MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu Anita Kurnia Rachman, Mpd.
Oleh :
Dina Dwi Kusuma
150411604556
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................
3
4
5
10
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................
3.2 Saran ........................................................................... ........
12
13
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perekonomian dunia berlangsung sangat cepat, arus
ditawarkan dengan lebih bervariasi, baik barang dan jasa produksi dalam negeri
maupun barang impor. Hal ini berpengaruh pada hubungan antar bangsa yang
menjadi saling tergantung baik dalam hal kebutuhan, kemampuan dan kemajuan
teknologi. Keadaan ini menyebabkan kebutuhan akan komunikasi menjadi sangat
maju dan pola perdagangan dunia sudah tidak terikat pada batas-batas negara.
Perkembangan ekonomi dunia yang berkembang pesat itu juga mempengaruhi
perkembangan ekonomi di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia.
Perkembangan tersebut, didorong dengan adanya globalisasi dan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang semakin moderen. Keadaan ekonomi Indonesia
saat ini mengalami fluktuasi, yaitu terjadi perubahan setiap saat dan tidak
menentu. Fluktuasi inilah yang memicu adanya nilai rupiah yang semakin turun.
Perkembangan ekonomi terjadi diberbagai sektor seperti, perkebunan , perikanan,
pertambangan, perindustrian dan pertanian.
Menurut Soetrisno (1999: 3) menyatakan sekitar 75% penduduk Indonesia
tinggal di wilayah pedesaan, lebih dari 54% di antaranya menggantungkan hidup
pada sektor pertanian, dengan tingkat pendapatan yang relat rendah jika
dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan. Indonesia merupakan
salah satu negara beriklim tropis yang menyebabkan tumbuhan hijau dapat
tumbuh subur dan dengan jumlah yang melimpah di Indonesia. Ini menjadi modal
utama yang seharusnya menjadikan perekonomian Indonesia yang baik. Namun
kenyataannya, perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin buruk, dibuktikan
dengan semakin menurunnya nilai rupiah dan meningkatnya angka kemiskinan.
Menurut Soetrisno (1999:3) menyatakan sebagian besar petani di
Indonesia 47,73% berpendidikan sekolah dasar, 4,7% berpendidikan SLTA,
hanya 0,39% yang berpendidikan akademi/universitas dan yang tidak
berpendidikan dan tidak tamat SD mencapai 47,33%. Rendahnya tingkat
pendidikan petani di Indonesia merupakan salah satu hal yang menyebabkan
rendahnya produktivitas petani Indonesia. Tenaga kerja dibagi menjadi 3, yaitu
tenaga terdidik, terlatih, serta tenaga tidak terdidik dan tidak terlatih. Faktor
sumber daya manusia adalah faktor utama dan pertama dalam semua kegiatan.
Sumber daya manusia yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil yang
berkualitas juga. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah dengan pemberdayaan petani.
Menurut Hanafie (2010:77) menyatakan produktifitas tenaga kerja
pertanian dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, antara lain dengan pendidikan,
latian dan penyuluhan. Pendidikan, yaitu dapat ditempuh dengan pendidikan
formal di sekolah dan nonformal di tempat privat. Latihan, yaitu dengan diadakan
suatu pelatihan khusus, agar tenaga kerja memiliki ketrampilan. Penyuluhan, yaitu
dengan melakukan penyuluhan tentang pertanian di daerah-daerah tertentu, agar
semua masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang pertanian yang dapat
meningkatkan perekonomian mereka pada khususnya dan perekonomian
Indonesia pada umumnya.
Peningkatan ekonomi pedesaan, selain dengan cara pemberdayaan petani,
dapat juga dengan pembangunan infrastruktur pedesaan, kemudahan dalam
mendapatkan air, teknologi yang canggih, obat pertanian, pupuk serta bibit
tanaman yang unggul. Sehubungan dengan hal tersebut, makalah ini kami buat
untuk membahas Pengoptimalan Sektor Pertanian dan Pemberdayaan Petani
Untuk Menigkatkan Ekonomi Desa
1)
2)
3)
4)
1.3
1)
2)
3)
4)
2.1
Kerjasama antara semua pihak, baik masyarakat, pemerintah dan badan penegak
hukum sangat diperlukan untuk menuju perekonomian Indonesia yang lebih baik.
