Apakah tanah limbah sisa pembuatan tahu di Abian Tubuh Kota Mataram

1.2.3

mengandung bakteri proteolitik?


Bagaimana struktur morfologi bakteri proteolitik pada limbah sisa
pembuatan tahu di Abian Tubuh Kota Mataram?

1.3. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui cara mengisolasi bakteri yang ada pada tanah limbah sisa
1.3.2

pembutan tahu.
Untuk mengetahui adanya bakteri proteolitik pada tanah limbah sisa

1.3.3

pembuatan tahu.
Untuk mengetahui struktur morfologi bakteri proteolitik pada limbah sisa
pembutan tahu di Abian Tubuh Kota Mataram.

1.4. Manfaat Praktikum


Adapun manfaat yang diharapkan dalam praktikum ini adalah praktikan
dan para pembaca memahami prosedur dalam mengisolasi bakteri dan mengetahui
bahwa pada tanah limbah sisa pembutan tahu terdapat bakteri proteolitik ataukah
tidak terdapat bakteri proteolitik dan para pembaca mengetahui bagaimana bentuk

dan jenis bakteri proteolitik yang ada pada tanah limbah sisa pembutan tahu yang
ada di wilayah Kelurahan Abian Tubuh Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara
Barat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan
tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya

merupakan

organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak

mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Bakteri berasal


dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai
ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di
air, di organisme lain /mahluk hidup lain, juga berada di lingkungan yang ramah
maupun yang ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah
maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni
seperti pH, suhu/temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat
sisa metabolisme.
Bakteri memiliki Ciri-Ciri sebagai berikut :
1) Umumnya tidak berklorofil
2) Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen
3) Bentuknya beraneka ragam
4) Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
5) Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
6) Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
7) Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan,
sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Manfaat/Kegunaan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Kehidupan :


Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat
Sebagai Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan
Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman
Penghasil obat-obatan seperti antibiotik
Mengurai sampah untuk menghasilkan energi
Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia.

Dampak Buruk Bakteri Yang Merugikan Bagi Kehidupan Manusia:


1) Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia (bakteri
parasit/patogen)
2) Membusukkan makanan yang kita miliki
3) Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan (bakteri
parasit/patogen)
4) Menimbulkan bau yang tidak sedap hasil aktivitas pembusukan
5) Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang mengakibatkan bau
badan ((Koes Irianto, 2006 dalam Iffa Izza 2011).
2.2 Isolasi Bakteri

Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari


lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan
mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya.
Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru diperlukan
ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari
terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru,
maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari
adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri (Alam
dkk. 2013 dalam Safiatul Rahmani ,2015)
Dalam kegiatan mikrobiologi pembuatan isolasi dilakukan dengan cara
mengambil sampel mikroba dari lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel
tersebut kemudian dikultur/dibiakkan dengan menggunakan media universal atau
media selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Untuk mendapatkan atau
menumbuhkan jenis mikroorganisme tertentu, maka dilakukan isolasi. Dengan
isolasi inilah dapat diidentifikasi jenis bakteri tertentu baik dari kelimpahan
maupun morfologinya. Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya
berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni atau biakan murni
sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi
mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis,
maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja.Sebelum mengisolasi, harus diketahui mikroba apa yang
akan diisolasi dan habitatnya menentukan sampel dan media apa yang akan
digunakan. Pemilihan mikroba sebagai sumber enzim mempunyai beberapa
keuntungan bila dibandingkan yang diisolasi dari tanaman ataupun hewan. Antara
lain adalah sel mikroba relatif lebih mudah ditumbuhkan, kecepatan pertumbuhan
relatif lebih cepat, skala produksi sel lebih mudah ditingkatkan bila dikehendaki
produksi yang lebih besar, biaya produksinya relatif rendah, kondisi selama
produksi tidak tergantung oleh adanya pergantian musim dan waktu yang

