Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya
disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap
obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi
Terdapat perubahan epidemiologi endokarditis infektif pada saat sekarang yang disebabkan
tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih
dini dan penggunaan antibiotic. Insidens endokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk
per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut.
Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin karena
apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.
B. Rumusan masalah

Apa yang dimaksud dengan miokarditis?

Apa etiologi dari miokarditis ?

Apa saja faktor resiko pada pasien dengan miokarditis?

Apa saja manifestasi klinis dari miokarditis miokarditis?

Apa saja pemeriksaan diagnostik pada miokarditis?

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada miokarditis?

C. Tujuan

Untuk menegetahui definisi miokarditis?

Untuk mengetahui etiologi dari miokarditis?

Untuk mengetahui faktor resiko pada klien dengan miokarditis?

Untuk mengetahui manifestasi klinis dari miokarditis?

Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaaan diagnostik pada miokarditis?

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada miokarditis?

D. Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:

Mendapatkan pengetahuan tentang Miokarditis

Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan Miokarditis?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan otot jantung oleh berbagai
penyebab terutama agen-agen infeksi.
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya
miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat
disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan miokardium
disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis
protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot
mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang dinding arteri kecil,
terutama arteri koronaintramuskular yang akan memberikan reaksi radang perivaskular
miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pseudomonas dan beberapa jenis jamur
seperti aspergilus dan kandida. Sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel
miokardium ysng menyebaban reaksi radang. Hal ini dapat terjadi pada Toksoplasmosis
gondii. Pada trikinosis, sel-sel radang yang ditemukan terutama eusinofil (Elly Nurachmach,
2009).
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang
sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau
miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi
(FKUI, 1999). Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh
infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges,
1999). Dari pebgertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah
peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi
Etiologi Dan Klasifikasi

1) Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak
diketahui.
2) Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
3) Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.
4) Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang
dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang
sekunder.
5) Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan
kronik.
6) Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan
adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan
makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas.
7) Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang
disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin,
dan metildopa.
8) Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri, virus,
riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui
infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis.
9) Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.
10) Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya
sendiri.
11) Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi
pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
12) Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.
13) Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia.
14) Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang
disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau
bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.
15) Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada
tuberkulosa.
16) Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling sering
terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah (Dorland,
2002).
Patofisiologi

Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
1) Invasi langsung ke miokard.
2) Proses immunologis terhadap miokard.
3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu
(pada tikus) di mana terjadi invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel.
Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi
jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK).
Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan diaktifkan
antara lain dengan terbentuknya antibodi terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan
sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan
dan diikuti kerusakan miokardium dan yang minimal sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel dan
terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular. Walaupun
etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon imun
atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses berulang antara
obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot
jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi
miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan
biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung (Elly Nurachmach, 2009).
Gejala Klinis
Letih
Napas pendek
Detak jantung tidak teratur
Demam
Gejala-gejala lain karena gangguan yangmendasarinya (Griffith, 1994).
a) Menggigil
b) Demam
c) Anoreksia
d) Nyeri dada
e) Dispnea dan disritmia.
f) Tamponade

g) ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial)


Komplikasi
Kardiomiopati kongestif/dilated.
Payah jantung kongestif.
Efusi perikardial.
AV block total.
Trombi Kardiac

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : leukosit, LED, limfosit, LDH.
Elektrokardiografi.
Rontgen thorax.
Ekokardiografi.
Biopsi endomiokardial.
Penatalaksanaan
Perawatan untuk tindakan observasi.
Tirah baring/pembatasan aktivitas.
Antibiotik atau kemoterapeutik.
Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik.
Antibiotik.
Obat kortikosteroid.
Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ;
digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan
bekuan.
Terapi komplikasi : alat pacu jantung (blok total)
Prognosis
Sebagian cepat sembuh cepat, kadang jadi kronis.
Prognosis buruk bila :
1) Umur muda, sering mati mendadak
2) Bentuk akut fulminan karena virus atau difteri
3) Miokarditis yang sangat progresif
4) Bentuk kronis yang berlanjut menjadi kardiomiopati
5) Penyakit chaga

ASKEP

IV.I
1.
2.

3.

4.
5.
6.

Pengkajian
Kaji identitas klien dan penanggung jawab.
Riwayat klien
Keluhan utama
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat sosial
Riwayat pekerjaan
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Sistem neurologis
Sistem penglihatan
Sistem pendengaran
Sistem pernapasan
Sistem kardiovaskuler
Sistem gastrointestinal
Sistem perkemihan
Sistem musculoskeletal
Sistem integument
Sistem reproduksi
Sistem endokrin
Pola aktivitas sehari-hari
Pemeriksaan penunjang
Terapi medis

Misalkan hasil pengkajian pada klien miokarditis, meliputi :


a.

Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.

b.

Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung,
palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali,
frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi
splinter, nodus osler, lesi Janeway.

c.

Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine.
Tanda : urin pekat gelap.

d.

Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh
inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.

e.

Pernapasan
Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari
(miokarditis).

Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ;


takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.
IV.II

Analisa data
No

Data

Etiologi

Masalah

.
1.

DO :

nyeri pada dada

Ruangan dengan

G3 rasa nyeri /

berbagai alat

ketidaknyama
nan

anterior (sedang
sampai berat/tajam)

Suara monitor

diperberat oleh
inspirasi, batuk,
gerakkan menelan.

Penyakit yg
mengancam jiwa

DS :

perilaku distraksi,

Lingkungan yang
asing

misalnya gelisah

Gelisah
2.

DO : Kelelahan,

Gangguan

kelemahan

miokardium.

DS :

Jantung

Takikardia
penurunan tekanan

pada

istirahat
tidak

memompakan
darah

darah
dispnea dengan

baik.

aktivitas

Oksigen
nutrisi

G3 aktivitas /

dengan

dan
tidak

tersebar

ke

seluruh tubuh.
3.

DO : demam, sesak.
DS : riwayat infeksi

Invasi langsung ke

G3

miokard.

kardiovaskuler

virus, bakteri, jamur

Proses

(miokarditis) trauma

immunologis

dada ; penyakit

terhadap miokard.

keganasan / iradiasi
thorakal.

Mengeluarkan
toksin

yang

merusak
miokardium.

4.

DO :

Gangguan

terapi intravena

pada

miokardium.

jangka panjang atau

Jantung

pengguanaan kateter

memompakan

indwelling atau

darah

penyalahgunaan obat

baik.

parenteral
DS :
Pemberian

G3 pola nutrisi

tidak

dengan

Oksigen
nutrisi

dan
tidak

terapi
tersebar

ke

intravena
seluruh tubuh.
IV.III

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges,


1999) adalah :

Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari

infeksi, iskemia jaringan.


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot

miokard, penurunan curah jantung.


Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.


Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi,
pengobatan

berhubungan

dengan

kurang

pengetahuan/daya

rencana

ingat,

mis-

intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.


IV.IV
Perencanaan
1.
Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari
infeksi, iskemia jaringan.
DO : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh

inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring


DS : perilaku distraksi, misalnya gelisah
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,pasien tampak :
Nyeri hilang atau terkontrol.
Nyeri berkurang atau hilang.
Klien tampak tenang.
INTERVENSI

Selidiki keluhan nyeri dada,

RASIONAL
pada

nyeri

ini

dalam,

memburuk

pada

gerakkan

atau

perhatikan awitan dan faktor

inspirasi

pemberat atau penurun.

berbaring dan hilang dengan duduk

Perhatikan petunjuk nonverbal

tegak/membungkuk.
tindakan ini dapat

menurunkan

dari ketidaknyamanan, misalnya ;


ketidaknyamanan fisik dan emosional
berbaring dengan diam/gelisah,
tegangan otot, menangis.

Berikan lingkungan yang


tenang dan tindakan
kenyamanan misalnya ;
perubahan posisi, gosokkan

pasien.
mengarahkan

kembali

perhatian,

memberikan distraksi dalam tingkat


aktivitas individu.

punggung, penggunaan kompres


hangat/dingin, dukungan
emosional.

Berikan aktivitas hiburan yang


tepat
2.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot

miokard, penurunan curah jantung.


DO : Kelelahan, kelemahan
DS : Takikardia, Penurunan tekanan darah, Dispnea dengan aktivitas
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam :
pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa

dibantu.
Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
INTERVENSI

Kaji respons pasien terhadap

RASIONAL
miokarditis menyebabkan inflamasi

aktivitas. Perhatikan adanya

dan kemungkinan kerusakan fungsi

perubahan dan keluhan

sel-sel miokardial.
membantu
menentukan

derajat

kelemahan, keletiahan, dan


dekompensasi jantung dan pulmonal.
dispnea berkenaan dengan
Penurunan TD, takikardia, disritmia,
aktivitas.
dan takipnea adalah indikatif dari

Pantau frekuensi/irama jantung,


TD, dan frekuensi pernapasan
sebelum dan setelah aktivitas
dan selama diperlukan

Pertahankan tirah baring


selama periode demam dan

kerusakan toleransi jantung terhadap


aktivitas.
meningkatkan

resolusi

inflamasi

selama fase akut.


memberikan keseimbangan
kebutuhan

dimana

dalam

aktivitas

bertumpu pada jantung.


saat inflamasi/kondisi dasar teratasi,

sesuai indikasi

Rencanakan perawatan dengan


periode istirahat/tidur tanpa
gangguan.

