Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi
Kementerian Kehutanan untuk menuju pemerintahan yang baik dapat kami
selesaikan. Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Kehutanan ini disusun
mengacu kepada Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025 yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010, dan
Road Map Reformasi Birokrasi 2010 2014 yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2010. Dalam kedua peraturan tersebut ditegaskan bahwa reformasi birokrasi
Indonesia harus dapat mencapai tata kelola pemerintahan yang baik pada tahun
2025.
Reformasi Birokrasi di Kementerian Kehutanan pada dasarnya sudah dilakukan
sejak tahun 2000 namun belum dilakukan secara sistematis dan intensif. Mulai tahun
2010, Reformasi Birokrasi di Kementerian Kehutanan sudah didasarkan atas
Rencana Reformasi Birokrasi kementerian Kehutanan 2010 2014. Namun dengan
diterbitkannya Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025 dan Road map
Reformasi Birokrasi 2010 2014 yang baru, maka Rencana Reformasi Birokrasi
Kementerian Kehutanan perlu disesuaikan kembali.
Road map Reformasi Birokrasi Kementerian Kehutanan 2011 2014 ini
bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian
Kehutanan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, efisien,
terukur, konsisten, terintegrasi, dan berkelanjutan. Kami menyadari bahwa road map
ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami menghargai semua masukan untuk
menyempurnakannya di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga road map ini
dapat bermanfaat sebagai upaya percepatan reformasi birokrasi pada Kementerian
Kehutanan.
Jakarta,
Oktober 2011
DAFTAR ISI
Ringkasan Eksekutif
KATA PENGANTAR .............................................................................................
ii
iii
iv
I.
PENDAHULUAN ............................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................
B. Maksud dan Tujuan .................................................................................
1
1
4
II.
5
KONDISI BIROKRASI ....................................................................................
5
A. Pelayanan Publik .....................................................................................
B. Tugas Umum Pemerintahan ................................................................... 16
C. Persoalan yang dihadapi ......................................................................... 17
D. Langkah-langkah Pembenahan .............................................................. 17
22
22
30
32
39
42
42
45
47
Lampiran-lampiran
ii
DAFTAR TABEL
1. Capaian Quick Wins s/d September 2011.....................................................
19
22
24
28
35
iii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Uraian
Hal.
48
51
55
60
iv
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Organisasi yang belum tepat fungsi dan tepat ukuran. Berdasarkan tipologi
organisasi bahwa organisasi Kementerian Kehutanan termasuk tipe
organisasi yang terintegrasi (integrated type). Tipologi seperti ini mengamanatkan pembagian tugas dilakukan berdasarkan proses, dari mulai
tahapan perencanaan hingga kepada tahapan pemasaran.
Dalam perkembangannya duplikasi tugas masih terjadi, selain itu juga tugas
yang tidak ditangani oleh unit manapun juga. Tugas yang berkaitan dengan
penyelesaian konflik yang berkaitan dengan pemanfaatan hutan (tenurial
kehutanan), hingga saat ini belum ada yang menanganinya. Persoalan
tenurial telah menimbulkan kerugian secara sosial, ekonomi, dan politik
sehingga mendesak untuk segera ditangani. Oleh karenanya pengalokasian
tugas fungsi yang berkaitan dengan penyelesaian tenurial kehutanan,
merupakan salah satu prioritas dalam penataan organisasi.
Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional selama ini berperan
sebagai lembaga yang koordinatif, sementara itu yang diperlukan adalah
pembangunan kehutanan yang berbasis ekosistem regional. Oleh karenanya
Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional akan diposisikan
3.
4.
5.
6.
Pelayanan Publik yang belum mampu memenuhi harapan publik. Salah satu
tugas dan fungsi Kementerian Kehutanan adalah melaksanakan pelayanan
publik. Pelayanan publik yang dilakukan Kementerian Kehutanan
2
8.
Pola pikir dan budaya kerja yang tidak efisien, tidak efektif, tidak produktif,
tidak profesional, dan belum melayani masyarakat. Budaya kerja organisasi
masih bersifat paternalistik, sehingga belum mampu mengantisipasi
perubahan lingkungan global. Dalam era globalisasi organisasi Kementerian
Kehutanan dituntut untuk selalu melakukan inovasi, sehingga organisasi
Kementerian Kehutanan harus menjadikan pengetahuan sebagai asset
utama, kreativitas design serta kapabilitas kunci, serta perubahan peran
manajerial sebagai kebutuhan. Oleh karenanya budaya kerja organisasi
harus mengalami perubahan dari paternalistik ke arah organisasi
pembelajaran (learning organization).
B.
11
12
3.
4.
15
16
17
18
kerja terkecil; (3) tersusunnya Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai unit
organisasi terkecil.
D.8. Pola Pikir dan Budaya Kerja
Manajemen perubahan bertujuan untuk melakukan perubahan secara
sistematis, konsekuen, dan berkelanjutan dari sistem dan mekanisme kerja
organisasi serta pola pikir dan budaya kerja baik individu maupun unit
kerja, sehingga tujuan dan sasaran reformasi birokrasi dapat dicapai dengan
baik. Terdapat dua hal yang sangat penting dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi, yaitu:
1.
2.
21
III.
1. Penataan Sistem
Informasi Izin
Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan
Capaian
Persen
Produk
80 %
P.50/MenhutII/2010
Dampak
Pemohon puas
Ada kejelasan
waktu
Efisien dapat
dipantau dr
22
Quick Wins
Capaian
Persen
Produk
Alam
2. Penataan Sistem
Informasi Izin
Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan
Tanaman
Dampak
website
Profesional
80 %
P 50/MenhutII/2010
Proses izin
paling lama
226 hari
Pemohon puas
Ada kejelasan
waktu
Efisien dapat
dipantau dr
website
Profesional
3. Penataan Sistem
Informasi Izin
Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
Dengan
Kompensasi
Membayar PNBP
Penggunaan
Kawasan Hutan
4. Penataan Sistem
Informasi
Pelepasan
Kawasan Hutan
untuk Budidaya
Perkebunan
75 %
P.18/MenhutII/2011
Waktu proses
sampai terbit
izin pinjam
pakai untuk
eksplorasi 125
hari
Waktu proses
sampai terbit
izin pinjam
pakai Operasi
Produksi 215
hari
75 %
P.33/MenhutII/2010 jo P.
17/MenhutII/2011.jo
44/MenhutII/2011
Waktu proses
sampai dengan
terbit
pelepasan
kawasan hutan
Kepuasan
pemohon
meningkat dengan
indikasi
meningkatnya
permohonan
Efisien dan
transparan dapat
dipantau melalui
website
Efektif dengan izin
pinjam pakai
sekaligus berlaku
sebagai izin
pemanfaatan
kayu, izin masuk
dan penggunaan
alat
Profesionalisme
unit layanan
meningkat
Kepuasan
pemohon
meningkat,
Efisien dan
transparan dapat
dipantau melalui
website
Efektif
Profesionalisme
unit layanan
meningkat
23
Quick Wins
Capaian
Persen
Produk
Dampak
155 hari
Secara keseluruhan, capaian penyelesaian rencana kegiatan yang
termasuk kedalam quick win ssampai dengan bulan September 2011 telah
dicapai 75 % dari target. Capaian tersebut memberikan dampak terhadap
beberapa pelayanan publik sebagai berikut:
1.