dibutuhkan dalam proses produksi lebih pendek (Torben,2007 dalam Safiatul


Rahmani, 2015).
2.3 Bakteri Proteolitik
Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease
ekstrakulikuler, enzim protease ini diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan
ke mediumnya. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, namun
tidak semua enzim protease tersebut dilepaskan ke mediumnya. Dekomposisi
protein lebih sulit dibandingkan pemecahan karbohidrat. Produk akhir
dekomposisi protein lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur protein yang
lebih kompleks. Mikroorganisme dengan sistem enzim yang lebih kompleks,
memecah protein yang lebih sederhana. Bakteri proteolitik dapat digolongkan
menjadi beberapa kelompok yaitu : (1) Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif
yang tidak membentuk spora, (2) Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif yang
dapat membentuk spora dan (3) Bakteri anaerobik pembentuk spora (Abraham,
2007).
Bakteri proteolitik dapat ditemukan dalam limbah yang mengandung
banyak protein seperti limbah rumah tangga, limbah industri, limbah kotoran
makhluk hidup, limbah-limbah sisi pemotongan hewan dan tanah gunung merapi
yang mengandung unsur hara yang tinggi.
2.4 Tanah dan Limbah Pembuatan Tahu
Bakteri adalah beberapa mikroba terkecil dan paling melimpah di tanah.
Dalam satu gram tanah, akan ada miliaran bakteri. Ada diperkirakan 60.000
spesies bakteri yang berbeda, sebagian yang bahkan belum bernama, dan masingmasing memiliki peran dan kemampuan tertentu. Sebagian besar tinggal di 10 cm
dari atas permukaan tanah dimana bahan organik ada. Termasuk di tanah limbah
pembuatan tahu dapat dipastikan mengandung banyak bakteri tanah karena pada
limbah pembuatan tahu mengandung banyak protein.
Tahu dan tempe merupakan makanan yang digemari masyarakat, baik
masyarakat kalangan bawah hingga atas. Keberadaannya sudah lama diakui
sebagai makanan yang sehat, bergizi dan harganya murah. Hampir ditiap kota di
Indonesia dijumpai industri tahu dan tempe. Makanan ini disukai oleh masyarakat
karena rasanya yang hampir disukai oleh masyarakat. Selain rasanya banyak
6

disukai oleh masyarakat tahu dan tepe juga mengandung banyak protein yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Jenis Praktikum
Jenis praktikum ini menggunakan metode eksperimen berbasis proyek.
Metode ini berdasarkan kerjasama kelompok dalam pengambilan sampel bakteri
proteolitik kemudian di isolasi dan dianalisis di laboratorium mikrobiologi FKIP
Universitas Mataram.
3.2 Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun waktu dan tempat penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
Waktu Penelitian
Tempat Perolehan Sampel

: Pekan ke-3 dan 4 bulan September tahun 2016


: Salah satu tempat pembuatan tahu di kelurahan
Abian Tubuh yang berada di wilayah kota

Tempat Penelitian

Mataram
: Laboratorium Mikrobiologi FKIP Universitas

Mataram
3.3 Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam peneltian ini adalah
sebagai berikut:
1) Alat Praktikum

Timbangan analitik
Oven
Spatula
Inkubator
Autoklaf

2) Bahan Praktikum

Mikro pipet
Cawan petri
Tabung reaksi
Gelas kimia
Erlenmeyer

Agar
Aquades

NaCl
Susu

Agar-agar Sritie
Bakto Agar
Larutan Lugol
Alkohol 95 %
Kristal violet

Safranin
Pepton
Natrium Agar (NA)
Spiritus

3.4 Prosedur Praktikum


Praktikum ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu sebagai
berikut:
3.4.1 Pengambilan Sampel tanah
Sampel tanah diperoleh dari sisa pembuatan tahu Kelurahan Abian
Tubuh wilayah kota mataram, tanah diambil sebanyak 30 gram.
3.4.2 Isolasi Bakteri Proteolitik
Isolasi bakteri proteolitik terdiri dari beberapa tahapan sebagai
berikut:
1) Pembuatan Medium Susu Skim
Langkah-langkah pembutan Media susu skim adalah sebagai
berikut:
a) Menimbang semua bahan yang dibutuhkan, yaitu susu skim 4 gram,
pepton 1 gram, Bacto agar 3 gram dan agar-agar sritie 1,5 gram
b) Masukan agar-agar dan pepton sesuai massanya di atas ke dalam
gelas beker yang berisi 200 ml aquades.
c) Homogenkan campuran dengan cara diaduk sampai semua campuran
rata.
d) Panaskan campuran dengan suhu tertentu dengan sambil diaduk
hingga mendidih
e) Setelah campuran mendidih kemudian tunggu sampai hangat baru
kemudian masukan 4 gram susu skim ke dalam campuran tersebut
f) Homogenkan campuran tersebut dengan cara diaduk hingga rata
g) Campuran tersebut disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu
121oC selama 15 menit (Agustien, 2010).
2) Pembuatan Garam Fisiologis (Garfis)
Langkah-langkah pembuatan garam fisiologis adalah sebagai
berikut:
a) Menimbang 4 gram NaCl dan menyediakan 400 mL aquades

