Anda di halaman 1dari 15

1

PENGOPTIMALAN SEKTOR PERTANIAN DAN PEMBERDAYAAN


PETANI UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI DESA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu Anita Kurnia Rachman, Mpd.

Oleh :
Dina Dwi Kusuma
150411604556

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Desember 2015

DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................

DAFTAR ISI ..... ii


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............ 1
1.2 Rumusan Masalah ........... 2
1.3 Tujuan .......... 3
2. PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Perekonomian Indonesia ........................................
2.2 Kondisi Pertanian Indonesia ...............................................
2.3 Pengoptimalan Sektor Pertanian .........................................
2.4 Upaya Peningkatan Ekonomi Desa .....................................

3
4
5
10

3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................
3.2 Saran ........................................................................... ........

12
13

DAFTAR RUJUKAN ....... 13

1.

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perekonomian dunia berlangsung sangat cepat, arus

globalisasi dan perdagangan bebas serta kemajuan teknologi, telekomunikasi dan


informasi telah memperluas ruang gerak transaksi barang dan atau jasa yang

ditawarkan dengan lebih bervariasi, baik barang dan jasa produksi dalam negeri
maupun barang impor. Hal ini berpengaruh pada hubungan antar bangsa yang
menjadi saling tergantung baik dalam hal kebutuhan, kemampuan dan kemajuan
teknologi. Keadaan ini menyebabkan kebutuhan akan komunikasi menjadi sangat
maju dan pola perdagangan dunia sudah tidak terikat pada batas-batas negara.
Perkembangan ekonomi dunia yang berkembang pesat itu juga mempengaruhi
perkembangan ekonomi di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia.
Perkembangan tersebut, didorong dengan adanya globalisasi dan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang semakin moderen. Keadaan ekonomi Indonesia
saat ini mengalami fluktuasi, yaitu terjadi perubahan setiap saat dan tidak
menentu. Fluktuasi inilah yang memicu adanya nilai rupiah yang semakin turun.
Perkembangan ekonomi terjadi diberbagai sektor seperti, perkebunan , perikanan,
pertambangan, perindustrian dan pertanian.
Menurut Soetrisno (1999: 3) menyatakan sekitar 75% penduduk Indonesia
tinggal di wilayah pedesaan, lebih dari 54% di antaranya menggantungkan hidup
pada sektor pertanian, dengan tingkat pendapatan yang relat rendah jika
dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan. Indonesia merupakan
salah satu negara beriklim tropis yang menyebabkan tumbuhan hijau dapat
tumbuh subur dan dengan jumlah yang melimpah di Indonesia. Ini menjadi modal
utama yang seharusnya menjadikan perekonomian Indonesia yang baik. Namun
kenyataannya, perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin buruk, dibuktikan
dengan semakin menurunnya nilai rupiah dan meningkatnya angka kemiskinan.
Menurut Soetrisno (1999:3) menyatakan sebagian besar petani di
Indonesia 47,73% berpendidikan sekolah dasar, 4,7% berpendidikan SLTA,
hanya 0,39% yang berpendidikan akademi/universitas dan yang tidak
berpendidikan dan tidak tamat SD mencapai 47,33%. Rendahnya tingkat
pendidikan petani di Indonesia merupakan salah satu hal yang menyebabkan
rendahnya produktivitas petani Indonesia. Tenaga kerja dibagi menjadi 3, yaitu
tenaga terdidik, terlatih, serta tenaga tidak terdidik dan tidak terlatih. Faktor

