NIM
: P07134014004
SEMESTER
: IV
TANGGAL PRAKTIKUM
TEMPAT PRAKTIKUM
: LABORATORIUM IMUNOSEROLOGI
TUJUAN
Tes kualitative untuk mendeteksi virus dengue NS1 antigen dalam serum atau plasma
pasien guna membantu dalam menegakkan diagnose infeksi virus dengue
II.
METODE
Imunokromatografi
III. PRINSIP
SD Bioline adalah tes Immunokromatografi untuk determinasi kulitatif sebagai deteksi
awal adanya virus dengue pada sampel serum atau plasma pasien. Tes ini mengguakan 2
garis, pada gari T terikat antibody monoclonal mencit dan pada garis C terikat
antibody poliklonal yang terkonjugasi pada gold colloidal. Apabila pada specimen terdapat
antigen NS1 maka akan membentuk garis warna yang diakibatkan karena adanya reaksi
antara antibody dan antigen. Pada gari C harus selalu terbentuk garis warna untuk
memastikan bahwa prosedur yang dilakukan benar.
IV.
DASAR TEORI
Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh arthropoda yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan dari nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit
demam berdarah atau dengue hemorrhagic viver ini menyebabkan manifestasi klinis
bervariasi, mulai dari demam biasa, demam dengan pendarah, kemudian berdiferensiasi ke
entuk demam yang lebih parah misalnya, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue
Shock Syndrome (DSS). (Aryati.,dkk.2013)
Virus dengue (DV) adalah anggota dari genus Flavivirus dan dari Famili
Flaviviridae. virus dengue memiliki untai tunggal RNA dan memiliki empat serotipe yang
berbeda (DV1, 2, 3, 4). Infeksi oleh satu serotipe hanya resistansi terhadap serotipe lain
selama beberapa bulan dan infeksi sekunder dari serotipe yang berbeda memiliki risiko
yang lebih tinggi yang kemungkinan bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih parah
dari infeksi dengue, seperti demam berdarah dengue (DBD) atau dengue shock syndrome
(DSS). Genom virus dengue mengkode poliprotein tunggal yang terdiri dari 3 protein
struktural (kapsid, premembrane dan envelop) yang membentuk struktur fisik dari partikel
virus dan 7 protein non-struktural (NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b, NS5 ) yang
diperlukan untuk replikasi virus. (Chen.2015)
Diagnosis awal infeksi dengue sangat penting untuk manajemen yang lebih baik dari
penyakit. Tes diagnostik berdasarkan deteksi virus dengue salah satunya adalah Non
Struktural Protein 1 (NS1) antigen. (Aryati.,dkk.2013)
Flavivirus NS1 adalah glikoprotein yang memiliki ukuran sekitar 48-kDa yang
translokasi ke dalam ER lumen co-translationally. Di antara protein DENV, non-struktural
protein 1 (NS1) adalah salah satu glikoprotein yang diperlukan untuk replikasi RNA,
tetapi juga disekresikan dari sel yang terinfeksi untuk melawan respon kekebalan antivirus,
sehingga memberikan kontribusi untuk patogenesis. (Scaturro.2015)
V.
VI.
CARA KERJA
- Digunakan APD dengan lengkap, baik, dan benar
Disiapkan alat dan bahan yang kan digunakan, dikondisikan agar mencapai suhu ruang
Dikeluarkan NS1 Ag strip dari wadahnya, dan diletakkan dipermukaan datar dan kering
Dipipet 50 l sampel atau 3 tetes sampel kedalam sumur sampel
Ditunggu kemudian dibaca hasilnya pada 15-20 menit
Diperingtkan jangan membaca hasil lebih dari 20 menit, karena akan menghasilkan
hasil yang salah
Garis Control
Sumur Sampel
Garis Tes
IX.
PEMBAHASAN
Virus dengue (DV) adalah anggota dari genus Flavivirus yaitu family dari Flaviviridae.