10

b) Campur bahan tersebut ke dalam gelas beker (hasil campuran ini


disebut Garam Fisiologis)
c) Garam fisiologis tersebut dituangkan kembali ke dalam 6 tabung
reaksi dengan masing-masing tabung diisi dengan 9 mL
d) Setiap mulut tabung tersebu ditutup menggunakan kapas dan kertas
kemudian diikat yang selanjutnya dimasukkan ke dalam autoklaf
untuk disterilisasi.
e) Garam fisiologi yang masih tersisa dimasukkan ke dalam tabung
erlenmeyer kemudian ditutup menggunakan kapas dan kertas lalu
diikat yang selanjutnya dimasukkan ke dalam autoklaf untuk
disterilisasi.

Semua

proses

sterilisasi

pada

praktikum

ini

menggunakan suhu 121 oC dan waktu selama 15 menit.


3) Pembuatan media Natrium Agar Slim (NAS)
Langkah-langkah pembuatan media Natrium Agar Slim adalah
sebagai berikut:
a) Menimbang 4 gram Natrium Agar dan menyediakan 400 mL
aquades
b) Campur kedua bahan tersebut kemudian dipanaskan hingga
mendidih sambil di aduk hingga rata (hasil campuran ini disebut
media natrium agar)
c) Tuangkan media tersebut ke dalam 5 gelas tabung reaksi dengan
ukuran tertentu
d) Sterilisasi media tersebut ke dalam autoklaf selama 15 menit dengan
suhu 121 oC.
e) Keluarkan media NA dari autoklaf kemudian letakan di tempat yang
aman dengan cara dimiringkan sekitar 45o.
4) Preparasi Sampel Tanah
Langkah-langkah preparasi tanah adalah sebagai berikut:
a) Timbang sampel tanah sebanyak 10 gram
b) Campur tanah 10 gram tersebut dan 90 mL garam fisiologis ke
dalam tabung erlenmeyer.
c) Homogenkan dengan cara

digoyang-goyangkan

menggunakan tangan ( manual ) selama 1 sampe 2 menit

11

perlahan

d) Campuran tersebut diambil 1 mL kemudian dimasukkan dalam


tabung reaksi 1 yang berisi 9 mL garam fisiologis yang sudah
disterilkan dan sudah diberi label.
e) Homogenkan campuran tersebut

dengan

cara

dishaker

menggunakan vortex
f) Hasil campuran pada tabung 1 kemudian diambil kembali 1 mL
untuk ditambakan ke tabung reaksi yang ke 2
g) Homogenkan campuran tersebut dengan cara dishaker menggunakan
forlac
h) Ulangi langkah f) dan g) tersebut hingga tabung reaksi yang ke 6
5) Pembiakan bakteri
Langkah-langkah pembiakan bakteri adalah sebagai berikut:
a) Cairkan kembali media susu skim yang sudah mengeras dengan cara
dipanaskan, namun tidak boleh lebih dari 50 oC. (dalam keadaan
hangat)
b) Masukkan media susu skim ke dalam 5 cawan petri yang sudah
disterilkan. (setiap cawan petri diberi label sesuai dengan label
tabung reaksi di atas)
c) Masukan 100 L bakteri tanah dari tabung 1 ke dalam cawan petri 1.
d) Homogenkan dengan cara menggerakan cawan petri kearah timur
dan barat selama 1 menit kemudian digerakan lagi ke arah selatan
dan utara selama 1 menit. (pada saat menggerakkan cawan petri
tetap dibiarkan di atas pemukaan meja yang rata)
e) Ulangi langkah c) dan d) sampai tabung dan cawan petri ke 6
f) Masukkan semua cawan petri tersebut ke dalam inkubtor selam 2448 jam dengan suhu 30 oC.
- Catatan: Pada akhir tahap ini kemungkinan akan didapatkan
beberapa jenis koloni (koloni tunggal atau koloni campur). Koloni
3.4.3

yang dapat diidentifikasi adalah koloni tunggal.