sumber daya manusia adalah faktor utama dan pertama dalam semua kegiatan.
Sumber daya manusia yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil yang
berkualitas juga. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah dengan pemberdayaan petani.
Menurut Hanafie (2010:77) menyatakan produktifitas tenaga kerja
pertanian dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, antara lain dengan pendidikan,
latian dan penyuluhan. Pendidikan, yaitu dapat ditempuh dengan pendidikan
formal di sekolah dan nonformal di tempat privat. Latihan, yaitu dengan diadakan
suatu pelatihan khusus, agar tenaga kerja memiliki ketrampilan. Penyuluhan, yaitu
dengan melakukan penyuluhan tentang pertanian di daerah-daerah tertentu, agar
semua masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang pertanian yang dapat
meningkatkan perekonomian mereka pada khususnya dan perekonomian
Indonesia pada umumnya.
Peningkatan ekonomi pedesaan, selain dengan cara pemberdayaan petani,
dapat juga dengan pembangunan infrastruktur pedesaan, kemudahan dalam
mendapatkan air, teknologi yang canggih, obat pertanian, pupuk serta bibit
tanaman yang unggul. Sehubungan dengan hal tersebut, makalah ini kami buat
untuk membahas Pengoptimalan Sektor Pertanian dan Pemberdayaan Petani
Untuk Menigkatkan Ekonomi Desa

1)
2)
3)
4)
1.3
1)
2)
3)
4)

1.2 Rumusan Masalah


Masalah ini memiliki rumusan masalah berikut.
Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia ?
Bagaimana kondisi pertanian Indonesia ?
Bagaimana upaya pengoptimalan sektor pertanian ?
Bagaimana upaya peningkatan perekonomian desa ?
Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
Mengetahui kondisi perekonomian Indonesia
Mengetahui kondisi pertanian Indonesia
Mengetahui upaya pengoptimalan sektor pertanian
Mengetahui upaya peningkatan ekonomi desa
2. Pembahasan

2.1

Kondisi Perekonomian Indonesia

Indonesia merupakan salah salah satu negara rawan bencana, karena


termasuk negara kepulauan yang terletak pada 3 lempeng tektonik dunia, yaitu
Lempeng Euro-Asia di bagian utara, Lempeng Indo-Australia di bagian selatan,
dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur (Maruf, 2006:1) . Beberapa
bencana yang sering terjadi di Indonesia yaitu gelombang stunami, gempa bumi,
banjir, dan tanah longsor. Kondisi rawan bencana, mengharuskan pihak
pemerintah di Indonesia berupaya mengantisipasi gejala-gejala bencana dan
bukan hanya bergerak setelah kejadian. Pengantisipasian bencana tidak hanya
dapat dilakukan oleh pemerintah, namun juga bekerjasama dengan berbagai pihak
khususnya masyarakat.
Masyarakat yang konsumtif dan lebih menyukai serta membeli produkproduk luar adalah salah satu hal yang menyebabkan nilai mata uang rupiah
semakin menurun, sehingga terjadilah fluktuasi di Indonesia. Bencana alam dan
fluktuasi yang tidak menentu secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhakan pertumbuhan perekonomian Indonesia dan juga kesejahteraan
rakyat.
Menurut Pujoalwanto (2014:50) menyatakan pada tahun 2005
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%, inflasi mencapai 8,7% yang merupakan
puncak tingkat inflasi bulanan selama tahun 2005, dan akhirnya ditutup dengan
angka 17,1% per 30 Desember 2005. Inflasi yang terus mengalami peningkatan
membuktikan bahwa perekonomian dari tahun ke tahun tidak stabil. Tahun 2010,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh signifikan seiring pemulihan ekonomi
dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Terbukti,
perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi
dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Beberapa tahun kemudian, pemerintah
telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia
Kestabilan politik dan ekonomi tidak bertahan lama, dengan masa
pemerintahan yang baru, tentu merubah semua sistem dalam suatu negara.
Perkembangan perekonomian di Indonesia sekarang ini tidak stabil. Angka
kemiskinan dan pengangguran yang semakin meningkat, nilai rupiah yang turun,
banyaknya KKN yang terjadi, dan pendapatan masyarakat yang masih sangat
rendah, menjadi bukti bahwa perekonomian Indonesia semakin menurun.

