Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau
fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

B.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan virus ?


2. Bagaimana struktur dan anatomi virus ?
3. Bagaimana sifat sifat virus ?
4. Apa saja jenis - jenis virus ?
5. Bagaimana parasitisme virus ?
6. Bagaimana virus bereproduksi ?
7. Apa saja klasifikasi virus ?
8. Bagaimana peranan virus dalam kehidupan ?
9. Penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh virus ?
10. Bagaimana cara mencegah dan pengobatannya ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi
kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut
VIRION yang terdiri dari Capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics
Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler
(bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri
makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.
Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.
B.

STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS


Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri
sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya
20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari
DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu,
asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.
Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat
(sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang
disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut
kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat
langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid
terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak,
nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein
yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20
nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk
simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik
ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B
memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks,
kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid
sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus,
2

yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel
inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein
selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya.
Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada kepala
kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian
sel inang.
C. SIFAT SIFAT VIRUS
Pada dasarnya, ada beberapa sifat umum dari virus yang dapat membedakannya dari bakteri,
mengingat bahwa kedua organisme ini sering disamakan. Berikut ini adalah sifat-sifat virus :
1. Virus merupakan makhluk hidup peralihan antara benda mati atau benda hidup. Disebut
sebagai benda mati karena virus dapat dikristalkan dan tidak mengandung protoplasma,
sedangkan disebut sebagai makhluk hidup karena dapat berkembang biak dan memiliki asam
nukleat
2. Virus hanya dapat hidup pada organisme yang hidup saja, virus juga dapat melekatkan dirinya
pada permukaan sel hidup atau organisme
3. Virus juga dapat mengenali inangnya dengan suatu mekanisme lock and key, atau dengan kata
lain seperti kunci dan anak kunci.
Adapun sifat sifat khusus virus menurut Lwoff, Home dan Tournier (1966) adalah :
1. Bahan genetic virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksiribonukleat
(DNA), akan tetapi bukan gabungan dari kedua jenis asam nukleat tersebut.
2. Struktur virus secara relative sangat sederhana, yaitu dari pembungkus yang mengelilingi
atau melindungi asam nukleat.
3. Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup, yaitu dalam nucleus, sitoplasma atau di
dalam keduanya dan tidak mengadakan kegiatan metabolisme jika berada di luar sel hidup.
4. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virus baru dibentuk
dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dengan pemecahan suatu partikel
virus infektif menjadi lapisan protein pelindung dan komponen asam nukleat infektif.
5. Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan
pengawasan system enzim hospesnya, sehingga selaras dengan proses sintesis asam nukleat
dan protein virus.
6. Virus yang menginfeksi sel mempergunakan ribosom sel hospes untuk keperluan
metabolismenya.
7. Komponen komponen virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam sel
hospes tidak lama setelah dibebaskan.
8. Selama proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapat selubung luar yang
mengandung lipid, protein, dan bahan bahan lain yang sebagian berasal dari sel hospes.
9. Partikel virus lengkap disebut Virion dan terdiri dari inti asam nukleat yang dikelilingi
lapisan protein yang bersifat antigenic yang disebut kapsid dengan atau tanpa selubung di
luar kapsid.

D. JENIS JENIS VIRUS


3

1. Virus Bakteri
Virus bakteri adalah virus yang sel inangnya adalah sel bakteri. Virus bakteri disebut juga
bakteriofage atau fage (Latin, phage = memakan). Virus bakteri mengandung materi genetik
berupa DNA
2. Virus Mikroorganisme Eukariot
Virus mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya berupa mikroorganisme yang
tergolong eukariot. Virus ini terutama mengandung RNA. Virus yang menyerang jamur
disebut Mycovirus.
3. Virus Tumbuhan
Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah sel tumbuhan. Virus tumbuhan
sebagian besar mengandung RNA.
4. Virus Hewan
Virus hewan adalah virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau sel manusia. Virus hewan
mengandung RNA atau DNA.
E.

PARASITISME VIRUS
Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus hewan
diselubungi oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan plasmalema inang
dan melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya virus polio),
mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya
masuk. Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula ditrskripsi oleh enzim inang tetapi
kemudian biasanya enzim yang tersandi oleh virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang
biasanya berhenti, genom virus bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi virion
dewasa.
Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek plasma membran
inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat pula genom virus terintegrasi
ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya (provirus). Banyak genom eukariota
mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini mengakibatkan transformasi neoplastik
sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama penggandaan virus. Virus tumor
DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan mencakup
beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).