Pewarnaan Gram
Dibersihkan objek glass dengan alkohol hingga bebas
lemak, kemudian difiksasi di atas nyala lampu spritus. Diteteskan suspensi
bakteri di atas kaca objek, kemudian difiksasi di atas lampu spritus.
Diteteskan kristal violet 1-2 tetes selama 1 sampai 2 menit dan dicuci
dengan air mengalir dan kering anginkan. Kemudian diteteskan larutan

12

lugol 1-2 tetes 1 sampai 2 menit dan dicuci dengan air mengalir dan kering
anginkan. Selanjutnya diteteskan alkohol 95% 1-2 tetes selama 30 detik
dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan. Ditetesi safranin 1-2
tetes selama 1 sampai 2 menit, kering anginkan dan diamati di bawah
mikroskop (Fardiaz, 1993).
-

13

- BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
-

4.1 Hasil penelitian


Pada praktikum ini bakteri proteolitik diperoleh dari limbah
pembuatan tahu Kelurahan Abian tubuh, proses praktikum dimulai dengan
mengisolasi bakteri dari sampel limbah yang ditumbuhkan dalam media
agar. Sampel terdiri atas 5 media yang terdiri dari masing-masing 1 mL
sampel limbah yang telah dihomogenkan dan ditumbuhkan dalam medium
agar kemudian diinkubasi pada suhu 35.5 0C selama 24 jam. Ciri-ciri
adanya bakteri proteolitik ditandai dengan koloni bakteri di kelilingi zona
bening. Berikut tabel hasil pengamatan pada 5 media setelah 24 jam
inkubasi.
-

Tabel 4.1 hasil pengamatan pada 5 media bakteri


protelitik

No
-

Media
Cawan

1
2
3
4
5

Hasil

Bentuk bakteri

pengamatan Bakteri

proteolitik

-1

Tidak ada

-2

Tidak ada

-3

Tidak ada

-4

Ada

Koloni

-5

Ada

Koloni

Pada media -4 dan -5 ada terdapat bakteri proteolitik dalam

bentuk koloni sehingga tidak perlu dilakukan dilakukan pemindahan ke


media NAS sehingga bisa dilakukan pengamatan langsung ke pewarnaan
bakteri. Bakteri proteolitik pada media cawan di susbensi pada kaca objek
dan diberikan cairan lugol, diamati di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10 x 100 kali, terlihat bakteri berbentuk monobacillus,

14

diplobacillus,

streptobacillus,

monococcus,

diplococcus,

dan

stapilococcus. Pada langkah terakhir, suspensi bakteri di teteskan cairan


sapranin setelah dibersihkan sebelumnya dengan cairan alkohol, diamati
kembali di bawah mikroskop dengan pembesaran yang sama, berdasarkan
pengamatan dapat dipastikan bakteri proteolitik merupakan bakteri gram
positif dengan ciri-ciri warna ungu pada bakteri karena peptodoglikan
menyerap warna tersebut dari lugol, adapun morfologi tubuh bakteri
berbentuk bulat (Coccus), batang (bacillus) yang terdiri dari bentuk
tunggal, bergandengan, dan rantai.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sampel Tanah
Sampel

tanah

diambil

dari

limbah

pembuatan tahu kemudian diencerkan menggunakan garam


fisiologis tujuannya agar biakan yang didapatkan tetap steril, garam
fisiologis sebagai larutan bagi bakteri untuk mempertahankan pH
agar bakteri yang ingin di isolat tidak mati akibat perubahan pH
lingkungan dan agar biakannya tidak terlalu padat atau memenuhi
cawan (biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan).
Selanjutnya 5 tabung reaksi tersebut dikocok menggunakan alat
shaker dengan tujuan agar sampel homogen antara larutan garam
fisiologis dan sampel limbah tahu.
4.2.2 Pembuatan Media Agar
Pembuatan media agar dilakukan dengan
mencampurkan aquadest, susu skim, pepton, bacto agar dan agar
sriti kemudian di masak di atas api kecil hingga mendidih,
tujuannya agar bahan tersebut tidak mengalami denaturasi akibat
kenaikan suhu yang signifikan pada saat pemanasan. Pada
pembuatan media agar terdapat beberapa bahan yang bertujuan
sebagai berikut. Aquades berfungsi sebagai pelarut untuk bahan
pembuatan media sehingga mudah untuk dimasak, sedangkan susu
skim digunakan sebagai sumber substrat. Susu skim merupakan
susu yang mengandung protein tinggi sekitar 3,7% dan lemak
sekitar 0,1% (Jay, 1991). Susu skim mengandung kasein yang dapat
15