virus dengue adalah virus yang memiliki empat serotipe yang berbeda (DV 1 - 4). Virus
dengue juga memiliki poliprotein tunggal yang terdiri dari 3 protein struktural yaitu kapsid,
premembrane dan envelop yang membentuk struktur fisik dari partikel virus dan 7 protein
non-struktural (NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b, NS5 ) yang diperlukan untuk
replikasi virus. (Chen.2015)
Dengue adalah virus yang ditularkan oleh melalui siklus penularan dari manusia ke
nyamuk ke manusia. Biasanya ditularkan oleh vektr nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Infeksi dengue virus merupak virus yang ditularkan oleh nyamuk yang paling
umum terjadi didaerah subtropics atau daerah tropis, hal ini juga dapat dipengaruhi adanya
perubahan iklim. (Chen.2015)
Infeksi dengue saat ini merupakan salah satu infeksi arboviral paling cepat berkembang
di dunia, menurut survey dalam salah sau penelitian, dikatakan bahwa dengue virus ini
mengakibatkan 390 juta infeksi setiap tahunnya. Virus ini menyebabkan morbiditas dan
mortalitas yang signifikan terutama di negara-negara berkembang yang miskin sumber
daya dan memiliki masalah dalam bidang ekonomi. (Paranavitane.2014)
Secara klinis, demam berdarah ditandai dengan demam, sakit kepala, mialgia, artralgia,
ruam, leukopenia, dan kadang-kadang trombositopeni. Tingkat keparahan penyakit ini
dapat berkisar dari tanpa gejala atau ringan sampai berat dengan demam tinggi,
perdarahan, dan syok. Dengue yang parah kadang-kadang dapat menyebabkan shock dan
bahkan kematian, terutama dengan tidak adanya penggantian cairan dan perawatan
suportif. (Pal.,dkk.2015)
Sampai saat ini memang belum ditemukan adanya antivirus yang efektif atau vaksin
berlisensi untuk mencegah infeksi virus ini, maka dari itu diperlukan pemantauan dan
pemeliharaan
kebersihan
baik
secara
individu
maupun
lingkungan
sekitar.
(Paranavitane.2014)
Seperti yang sudah diterangkan diatas, bahwa dengue virus memiliki protein nonstruktural, simana salah satunya adalah NS1. NS1 merupakan glikoprotein-1 (NS1) yang
memiliki ukuran sekitar 46 kDa. Peran yang spesifik dari NS1 virus dengue ini belum
diketahui. Namun peran yang baru diketahui dari NS1 ini yaitu dalam replikasi RNA virus
dan keterlibatan NS1 dalam pematangan virus. Protein NS telah banyak dipelajari sebagai
antigenisitasnya serta perannya dalam pemantauan infeksi dengue sekunder. Orang yang
menderita DHF / DSS memiliki antiplatelet dan antibodi sel antiendothelial yang bereaksi
silang dengan antibodi anti-NS1. Para peneliti juga menemukan bahwa virus dengue dapat
didiagnosis bahkan pada tahap awal dengan mendeteksi beredar NS1 antigen ini.
(Sankar.2013)
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan mengenai NS1 apada pasien yang
terindikasi mengalami gejalan demam berdarah. Sesuai dengan penjelasan diatas, bahwa
pemeriksaan NS1 ini merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosa terinfeksinya virus dengue oada pasien. Pemeriksaan NS1
merupakan rapid test yang digunkan sebagai tes awal untuk menegtahui adanya infeksi dari
virus dengue. Metode yang digunakan pada pemeriksaan NS1 adalah metode
imunokromatografi yang menggunakan NS1 Ag tes strip dengan merk SD BIOLINE Rapid
Test.
Sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa NS1 rapid tes da[at mendeteksi
antigen NS1 dengan cepat yaitu pada fase awal terjadinya infeksi, dimana pemeriksaan
menggunakan tes strip ini memiliki sensitivitas 81,6% dan spesifisitas 92%.
(Paranavitane.2014)
Pemeriksaan NS1 yang digunakan sebagai deteksi awal terinfeksinya virus dengue dapat
dilakukan pada hari pertama setelah terinfeksi atau 1-4 hari setelah terinfeksi. Hal ini
disarankan karena, kadar NS1 Ag pada sampel plasma/serum/whole blood pasien masih
dalam kategori tinggi dapan masih dalam batas limit deteksi alat. Jika pemeriksaan ini
dilakukan lebih dari 4 hari setelah terinfeksi, maka kadar NS1 pada sampel sudah menurun,
dimana akan digantikan dengan terbentukknya antibody IgM yang kemudian akan disertai
dengan terbentuknya atibodi IgG. Antibody IgM dapat dideteksi mulai dari hari ke-4
setelah terifeksi virus dengue pada inveksi primer. Sedangkan IgG dapat dideteksi pada
hari ke-14 setelah terindeksi virus dengue pada inveksi primer. Namun untuk antibody IgG
pada inveksi sekunder dapat dideteksi lebih awal yaitu pada hari ke2 setelah inveksi
sekunder. Sedangkan antibody IgM baru bisa dideteksi pada hari ke-20 setelah terinveksi
virus dengue pada inveksi sekunder. (Insert Kit.2013)
Metode strip merupakan test immunokromatografi untuk mendeteksi adanya NS1 antigen
pada sampel plasma, serum, atau whole blood pasien. Tes ini mengguakan 2 garis, pada
gari T terikat antibody monoclonal mencit dan pada garis C terikat antibody poliklonal
yang terkonjugasi pada gold colloidal. Apabila pada specimen terdapat antigen NS1 maka
akan membentuk garis warna yang diakibatkan karena adanya reaksi antara antibody dan
antigen.. Untuk interpretasi hasil pada metode strip tes ada 3 jenis hasil, yaitu :
1. Positif
: muncul 2 garis warna pada strip test yaitu pada garis T dan pada garis
C. Pada hasil positif ini dipengaruhi juga dengan kadar NS1 pada sampel. Apabila
kadar NS1 pada sampel sudah rendah namun masih dapat dideteksi oleh alat, warna
yang muncul pada garis test akan terlihat sedikit pudar. Namun apabila kadar NS1
2.
masih tinggi, warna yang muncul akan lebih jelas dan terang.
Negatif : muncul 1 garis warna pada strip test, yaitu hanya muncul pada garis C
3.
saja.
Invalid
EDTA, Heparin, dan Sosium Citrate. Hal ini dikarenakan penggunaan antikoagulan seperti
EDTA, Heparin, dan Sosium Citrate tidak akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Perlu
diperhatikan juga pada kondisi sampel, yaitu sampel yang digunakan harus tidak lipaemik,
hemolitik, dan tidak terkontaminasi bakteri, dimana hal ini akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan. Penyimpanan sampel juga perlu diperhatikan, jika sampel serum dan plasma
tidak segera digunakan maka harus disimpan pada suhu 2-80C dengan jangka waktu 48
jam, sedangkan untuk sampel whole blood disimpan pada suhu 2-80C dengan jangka waktu
24 jam. Untuk strip tes SD BIOLINE Rapid Test disimpan pada suhu 1-30 0C dan
disarankan untuk membekukan alat maupun reagen.
Sebelum praktikum dimulai dipastikan semua APD digunakan dengan baik dan benar,
serta alat dan bahan yang digunakan disiapkan dan dikondisikan agar mencapai suhu ruang
sebelum digunakan.
tempat datar dan kering. Jika semua sudah siap, dipipet sampel sebanyak 100l atau setara
dengan 3 tetes sampel yang diteteskan pada sumur sampel. Kemudian hasil dibaca seteah
15-20 menit setelah menetesan sampel. Pembacaan yang hasil dilakukan setelah 15-20
menit ini dimaksudkan agar sampel sudah bereaksi optimal dengan antibody yang terdapat
pada kedua garis strip tes. Jika pembacaan dilakukan kurang dari 15 menit, ditakutkan
reaksi antara antibody pada garis strip tes dengan urine belum bereaksi secara optimal,
yanag mana akan mempengaruhi hasil tes. Namun sangat disarankan untuk tidak membaca
hasil lebih dari 20 menit, karena juga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu, pada probandus I dengan
kode sampel A menunjukkan nilai positif (+). Pada strip tes muncul 2 garis warna pada
garis T dan garis C. Sedangkan hasil pada probandus II atas nama I Wayan Adi
Setiawan didapatkan hasil negative pada NS1 Ag tes. Pada tes strip hanya muncul 1 garis
warna yaitu pada garis C saja. Hasil negative ini didapat karena Probandus II tidak
mengalami gejala demam berdarah.
Dalam melakukan pemeriksaan NS1 Ag ini ada beberapa hal yan harus diperhatikan,
antar lain :
1. Semua sampel pasien dan reagen harus tetap diberlakukan infeksius dan praktikan harus
menggunakan alat pelindung diri.
2. Peralatan yang bersifat possible atau dapat digunakan berulang kali harus distreilkan
sesuai dengan prosedur yang tepat.
SIMPULAN
Dari pemeriksaan serologis DHF (NS1) pada pasien I (Sampel A) didapat hasil positif (+)
NS1 Ag Virus dengue. Sedangkan pada pasen II atas nama I Wayan Adi Setiawan didapat
hasil negative (-) NS1 Ag Virus dengue.
DAFTAR PUSTAKA