Anda di halaman 1dari 4

CARA MUDAH DAN SEDERHANA DALAM PEMBUATAN

KOMPOSTER RUMAH TANGGA


Oleh: Amir Kusnanto

Persoalan sampah sudah menjadi persolan yang rumit terutama di wilayah perkotaan.
Tumpukan volume sampah rumah tangga baik sampah organik maupun sampah
anorganik setiap harinya sudah menjadi pemandangan umum. Hal ini berdampak pada
pembuangan sampah akhir (TPA) cepat habis, sementara perluasan TPA selalu
mengalami kendala terutama pertentangan keras dari warga yang berdekatan. Memang
bisa dimaklumi siapa yang mau setiap hari warga yang berdekatan dengan TPA
mencium bau tidak sedap.

Teknologi pengelolaan sampah di TPA sudah banyak ditemukan, misalnya


menggunakan insenerator, sampah dikelola sedemikian rupa sampai menghasilkan
tenaga listrik. Hanya semua teknologi tersebut memerlukan biaya besar dalam
membangun dan melakukan perawatan, yang tentunya memberatkan keuangan
Pemerintah Darah (Pemda) setempat.
Ada cara yang efektif untuk mengurangi volume produksi sampah yaitu mengurangi
volume sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga dapat dibuat pupuk oleh ibu-ibu
rumah tangga dengan teknik fermentasi yang mudah dan sederhana, dapat juga
dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat dalam membuat komposter dalam
skala bisnis. Dengan berkurangnya sampah dari hulu yaitu rumah tangga akan

berdampak pada berkurangnya tumpukan sampah di TPA. Selain itu, hasil pengelolaan
sampah dengan cara fermentasi tersebut yang berupa kompos dapat digunakan sebagai
pupuk organik untuk tanaman di rumah warga. Dengan memakai pupuk buatan sendiri
berarti sudah menghemat pengeluaran rumah tangga. Apalagi pembuatan kompos ini
dikembangkan yang lebih besar lagi, sehingga menjadi produk kompos skala bisnis yang
di kemas dan berlabel, akan mengdatangkan penghasilan yang cukup besar.

Cara Membuat Kompos Rumah Tangga


Secara alamiah sebenarnya sampah organik akan hancur sendiri terutama jika ditimbun
di dalam tanah, karena akan mengalami penguraian oleh mikro organisme. Proses
penguraian sampah sampai hancur memerlukan waktu yang lama, dan teknik
menimbun sampah hanya bisa dilakukan di rumah yang memiliki kelebihan lahan.
Sementara di wilayah perkotaan, lahan menjadi barang yang mahal dan tidak
memungkinkan lagi dengan cara penimbunan sampah.
Ada cara yang mudah dan sederhana dalam menguraikan sampah organik dengan
waktu yang relatif singkat, asal memenuhi persyaratan tentang kondisi suhu, udara, dan
kelembaban. Dalam proses fermentasi tersebut sampah akan meningkat suhunya yang
berarti mikroba beraktifitas, memproses sampah menjadi kompos. Suhu yang optimal
agar proses pengomposan berjalan baik harus dipertahankan pada 45C-65C. Jika terlalu
panas, maka harus dibolak balik paling tidak dalam kurun waktu 1 minggu sekali.
Bahan-bahan dan Peralatan:
1.

Di dalam rumah (dapur) disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk
tempat sampah organik (sayuran, kulit buah) dan sampah anorganik (plastik, kertas).
Atau pada waktu memasak, agar sampah dipisahkan antara sampah organik dan
anorganik pada kantong plastik yang berbeda.

2.

Sediakan bak plastik atau drum yang dibawanya diberi lubang, untuk
mengeluarkan kelebihan air. Agar kelembaban terjaga di atas bak/drum nantinya
ditutup dengan goni, triplek atau karton

3.

Dasar bak/drum diberi tanah atau pasir untuk menyerap kelebihan air, dan tidak
boleh kena air hujan dan kena sinar matahari langsung. Jadi hasus diletakan di bawah
atap.

Cara Pembuatan:
1.

Campurkan sampah basah (sayuran, kacang-kacangan, kulit buah) dan sampah


kering (dari dedaunan) yang telah dicacah kecil-kecil;

2.

Tambahkan sedikit kompos yang sudah jadi, tanah, dan dolomite (kapur), dan
dipercikan air sedikit. Campuran kompos, tanah dan dolomite tersebut mengandung
mikroba yang akan merubah sampah menjadi kompos.

3.

Pembuatan kompos dapat dilakukan sekaligus atau secara berlapis setiap hari.
Setelah dapat 1 minggu campuran di aduk-aduk secara merata.

4.

Pada minggu 1 dan minggu 2 mikroba bekerja mengurai sampah, sehingga suhu
meningkat sekitar 40C.

5.

Pada minggu ke 5 dan minggu ke 6 suhu kembali normal, yang berarti proses
pengomposan berhenti. Tanda kompos berhasil dengan baik, campuran menjadi
kehitaman. Kompos tidak berhasil jika campuran basah dan berbau busuk.

6.

Sebaiknya kompos diayak dipisahkan kompos yang halus dengan yang kasar,
kompos yang kasar dapat sebagai campuran dalam pembuatan kompos berikutnya.

7.

Proses pengomposan dapat berhasil dengan baik, jika dapat mengendalikan


kondisi suhu, kelembaban, dan oksigen. Agar mikroba dapat berkembang biak dan
memproses sampah secara optimal.

8.

Agar sampah lebih cepat berproses menjadi kompos dapat ditambahkan bioactivator berupa larutan Efective Microorganism (EM-4) yang bisa dibeli di toko
pertanian atau membuat sendiri.

Kegunaan Kompos

Kompos sangat efektif sebagai pengganti pupuk anorganik, yang selama ini banyak
digunakan petani. Penggunaan pupuk anorganik mempunyai dampak yang kurang
ramah lingkungan karena mengandung bahan-bahan kimia. Penggunaan kompos
sangat ramah lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan organik, seperti dedaunan,
sayuran, kulit buah.

Anda mungkin juga menyukai