Kerjasama antara semua pihak, baik masyarakat, pemerintah dan badan penegak
hukum sangat diperlukan untuk menuju perekonomian Indonesia yang lebih baik.
2.2 Kondisi Pertanian Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati garis katulistiwa,
sehingga memiliki iklim tropis yang menyebabkan Indonesia termasuk negara
yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut, termasuk sumber
daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Kekayaan Indonesia yang beranekaragam seperti hasil pertambangan,
perikanan, perhutanan, perkebunan, perindustrian dan pertanian yang tersebar
diseluruh pelosok Indonesia. Pertanian merupakan salah satu sektor yang paling
banyak menghasilkan sumber daya alam, karena Indonesia merupakan salah satu
negara beriklim tropis, sehingga banyak tumbuhan hijau yang dapat tumbuh subur
dan dengan jumlah yang melimpah di Indonesia.
Menurut Soetrisno (1999:3) menyatakan sekitar 75% penduduk Indonesia
tinggal di wilayah pedesaan, lebih dari 54% di antaranya menggantungkan hidup
pada sektor pertanian, dengan tingkat pendapatan yang relative rendah jika
dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan. Beberapa hasil
pertanian Indonesia, yaitu padi, jagung, ketela, gandum dan kedelai. Hasil
pertanian yang berkualitas, didukung dengan tanah yang subur, ketersediaan air
yang melimpah dan selalu mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi
pertanian merupakan masalah pertama dan utama dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat khususnya dan perekonomian desa pada umumnya.
Perbedaan pendapatan dari masing-masing petani, berkaitan erat dengan
produktivitas para petani Indonesia, yang tidak dapat di lepaskan dari berbagai
faktor, antara lain luas lahan yang dimiliki, kebijakan pemerintah, dan banyaknya
alih fungsi lahan sawah di Indonesia
Menurut Soetrisno (1999:4) menyatakan sebagian besar petani Indonesia,
yaitu 40,73% berpendidikan sekolah dasar, 4,62% berpendidikan SLTA, hanya
0.39% yang berpendidikan akademi/universitas serta yang tidak berpendidikan
dan tidak tamat SD mencapai 47,33%. Tingkat pendidikan petani yang rendah di

Indonesia merupakan salah satu hal yang menyebabkan rendahnya produktivitas


petani Indonesia. Tenaga kerja dibagi menjadi 3, yaitu tenaga terdidik, terlatih,
serta tenaga tidak terdidik dan tidak terlatih. Faktor sumber daya manusia adalah
faktor utama dan pertama dalam semua kegiatan. Sumber daya manusia yang
berkualitas akan menghasilkan suatu hasil yang berkualitas juga. Kondisi
pertanian Indonesia yang memprihatinkan inilah yang menyebabkan perlunya
pengoptimalan sektor pertanian untuk meningkatkan perekonomian petani
khususnya dan perekonomian desa pada umumnya.
2.3 Pengoptimalan Sektor Pertanian
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam
yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Kekayaan alam yang beranekaragam, terdiri dari sektor pertambangan, perikanan,
perhutanan, perkebunan, perindustrian, dan pertanian. Hasil sumber daya alam
pertanian merupakan salah satu sumber daya yang melimpah, karena Indonesia
termasuk negara beriklim tropis. Keanekaragaman kekayaan alam, seharusnya
menjadi modal utama bagi Indonesia untuk menjadi suatu negara yang memiliki
ekonomi yang stabil dan maju. Perekonomian Indonesia saat ini, mengalami
fluktuasi dengan dibuktikan masih banyaknya angka kemiskinan dan
pengagguran, melemahnya nilai mata uang rupiah, dan banyaknya masyarakat
yang berpendapatan rendah. Peningkatan perekonomian masyarakat desa
khususnya serta perekonomian Indonesia pada umumnya dapat dilakukan dengan
beberapa upaya.
Menurut Soetrisno (1999:60) menyatakan upaya pengoptimalan sektor
pertanian dapat dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut.
1)
Hak petani atas air dan bibit
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam,
yang menjadikan perekonomiannya bukan hanya bertumpu pada sektor pertanian
saja, namun juga sektor pertambangan, perikanan, perhutanan, perkebunan dan
perisdustrian. Sektor pertanian adalah sektor yang paling dominan dalam
menunjang perekonomian masyarakat, karena sebagian besar penduduk Indonesia
bermata pencaharian sebagai petani. Air merupakan salah satu sumber daya alam
utama yang dibutuhkan dalam proses pertanian, namun juga merupakan sumber
daya alam yang banyak dibutuhkan oleh semua sektor. Sektor pertanian