dipecah oleh mikroorganisme proteolitik menjadi senyawa nitrogen


terlarut sehingga pada koloni dikelilingi zona bening. Sedangkan
penambahan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena pepton
mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Penambahan agar
sriti dan bacto agar berfungsi sebagai penguat ikatan pada
pembuatan media substrat sehingga media bakteri tetap padat.
4.2.3 Isolasi Bakteri Proteolitik
Isolasi bakteri prokteolitk dilakukan dengan
cara menumbuhkan bakteri pada 5 sampel limbah pembuatan tahu
yang telah dilakukan proses pengenceran dan homogenitas pada
media agar yang telah mengandung protein dari susu skim sebagai
sumber nutriennya, keberhasilan isolasi bakteri prokteolitik
ditandai dengan munculnya koloni yang dikelilingi zona bening,
Terjadinya zona bening pada isolat bakteri proteolitk dapat
dijelaskan bahwa pada media susu skim yaitu protein yang terdiri
dari asam amino yang terikat satu dengan lainnya melalui ikatan
peptida mempunyai molekul besar yang berada pada media tidak
dapat digunakan secara langsung oleh mikroba sebagai sumber
nutrien karena molekul yang besar tersebut tidak dapat ditransport
ke dalam

sel Isolat bakteri. Molekul yang besar ini dapat

digunakan oleh isolat bakteri sebagai sumber karbon atau energi


untuk sintesis protein hanya apabila lebih dahulu didegradasi
menjadi molekul yang lebih kecil di luar sel. Untuk tujuan tersebut,
mikroba mensintesis dan mengeluarkan enzim ekstrasel yang
disebut enzim proteolitik atau protease yang dapat memecah
protein dengan molekul besar yang berada di luar sel. Enzim
tersebut akan memecah ikatan peptida protein menjadi asam-asam
amino. Susu skim merupakan media yang sesuai untuk
pertumbuhan mikroba karena kaya akan nutrien. Molekul protein
sangat besar dan tidak larut dalam air serta membentuk koloid.
Suspensi ini berwarna putih dan dapat secara langsung pada saat
disuspensikan ke dalam media kultur padat. Dengan adanya enzim
16

proteolitik dari isolat bakteri pada limbah pembuatan tahu, protein


pada susu skim ini akan terhidrolisis menjadi peptida-peptida dan
asam-asam amino yang larut. Keadaan ini bisa langsung diamati
dengan hilangnya partikel protein di dalam media, sehingga terlihat
zona bening pada medium di sekitar isolat bakteri proteolitik.
Semakin besar aktivitas enzim proteolitik ini ditunjukkan dengan
semakin lebarnya zona bening (Naiola, et al. 2002).
Untuk
memproduksi
proteolitik,

dilakukan

pembiakan isolat bakteri, yaitu dengan cara diinkubasi dalam


media spesifik agar dan dilakukan penggoyangan menggunakan
shaker dengan kecepatan sedang selama 1 menit pada suhu ruang.
Tujuan dari penggoyangan saat inkubasi yaitu agar pertukaran
oksigen dapat berlangsung dengan baik, karena kebanyakan bakteri
penghasil protease merupakan bakteri aerob dimana untuk
pertumbuhannya dibutuhkan asupan oksigen yang cukup dan
kontinyu, sehingga isolat bakteri tersebut dapat tumbuh dengan
baik. Dalam proses inkubasi, nutrient-nutrien dalam media spesifik
dimanfaatkan oleh isolat bakteri untuk proses metabolismenya,
sehingga media yang semula berwarna kuning jernih menjadi
kuning keruh seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.