2.
4.
25
1. Percepatan proses
sertifikasi mutu
sumber benih dan
bibit tanaman hutan
2. Penyempurnaan
penetapan areal
kerja hutan
kemasyarakatan
75 %
100 %
3. Percepatan
penetapan areal
kerja hutan desa
100 %
4. Penyederhanaan
izin usaha industri
primer hasil hutan
25 %
5. Penyempurnaan
pencadangan areal
hutan tanaman
rakyat (HTR)
30 %
40%
Produk
Dampak
Permenhut
Nomor P 02/VSet/2010.
Waktu dari 15
hari menjadi 7
hari
Revisi
Permenhut No. P
37/MenhutII/2009 jo P
18/MenhutII/2009
Tahapan sosialisasi
Revisi Perdirjen
No. P 07/VSet/2009
Waktu proses 60
hari kerja
Revisi terhadap
Permenhut No.
49/MenhutII/2008
Waktu proses 60
hari kerja
P.9/MenhutII/2010
P.23/MenhutII/2007 jo.
P.5/MenhutII/2008
Waktu proses 7
hari kerja
Draft Permenhut
tentang Pedoman
kegiatan usaha
pemanfaatan jasa
lingkungan wisata
alam pada hutan
Telah terjadi
peningkatan
kesepahaman
pemroses dan
stakeholders.
Telah terjadi
peningkatan
kesepahaman para
pemroses.
Kesepahaman
dengan stakeholders
Tahapan
pengkajian
Efisien
Efektif
Kemanfaatan
meningkat
26
Capaian
Produk
Dampak
lindung
7. Penataan Izin
Usaha Penyediaan
Jasa dan Sarana
Wisata Alam
(IUPJSWA) di KSA
dan KPA
75%
PP 26 Tahun 2010
Permenhut No.
P.48/MenhutII/2010
Efisien
Efektivitas
Kemanfaatan
meningkat
Perdirjen No.
P.02/IV-Set/2011
tentang Pedoman
Pemberian Tanda
Batas Areal
Pengusahaan PA
Perdirjen No.
P.03/IV-Set/2011
tentang Pedoman
Penyusunan
Design Tapak
Pengelolaan PA
Permenhut
pemanfaatan air
dan energi air di
KSA dan KPA
Efisien
Efektif
Kemanfaatan
meningkat
40%
9. Pengaturan sistem
peminjaman jenis
satwa liar
dilindungi ke luar
negeri untuk
kepentingan
konservasi
(conservation loan)
40%
Permenhut tentang
Efisien
peminjaman jenis
Efektif
satwa liar dilindungi Kemanfaatan
ke luar negeri untuk
meningkat
kepentingan
konservasi
(Conservation Loan)
10. Penyederhanaan
sistem peragaan
tumbuhan dan
satwa liar
dilindungi
40%
Efisien
Efektif
Kemanfaatan
meningkat
11. Penyempurnaan
pengaturan
lembaga konservasi
40%
Revisi Permenhut
No. P.52/MenhutII/2006 tentang
peragaan jenis
tumbuhan dan satwa
liar dilindungi
Revisi Permenhut
No. P.53/MenhutII/2006
12. Penyederhanaan
40%
Permenhut tentang
Efisien
Efisien
Efektif
Kemanfaatan
meningkat
27
Capaian
sistem pertukaran
jenis tumbuhan
atau satwa
dilindungi dengan
lembaga konservasi
di luar negeri
Produk
Dampak
pertukaran jenis
tumbuhan atau
satwa dilindungi
dengan lembaga
konservasi di luar
negeri
Efektif
Kemanfaatan
meningkat
Capaian
Persen
Produk
Dampak
1. Penyederhanaan izin
usaha pemanfaatan
hasil hutan kayu pada
hutan kemasyarakatan
20 %
Resume Rapat
dengan
stakeholders
Naskah
Akademis
RPP
Perubahan PP
6/2007
Analisis
permasalahan
Rekomendasi
penyelesaian
masalah
Naskah
akademis
Pemegang izin
dapat memanen
secara legal
Peraturan
tersosialisasi ke
stakeholders
Jumlah IUPHHK
HKm meningkat
2. Penyederhanaan izin
usaha pemanfaatan
hasil hutan kayu pada
20 %
Resume Rapat
dengan
stakeholders
Analisis
permasalahan
Rekomendasi
28
hutan desa
Naskah
Akademis
RPP
Perubahan PP
6/2007
penyelesaian
masalah
Naskah
akademis
Pemegang izin
dapat memanen
secara legal
Peraturan
tersosialisasi ke
stakeholders
Jumlah
IUPHHKHD
meningkat
40%
Permenhut
tentang
Pemanfaatan
Kondisi
Lingkungan
Geotermal di
KSA dan KPA
Efisien
Efektivitas
Kemanfaatan
4. Percepatan Perizinan
Pengambilan atau
Penangkapan serta
Peredaran Tumbuhan
dan Satwa Liar
25%
Revisi
Kepmenhut
No.SK.447/M
enhut-II/2003
Efisien
Efektif
Kemanfaatan
meningkat
5. Penyusunan
mekanisme tata cara
perizinan perolehan
TSL dilindungi dan
atau termasuk Appendix
I CITES yang
bersumber dari
Lembaga Konservasi
25%
Revisi
Kepmenhut
No.SK.447/M
enhut-II/2003
Kepastian waktu
Kepastian proses
6. Penyempurnaan sistem
penilaian kinerja
pegawai
10 %
29
2.
3.
4.
2.
3.
Program percepatan (Quick Win) akan menjadi prioritas utama dalam agenda
reformasi birokrasi Kementerian Kehutanan. Dalam rangka mengubah pola pikir,
dan memastikan berjalannya sistem dan terjadinya perubahan menuju good
governance, Kementerian Kehutanan juga mengagendakan program-program
yang akan dilaksanakan dalam rangkaian reformasi birokrasi, jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
B.1. Program Percepatan (Quick wins)
Quick wins merupakan program yang mengawali proses reformasi
birokrasi, dan diharapkan dalam waktu yang singkat dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat (public trust building) terhadap Kementerian
30
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
31
9.
2.
3.
4.
5.
6.
atau
penangkapan
serta
32
No.
A
Tahapan Kegiatan
Kriteria Keberhasilan
QUICK WINS
1
Perkebunan
JANGKA PENDEK
1
No.
