Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO

Nama Peserta :
Nama Wahana :
Topik :
Tanggal (kasus) :

dr. Joanita Kurniadi


Puskesmas Sei Pancur
Infeksi Saluran Kemih
30 September 2016

Nama Pasien :
Tanggal Presentasi :
Tempat Presentasi :
Objektif

Tn N

Presentasi :
Keilmuan
Diagnostik
Neonates
Deskripsi
Tujuan

No RM : 1673
Nama Pendamping : dr. Suriyati, MKKK
Puskesmas Sei Pancur
Diagnosis dan tatalaksana Infeksi Saluran Kemih
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Tn N 72 tahun, datang dengan keluhan gangguan buang air kecil
Mengetahui penegakan diagnosis yang tepat

Bahan bahasan
Cara membahas

Mengetahui penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih secara tepat


Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Diskusi
Presentasi dan
Email
Pos
diskusi

Data pasien
Nama klinik :

Nama : Tn N
Polikinik Umum Puskesmas

Telp : -

No registrasi : 1673
Terdaftar sejak : -

Sei Pancur
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis : Infeksi Saluran Kemih
2. Gambaran Klinis:
Keluhan Utama : Gangguan BAK sejak 1 minggu terakhir, dirasakan BAK sulit ditahan
dan berulang kali ke kamar mandi, mengganggu aktivitas. BAB kurang lampias.
Keluhan Tambahan : Nyeri daerah perut bawah, meriang.
3. Riwayat pengobatan : 4. Riwayat kesehatan/penyakit :
Pemeriksaan fisik :
TD : 120/80 mmHg N: 80 x/menit RR: 20 x/menit S: 37,2 C
Pasien mengeluhkan gangguan buang air kecil sejak 1 minggu lalu, dirasakan berulang
kali ke kamar mandi karena rasa ingin berkemih, namun jumlah urin yang dikeluarkan
sedikit. Pasien juga mengeluhkan kesulitan menahan rasa ingin BAK, disertai dengan

malam hari terbangun untuk BAK sekitar 3-4 4 kali per malam.
Pasien juga mengeluhkan rasa tidak nyaman pada daerah perut bawah, disertai rasa
meriang yang hilang timbul.
5. Riwayat keluarga: 6. Riwayat pekerjaan: Pasien adalah seorang guru SD.
7. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan, pekerjaan)
Pasien seorang guru SD yang kesehariannya lebih banyak aktivitas duduk, dan kurang
minum air putih. Pasien mengaku sering menahan BAK karena harus menunggu selesai
jam belajar mengajar. Pasien juga mengaku baru menikah sekitar 10 hari yang lalu, yang
merupakan pernikahan kedua untuk pasien.
Daftar Pustaka :

Schaeffer A.J., Schaeffer E.M., 2012. Infections of the Urinary Tract. In: Campbell Walsh

Urology 10th Edition. Pp258-326.Philadelphia: Saunders.


Tanagho, E A., McAnnich, J.W. 2008. Smiths General Urology. 17th ed. New York: Tim

Mcgraw-Hill.
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
2. Mengintepretasikan hasil pemeriksaan urin rutin.
3. Memilih terapi yang tepat sesuai panduan dalam menangani ISK.
4. Mengedukasi pasien untuk perubahan cara hidup dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya ISK
1. Subyektif
Pasien mengeluhkan gangguan buang air kecil sejak 1 minggu lalu, dirasakan berulang
kali ke kamar mandi karena rasa ingin berkemih, namun jumlah urin yang dikeluarkan
sedikit. Pasien juga mengeluhkan kesulitan menahan rasa ingin BAK, disertai dengan
malam hari terbangun untuk BAK sekitar 3-4 kali per malam.
Pasien juga mengeluhkan rasa tidak nyaman pada daerah perut bawah, disertai rasa
meriang yang hilang timbul.
Pasien menyangkal gangguan berkemih lain seperti harus mengedan untuk berkemih,
kencing berwarna keruh, kencing darah, kencing berpasir .
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti DM, cidera tulang belakang, penyakit
jantung, hipertensi dan penyakit lainnya.
Pasien mengaku sering menahan buang air kecil, kurang minum air putih.

2. Obyektif
Pemeriksaan fisik
KU: kesadaran somnolen

Vital sign
- TD
: 120/80 mmHg
- Nafas
: 20 x/menit
- Suhu
: 37,2o (per axiler)
- Nadi
: 80 x/menit, irregular
Pemeriksaan Fisik:
- Kepala : mata tidak anemis, tidak ikterik, tidak tampak sianosis.
- Leher : TVJ tidak meningkat.
- Dada : Suara pernafasan vesikuler, simetris. Suara jantung reguler, murmur -.
- Abdomen : tidak dijumpai pembesaran, soepel, nyeri tekan simfisis (+), auskultasi
-

normal.
Ekstremitas : tidak dijumpai edema, sianosis.