2.2 Kondisi Pertanian Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati garis katulistiwa,
sehingga memiliki iklim tropis yang menyebabkan Indonesia termasuk negara
yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut, termasuk sumber
daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Kekayaan Indonesia yang beranekaragam seperti hasil pertambangan,
perikanan, perhutanan, perkebunan, perindustrian dan pertanian yang tersebar
diseluruh pelosok Indonesia. Pertanian merupakan salah satu sektor yang paling
banyak menghasilkan sumber daya alam, karena Indonesia merupakan salah satu
negara beriklim tropis, sehingga banyak tumbuhan hijau yang dapat tumbuh subur
dan dengan jumlah yang melimpah di Indonesia.
Menurut Soetrisno (1999:3) menyatakan sekitar 75% penduduk Indonesia
tinggal di wilayah pedesaan, lebih dari 54% di antaranya menggantungkan hidup
pada sektor pertanian, dengan tingkat pendapatan yang relative rendah jika
dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan. Beberapa hasil
pertanian Indonesia, yaitu padi, jagung, ketela, gandum dan kedelai. Hasil
pertanian yang berkualitas, didukung dengan tanah yang subur, ketersediaan air
yang melimpah dan selalu mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi
pertanian merupakan masalah pertama dan utama dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat khususnya dan perekonomian desa pada umumnya.
Perbedaan pendapatan dari masing-masing petani, berkaitan erat dengan
produktivitas para petani Indonesia, yang tidak dapat di lepaskan dari berbagai
faktor, antara lain luas lahan yang dimiliki, kebijakan pemerintah, dan banyaknya
alih fungsi lahan sawah di Indonesia
Menurut Soetrisno (1999:4) menyatakan sebagian besar petani Indonesia,
yaitu 40,73% berpendidikan sekolah dasar, 4,62% berpendidikan SLTA, hanya
0.39% yang berpendidikan akademi/universitas serta yang tidak berpendidikan
dan tidak tamat SD mencapai 47,33%. Tingkat pendidikan petani yang rendah di
merupakan pemanfaat utama air, namun banyaknya sektor yang membutuhkan air,
menyebabkan ketersediaan air mulai berkurang. Pemerintah yang tidak
memberikan jaminan kepada petani atas air mengakibatkan sektor pertanian
mengalami kemunduran, karena sektor pertanian menjadi tumpuan hidup dari
sebagian besar penduduk Indonesia.
Bibit juga merupakan salah satu saprodi yang paling penting bagi petani
dalam pengembangan usaha tani. Revolusi hijau telah menimbulkan suatu
kerentangan dalam sistem pertanian negara-negara yang sedang berkembang,
yaitu hilangnya hak petani untuk memproduksi bibit. Hak petani yang hilang
dalam memproduksi bibit, dapat mengakibatkan hilangnya jenis-jenis bibit lokal
yang semula ditanam petani. Bibit lokal hilang karena adanya larangan bagi
petani untuk menanam bibit-bibit lokal dengan alasan produktivitasnya rendah
dan rentan terhadap penyakit. Beberapa upaya untuk menghadapi ketersediaan air
dan bibit yang terbatas yaitu sebagai berikut.
(1) Memberdayakan organisasi petani pemakai air (P3A), yaitu pemerintah
negara-negara yang sedang berkembang perlu memberikan hak politik bagi
organisasi tersebut, untuk melindungi dan memperjuangkan hak petani atas
air. P3A diberi hak sebagai pemegang otoritas dalam pengelolaan sumber air
yang berada di wilayah kerjanya.
(2) Pemerintah mengadakan program penyuluhan untuk menghilangkan
persepsi bahwa pembangunan Indonesia, tidak harus bermuara pada sektor
perindustrian
(3) Pemerintah memberikan kembali hak petani untuk memproduksi bibit bagi
kepentingan komunitas petani
(4) Pemberlakuan undang-undang yang mengatur kebijaksanaan tentang
sumber daya genetika atau genetic resources, yaitu yang menjamin hak
petani atas bibit.
2)
serta menjadikan pengetahuan dan budaya lokal sebagai variabel utama dalam
proses pembangunan pertanian. Sistem pertanian lokal mampu mengembangkan
petani dengan tanpa dukungan input pertanian moderen. Ketergantungan pada
teknologi moderen dapat menaikkan produksi, namun juga akan diikuti dengan
dengan naiknya biaya import dari masing-masing teknologi moderen. Jadi dalam
mengoptimalkan sektor pertanian, perlu adanya peran pengetahuan lokal
masyarakat petani.
3)
Pertanian Organik
Masalah yang dihadapi oleh para petani di negara-negara berkembang
adalah usaha tani yang semakin tergantung pada teknologi pertanian moderen
yang tidak ramah lingkungan. Teknologi moderen mampu menaikkan produksi,
tetapi sektor pertanian rentan terhadap penyakit tanaman serta kebal terhadap
obat-obatan pemberantas hama, sehingga usaha tani menjadi terancam.
Ketergantungan petani pada teknologi pertanian kimiawi, memungkinkan tidak
lakunya produk-produk pertanian Indonesia dipasaran dalam negeri maupun luar
10
Pemberdayaan Petani
Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan, juga harus mampu
11
hasil yang wajar dan tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin dibeli oleh
para petani untuk keluarganya.
5)
Tersedianya pengangkutan yang lancar
Produksi pertanian harus tersebar luas, sehingga diperlukan adanya
jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan
perlengkapan produksi ketiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke
konsumen di kota-kota besar dan kecil.
Pengoptimalan sektor pertanian, dapat juga dilakukan dengan cara lain,
yaitu pembangunan infrastruktur dan pendirian koperasi petani. Infrastruktur
merupakan salah satu hal yang paling penting untuk menunjang pengoptimalan
sektor pertanian. Infrastruktur yang memadai, seperti jalan raya akan
memudahkan dalam pemasaran hasil pertanian sehingga hasil pertanian dapat
dipasarkan dengan baik. Koperasi pertanian dapat dijadikan salah satu cara untuk
membantu menyediakan bahan-bahan dan alat-alat pertanian dengan harga yang
terjangkau. Jadi, pengoptimalan sektor pertanian sangat penting, bagi negaranegara berkembang khususnya Indonesia yang merupakan salah satu negara yang
sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai petani.
Kekayaan sumber daya alam yang beranekaragam, menjadi modal utama bagi
Indonesia untuk memajukan perekonomiannya.
2.4 Upaya Meningkatkan Ekonomi Desa
Pemasaran (tata niaga = distribusi = marketing) merupakan kegiatan
ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dan/atau jasa dari
produsen ke konsumen ( Hanafie, 2010: 205). Pengoptimalan sektor pertanian
dengan hasil pertanian yang bagus, baik itu dari kualitas maupun kuantitas harus
didukung dengan strategi pemasaran hasil pertanian yang bagus. Pemahaman
yang kurang tepat terhadap konsep pemasaran sering dilakukan oleh masyarakat
luas dengan diartikannya pemasaran terbatas hanya pada fungsi penjualan saja.
Proses pemasaran yang sesungguhnya adalah mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan,
menetapkan program promosi dan kebijakan harga serta penerapan sistem
distribusi untuk menyalurkan barang kepada konsumen. Jadi, pemasaran hasil
pertanian memerlukan strategi yang bagus, untuk meningkatkan ekonomi desa.
12
13
Kesimpulan
Makalah ini memiliki kesimpulan sebagai berikut.
14
1)
2)
3)
4)
3.2
Saran
Makalah ini memiliki saran sebagai berikut.
1) Pemerintah seharusnya membuat suatu program pemberdayaan
masyarakat, khususnya petani dan memberlakukan perundang-undangan
yang mengatur tentang kebijakan pertanian, serta melakukan penarikan
saprodi, bahan kimia dan suatu tindak lanjutnya yaitu dengan menciptakan
pasar alternatif bagi hasil pertanian yang bebas dari bahan kimia.
2) Petani seharusnya mau mengikuti program/kegiatan dan pelatihan
pemberdayaan petani serta masyarakat agar dapat meningkatkan
produktivitas hasil usaha tani.
3) Kementrian Pertanian, seharusnya membantu masyarakat khususnya
petani untuk mendapatkan berbagai bahan, bibit dan alat pertanian yang
canggih untuk membantu petani dalam mendapatkan barang-barang
tersebut agar produktifitas hasil pertanian dapat tercapai, sehingga secara
15