Tahapan Kegiatan
hutan kemasyarakatan
Kriteria Keberhasilan
Menyempurnakan pencadangan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Kesesuaian isi draft
akademis dengan
permasalahan penetapan
areal kerja hutan
kemasyarakatan
Masukan penyempurnaan
draft akademis
Proses penetapan areal
kerja semakin baik
Peraturan diketahui oleh
stakeholders
Jumlah penetapan AKHKm
meningkat
Tersedia data hasil analisis
permasalahan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Kesesuaian isi draft
akademis dengan
permasalahan penetapan
areal kerja hutan
kemasyarakatan
Masukan penyempurnaan
draft akademis
Proses penetapan areal
kerja semakin baik
Peraturan diketahui oleh
stakeholders
Jumlah penetapan AKHD
meningkat
Waktu pelayanan semakin
singkat
Peningkatan tingkat
kepuasan dalam pelayanan
penerbitan ijin
Terimplementasinya
penerapan standar unit
layanan
Waktu pelayanan semakin
cepat
34
No.
Tahapan Kegiatan
Kriteria Keberhasilan
6.
Transparansi proses
Terimplementasinya
penerapan standar unit
layanan
Pengetahuan SDM
Rekomendasi pemanfaatan
Naskah Akademis
Permenhut
7.
Pengetahuan SDM
Rekomendasi pemanfaatan
Naskah Akademis
Permenhut
8.
Pengetahuan SDM
Rekomendasi pemanfaatan
Naskah Akademis
Permenhut
10.
No.
Tahapan Kegiatan
Kriteria Keberhasilan
11
Penyempurnaan pengaturan
lembaga konservasi
12
kepentingan
Tertibnya tata niaga
pemanfaatan TSL
Panduan proses dan
kepastian waktu proses
pelayanan perizinan
Pemahaman publik
terhadap peraturan
perundangan meningkat
Adanya feedback konstruktif
tentang kepuasan
pelanggan dari
implementasi kebijakan
publik
Gap analisis komprehensif
Pengkayaan materi dari
para pemangku
kepentingan
Perolehan manfaat bagi
negara dalam bentuk inkind (in-kind contribution)
untuk konservasi spesies
Panduan proses dan
kepastian waktu proses
pelayanan perizinan
Pemahaman publik
terhadap peraturan
perundangan meningkat
Adanya feed back
konstruktif tentang
kepuasan pelanggan dari
implementasi kebijakan
publik
Gap analysis komprehensif
Pengkayaan materi dari
para pemangku
kepentingan
Perolehan manfaat bagi
negara dalam bentuk inkind (in-kind contribution)
untuk konservasi spesies
Panduan proses dan
36
No.
Tahapan Kegiatan
Kriteria Keberhasilan
JANGKA MENENGAH
1
Analisis permasalahan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Naskah Akademis
Pemegang izin dapat
memanen secara legal
Peraturan tersosialisasi ke
stakeholders
Jumlah IUPHHK HKm
meningkat
Analisis permasalahan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Naskah Akademis
Pemegang izin dapat
memanen secara legal
Peraturan tersosialisasi ke
stakeholders
Jumlah IUPHHK HD
meningkat
Tertingkatkannya capacity
building/keilmuan
pemanfaatan jasling
geotermal.
Teridentifikasinya potensi
dan kelayakan usaha
pemanfaatan jasling.
Terumuskannya masalah
proses pemanfaatan jasling.
Draft Permenhut
37
No.
Tahapan Kegiatan
Kriteria Keberhasilan
4.
5.
38
No.
6
Tahapan Kegiatan
Penyempurnaan sistem penilaian
kinerja pegawai
Kriteria Keberhasilan
Agenda Prioritas
39
2.
3.
4.
40
5.
41
Kegiatan
Tahun
2011
1.
Tahapan Perencanaan
Reformasi Birokrasi,
yang meliputi kegiatan
yang berkaitan dengan
penyusunan dokumen
usulan, road map, dan
job grading berikut
persetujuannya, serta
penilaian atas capaian
reformasi birokrasi
yang telah dilakukan.
Tahapan Pelaksanaan
kegiatan Reformasi
Birokrasi yang meliputi
penyusunan peraturan
baru, sosialisasi,
penerapannya, dan
pengukuran output dan
outcomes, serta tingkat
kepuasan masyarakat.
Monitoring dan
evaluasi.
2012
2013
2014
2015
F. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggungjawab kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Kehutanan adalah Sekretaris Jenderal, sedangkan dalam pelaksanaannya
dilakukan oleh Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Kehutanan yang dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 25/Menhut-II/2011
tanggal 31 Januari 2011.
Secara lengkap susunan tim kerja reformasi birokrasi Kementerian Kehutanan
adalah sebagai berikut:
42
Tim Pengarah:
Ketua
: Menteri Kehutanan
Sekretaris
Anggota
Pengembangan
Wakil Ketua
Ketua Harian
Sekretaris I
Sekretaris II
Anggota
Penelitian
dan
Pengembangan
43
Tim Teknis
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Nara Sumber
44
G. Rencana Anggaran
Untuk melaksanakan program Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Kehutanan sampai dengan jangka menengah diperlukan anggaran
sebesar Rp 57.544.601.390,- yang rinciannya tertuang pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Rencana Kegiatan dan Anggaran
No.
Pelaksanaan Kegiatan
Rencana Anggaran
(Rupiah)
1.
Tahapan percepatan
13.329.462.000,-
2.
29.767.949.390.-
3.
14.447.190..000.-
4.
Tunjangan kinerja/tahun
924.085.600.000,-
Program
2011
2012
2013
2014
Total
1.
Perencanaan Makro
Bidang Kehutanan dan
Pemantapan Kawasan
Hutan
331,25
371,62
378,48
385,71
390,97
1.858,03
2.
Peningkatan Usaha
Kehutanan
298,83
340,78
347,08
353,71
358,54
1.698,94
3.
1.354,21
1.288,21
1.312,02
1.337,10
1.355,33
6.646,87
4.
3.098,07
3.017,49
3.073,25
3.132,02
3.174,71
15.495,54
5.
Penelitian dan
Pengembangan
212,26
265,58
270,49
275,66
279,42
1.303.41
45
No.
Program
2011
2012
2013
2014
Total
Kementerian Kehutanan
6.
Pengawasan dan
Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Kehutanan
41,41
54,24
55,24
56,30
57,07
264,26
7.
Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Sekretariat Jenderal
Kementerian Kehutanan
546,56
425,53
433,39
441,68
447,70
2.294,86
8.
Penyuluhan dan
Pengembangan SDM
Kehutanan
236,58
240,95
245,56
248,91
972,00
5.882,59
6.000,03
6.110,90
6.222,74
6.312,65
30.533,91
JUMLAH
46
IV. PENUTUP
Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Kehutanan 2011 2014
merupakan arah pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kehutanan
untuk periode 2011 2014. Road map ini juga merupakan penyempurnaan dari
Road Map Reformasi Birokrasi Nasional Kementerian Kehutanan periode 2010
2014 yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2011. Road map
Reformasi Birokrasi ini disusun dalam setiap 5 (lima) tahun sekali yang
merupakan rencana terinci reformasi birokrasi dari tahun ke tahun berikutnya
secara terus menerus. Sasaran tahun pertama menjadi landasan kerja pada tahun
berikutnya, dan demikian selanjutnya.