Hasil Urinalisis:
Lekosit
Nitrit
Urobilinogen
Protein
pH
Blood
BJ
Keton
Glukosa
Bilirubin

+1
Positif
Normal
Negatif
6
Negatif
1.020
Negatif
Negatif
Negatif

3. Assessment
Diagnosis: Infeksi Saluran Kemih
Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah proses inflamasi pada urotelium akibat invasi bakteri,
sering berhubungan dengan kejadian bakteriuria atau ditemukannya bakteri pada urin, dan
piuria atau adanya sel darah putih pada urin.
Etiologi
Penyebab ISK yang paling sering dari ISK adalah bakteri fakultatif yang berasal dari flora
usus. Patogen yang paling sering dijumpai adalah E. Coli, yang dijumpai pada 85 % kasus

ISK yang didapat dari komunitas, dan pada 50% ISK nosokomial. Patogen lain di antaranya
Proteus, Klebsiella, (gram negatif) dan E. faecalis dan Staph. Saprophyticus (gram positif)
Epidemiologi
ISK dianggap sebagai infeksi bakteri yang paling umum terjadi. Kejadian ISK pada wanita
umumnya lebih sering terjadi, karena faktor anatomi saluran kemih wanita. Hampir 30%
wanita usia 24 tahun memiliki gejala ISK yang membutuhkan pengobatan, dan hampir
setengah populasi wanita akan menderita ISK dalam masa hidupnya. Namun dengan
penambahan usia, risiko ISK pada wanita hanya sedikit lebih tinggi daripada wanita (20%
dan 10%, pada usia di atas 65 tahun).
Patogenesis
Patogenesis terjadinya ISK terutama diakibatkan oleh ascending infection, yaitu dari saluran
usus yang kemudian masuk ke uretra dan naik sampai ke kandung kemih. Perlekatan
patogen pada intraoitus dan mukosa adalah faktor yang paling menentukan kejadian ISK.
Metode penyebaran bakteri yang lain adalah secara hematogen dan limfatik, yang mana
jarang pada individu dengan imunitas yang normal.
Gambaran Klinis
Gambaran Klinis ISK tergantung dengan lokasi traktus genitourinari yang terinfeksi.
Pielonefritis akut didefinisikan sebagai infeksi ginjal dan pelvis ginjal. Gejala klinis
pielonefritis akut meliputi menggigil, demam, dan nyeri ketok sudut kostovertebra. Gejala
klinis lain yang sering menyertai adalah disuria, frekuensi, dan urgensi. Sepsis kadang
terjadi.
Sistitis akut didefinisikan sebagai infeksi saluran kemih bagian bawah, terutama kandung
kemih. Sistitis akut lebih sering pada wanita daripada pria. Gejala klinis sistitis akut
biasanya gejala iritatif seperti disuria, frekuensi dan urgensi. Sering juga disertai nyeri
pinggang bawah dan nyeri suprapubik, hematuri, dan urin berbau tidak sedap. Biasanya
tidak disertai dengan gejala sistemik ataupun demam.
Uretritis Akut adalah infeksi atau inflammasi uretra dan dapat dikategorikan sesuai
penyebabnya, yaitu oleh gonorea (GO) atau non gonorea (non GO). Gejalanya yaitu sekret
uretra dan disuria atau nyeri berkemih.
Diagnosis

1. Kultur Urin
Baku Emas diagnosis untuk ISK adalah kultur urin. Spesimen urin harus ditampung di
wadah steril dan dilakukan kultur segera, atau disimpann di lemari pendingin untuk
dikultur kemudian (dalam waktu 24 jam). Penilaian kemungkinan infeksi bergantung
kepada jumlah kolni bakteri / mL urin dan asal spesimen.
2. Urinalisis
Urinalisis merupakan cara yang lebih sederhana dalam menegakkan diagnosis ISK.
Penilaian urin untuk diagnosis ISK meliputi esterase lekosit, lekosit, nitrit, darah dan
protein.
3. Pemeriksaan radiologis.
Pemeriksaan radiologis dilakukan pada ISK yang berkomplikasi, misalnya pada lakilaki, atau pada pasien dengan gangguan imunitas, atau kasus ISK yang persisten.
Tujuannya adalah melihat adanya kelainan anatomi seperti stasis saluran kemih karena
batu atau tumor, dan untuk tujuan invasif lainnya.
USG ginjal buli merupakan modalitas pilihan karena sifatnya yang non invasif, dan baik
untuk melihat struktur ginjal dan adanya kelainan sekitar ginjal seperti batu,
hidronefrosis dan abses.
Pemeriksaan radiologi yang terbaik untuk melihat struktur anatomis adalah CT scan dan
MRI, namun penggunaannya secara rutin dalam klinis masih terbatas.
4. Plan
Pengobatan
Pengobatan pada pasien ini diberikan:
r/ Cotrimoksazole 2 x 480 mg
PCT 3 x 500mg
Edukasi:
-

Banyak minum air putih


Tidak menahan BAK
Bilas daerah kewanitaan segera setelah BAK atau berhubungan suami istri.

Pemberian agen antibiotik bergantung kepada lokasi ISK.

Pencegahan
Pencegahan pada kasus ISK terutama adalah asupan cairan yang banyak. Secara fisiologis,
bakteri patogen pada saluran kemih dapat dibersihkan dengan aliran urin. Kebiasaan
berkemih yang tidak baik seperti sering menahan kencing, kurang asupan cairan, atau
kebersihan daerah genitalia (terutama wanita), menjadi faktor penting dalam mekanisme
terjadinya ISK. Pada pasien yang dirawat di rumah sakit, pergantian kateter urin secara
berkala penting dalam mencegah terjadinya ISK nosokomial.

Anda mungkin juga menyukai