merupakan pemanfaat utama air, namun banyaknya sektor yang membutuhkan air,
menyebabkan ketersediaan air mulai berkurang. Pemerintah yang tidak
memberikan jaminan kepada petani atas air mengakibatkan sektor pertanian
mengalami kemunduran, karena sektor pertanian menjadi tumpuan hidup dari
sebagian besar penduduk Indonesia.
Bibit juga merupakan salah satu saprodi yang paling penting bagi petani
dalam pengembangan usaha tani. Revolusi hijau telah menimbulkan suatu
kerentangan dalam sistem pertanian negara-negara yang sedang berkembang,
yaitu hilangnya hak petani untuk memproduksi bibit. Hak petani yang hilang
dalam memproduksi bibit, dapat mengakibatkan hilangnya jenis-jenis bibit lokal
yang semula ditanam petani. Bibit lokal hilang karena adanya larangan bagi
petani untuk menanam bibit-bibit lokal dengan alasan produktivitasnya rendah
dan rentan terhadap penyakit. Beberapa upaya untuk menghadapi ketersediaan air
dan bibit yang terbatas yaitu sebagai berikut.
(1) Memberdayakan organisasi petani pemakai air (P3A), yaitu pemerintah
negara-negara yang sedang berkembang perlu memberikan hak politik bagi
organisasi tersebut, untuk melindungi dan memperjuangkan hak petani atas
air. P3A diberi hak sebagai pemegang otoritas dalam pengelolaan sumber air
yang berada di wilayah kerjanya.
(2) Pemerintah mengadakan program penyuluhan untuk menghilangkan
persepsi bahwa pembangunan Indonesia, tidak harus bermuara pada sektor
perindustrian
(3) Pemerintah memberikan kembali hak petani untuk memproduksi bibit bagi
kepentingan komunitas petani
(4) Pemberlakuan undang-undang yang mengatur kebijaksanaan tentang
sumber daya genetika atau genetic resources, yaitu yang menjamin hak
petani atas bibit.
2)

Peranan Sentral Pengetahuan Lokal Masyarakat Tani


Pembangunan pertanian harus sesuai dengan budaya masyarakat petani

serta menjadikan pengetahuan dan budaya lokal sebagai variabel utama dalam
proses pembangunan pertanian. Sistem pertanian lokal mampu mengembangkan
petani dengan tanpa dukungan input pertanian moderen. Ketergantungan pada

teknologi moderen dapat menaikkan produksi, namun juga akan diikuti dengan
dengan naiknya biaya import dari masing-masing teknologi moderen. Jadi dalam
mengoptimalkan sektor pertanian, perlu adanya peran pengetahuan lokal
masyarakat petani.
3)

Kebijakan dalam Penggunaan Saprodi Kimiawi


Masalah besar yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang

adalah penggunaan obat-obat kimiawi secara berlebihan dalam pembangunan


sektor pertanian, sehingga dapat menyebabkan pencemaran dan membahayakan
kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya tidak mengimpor dan memproduksi
bahan kimia yang berbahaya. Penarikan subsidi pemanfaatan saprodi kimia,
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan
penarikan saprodi dapat ditindak lanjuti dengan menciptakan pasar alternatif bagi
hasil pertanian yang bebas bahan kimiawi.
4)

Perlunya Penelitian Pertanian yang Mandiri


Pengembangan sektor pertanian khususnya di negara-negara berkembang,

harus memiliki pusat-pusat penelitian pertanian yang mandiri. Pusat-pusat


penelitian pertanian yang selama ini ada, yaitu IRRI di Filipina yang telah
membantu meningkatkan pertanian di negara-negara berkembang melalui
penemuan berbagai bibit unggul. Pusat penelitian harus didukung oleh tenagatenaga ahli penelitian yang mampu memanfaatkan teknologi canggih yang telah
tersedia di dunia penelitian pertanian. Strategi penelitian, perlu diciptakan dan
dikembangkan secara bersama-sama antara peneliti dan petani, agar penelitian
yang diperoleh dapat benar-benar membantu petani dalam meningkatkan
produktifitas dan pengembangan usaha tani.
5)