Dalam perjalanan pelaksanaannya, road map ini dapat saja disempurnakan
bila dipandang perlu untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara
efisien dan efektif. Namun penyempurnaan yang dilakukan tetap selaras dengan
tujuan reformasi birokrasi itu sendiri, yaitu mencapai tata kelola pemerintahan
yang baik. Pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan untuk menghasilkan kinerja reformasi yang maksimal.
Keberhasilan reformasi birokrasi ini memerlukan komitmen dan tanggung jawab
pimpinan dan seluruh jajaran aparatur Kementerian Kehutanan. Namun
demikian, reformasi birokrasi ini tidak akan optimal bila tidak didukung oleh
para pihak yang terkait dengan sektor kehutanan, baik aparatur pemerintah
lainnya, masyarakat, dan para pelaku bisnis.
Road Map reformasi Birokrasi Kementerian Kehutanan 2011 2014
merupakan instrumen dalam rangka percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi
di Kementerian Kehutanan. Road map ini menjadi pedoman bagi semua aparatur
Kementerian Kehutanan dalam melaksanakan reformasi birokrasi di lingkungan
masing-masing.
47
Lampiran 1.
No.
Keluaran Utama
Kementerian
Pemangku
Kepentingan Utama
Harapan Pemangku
Kepentingan Utama
Tingkat
Kinerja Saat
Ini
1.
Kepastian waktu
dan kepastian biaya
2.
Kepastian waktu
dan kepastian biaya
3.
Kepastian waktu
dan kepastian biaya
4.
Pemerintah/Pemda
/BUMN/BUMS/BU
MD/Koperasi/Yaya
san
Kepastian waktu
dan kepastian biaya
5.
Pelepasan kawasan
hutan untuk budidaya
perkebunan
Pemerintah/Pemda
/BUMN/BUMS/BU
MD/Koperasi/Yaya
san
Kepastian waktu
dan kepastian biaya
6.
BUMN/Swasta/Ko
perasi/Perorangan
Kepastian waktu
dan kepastian biaya
Pencadangan areal
kerja hutan tanaman
rakyat
Swasta/Perorangan
/Koperasi
Kepastian waktu
dan prosedur
sederhana
8.
Pemda/Masyarakat
/Koperasi
Percepatan waktu
9.
Pemda/Masyarakat
Percepatan waktu
10
Masyarakat
Penyederhanaan
prosedur, tidak
perlu perizinan
dilakukan dalam 2
tahapan
48
No.
Keluaran Utama
Kementerian
Pemangku
Kepentingan Utama
Harapan Pemangku
Kepentingan Utama
11.
Tingkat
Kinerja Saat
Ini
Lembaga desa
Penyederhanaan
prosedur, tidak
perlu perizinan
dilakukan dalam 2
tahapan
12
Perizinan pengusahaan
pariwisata alam pada
hutan konservasi dan
hutan lindung
Swasta/Koperasi
Penyederhanaan
prosedur
13
Masyarakat/Peneliti
Asing
Penyederhanaan
prosedur
14
Pengesahan rencana
karya usaha izin
pemanfaatan hasil
hutan kayu hutan alam
BUMN/Swasta/Ko
perasi
Kepastian waktu,
dan biaya
15
Pengesahan rencana
karya usaha izin
pemanfaatan hasil
hutan kayu hutan
tanaman
BUMN/Swasta/kop
erasi
Kepastian waktu,
dan biaya
16
Pengesahan rencana
karya usaha izin
pemanfaatan hasil
hutan kayu hutan
tanaman rakyat
Swasta/koperasi/Pe
rorangan
Kepastian waktu,
dan biaya
17
Swasta
Kepastian waktu
18
Izinimpor benih/bibit
tanaman hutan
Swasta
Kepastian waktu
19.
Perizinan peminjaman
jenis satwa liar
dilindungi ke luar
negeri untuk
kepentingan konservasi
(Conservation Loan)
Lembaga Konservasi
Kepastian waktu
20.
Perizinan peragaan
tumbuhan dan satwa
Lembaga Konservasi
/ Lembaga
Kepastian waktu
49
No.
Keluaran Utama
Kementerian
Pemangku
Kepentingan Utama
Harapan Pemangku
Kepentingan Utama
Tingkat
Kinerja Saat
Ini
liar dilindungi
Pendidikan Formal
21.
Perizinan pengambilan
pengembalian atau
penangkapan serta
peredaran tumbuhan
dan satwa liar
Swasta/Perorangan
Kepastian waktu
22.
Penyempurnaan
pengaturan lembaga
konservasi
BUMN/ BUMD/
BUMS/Lembaga
Penelitian/Lembaga
Pendidikan Formal/
Koperasi/ Yayasan
Kepastian waktu
23.
Perizinan pertukaran
jenis tumbuhan atau
satwa dilindungi
dengan lembaga
konservasi di luar
negeri
Lembaga Konservasi
Kepastian waktu
24.
Penilaian keberhasilan
penangkaran reptil dan
karang hias
Swasta/Perorangan
Kepastian waktu
25.
Pengembangan
indikator kinerja
individu pegawai
Aparatur
Kementerian
Kehutanan
Obyektivitas
penilaian kinerja
aparatur
26.
Penataan Sistem
Informasi Izin Usaha
Penyediaan Jasa dan
Sarana Wisata Alam
(IUPJSWA) di TN,
TWA, TAHURA, dan
SM.
Swasta/Koperasi
Kepastian waktu
dan kepastian biaya
50
Keluaran
Utama Yang
Perlu
Ditingkatkan
Kinerjanya
Dapat
Ditingkatkan
Tingkat
Estimasi
Perbaikan
%
Dalam
Kendali
Bagian dari
Reformasi
Birokrasi
Y
Kurang
dari 12
Bulan
Y
Kandidat
Quick
Wins
Y
Izin usaha
pemanfaatan
hasil hutan
kayu pada
hutan alam
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Ya
Izin usaha
pemanfaatan
hasil hutan
kayu pada
hutan tanaman
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Ya
Izin usaha
pemanfaatan
hasil hutan
kayu restorasi
ekosistem
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Tidak
Izin pinjam
pakai
kawasan
hutan dengan
kompensasi
membayar
PNBP
penggunaan
kawasan
hutan
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Ya
Pelepasan
kawasan
hutan untuk
budidaya
perkebunan
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Ya
Izin industri
primer
pengolahan
hasil hutan
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Tidak
Pencadangan
areal kerja
hutan tanaman
rakyat
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Tidak
51
Keluaran
Utama Yang
Perlu
Ditingkatkan
Kinerjanya
Dapat
Ditingkatkan
Penetapan areal
kerja hutan
kemasyarakatan
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Tidak
Penetapan
areal kerja
hutan desa
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Tidak
10
Izin
pemanfaatan
hasil hutan
kayu pada
hutan tanaman
Ya
75
Ya
Ya
Ya
Tidak
11
Izin usaha
pemanfaatan
hasil hutan
kayu pada
hutan
kemasyarakata
n
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Ya
12
Izin usaha
pemanfaatan
hasil hutan
kayu pada
hutan desa
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Ya
13
Izin
pengusahaan
pariwisata
alam pada
hutan
konservasi dan
hutan lindung
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Tidak
14
Izin masuk
kawasan
konservasi
Ya
75
Ya
Ya
Ya
Ya
15
Pengesahan
rencana karya
usaha izin
pemanfaatan
hasil hutan
kayu hutan
alam
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Ya
No.