- Gambar 4.2 warna media berubah menjadi kuning keruh


-

17

- Pada praktikum, bakteri yang muncul bakteri proteolitik adalah


media -4 dan -5 media ini akan difermentasi oleh isolat bakteri
untuk

proses pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu juga

akan dihasilkan produk-produk metabolit. Metabolit-metabolit


yang dihasilkan diantaranya adalah senyawa antibiotika dan enzim.
4.2.4 Pewarnaan Pada Bakteri Proteolitik
Bakteri diambil dari media isolasi menggunakan
jarum ose, jarum ose terlebih dahulu dipanaskan diatas bunsen agar
kondisinya aseptis. Setelah itu disentuhkan pada medium bakteri
proteolitik, bakteri diambil dan digoreskan pada objek glass.
Kemudian

objek

glass

difiksasi

di

dekat

bunsen

untuk

mengkondisikan aseptis dan untuk memperluas struktur internal


dan eksternal dari sel dan mikroorganisme. Selanjutnya, ditetesi
dengan kristal ungu menggunakan pipet tetes dan didiamkan
selama 1 menit. Hal ini bertujuan karena pada saat 1 menit
diasumsikan sudah mengunci kristal ungu dan fungsi dari kristal
ungu sendiri adalah sebagai pewarna primer. Setelah itu dibilas
dengan aquadest, hal ini bertujuan agar sisa kristal ungu yang dapat
luntur dan memperjelas pengamatan. Selanjutnya, ditetesi dengan
iodium dan dibiarkan selama 2 menit, iodium berfungsi sebagai
penguat warna kristal ungu, dan didiamkan selama 2 menit karena
pada waktutersebut diasumsikan telah cukup jelas memberikan
warna ungu pada bakteri, apabila gram positif maka warna tersebut
akan tetap dipertahankan oleh bakteri sedangkan bila hlang maka
bakteri tersebut adalah gram negatif, hal ini disebabkan oleh gram
negative memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis sehingga sulit
untuk menyerap warna dari iodium. Setelah itu dibilas lagi dengan
aquadest, hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa iodium pada
bakteri dan dicuci dengan etanol 70% , fungsinya untuk melarutkan
lemak, dan dibilas kembali dengan aquadest. Hal ini bertujuan
untuk memperjelas pengamatan. Setelah itu ditetesi dengan
safranin. Safranin berfungsi sebagai pewarna sekunder dan penguat
18

dari pewarna primer. Safranin yang telah ditetesi dibiarkan


selama 1 menit karena waktu tersebut diasumsikan bahwa dinding
sel telah mengunci safranin. Safranin dibilas dengan aquadest, hal
ini bertujuan untuk membilas sisa safranin dan untuk memperjelas
pengamatan. Selanjutnya sampel bakteri pada preparat diamati
dibawah mikroskop, ternyata bakteri proteolitik merupakan bakteri
gram

positif

yang

ditandai

dengan

organisme

yang

mempertahankan kompleks warna ungu kristal meskipun dibilas


dengan alkohol. Perhatikan gambar 4.2 di bawah ini.

a.
-

Gambar 4.2 Bakteri setelah pewarnaan a.

bakteri bacillus dan b. bakteri coccus


Pada gambar 4.2 terlihat 2 jenis bakteri yaitu bakteri
berbentuk batang (bacillus) dan bakteri berbentuk bulat (coccus)
keduanya termasuk bakteri gram positif yang ditandai dengan
kemampuan menyerap warna ungu, hal ini disebabkan oleh bakteri
gram positif dapat mempertahankan warna tersebut karena dinding
peptidoglikannya tebal sehingga warna dari lugol lebih mudah
diserap. Pada gambar 4.2 terlihat bakteri terdiri atas bakteri
monobacillus (bakteri bacillus susunan tunggal), diplobacillus
(bakteri bacillus bergandengan), dan streptobacillus (bakteri
bacillus tersusun rantai), selain itu juga terdapat bakteri gram
positif berbentuk bulat yang terdiri atas monococcus (bakteri
coccus

susunan

tunggal),
19

diplococcus

(bakteri

coccus

bergandengan), dan stapilococcus (bakteri coccus tersusun rantai).


- BAB V
- PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1

Berdasarkan hasil praktikum, praktikan memperoleh


kesimpulan sebagai berikut.
Bakteri proteolitik di isolasi dengan cara menumbuhkannya

pada media agar yang mengandung aquadest, susu skim tinggi


protein, pepton, bacto agar, dan agar sriti kemudian dinkubasi pada
suhu 35.50C selama 24 jam.
5.1.2
Limbah pembuatan tahu mengandung bakteri proteolitik
yang ditandai dengan munculnya koloni bakteri yang dikelilingi
zona bening pada media -4 dan -5.