Bantu pasien dalam program


latihan progresif bertahap

pasien mungkin mampu melakukan


aktivitas

yang

diinginkan,

kecuali

kerusakan miokard permanen/terjadi


komplikasi.
memaksimalkan

ketersediaan

oksigen untuk menurunkan beban


kerja jantung.

sesegera mungkin untuk turun


dari tempat tidur, mencatat
respons tanda vital dan toleransi
pasien pada peningkatan
aktivitas.

kolaborasi pemberian oksigen


suplemen sesuai indikasi.
3.

Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
DO : demam, sesak.
DS : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis trauma dada ; penyakit

keganasan/iradiasi thorakal.
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam :
mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
INTERVENSI

Pantau frekuensi/irama jantung,

RASIONAL
membantu

menentukan

derajat

TD, dan frekuensi pernapasan

dekompensasi jantung dan pulmonal.

sebelum dan setelah aktivitas

Penurunan TD, takikardia, disritmia,

dan selama diperlukan.

dan takipnea adalah indikatif dari


kerusakan toleransi jantung terhadap

Pertahankan tirah baring dalam

aktivitas.
menurunkan beban kerja jantung,

posisi semi-Fowler.

memaksimalkan curah jantung.


memberikan
deteksi
dini

Auskultasi bunyi jantung.

dari

terjadinya komplikasi misalnya : GJK,

Perhatikan jarak/muffled tonus


jantung, murmur, gallop S3 dan

tamponade jantung.
meningkatkan
relaksasi

S4.

mengarahkan kembali perhatian.

dan

Berikan tindakan kenyamanan


misalnya ; perubahan posisi,
gosokkan punggung, dan
aktivitas hiburan dalam tolerransi
jantung
4.

Kurang
pengobatan

pengetahuan

(kebutuhan

berhubungan

dengan

belajar)
kurang

mengenai

kondisi,

pengetahuan/daya

rencana

ingat,

mis-

intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.


DO : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau

penyalahgunaan obat parenteral.


DS : Pemberian terapi intravena
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :
menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu

diperhatikan.
memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi
INTERVENSI

Kaji kesiapan dan hambatan

RASIONAL
Perasaan sejahtera yang sudah lama

dalam belajar termasuk orang

dinikmati

terdekat.

pasien/orang

Jelaskan efek inflamasi pada


jantung, secara individual pada

mempengaruhi
terdekat

minat
untuk

mempelajari penyakit.
untuk bertanggung jawab terhadap

pasien. Ajarkan untuk

kesehatan

sendiri,

pasien

memperhatikan gejala

memahami

sehubungan dengan

pengobatan dan efek jangka panjang

komplikasi/berulangnya dan

yang

gejala yang dilaporkan dengan

inflamasi,

sesuai

segera pada pemberi perawatan,

tanda/gejala

yang

contoh ; demam, peningkatan

kekambuhan/komplikasi.
informasi perlu untuk meningkatkan

penyebab

diharapkan

dari

perlu
khusus,

kondisi
dengan

menunjukan

nyeri dada yang tak biasanya,


perawatan

diri,

peningkatan

peningkatan berat badan,


keterlibatan

pada

program

peningkatan toleransi terhadap


terapeutik, mencegah komplikasi.
aktivitas.

Anjurkan pasien/orang terdekat


tentang dosis, tujuan dan efek
samping obat; kebutuhan diet ;
pertimbangan khusus ; aktivitas
yang diijinkan/dibatasi.
IV.V

Evaluasi

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan


dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi
tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang
diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1)
2)
3)
4)

Nyeri hilang atau terkontrol.


Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Miokarditis jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup oleh
manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase pemulihan. Bentuk ini
umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati
dan ada juga yang menjadi penyebab aritmia, gangguan konduksi atau payah jantung yang
secara struktural dianggap normal.
Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-debar,
sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya ada bila disertai perikarditis.
Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris. Gejala yang paling
sering ditemukan adalah takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu. Kadang-kadang
didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.

Saran
Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit myocarditis karena akan
menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi health education
kepada klien dan keluarga agar mereka faham dengan myocarditis dan bagaimana
pengobatannya

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta: Salemba Medika.
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Patriani.2008.Askep Miokasrditis. Diakses dari : http://www.asuhan-keperawatanpatriani.blogspot.com Pada : 25 September 2014. Pukul 21.00 WIB.
Anonim. (2011) Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Miokarditis [internet]. Bersumber
dari http://nursecharisma.blogspot.com/2011/02/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
Diakses tanggal 13 September 2011, pukul 20:30 WIB
http://setiawanjuni.blogspot.com/2011/12/askep-miokarditis.html

Anda mungkin juga menyukai