Tingkat
Estimasi
Perbaikan
%
Dalam
Kendali
Bagian dari
Reformasi
Birokrasi
Y
Kurang
dari 12
Bulan
Y
Kandidat
Quick
Wins
Y
52
Keluaran
Utama Yang
Perlu
Ditingkatkan
Kinerjanya
Dapat
Ditingkatkan
16
Pengesahan
rencana karya
usaha izin
pemanfaatan
hasil hutan
kayu hutan
tanaman
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Ya
17
Pengesahan
rencana karya
usaha izin
pemanfaatan
hasil hutan
kayu hutan
tanaman
rakyat
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Tidak
18
Izin ekspor
benih/bibit
tanaman hutan
Ya
75
Ya
Ya
Ya
Ya
19
Izin impor
benih/bibit
tanaman hutan
Ya
75
Ya
Ya
Ya
Ya
20
Perizinan
peminjaman
jenis satwa liar
dilindungi ke
luar negeri
untuk
kepentingan
konservasi
(Conservation
Loan)
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Ya
21
Perizinan
peragaan
tumbuhan dan
satwa liar
dilindungi
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Ya
22
Perizinan
pengambilan
penangkapan
serta
peredaran
tumbuhan dan
Ya
40
Ya
Ya
Ya
Tidak
No.
Tingkat
Estimasi
Perbaikan
%
Dalam
Kendali
Bagian dari
Reformasi
Birokrasi
Y
Kurang
dari 12
Bulan
Y
Kandidat
Quick
Wins
Y
53
No.
Keluaran
Utama Yang
Perlu
Ditingkatkan
Kinerjanya
Dapat
Ditingkatkan
Tingkat
Estimasi
Perbaikan
%
Dalam
Kendali
Bagian dari
Reformasi
Birokrasi
Y
Kurang
dari 12
Bulan
Y
Kandidat
Quick
Wins
Y
satwa liar
23
Perizinan
pertukaran jenis
tumbuhan atau
satwa
dilindungi
dengan lembaga
konservasi di
luar negeri
Ya
30
Ya
Ya
Ya
Ya
24
Penyempurna
an izin
lembaga
konservasi
Ya
30
Ya
Ya
Ya
Tidak
25
Penilaian
keberhasilan
penangkaran
reptil dan
karang hias
Ya
30
Ya
Ya
Ya
Tidak
26
Penataan
Sistem
Informasi Izin
Usaha
Penyediaan
Jasa dan
Sarana Wisata
Alam
(IUPJSWA) di
TN, TWA,
TAHURA, dan
SM.
Ya
50
Ya
Ya
Ya
Ya
54
1.
Kandidat
Quick Wins
Penataan
sistem
informasi izin
usaha
pemanfaatan
hasil hutan
kayu pada
hutan alam
Apa yang
Harus
Diperbaiki
Memperbaiki
prosedur
perizinan
Database
Penerapan
standar
layanan
2.
Penataan
sistem
informasi izin
usaha
pemanfaatan
hasil hutan
Memperbaiki
prosedur
perizinan
Bagaimana
Memperbaikinya
Tingkat
Kesulitan
Perbaikan
Sumberdaya yang
Tersedia
Mengevaluasi
peraturan yang
menghambat
Sedang
Merumuskan
konsep perbaikan
prosedur perizinan
Sedang
Sedang
Legislasi konsep
perbaikan prosedur
perizinan
Sedang
Prosedur legislasi
telah terbakukan
Membangun sistem
database
Sedang
Membuka akses
informasi kepada
pengguna terkait
perizinan
Sedang
Pembukaan akses
dilakukan dengan
mengembangkan
sistem kearsipan yang
online
Unit layanan
melakukan
pelayanan sesuai
dengan prosedur
kerja
Sedang
Tersedia standar
fasilitas, dana yang
memadai, dan
pelaksanaannya oleh
pihak ketiga
Peningkatan
kapasitas aparatur
unit layanan
Sedang
Mengevaluasi
peraturan yang
menghambat
Sedang
55
No.
Kandidat
Quick Wins
Apa yang
Harus
Diperbaiki
Bagaimana
Memperbaikinya
Tingkat
Kesulitan
Perbaikan
Sumberdaya yang
Tersedia
Merumuskan
konsep perbaikan
prosedur perizinan
Sedang
Sedang
Legislasi konsep
perbaikan prosedur
perizinan
Sedang
Prosedur legislasi
telah terbakukan
Membangun sistem
database
Sedang
Membuka akses
informasi kepada
pengguna terkait
perizinan
Sedang
Pembukaan akses
dilakukan dengan
mengembangkan
sistem kearsipan yang
online
Unit layanan
melakukan
pelayanan sesuai
dengan prosedur
kerja
Sedang
Tersedia standar
fasilitas, dana yang
memadai, dan
pelaksanaannya oleh
pihak ketiga
Peningkatan
kapasitas aparatur
unit layanan
Sedang
Mengevaluasi
peraturan yang
menghambat
Sedang
Merumuskan
konsep perbaikan
prosedur perizinan
Sedang
kayu pada
hutan tanaman
Database
Penerapan
standar
layanan
3.
Penataan
sistem
informasi izin
pinjam pakai
kawasan hutan
dengan
kompensasi
membayar
PNBP
penggunaan
kawasan hutan
Memperbaiki
prosedur
perizinan
56
No.
Kandidat
Quick Wins
Apa yang
Harus
Diperbaiki
Bagaimana
Memperbaikinya
Tingkat
Kesulitan
Perbaikan
Sumberdaya yang
Tersedia
kebijakan telah
terbakukan
Database
Penerapan
standar
layanan
Penataan
sistem
informasi
pelepasan
kawasan hutan
untuk
budidaya
perkebunan
Memperbaiki
prosedur
pelepasan
kawasan
hutan
Sedang
Legislasi konsep
perbaikan prosedur
perizinan
Sedang
Prosedur legislasi
telah terbakukan
Membangun sistem
database
Sedang
Membuka akses
informasi kepada
pengguna terkait
perizinan
Sedang
Pembukaan akses
dilakukan dengan
mengembangkan
sistem kearsipan yang
online
Unit layanan
melakukan
pelayanan sesuai
dengan prosedur
kerja
Sedang
Tersedia standar
fasilitas, dana yang
memadai, dan
pelaksanaannya oleh
pihak ketiga
Peningkatan
kapasitas aparatur
unit layanan
Sedang
Mengevaluasi
peraturan yang
menghambat
Sedang
Merumuskan
konsep perbaikan
prosedur Pelepasan
kawasan hutan
Sedang
Sedang
57
No.
Kandidat
Quick Wins
Apa yang
Harus
Diperbaiki
Database
Penerapansta
ndar unit
layanan
Penataan
Sistem
Informasi Izin
Usaha
Penyediaan
Jasa dan Sarana
Wisata Alam
(IUPJSWA) di
TN, TWA,
TAHURA, dan
SM.
Memperbaiki
prosedur
perizinan
Database
Bagaimana
Memperbaikinya
Tingkat
Kesulitan
Perbaikan
Sumberdaya yang
Tersedia
Legislasi konsep
perbaikan prosedur
Pelepasan kawasan
hutan
Sedang
Prosedur legislasi
telah terbakukan
Membangun sistem
database
Sedang
Membuka akses
informasi kepada
pengguna terkait
Pelepasan kawasan
hutan
Sedang
Pembukaan akses
dilakukan dengan
mengembangkan
sistem kearsipan yang
online
Unit Layanan
melakukan
pelayanan sesuai
prosedur kerja
Sedang
Tersedia standar
fasilitas, dana yang
memadai, dan
pelaksanaannya oleh
pihak ketiga
Peningkatan
kapasitas aparatur
unit layanan
Sedang
Mengevaluasi
peraturan yang
menghambat
Sedang
Merumuskan
konsep perbaikan
prosedur perizinan
Sedang
Sedang
Legislasi konsep
perbaikan prosedur
perizinan
Sedang
Prosedur legislasi
telah terbakukan
Membangun sistem
Sedang
58
No.
Kandidat
Quick Wins
Apa yang
Harus
Diperbaiki
Bagaimana
Memperbaikinya
Tingkat
Kesulitan
Perbaikan
database
Penerapan
layanan pada
unit layanan
sesuai
dengan
prosedur
kerja
Sumberdaya yang
Tersedia
dan pelaksanaan
pembangunan oleh
pihak ketiga
Membuka akses
informasi kepada
pengguna terkait
perizinan
Sedang
Pembukaan akses
dilakukan dengan
mengembangkan
sistem kearsipan yang
online
Membangun
fasilitas unit
layanan yang
sesuai prosedur
kerja
Sedang
Tersedia standar
fasilitas, dana yang
memadai, dan
pelaksanaannya oleh
pihak ketiga
Tinggi
Lembaga penguji
sertifikasi terbatas
sehingga memerlukan
waktu
Peningkatan
kapasitas aparatur
unit layanan
Sedang
59
Kegiatan
Penataan
sistem
informasi
izin
usaha
pemanfa
atan hasil
hutan
kayu
pada
hutan
alam
Output
Kegiatan
50 %
pemohon
izin
meningkat
kepuasan
Tahapan Kerja
Output
Tahapa
n Kerja
Kriteria
Keberhasil
an
Statu
s
Peratur
an
Menteri
ttg
tatacara
pemberi
an izin
Kepastian
waktu,
kepastian
biaya dan
kepastian
hukum
izin
Sistem
informa
si
pelayan
an
Meningkatkan
kompetensi
unit
pelayanan
Penyederhana
an tatacara
pemberian
izin usaha
melalui :
Penyederhana
an tatacara
pemberian
izin usaha
melalui :
1. Identifikasi
permasalah
an
2. Perumusan
isu
3. Perumusan
peraturan
4. Legislasi
peraturan
Pengembanga
n Database :
1. Pembangun
an sistem
informasi
2. Membuka
akses
informasi
Penataan
sistem
informasi
izin
usaha
pemanfa
atan hasil
hutan
kayu
pada
hutan
tanaman
50 %
pemohon
izin
meningkat
kepuasan
1.Identifikasi
permasalah
an
2.Perumusan
isu
3.Perumusan
peraturan
4.Legislasi
peraturan
Pengembanga
n Database :
1. Pembangun
an sistem
informasi
2. Membuka
akses
informasi
Meningkatkan
kompetensi
unit
Rencan
a
Anggar
an (ribu
rupiah)
Penanggu
ng Jawab
Suda
h
3.921.23
8.
Ditjen
Bina
Usaha
Kehutana
n
Proses
perizinan
dapat
dipantau
secara
transparan
Akan
125.000.
Setjen
Unit
layanan
member
ikan
layanan
sesuai
prosedu
r kerja
Proses
perizinan
secara
profesiona
l dan
akuntable
Suda
h
Peratur
an
Menteri
tatacara
pemberi
an izin
Kepastian
waktu,
kepastian
biaya dan
kepastian
hukum
izin
Suda
h
7.141.02
4.
Ditjen
Bina
Usaha
Kehutana
n
Sistem
informa
si
pelayan
an
Proses
perizinan
dapat
dipantau
secara
transparan
Akan
125.000.
Setjen
Unit
layanan
member
Proses
perizinan
secara
Suda
h
10
12
Ditjen
Bina
Usaha
Kehutana
n
Ditjen
Bina
Usaha
60
No
Kegiatan
Penataan
sistem
informasi
izin
pinjam
pakai
kawasan
hutan
dengan
kompens
asi
membay
ar PNBP
penggun
aan
kawasan
hutan
Output
Kegiatan
50 %
pemohon
izin
meningkat
kepuasan
Tahapan Kerja
Output
Tahapa
n Kerja
Kriteria
Keberhasil
an
pelayanan
ikan
layanan
sesuai
prosedu
r kerja
profesiona
l dan
akuntable
Penyederhana
an tatacara
pemberian
izin usaha
melalui :
Peratur
an
Menteri
tatacara
pemberi
an izin
penggu
naan
kawasa
n hutan
Kepastian
waktu,
kepastian
biaya dan
kepastian
hukum
izin
Suda
h
883.600.
Ditjen
Planologi
Kehutana
n
Sistem
informa
si
pelayan
an
Proses
perizinan
dapat
dipantau
secara
transparan
Akan
125.000.
Setjen
Meningkatkan
kompetensi
unit
pelayanan
Unit
layanan
member
ikan
layanan
sesuai
prosedu
r kerja
Proses
perizinan
secara
profesiona
l dan
akuntable
Akan
Penyederhana
an tatacara
pemberian
izin
perubahan
peruntukan
melalui :
Peratur
an
Menteri
tatacara
pemberi
an izin
peruba
han
peruntu
kan
kawasa
n hutan
Kepastian
waktu,
kepastian
biaya dan
kepastian
hukum
izin
Suda
h
883.600.
Ditjen
Planologi
Kehutana
n
Sistem
informa
si
pelayan
an
Proses
perizinan
dapat
dipantau
secara
Akan
125.000.