F. REPRODUKSI VIRUS
Virus selama reproduksi selalu berada di dalam tubuh organisme inang , karena ditubuh
inang itulah dia mendapatkan seperangkat penyusun tubuhnya berupa kapsid yang tersusun atas
protein yang tidak bisa susun sendiri yang hanya bisa diambil dari tubuh mahkluk hidup
Didalam proses reproduksi di dalam tubuh inang itu ada dua keputusan yang diambil berupa
dua macam siklus hidup, yaitu siklus litik ataukah siklus lisogenik.

Virus bereproduksi dengan menginfeksi organisme lain dengan memasukan DNA atau
RNAnya saja. Ada 2 siklus yang terjadi pada virus ketika menginfeksi organisme lain(e.coli):

1. Siklus Litik
Disebut siklus litik karena ketika pada fase pembebasan membran plasma bakteri akan
lisis/pecah, berikut fase-fase pada siklus ini:
a. Fase adsorpsi
Tahap absorbsi (pelekatan) adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi.
Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran
plasma sel inang yang mengenali virus).
b. Fase penetrasi/injeksi
Fase ini adalah fase virus merusak membran plasma bakteri dengan enzim lisozim yang
dipunyanya.Kemudian setelah membran tersebut terhidrolisis/rusak barulah virus
memasukan DNA/RNAnya kedalam tubuh inang.
c. Fase sintesis
Fase dimana terjadinya membentukan DNA/RNA baru virus oleh DNA dan RNA bakteri.
d. Fase replikasi
Fase ini fase dimana terjadinya pembentukan selubung protein/kapsid.
e. Fase Perakitan
Fase ini terjadi perakitan fag-fag baru. tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus
menjadi partikel virus yang utuh.
f. Fase pembebasan
Setelah sejumlah fag-fag baru terbentuk kemudian membran plasma bakteri pecah dan virusvirus tersebut keluar kemudian berpencar dan menginfeksi organisme lainya.
2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik.
Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak
hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian
membentuk provirus.
Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi,
penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.
Tahap siklus:
a. Adsorpsi dan penetrasi
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel
inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.
b. Penyisipan gen virus
Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip
kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk
provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom
dan provirus akan bereplikasi.
c. Pembelahan sel inang
Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah
bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang
sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.

G. KLASIFIKASI VIRUS
Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau
berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya
5

berunting tunggal oada fase 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus,
herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif
(+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan
untuk intermediat RNA unting minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara
langsung bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion
transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak sebagai mRNA, tetapi pada
waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis DNA berunting ganda (segera
berintegrasi ke dalam kromosom inang ) melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau
tersandi. Setiap virus imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok
lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia,
menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel
yang matang.
Tingkat klasifikasi virus:
ordo famili subfamili genus species strain/tipe
Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke bawah. Semua famili
virus memiliki akhiran viridae , misalnya

Poxviridae

Herpesviridae

Parvoviridae

Retroviridae
Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur faecal/oral dan
melalui udara.
Genus memiliki nama dengan akhiran virus . Misalnya, famili Picornaviridae terdiri dari 5
genus:

Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3

Genus Cardiovirus misalnya mengovirus

Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a

Genus Apthovirus misalnya FMDV-C

Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A


Definisi `spesies merupakan hal yang paling penting, namun sulit dilakukan untuk virus.
Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri
dari banyak spesies yang berbeda, termasuk:

HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1

HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2

SIV, Simian Immunodeficiency Virus

FIV, Feline Immunodeficiency Virus

BIV, Bovine Immunodeficiency Virus

Visna (domba)

EIAV (kuda)