Pertanian Organik
Masalah yang dihadapi oleh para petani di negara-negara berkembang

adalah usaha tani yang semakin tergantung pada teknologi pertanian moderen
yang tidak ramah lingkungan. Teknologi moderen mampu menaikkan produksi,
tetapi sektor pertanian rentan terhadap penyakit tanaman serta kebal terhadap
obat-obatan pemberantas hama, sehingga usaha tani menjadi terancam.
Ketergantungan petani pada teknologi pertanian kimiawi, memungkinkan tidak
lakunya produk-produk pertanian Indonesia dipasaran dalam negeri maupun luar

10

negeri, karena semakin tingginya kesadaran akan kesehatan makanan, khususnya


di negara Eropa dan Amerika yang telah menentukan standar kesehatan produkproduk pertanian dengan tujuan untuk melindungi konsumen dari produk-produk
pertanian yang mengandung obat-obat kimiawi. Jadi penerapan pertanian organik
perlu diterapkan di Indonesia.
6)

Pemberdayaan Petani
Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan, juga harus mampu

meningkatkan sumber daya manusia yang akan menunjang sistem pertanian


berkelanjutan. Produktivitas tenaga kerja pertanian dapat ditingkatkan melalui
berbagai cara, antara lain dengan pendidikan, pelatian dan penyuluhan.
Peningkatan sumber daya manusia dalam sektor pertanian, tidak hanya diarahkan
pada peningkatan produktivitas saja, namun juga harus diarahkan pada
peningkatan partisipasi politik petani dalam setiap proses pengambilan keputusan
yang menyangkut kepentingan pertanian melalui organisasi petani yang mandiri.
Sistem pertanian yang berkelanjutan harus didukung oleh sebuah organisasi petani
yang mandiri dan mempunyai kekuatan politik yang dapat memperjuangkan
aspirasi kaum tani.
Menurut Arsyad ( 2002:411) menyatakan beberapa upaya yang dapat
mengoptimalkan sektor pertanian adalah sebagai berikut.
1) Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
Hasil pertanian akan dipasarkan dan dijual dengan harga yang cukup
tinggi untuk menutupi biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan para petani.
2) Teknologi yang senantiasa berkembang
Peningkatan produksi pertanian dengan memakai cara-cara atau teknikteknik baru dalam usaha tani. Pembangunan pertanian dapat berjalan secara terusmenerus dengan selalu terjadi perubahan.
3) Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
Metode baru untuk meningkatkan produksi pertanian memerlukan bahanbahan dan alat-alat produksi, seperti bibit, pupuk dan lain-lain. Pembangunan
pertanian, memerlukan semua bahan dan alat tersebut agar tersedia diberbagai
tempat dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan petani.
4) Adanya perangsang produksi bagi petani
Faktor utama petani yang bergairah untuk meningkatkan produksinya
adalah adanya harga hasil produksi pertanian yang menguntungkan, pembagian