Setjen
1. Identifikasi
permasalah
an
2. Perumusan
isu
3. Perumusan
peraturan
4. Legislasi
peraturan
Pengembanga
n Database :
1. Pembangun
an sistem
informasi
2. Membuka
akses
informasi
Penataan
sistem
informasi
pelepasa
n
kawasan
hutan
untuk
budidaya
perkebun
an
50 %
pemohon
izin
meningkat
kepuasan
1. Identifikasi
permasalah
an
2. Perumusan
isu
3. Perumusan
peraturan
4. Legislasi
peraturan
Pengembanga
n Database :
1. Pembangun
an sistem
informasi
Statu
s
10
12
Rencan
a
Anggar
an (ribu
rupiah)
Penanggu
ng Jawab
Kehutana
n
Ditjen
Planologi
Kehutana
n
61
No
Kegiatan
Output
Kegiatan
Tahapan Kerja
Output
Tahapa
n Kerja
2. Membuka
akses
informasi
Meningkatkan
kompetensi
unit
pelayanan
Kriteria
Keberhasil
an
Statu
s
10
12
Rencan
a
Anggar
an (ribu
rupiah)
Penanggu
ng Jawab
transparan
Prosedu
r kerja
izin
pinjam
pakai
kawasa
n hutan
Proses
perizinan
sesuai
prosedur
Akan
Ditjen
Planologi
Kehutana
n
62
Program/Kegiatan, Output, Tahapan Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kriteria Keberhasilan, Rencana Anggaran dan Penanggungjawab Reformasi Birokrasi Kementerian Kehutanan
No
PROGRAM/
KEGIATAN
A Quick Wins
1 Penataan Sistem
Informasi Izin
Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan
Alam
TAHUN
Output
Tahapan Kerja
Output
Kriteria Keberhasilan
2011
Status
8
Tertatanya manajemen
sistem informasi perizinan
pemanfaatan hasil hutan
kayu pada hutan alam
Peraturan Menteri
Sdh
Terbangunnya Sistem
informasi perijinan secara
on-line
Transparansi proses
Sdh
Akn
Pengembangan Database
Terbangunnya sistem
Transparansi proses
Sdh
Terimplementasinya
Unit layanan melakukan
pelayanan sesuai prosedur penerapan standar unit
layanan
kerja
10
2012
11
12
2013
8
10
11
12
2014
8
10
11
12
Penanggung
jawab
Rencana Anggaran
8
10
11
12
Rp 3,921,238,000
Rp. 125.000.000
Penataan Sistem
Informasi Izin
Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan
Tanaman
Tertatanya manajemen
sistem informasi perizinan
pemanfaatan hasil hutan
kayu pada hutan tanaman
B
1
Penataan Sistem
Informasi Izin Pinjam
Pakai kawasan hutan
dengan kompensasi
membayar PNBP
Penggunaan Kawasan
Hutan
Penataan Sistem
Informasi Pelepasan
kawasan hutan untuk
budidaya perkebunan
Jangka Pendek
Percepatan proses
sertifikasi mutu
sumber benih dan
bibit tanaman hutan
Tertatanya manajemen
sistem informasi izin pinjam
pakai kawasan hutan dengan
kompensasi membayar
PNBP Penggunaan Kawasan
Hutan
Peraturan Menteri
Sdh
Terbangunnya Sistem
informasi perijinan secara
on-line
Unit layanan melakukan
pelayanan sesuai prosedur
kerja
Peraturan Menteri
Kehutanan tentang
Pedoman Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
Transparansi proses
Akn
Terimplementasinya
penerapan standar unit
layanan
Waktu pelayanan tepat waktu
Sdh
Tertatanya manajemen
sistem pelepasan kawasan
hutan untuk budidaya
perkebunan
Mempercepat proses
sertifikasi mutu sumber
benih dan bibit tanaman
hutan
Penyederhanaan pedoman
penggunaan kawasan hutan:
1. Identifikasi masalahan
2. Perumusan Isu
3. Perumusan Peraturan
4. Penetapan Peraturan
5. Sosialisasi Peraturan
Transparansi proses
Terbangunnya sistem
informasi izin pinjam pakai
kawasan hutan secara online
Akn
Akn
Peraturan Menteri
Kehutanan tentang Tata
Cara Pelepasan Kawasan
Hutan
Pengembangan Database:
1. Pembangunan sistem informasi
2. Up dating data
3. Membuka akses informasi
Terbangunnya sistem
informasi pelepasan
kawasan hutan secara online
Transparansi proses
Direktorat
Penggunaan
Kawasan Hutan
Rp. 125.000.000
Biro Umum,
Sekretariat Jenderal
Direktur
- Penggunaan
Kawasan Hutan
Sdh
Direktorat
Pengukuhan dan
Penatagunaan
Kawasan Hutan,
Ditjen Planologi
Rp. 883.600.000,-
Akn
Rp. 125.000.000
Akn
Analisis permasalahan
Sdh
Terpetakannya
permasalahan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Sdh
Terumuskannya masalah
proses sertifikasi mutu
sumber benih
Naskah akademis
Sdh
Sdh
Akan
Peta permasalahan
Rekomendasi penyelesaian
penetapan areal kerja hutan masalah
kemasyarakatan
Akan
Biro Umum,
Sekretariat Jenderal
Direktorat
Pengukuhan dan
- Penatagunaan
Kawasan Hutan,
Ditjen Planologi
Rp15,986,496,000
Biro Umum,
Rp. 125.000.000
Sekretariat Jenderal
Sdh
Pengembangan Database:
1. Pembangunan sistem informasi
2. Up dating data
3. Membuka akses informasi
Rp 7,141,024,000
Rp. 883.600.000,-
Biro Umum,
Sekretariat Jenderal
Sdh
Pengembangan Database
No
PROGRAM/
KEGIATAN
TAHUN
Output
Tahapan Kerja
Akan
Pelaksanaan konsultasi
publik
Masukan penyempurnaan
draft akademis
Akan
Akan
Akan
Akan
Akan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Akan
Akan
Akan
Memperpendek proses
Penyempurnaan
pencadangan areal HTR
pencadangan areal
hutan tanaman rakyat
(HTR)
Peta permasalahan
penetapan areal kerja hutan
desa
Draft akademis peraturan
penetapan areal kerja hutan
desa
Pelaksanaan konsultasi
publik
Sosialisasi/diseminasi peraturan
Pelaksanaan Sosialisasi/
diseminasi peraturan
Akan
Akan
Peraturan Menteri
Akn
Terbangunnya Sistem
informasi perijinan secara
on-line
Unit layanan melakukan
l
i
d
Peraturan
Menteri
Akn
Akn
Tertatanya manajemen
Penyederhanaan tatacara pemberian
perizinan usaha penyediaan izin usaha
jasa dan sarana wisata alam Pengembangan Database
di KSA dan KPA
Penerapan Standar unit layanan
2012
11
12
2013
8
10
11
12
2014
8
10
11
12
Rencana Anggaran
8
10
11
12
Penanggung
jawab
Rp 6,887,893,390
Sdg
Peraturan Menteri
Sdg
Rekomendasi Pemanfaatan
Sdg
Terbangunnya Sistem
informasi perijinan secara
on-line
Rp. 500.000.000
Akn
Rp. 200.000.000 PHKA
Terimplementasinya
penerapan peraturan IPPA
Akn
Sdh
Akn
Rp. 200.000.000 SETJEN
Terimplementasi nya
Unit layanan melakukan
pelayanan sesuai prosedur penerapan standar unit
layanan
kerja
Dit. BUHT
Peraturan Menteri
Rp150,800,000
Sdh
Sdh
Sdh
Terimplementasinya
Unit layanan melakukan
pelayanan sesuai prosedur penerapan standar unit
layanan
kerja
10
Dit. BPPHH
Mengatur mekanisme
Konsultasi pemanfaatan jasling wisata
perizinan usaha penyediaan alam.