CAEV (kambing)
Dasar-dasar klasifikasi secara taksonomi.
Ciri khas seperti morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung), sifat-sifat fisikakimia (berat molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap temperatur dan konsentrasi ion), genom
(RNA, DNA, urutan materi genetik yang tersegmentasi ( segmented sequence ), pemetaan posisi
6

restriksi ( restriction map ), modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi dan fungsi protein),
sifat-sifat antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa saja yang menjadi inangnya, cara
penularan, cara perpindahan, dsb.), semuanya dipertimbangkan dalam menentukan klasifikasi
virus.
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik
fungsional.
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan
jenis asam nukleat dan juga protein membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok,
yaitu :
1. Virus DNA
2. Virus RNA
RNA merupakan materi genetika yang terdapat pada virus tertentu (virus RNA), serta sel
dan molekul yang mengarah ke tahap sintesis protein. Pada virus, molekul RNA ini
mengarah ke proses sistesis protein (pembentukan selubung protein virus) dan replikasi
(proses pengopian RNA).
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung

Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran


Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
1. Virus Enterik
Virus yang dikeluarkan melalui kotoran dari berbagai jenis hewan dapat mencemari air.
Terutama pengaruhnya terhadap kesehatan, virus dapat menyerang saluran pencernaan
manusia yang diekskresikan dengan kotoran orang yang terinfeksi. Virus seringkali
ditularkan melalui mulut atau anus dari orang ke orang lain. Namun, virus terebut juga
terdapat pada limbah yang berasal dari berbagai limbah medis, yang dapat mencemari air
atau permukaan tanah. Virus Enterik diekskresikan dalam jumlah yang cukup besar
melalui kotoran termasuk diantaranya virus polio, virus coxsackie, virus echo, dan virus
enterik lainnya sepeti, virus adeno, virus reo, virus rota, virus hepatitis a (virus hepatitis),
dan virus noro. Yang merupakan penyebab berbagai penyakit termasuk gastroenteritis,
ruam kulit, meningitis, myocarditis, infeksi mata, kelumpuhan, demam, dan lain
sebagainya., setiap kelompok virus terdiri dari sejumlah jenis virus serologi yang
berbeda; dengan demikian lebih dari 100 virus enterik berbeda, yang dapat menginfeksi
manusia.
2. Virus Respirasi
Yg menyerang pernapasan
3. Arbovirus
Arbovirusadalah istilah yang digunakanuntuk merujuk kepadasekelompok virusyang
ditularkanolehvektorarthropoda. Kataarbovirusadalah akronim(virus arthropoda-borne).
Gejala infeksiarbovirusumumnya terjadi3-15harisetelah terpaparvirusdan terakhir3atau
4hari. Gambaran klinisyang paling umuminfeksiadalah demam, sakit kepala danmalaise,
tapiensefalitisdandemam berdarahjugadapat terjadi. Katatibovirus(tick-borne virus)
kadang-kadang
digunakanuntuk
menggambarkanvirusditularkan
oleh
kutu,
sebuahsuperorderdalamarthropoda.
4. Virus onkogenik
Virus ini merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker. Virus onkogenik adalah virus
yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mempengaruhi proses onkogenesis.
Onkogenesis adalah hasil akumulasi berbagai perubahan genetik yang mengubah ekspresi
atau fungsi protein yang penting dalam pengendalian pertumbuhan dan pembelahan sel.
Virus onkogenik saat menginfeksi sel dapat menyebabkan mutasi proto-onkogen sel
7

menjadi onkogen. Proto-onkogen adalah gen normal sel yang dapat berubah menjadi
onkogen aktif karena terjadinya mutasi atau mengalami ekspresi yang berlebihan
(menghasilkan onkoprotein dalam jumlah berlebihan).
Onkogen adalah istilah untuk gen yang bisa menginduksi satu atau beberapa sifat
karakteristik sel kanker. Gen tersebut dapat berupa gen virus atau gen sel yang bila
dimasukkan ke dalam sel yang sesuai, secara sendiri atau bersama gen lain dapat
merubah sifat sel normal menjadi sifat sel ganas.
Gen Pengendali Tumor (Tumor Supressor Gene) adalah gen yang bila mengalami
inaktivasi (menjadi tidak aktif) akan menyebabkan pembentukan tumor. Tumor adalah
istilah untuk perbanyakan sel yang tidak normal. Kanker adalah sebutan untuk tumor
yang ganas.
Pada saat virus menginfeksi sel, dia berintegrasi ke dalam sel menjadi provirus yang
akan mengganggu Gen Pengendali Tumor atau merubah ekspresi proto-onkogen yang
normal. Akibat perubahan itu sel menjadi memiliki karakteristik sifat-sifat sel yang
tertransformasi.
Diantara sifat-sifat sel tertransformasi adalah:
1. Dapat tumbuh tidak terbatas (disebut immortal)
2. Kebutuhan faktor pertumbuhan berkurang
3. Kerapatan tinggi
4. Hilangnya sifat contact inhibition (perbanyakan sel normal akan berhenti pada saat
sel tersebut kontak dengan sel lain)
5. Bentuk sel berubah
Bila sel masih memiliki sifat contact inhibition, sel tersebut akan menghentikan
perbanyakannya saat bertemu dengan sel lain. Hilangnya sifat tersebut menyebabkan sel
tumbuh terus, sel dapat berpindah ke jaringan atau organ lain (metastasis), dan
menyebarkan pertumbuhan kanker.
Sifat-sifat lain dari sel kanker adalah mensekresi protease, mensekresi faktor
pertumbuhan yang menstimulasi perbanyakan sel endotel kapiler di sekitarnya
(angiogenesis), gagal berdiferensiasi (perbanyakan sel terus menerus) dan tidak
mengalami apoptosis (kematian) meskipun terjadi kerusakan DNA sel.
Onkoprotein adalah produk dari gen onkogenik yang dapat memberi sinyal pada sel
untuk melakukan transformasi sehingga sel tersebut akan memperbanyak diri secara tidak
terbatas. Perbanyakan tak terkontrol ini bila disertai beberapa mutasi lainnya, bisa
berujung pada pembentukan sel kanker. Onkoprotein dapat berupa protein normal yang
diproduksi dalam jumlah melebihi produksi normal, namun kebanyakan berupa protein
yang telah berubah dari protein normal.
Onkoprotein dapat digolongkan dalam 8 kategori:
1. Faktor pertumbuhan peptida (peptida adalah komponen penyusun protein)
2. Reseptor faktor pertumbuhan di membran plasma atau sitoplasma (reseptor adalah
istilah untuk penerima)
3. Protein G (protein yang diregulasi oleh GTP)
4. Reseptor membran dengan tirosin kinase / dengan aktifitas treonin-serin kinase
5. Protein kinase sitoplasma dengan aktifitas tirosin kinase / dengan aktifitas serintreonin
6. Protein pengikat DNA yang berfungsi sebagai aktifator transkripsional / mendorong
replikasi RNA (catatan: pada proses sintesis protein, DNA ditranskripsi menjadi
mRNA, selanjutnya protein disintesa berdasar kode-kode pada mRNA tersebut).
7. Siklin (memicu aktifitas protein kinase)
8

8. Protein yang menghambat protein pengendali tumor.


Onkoprotein hampir seluruhnya memiliki fungsi dalam berbagai jalur transduksi
sinyal yang dimulai dari sebuah sinyal dan berakhir dengan transkripsi (proses awal
produksi protein) maupun replikasi DNA (proses penggandaan DNA). Onkoprotein akan
mengambil alih regulasi normal dari sel dan mengirimkan sinyal terus menerus yang
mengaktifkan ekspresi gen dan progresi melalui siklus sel (progresi tumor adalah istilah
untuk akumulasi mutasi pada sel-sel pada sebuah populasi tumor, yang berakibat
kenaikan kecepatan pertumbuhan dan keganasan sel).
Aktifitas onkoprotein tersebut akan meningkatkan peluang terjadinya mutasi protoonkogen dan gen pengendali tumor. Semakin banyak proto-onkogen menjadi onkogen,
regulasi sel semakin tidak terkendali. Demikian juga dengan semakin banyaknya gen
pengendali tumor yang rusak akan semakin banyak jalur transduksi sinyal / mekanisme
regulasi siklus sel yang tidak berfungsi dengan baik (undil - 2009)
5. Hepatitis virus
Jenis Virus Hepatitis
a. Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
b. Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah
atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan
jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria
homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di
daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kankerhati.
c. Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini
paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama.
Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas,
penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
d. Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini
menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap
virus ini adalah pecandu obat.
e. Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya
terjadi di negara-negara terbelakang.
f. Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun belum terlalu
diketahui.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
Virus Mumps
Virus Rubella
9

Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes

Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional


Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini
disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

H. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN


Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen,
gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh)
disebut vaksin.Contohnya pembuatan vaksin polio, rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan
vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit
infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan
terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat
menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit.
I.

PENYAKIT AKIBAT VIRUS


1. Penyakit yang disebabkan virus pada Manusia
a. Common influenza
Common influenza atau biasa disebut flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus,
yang disebut virus influenza. Virus influenza sangat mudah menular dan ditularkan oleh
si penderita melalui udara. Virus ini menyerang saluran pernafasan sehingga si penderita
mengalami kesulitan bernafas. Gejala yang timbul akibat influenza adalah pilek, demam,
pusing, batuk kering hingga batuk berdahak, kerongkongan gatal, hidung mampet, meler,
bersin-bersin hingga hidung memerah, badan terasa pegal-pegal.
b. Kanker leher rahim
Kanker leher rahim yang hanya menyerang wanita adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus, yaitu virus human pappiloma virus (HPV) onkogen. Virus ini termasuk virus ganas
karena mengalami pembelahan dengan sangat cepat, tidak terkendali dan tanpa disadari.
Karena tanpa disadari biasanya si penderita baru menyadari pada stadium lanjut. Kanker
leher lahir disebut silent killer. Kanker leher lahir ini tidak menunjukkan gejala yang
khas pada stadium awal, namun pada stadium lanjut dapat dikenali dengan gejala;
keputihan yang tidak biasa, pendarahan post coitus, pendarahan setelah menopause,
mengeluarkan cairan kekuningan, berbau dan bercampur nanah.
c. Ebola
Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus ebola. Penyakit ini sangat mengerikan
karena tubuh si penderita akan mengalami pendarahan di seluruh tubuh pasien. Gejala
yang lain adalah; demam, muntah, diare dan badan terasa sakit. Penyakit ebola adalah
10

d.

e.

f.

g.

h.

i.

penyakit paling mematikan dengan kesempatan hidup bagi pasien adalah 0%, penderita
ebola tidak dapat diselamatkan dan bisa langsung meninggal dalam jangka waktu siklus
6 hingga 20 hari. Penularan penyakit ini melalui kontak langsung antara kulit dengan
kulit. Belum ditemukan obat atau vaksin untuk penyakit ebola.
Avian influenza
Avian influenza atau flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza
tipe A jenis H5N1 yang ditularkan oleh unggas dan menyerang manusia. Negara di Asia
dikonfirmasi paling mudah terinfeksi virus H5N1. Virus H5N1 merupakan virus yang
ganas dan mematikan, delapan dari sepuluh penderita flu burung tidak dapat
diselamatkan. Pemerintah menetapkan aksi tanggap darurat terhadap virus H5N1 untuk
mencegah terjangkitnya virus ini. Gejala flu burung adalah; demam tinggi, keluhan
pernafasan dan bisa pula sakit perut. Penderita flu burung biasanya telah melakukan
kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi virus H5N1.
SARS
SARS adalah penyakit sindrom saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus,
yaitu virus SARS. Penyakit ini pertama kali muncul di provinsi Guangdong, Tiongkok
dan kemudian merebak menjadi sebuah wabah ke beberapa negara melalui bandara
dimana terdapat banyak orang dari berbagai negara. SARS dapat dikenali dengan
beberapa gejala seperti; demam tinggi di atas 38 derajat celcius, batuk, radang
tenggorokan, gejala gastrointestinal, badan terasa pegal atau myalgia dan gejala yang
lainnya. SARS dapat diobati dan dapat disembuhkan.
Cacar air
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut virus varicella-zoster.
Cacar hanya mengidap manusia sekali selama hidup. Disarankan untuk menjaga
kekebalan tubuh untuk menghindari virus ini. Gejalanya adalah; demam, pilek, lemah,
letih, lesu dan kemudian muncul ruam kemerahan di tubuh berisi cairan. Cacar air ini
akan sembuh dengan sendirinya, jangan berusaha untuk memecah cacar air tersebut,
karena akan meninggalkan bekas luka. Penderita hendaknya dikarantina agar tidak
menulari orang lain, dan usahakan tetap mandi agar terhindar kuman dan bakteri yang
berkembang biak pada kulit.
Herpes
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Herpes dapat
menyerang kulit, mulut dan alat kelamin (herpes genetalis). Herpes dikenal dengan
penyakit radang pada kulit yang ditandai dengan ruam kemerahan dengan gelembunggelembung berisi air yang mengelompok. Herpes menular melalui kontak langsung atau
melalui bersin, batuk, pakaian yang terkena cairan dari herpes. Cara menangani herpes
adalah menjaga agar gelembung tersebut tidak pecah agar tidak mejnadi jalan masuknya
kuman atau bakteri.
Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis A, B, non A dan non B.
Hepatitis dikenal dengan penyakit kuning atau liver karena virus ini menyerang hati.
Penyebab penyakit hepatitis adalah terinfeksi virus, adanya gangguan metabolisme
tubuh, mengkonsumsi alkohol, autoimun, komplikasi karena penyakit lain, terlalu
banyak dan sering mengkonsumsi obat-obatan dll.
Polio
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut polivirus. Polio
menyebabkan kelumpuhan bagian tubuh, terutama pada kaki. Virus ini masuk melalui
mulut kemudian menginfeksi saluran usus, masuk melalui aliran darah dan menyerang
saraf pusat hingga menyebabkan kelumpuhan permanen dalam hitungan jam. Balita
berusia 3 hingga 5 tahun rawan terserang polia, karena sistem imunitas balita belum
11

sekuat orang dewasa. Polio menular melalui kontak antar manusia, feces yang
terkontaminasi virus
AIDS
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus). AIDS dikenal sebagai berbagai gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh. Atau dengan kata lain, apabila seseorang terjangkit virus HIV,
maka orang tersebut tidak memiliki sistem kekebalan tubuh, sehingga jika si penderita
terkena flu atau penyakit lain maka akan sulit sekali untuk sembuh. AIDS adalah
penyakit yang mematikan dan belum ada obat atau vaksinnya. AIDS berasal dari Afrika
Sub-Sahara. Gejala dari penderita AIDS adalah; demam, berkeringat di malam hari,
mengalami pembengkakan kelenjar, lemah, berat badan yang terus mengalami
penurunan. AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual, air mani, cairan vagina,
ASI, transfusi darah, lapisan kulit dalam (membran mukosa), jarum suntik.
Kemungkinan kesempatan hidup penderita AIDS adalah 0% alias tidak mungkin.

j.

2. Penyakit yang disebabkan virus pada hewan


a. Rabies/Rhabdovirus (anjing gila, sebagian menyerang kucing)
b. Rous Sarcoma virus/RSV dan Bovine Papillomavirus (tumor pada ayam dan hewan
lainnya)
c. New Castle Desease (tatelo pada ayam)
d. Penyakit mulut dan kuku (menyerang ternak)
3. Penyakit yang disebabkan virus pada tumbuhan
a.
b.
c.
d.

Tobacco Mozaic Virus/TMV (bercak kuning pada daun tembakau)


Tungru (menyerang padi)
Citrus Leprosies Virus/CLV (menyerang tanaman jeruk)
Citrus Vein Phloem Degeneration (menyerang pembuluh ploem pada tanaman jeruk)

J. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


Karena virus menggunakan jalur metabolik vital dalam sel inang untuk meniru, mereka sulit
untuk menghilangkan tanpa menggunakan obat yang menimbulkan efek toksik untuk host sel
pada umumnya. Pendekatan medis yang paling efektif untuk penyakit virus vaksinasi
pencegahan untuk memberikan kekebalan terhadap infeksi, dan obat antivirus yang selektif
mengganggu replikasi virus.
Vaksin
Vaksinasi adalah cara yang murah dan efektif untuk mencegah infeksi oleh virus. Vaksin
yang digunakan untuk mencegah infeksi virus jauh sebelum penemuan virus yang sebenarnya.
Penggunaan mereka telah menghasilkan penurunan dramatis dalam morbiditas (penyakit) dan
mortalitas (kematian) yang berhubungan dengan infeksi virus seperti polio, campak, gondok dan
rubela. Infeksi cacar telah diberantas. Vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi virus selama
tiga belas manusia, dan lebih banyak digunakan untuk mencegah infeksi virus hewan. Vaksin
dapat terdiri dari virus hidup yang dilemahkan atau dibunuh, atau protein virus (antigen). Vaksin
hidup berisi bentuk lemah dari virus yang menyebabkan penyakit. Virus seperti ini disebut
dilemahkan. Vaksin hidup dapat berbahaya apabila diberikan pada orang dengan kekebalan
lemah, (yang digambarkan sebagai immunocompromised), karena dalam orang-orang ini, virus
yang lemah dapat menyebabkan penyakit asli. Bioteknologi dan teknik rekayasa genetik yang
digunakan untuk memproduksi vaksin subunit. Vaksin ini hanya menggunakan protein kapsid
12

virus. Vaksin hepatitis B adalah contoh dari jenis vaksin. Vaksin subunit yang aman untuk pasien
immunocompromised karena mereka tidak dapat menyebabkan penyakit. Virus vaksin demam
kuning, strain hidup yang dilemahkan disebut 17D, mungkin vaksin yang paling aman dan paling
efektif yang pernah dihasilkan.
Obat antivirus
Selama dua puluh tahun terakhir, pengembangan obat antivirus telah meningkat pesat. Ini
telah didorong oleh pandemi AIDS. Obat antivirus analog nukleosida sering, (blok bangunan
DNA palsu), yang dimasukkan ke dalam genom virus mereka selama replikasi. Siklus hidup
virus tersebut kemudian dihentikan karena DNA yang baru disintesis tidak aktif. Hal ini karena
kurangnya analog gugus hidroksil, yang, bersama dengan atom fosfor, link bersama untuk
membentuk "tulang punggung" yang kuat dari molekul DNA. Hal ini disebut DNA pemutusan
rantai. Contoh analog nukleosida yang asiklovir untuk herpes simpleks infeksi virus dan
lamivudine untuk HIV dan Hepatitis B infeksi virus. Asiklovir adalah salah satu obat antivirus
tertua dan paling sering diresepkan.
Obat antivirus lain dalam tahap menargetkan penggunaan yang berbeda dari siklus hidup
virus. HIV adalah tergantung pada enzim proteolitik yang disebut protease HIV-1 untuk itu untuk
menjadi sepenuhnya menular. Ada kelas besar obat yang disebut inhibitor protease yang
menonaktifkan enzim ini. Hepatitis C disebabkan oleh virus RNA. Dalam 80% dari orang yang
terinfeksi, penyakit ini kronis, dan tanpa pengobatan, mereka terinfeksi selama sisa hidup
mereka. Namun, sekarang ada pengobatan yang efektif yang menggunakan analog nukleosida
obat ribavirin dikombinasikan dengan interferon. Pengobatan kurir kronis dari virus hepatitis B
dengan menggunakan strategi yang sama menggunakan lamivudine telah dikembangkan.

13

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi
kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut
VIRION yang terdiri dari Capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari
DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu,
asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.
Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Virus selama reproduksi selalu berada di dalam tubuh organisme inang , karena ditubuh
inang itulah dia mendapatkan seperangkat penyusun tubuhnya berupa kapsid yang tersusun atas
protein yang tidak bisa susun sendiri yang hanya bisa diambil dari tubuh mahkluk hidup
Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau
berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya
berunting tunggal oada fase 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus,
herpesvirus dan pokvirus).
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen,
gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh)
disebut vaksin.Contohnya pembuatan vaksin polio, rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan
vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit
infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan
terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat
menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit.
Karena virus menggunakan jalur metabolik vital dalam sel inang untuk meniru, mereka sulit
untuk menghilangkan tanpa menggunakan obat yang menimbulkan efek toksik untuk host sel
pada umumnya. Pendekatan medis yang paling efektif untuk penyakit virus vaksinasi
pencegahan untuk memberikan kekebalan terhadap infeksi, dan obat antivirus yang selektif
mengganggu replikasi virus.
B. SARAN
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula dengan virus. Virus memiliki
kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin orang menjadi pintar semakin orang
menyadari bahwa dirinya tidak banyak tahu atas segala sesuatu. Dan kita tidak boleh
menganggap ringan tintang hal yang kecil karena sesuatu yang kecil itu bahkan lebih
membahayakan dari pada hal yang besar sehingga kebanyakan orang yang terkenal(orang besar)
jatuh karena tidak melihat hal yang kecil itu.

14

DAFTAR PUSTAKA
http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/virologi/ tentang pembiakan virus
http://www.news-medical.net/health/Human-Diseases-Caused-by-Viruses-%28Indonesian
%29.aspx penyakit yang disebabkan oleh virus
http://www.news-medical.net/health/Human-Diseases-Caused-by-Viruses-%28Indonesian
%29.aspx pencegahan dan pengobatan untuk enyakit yang di timbulkan oleh virus

15

Anda mungkin juga menyukai