11

hasil yang wajar dan tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin dibeli oleh
para petani untuk keluarganya.
5)
Tersedianya pengangkutan yang lancar
Produksi pertanian harus tersebar luas, sehingga diperlukan adanya
jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan
perlengkapan produksi ketiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke
konsumen di kota-kota besar dan kecil.
Pengoptimalan sektor pertanian, dapat juga dilakukan dengan cara lain,
yaitu pembangunan infrastruktur dan pendirian koperasi petani. Infrastruktur
merupakan salah satu hal yang paling penting untuk menunjang pengoptimalan
sektor pertanian. Infrastruktur yang memadai, seperti jalan raya akan
memudahkan dalam pemasaran hasil pertanian sehingga hasil pertanian dapat
dipasarkan dengan baik. Koperasi pertanian dapat dijadikan salah satu cara untuk
membantu menyediakan bahan-bahan dan alat-alat pertanian dengan harga yang
terjangkau. Jadi, pengoptimalan sektor pertanian sangat penting, bagi negaranegara berkembang khususnya Indonesia yang merupakan salah satu negara yang
sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai petani.
Kekayaan sumber daya alam yang beranekaragam, menjadi modal utama bagi
Indonesia untuk memajukan perekonomiannya.
2.4 Upaya Meningkatkan Ekonomi Desa
Pemasaran (tata niaga = distribusi = marketing) merupakan kegiatan
ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dan/atau jasa dari
produsen ke konsumen ( Hanafie, 2010: 205). Pengoptimalan sektor pertanian
dengan hasil pertanian yang bagus, baik itu dari kualitas maupun kuantitas harus
didukung dengan strategi pemasaran hasil pertanian yang bagus. Pemahaman
yang kurang tepat terhadap konsep pemasaran sering dilakukan oleh masyarakat
luas dengan diartikannya pemasaran terbatas hanya pada fungsi penjualan saja.
Proses pemasaran yang sesungguhnya adalah mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan,
menetapkan program promosi dan kebijakan harga serta penerapan sistem
distribusi untuk menyalurkan barang kepada konsumen. Jadi, pemasaran hasil
pertanian memerlukan strategi yang bagus, untuk meningkatkan ekonomi desa.

12

Menurut Hanafie (2010: 214-225) menyatakan rencana pemasaran


strategis memadukan semua kegiatan dan sumber daya bisnis secara logis guna
memenuhi kebutuhan konsumen dan menghasilkan laba, serta rencana tersebut
mencakup keputusan pasar yang menyeluruh, keputusan mengenai produk,
keputusan mengenai harga, keputusan mengenai promosi dan keputusan mengenai
tempat yang kelima cakupan tersebut disebut dengan bauran pemasaran
(marketing mix), yaitu sebagai berikut.
1) Keputusan Pasar yang Menyeluruh
Keputusan pasar yang menyeluruh meliputi analisis yang tuntas terhadap
target atau sasaran, serta kebutuhan konsumen dan lingkungan yang bersaing.
Berbagai cara untuk membantu mengambil keputusan pasar yang menyeluruh
antara lain, sebagai berikut.
(1) Penelitian pasar, yaitu bermanfaat untuk memahami kebutuhan dan daya
beli konsumen. Teknik penelitian yang rumit dapat dilakukan, tetapi cara
yang mudah dan murah dapat dilakukan dengan mengadakan wawancara
dan pengamatan secara informal.
(2) Segmentasi pasar, yaitu pengelompokan konsumen ke dalam segmensegmen atau kategori tertentu berdasarkan karakteristik umum, kebutuhan,
dan motif pembeli yang bersesuaian.
(3) Penetrasi pasar, yaitu berkaitan dengan ketangguhan suatu produsen di
segmen pasar tertentu. Setiap produsen harus mencurahkan kadar
konsentrasi yang optimal kepada segmen yang dipilih, karena sumber daya
yang terbatas harus digunakan pada bidang yang paling produktif.
2) Keputusan Mengenai Produk
Keputusan mengenai produk yang akan dihasilkan dapat didasarkan pada
tradisi, perasaan, dan politik internal produsen. Keputusan mengenai produk
dibagi menjadi 2, sebagai berikut.
(1) Pola penyerapan dan penyebaran produk, yaitu meliputi penyerapan
teknologi, produk, dan jasa baru merupakan hal yang paling penting dalam
strategi pemasaran. Penelitian menyebutkan bahwa penyebaranpenyebaran produk baru melalui pasar, mengalami beberapa tahap, yaitu