jasa dan sarana wisata alam
di hutan lindung
Akan
2011
Status
Kriteria Keberhasilan
Sosialisasi/diseminasi peraturan
Output
Terimplementasinya
penerapan peraturan IPPA
Akn
Rp. 200.000.000 PHKA
Sdg
Rp. 500.000.000 PHKA
No
8
PROGRAM/
KEGIATAN
Penataan izin usaha
pemanfaatan jasa
lingkungan air di
kawasan suaka alam
dan kawasan
pelestarian alam
TAHUN
Output
Output
Kriteria Keberhasilan
2011
Status
8
Mengatur mekanisme
perizinan usaha
pemanfaatan jasling air
Pengaturan Izin
Peraturan Menteri
Peminjaman Jenis
Satwa Liar Dilindungi
ke Luar Negeri Untuk
Kepentingan
Konservasi
(Conservation Loan)
10 Penyederhanaan
sistem peragaan
tumbuhan dan satwa
liar dilindungi
Tahapan Kerja
Peraturan Menteri
Pembelajaran/studi banding
pemanfaatan jasling air
Sdg
Teridentifikasinya potensi
dan kelayakan usaha
pemanfaatan jasling.
Sdg
Permenhut
Sdg
Pengembangan Database
Terbangunnya Sistem
informasi perijinan secara
on-line
Transparansi proses
Sdg
Akn
Terimplementasinya
penerapan peraturan
pemanfaatan jasling air
Akn
Naskah akademis
Sdh
Sdh
Penyusunan peraturan
Sdh
Sosialisasi peraturan
Naskah akademis
2012
11
12
2013
8
10
11
12
2014
8
10
11
12
Rencana Anggaran
8
10
11
12
Penanggung
jawab
10
PHKA
Rp. 126.500.000
akan
Rp. 179.890.000 Direktorat KKH
akan
Sdh
R 154.300.000
Rp.
154 300 000 Direktorat
Di kt t KKH
akan
Direktorat KKH
Sdh
Penyusunan peraturan
Pendelegasian kewenangan
untuk percepatan proses
pelayanan publik tentang
peragaan jenis TSL dilindungi
Sdh
Sosialisasi peraturan
11 Penyempurnaan
Peraturan Menteri
Pengaturan Lembaga
Konservasi
Rekomendasi Pemanfaatan
Rp. 126.500.000
akan
Pemahaman publik terhadap
peraturan perundangan
meningkat
Adanya feed back konstruktif
tentang kepuasan pelanggan
dari implementasi kebijakan
publik
akan
akan
Rp. 154.300.000 Direktur KKH
Naskah akademis
Sdh
Sdh
Penyusunan peraturan
Sdh
Sosialisasi peraturan
akan
akan
Direktur KKH
Rp. 126.500.000
akan
Rp. 179.890.000 Direktur KKH
Direktur KKH
No
12
PROGRAM/
KEGIATAN
Penyederhanaan
sistem pertukaran
jenis tumbuhan atau
satwa dilindungi
dengan lembaga
konservasi di luar
negeri
C Jangka Menengah
1 Penyederhanaan izin
usaha pemanfaatan
hasil hutan kayu pada
HKm
Penyederhanaan izin
usaha pemanfaatan
hasil hutan kayu pada
Hutan Desa
TAHUN
Output
Tahapan Kerja
Kriteria Keberhasilan
2011
Status
8
Peraturan Menteri
Penyusunan peraturan
Meningkatkan efektivitas
izin IUPHHKm dari 2 Izin
untuk 2 kegiatan menjadi 1
(satu) izin untuk 2 kegiatan
dalam pengelolaan hutan
kemasyarakatan
Sdh
Sdh
Pendelegasian kewenangan
untuk percepatan proses
pelayanan publik tentang
pertukaran jenis TSL
dilindungi
Panduan proses dan kepastian
waktu proses pelayanan
perizinan
Sdh
Sosialisasi peraturan
akan
akan
Analisis permasalahan
Akan
Terpetakannya
permaslahan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Akan
Terumuskannya masalah
Naskah akademis
Akan
Akan
Peraturan Menteri
Kehutanan
Sosialisasi/diseminasi
peraturan/pedoman
Tersosialisasinya
Meningkatnya IUPHHK
HKm
Akan
Teridentifikasinya
permasalahan
Analisis permasalahan
Akan
Terpetakannya
permaslahan
Rekomendasi penyelesaian
masalah
Akan
Terumuskannya masalah
Naskah akademis
Akan
2012
11
12
2013
8
10
11
12
2014
8
10
11
12
Rencana Anggaran
8
10
11
12
Penanggung
jawab
Direktur KKH
Rp. 2.500.000.000,-.
Direktorat BPS
Ditjen BPDASPS
Akan
Akan
Akan
Sosialisasi/diseminasi
peraturan/pedoman
Tersosialisasinya
Peraturan tersosialisasi ke
stakeholders
Akan
Meningkatnya IUPHHK
HD
Jumlah IUPHHK HD
meningkat
Akan
Pembelajaran/studi banding
pemanfaatan jasling geotermal.
Sdg
Teridentifikasinya potensi
dan kelayakan usaha
pemanfaatan jasling.
Sdg
Konsultasi publik/sosialisasi
pemanfaatan jasling geotermal.
10
akan
Rekomendasi Pemanfaatan
Rp. 126.500.000
Mengatur mekanisme
perizinan usaha
pemanfaatan jasling
geothermal
Naskah akademis
Output
Rp. 500.000.000
Permenhut
Sdg
Transparansi proses
Sdg
Terimplementasi nya
penerapan standar unit
layanan
Terimplementasinya
penerapan peraturan
pemanfaatan jasling geotermal
Akn
No
4
PROGRAM/
KEGIATAN
TAHUN
Output
Output
Kriteria Keberhasilan
2011
Status
8
Penyempurnaan
sistem penilaian
kinerja pegawai
Tahapan Kerja
Peraturan Menteri
Naskah akademis
Konsultasi publik
Sdh
Penyusunan peraturan
Sdh
Sosialisasi peraturan
2012
11
12
2013
8
10
11
12
2014
8
10
11
12
Rencana Anggaran
8
10
11
12
Penanggung
jawab
200,000,000
150,000,000
Rp. 90.000.000
akan
Rp. 200.000.000 Direktur KKH
akan
Rp. 150.000.000 Direktur KKH
akan
Rp. 105.000.000 Direktur KKH
akan
akan
Penyusunan peraturan
akan
Sosialisasi peraturan
akan
akan
Sdg
Akn
10
Sdh
Naskah akademis
Terwujudnya pemahaman
para pejabat struktural
terhadap sistem penilaian
kinerja individu pegawai yang
baru
Terwujudnya kinerja individu
pegawai yang lebih terukur
dan menjadikan kinerja
organisasi yang lebih efektif
Rp. 394.000.000
Kepala Biro
Kepegawaian
Rp. 128.000.000
Kepala Biro
Kepegawaian
Akn
Kepala Biro
Kepegawaian