20

5.1.3

Bakteri proteolitik termasuk dalam gram positif yang

ditandai dengan bakteri yang mampu menyerap warna ungu.


Bakteri yang diperoleh terdiri atas monobacillus, diplobacillus,
streptobacillus, monococcus, diplococcus, dan streptococcus.
5.2 Saran
-

Adapun saran yang dapat diberikan praktikan sebagai

berikut.
5.2.1Isolasi bakteri tidak hanya terpaku pada isolasi bakteri pada tanah
limbah, kedepannya dapat di peroleh dari air, tanah rumah
pemotongan hewan dan sisa abu dari lahar gunung merapi.
5.2.2Isolasi lebih lanjut juga dapat dilakukan karakterisasi bakteri untuk
mengetahui karakter dari bakteri protelitik yang di isolat.
-

DAFTAR PUSTAKA

Sofiatul Rahmani. (2015). Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik Laporan


Praktikum Di Universitas Brawijaya. Tidak diterbitkan.
Iffa Izza. (2001). Isolasi, Karakterisasi Dan Identifikasi Bakteri Endofit Dari
Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)Yang Berpotensi Sebagai
Penghasil
Antimikrobia.
Di
akses
melalui
http://digilib.uinsuka.ac.id/6360/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
Skripsi S1 di UIN Sunan Kalijaga Yokyakarta. Tidak diterbitkn (28 sep. 2016)
B. Kuntoro, R. R. A. Maheswari,Dan H. Nuraini. 2013. Mutu Fisik Dan
Mikrobiologi Daging Sapi Asal Rumah Potong Hewan (Rph) Kota
Pekanbaru. Jurnal Peternakan Vol 10 No 1 ISSN 1829 8729
-

21

Baehaki, Baehaki; Rinto, Budiman, Arif.2011. Isolasi Dan Karakterisasi


Protease Dari Bakteri Tanah Rawa Indralaya, Sumatera Selatan. J. Teknol.
dan Industri Pangan, Vol. XXII No.1 Th. 2011

Izzatul, Baital ; Ardyati, Tri.2013. Deteksi Aktivitas Proteolitik Isolat Bakteri


Asal Ampas Tahu Pada Substrat Bekatul. Jurnal Biotropika Vol. 1 No. 3

Melliawati, Ruth; Cameliawati Djohan , Apridah, Yopi. 2015. Seleksi Bakteri


Asam Laktat Sebagai Penghasil Enzim Protease. PROS SEM NAS MASY
BIODIV INDON Volume 1, Nomor 2, April 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman:
184-188 DOI: 10.13057/psnmbi/m010203

Muharam,; Saefudin, Asep.2016. Pengaruh Berbagai Pembenah Tanah


Terhadap Pertumbuhan Dan Populasi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa, L)
Varietas Dendang Di Tanah Salin Sawah Bukaan Baru. Jurnal Agrotek
Indonesia 1 (2) : 141 150 (2016) ISSN : 2477-8494

Naiola, Elidar; Widhyastuti, Nunuk. 2002. Isolasi, seleksi, optimasi produksi


protease dari beberapa isolate bakteri. Berita biologi, volume 6 nomor 3.

Paskandani, Riky; Ustadi; Husni, Husni.2014. Isolasi Dan Pemanfaatan


Bakteri Proteolitik Untuk Memperbaiki Kualitas Limbah Cair Pengolahan
Bandeng Presto. J. Manusia Dan Lingkungan, Vol. 21, No.3, September.
2014: 310-316

Siswanto, Kelvin; Sutapa, I Nyoman.2015. Standar Kerja dan Perencanaan


Kualitas Potongan Daging Sapi dari RPH Sampai Display Pasar Tradisional.
Jurnal Titra, Vol. 3, No 2, Juli 2015, pp. 277-282

Wardani, Agustina K.;Oriana N, Lia. 2012. Purifikasi Dan Karakterisasi


Protease Dari Bakteri Hasil Isolasi Dari Whey Tahu. Jurnal Teknologi
Pertanian Vol. 13 No. 3 [Desember 2012] 149-156

Yuniati, Rani; Nugroho, Titania T.; Puspita, Fifi.2012. Uji Aktivitas Enzim
Protease Dari Isolat Bacillus Sp. Galur Lokal Riau. JOM FMIPA Volume 1
No. 2

22

Anda mungkin juga menyukai