13

kesadaran, minat, evaluasi, pencobaan/pembelian, dan penyerapan atau


pemakaian.
(2) Daur hidaup produk, yaitu berkaitan dengan penjualan dan laba dari suatu
produk atau jasa sepanjang suatu periode tertentu. Tahapan dalam masa
hidup produk, yaitu tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan,
pematangan dan penurunan.
3) Keputusan Mengenai harga
Pengaruh penetapan keputusan harga terhadap hasil penjualan dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu sebagai komponen pendapatan dan sebagai tingkat
harga yang sangat berpengaruh terhadap kuantitas penjualan melalui mekanisme
fungsi permintaan. Harga yang rendah menghasilkan pendapatan yang lebih kecil
untuk setiap unit yang terjual, tetapi mengakibatkan kuantitas penjualan yang
naik. Peningkatan kuantitas penjualan akan memperkecil biaya tetap per unit
sampai mencapai skala produksi tertentu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penetapan harga, yaitu jenis produk, permintaan pembeli, pesaing, daur
hidup produk, dan bauran produk.
4) Keputusan Mengenai Promosi
Kegiatan promosi dirancang untuk mencapai tujuan peningkatan penjualan
produk dan jasa. Strategi pemasaran menghimpun berbagai metode untuk
menyediakan informasi dan menyakinkan konsumen untuk membeli. Beberapa
metode promosi, sebagai berikut.
(1) Iklan
(2) Promosi penjualan
(3) Usaha penjualan perorangan
5) Keputusan mengenai tempat
Saluran pemasaran merupakan jalan yang sistematik untuk mengalihkan
produk yang sesungguhnya dan hak kepemilikan seefisien mungkin dengan
memakai perantara ataupun langsung kepada konsumen.
3. Penutup
3.1

Kesimpulan
Makalah ini memiliki kesimpulan sebagai berikut.

14

1)

Perkembangan perekonomian Indonesia tidak stabil, dibuktikan dengan


meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, nilai rupiah yang
semakin menurun, banyaknya praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

2)

serta pendapatan masyarakat yang masih rendah


Kondisi pertanian Indonesia sangat memprihatinkan, dibuktikan dengan
banyaknya petani yang masih berpenghasilan rendah, serta masih
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Pemberdayaan petani perlu

3)

dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan.


Keanekaragaman sumber daya alam, dapat menjadi modal utama untuk
meningkatkan ekonomi desa khususnya dan ekonomi Indonesia pada
umumnya. Modal utama tersebut, dapat direalisasikan dengan
mengoptimalkan berbagai sumber daya alam pertanian, karena negara
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang menjadikan
tumbuhan hijau dapat tumbuh subur, sehingga sebagian besar penduduk

4)

Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.


Kuantitas dan kualitas hasil sektor pertanian, merupakan hal yang sangat
penting. Produktivitas usaha tani, dibuktikan dengan maksimalnya
kuantitas dan kualitas hasil pertanian. Hasil produktivitas pertanian,
menjadi percuma, apabila tidak diimbangi dengan rencana pemasaran yang
strategis.

3.2

Saran
Makalah ini memiliki saran sebagai berikut.
1) Pemerintah seharusnya membuat suatu program pemberdayaan
masyarakat, khususnya petani dan memberlakukan perundang-undangan
yang mengatur tentang kebijakan pertanian, serta melakukan penarikan
saprodi, bahan kimia dan suatu tindak lanjutnya yaitu dengan menciptakan
pasar alternatif bagi hasil pertanian yang bebas dari bahan kimia.
2) Petani seharusnya mau mengikuti program/kegiatan dan pelatihan
pemberdayaan petani serta masyarakat agar dapat meningkatkan
produktivitas hasil usaha tani.
3) Kementrian Pertanian, seharusnya membantu masyarakat khususnya
petani untuk mendapatkan berbagai bahan, bibit dan alat pertanian yang
canggih untuk membantu petani dalam mendapatkan barang-barang
tersebut agar produktifitas hasil pertanian dapat tercapai, sehingga secara

15

langsung dan tidak langsung, akan meningkatkan perekonomian


masyarakat khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian, Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Santosa, Awan. 2013. Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soetrisno, Loekman. 1999. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian, Jakarta:
Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai