Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

1. UJI BAHAN KIMIA DALAM MAKANAN


Pewarna Sintetik tidak dapat digunakan sebagai pewarna makanan karena dapat
menyebabkan gangguan kesehatan terutama fungsi hati di dalam tubuh kita. Proses
pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui penambahan asam sulfat atau asam nitrat
yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun.
Kelarutan pewarna sintetik ada dua macam yaitu:
a. Dyes
Merupakan zat warna yang larut air dan diperjual belikan dalam bentuk granula, cairan,
campuran warna dan pasta.
b. Lakes
Merupakan pigmen yang dibuat melalui proses pengendapan dari penyerapan dye pada
bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan
donat.
Berikut ini Tabel Perbedaan Pewarna Alami dan Buatan
Pewarna alami
Pewarna buatan
Lebih aman dikonsumsi.
Kadang-kadang memiliki efek negatif tertentu.
Warna yang dihasilkan kurang stabil, Dapat mengembalikan warna asli, kestabilan warna
mudah berubah oleh pengaruh tingkat lebih tinggi, tahan lama, dan dapat melindungi vitamin
keasaman tertentu.

atau zat-zat makanan lain yang peka terhadap cahaya

selama penyimpanan.
Untuk mendapatkan warna yang bagus Praktis dan ekonomis
diperlukan

bahan

pewarna

dalam

jumlah banyak.
Keanekaragaman warnanya terbatas
Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam.
Tingkat keseragaman warna kurang Keseragaman warna lebih baik.
baik
Kadang-kadang memberi rasa dan Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang
aroma yang agak mengganggu.

mengganggu.

Trayek pH Kunyit dan pH Pandan:


1. Kunyit adalah salah satu indikator yang dapat menunjukkan sifat asam dan basa suatu
larutan.

2. Pandan suji juga adalah salah satu indikator yang dapat menunjukkan sifat asam dan
basa suatu larutan.
Berikut ini tabel hasil Uji Bahan Kimia dalam Makanan
PERLAKUAN
Larutan Basa + Larutan
Extrajoss
Larutan Asam + Larutan
Extrajoss
Larutan Asam + Larutan Daun
Pandan
Larutan Basa + Larutan Daun
Pandan
Marimas Jeruk Nipis +
Larutan Daun Pandan
Marimas Jeruk Nipis +
Larutan Kunyit

PENGAMATAN
Warna tetap kuning.
Warna berubah kuning
terang.
Warna berubah menjadi
hijau muda.
Warna berubah menjadi
hijau gelap.
Warna berubah menjadi
hijau lebih gelap.
Warna netral, yaitu kuning
terang.

KETERANGAN
Extrajoss terindikasi
menggunakan kandungan
sintesis yang bersifat
asam.
Marimas mengandung
pewarna sintesis yang
bersifat basa.

Kesimpulannya adalah produk Extrajoss terindikasi mengandung pewarna sintesis


yang bersifat asam sedangkan produk Marimas terindikasi mengandung pewarna sintesis
yang bersifat basa. Diduga pula bahwa produsen telah mencampur zat tambahan untuk
mengantisipasi adanya pemeriksaan dari pihak BPOM.

2. UJI BAHAN KIMIA DALAM KOSMETIK

PERLAKUAN
Bedak Pixy digosok
menggunakan cincin emas
Bedak Wardah digosok
menggunakan cincin emas

Bedak bayi dengan merk


Cussons digosok
menggunakan cincin emas
Krim wajah merk
Temulawak Oranye
disetrika
Handbody lotion warna putih
dengan merk Marina
disetrika
Handbody lotion warna pink
dengan merk Marina
disetrika
Shampo denganmerk Dove
disetrika
Shampo dengan merk
Lifebuoy disetrika

PENGAMATAN
Warna berubah warna
menjadi kuning keabuabuan
Pada bedak tidak ada
perubahan warna namun
pada telapak tangan
tertinggal warna biru
kehitaman
Warna berubah menjadi
kekuning-kuningan

KETERANGAN
Produk tersebut diduga
mengandung merkuri

Warna berubah menjadi


kekuning-kuningan

Produk tersebut diduga


mengandung merkuri

Warna berubah menjadi


keabu-abuan

Produk tersebut diduga


mengandung merkuri

Warna berubah menjadi


kebiru-biruan

Produk tersebut diduga


mengandung merkuri

Tidak ada perubahan warna


pada produk setelah
disetrika
Tidak ada perubahan warna
pada produk setelah
disetrika

Diduga produk tersebut


tidak mengandung
merkuri
Diduga produk tersebut
tidak mengandung
merkuri

Diduga produk tersebut


mengandung merkuri
namun dalam jumlah
yang sedikit
Produk tersebut diduga
mengandung merkuri

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN


Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat terlarut yang akan melarut
dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Untuk kebanyakan zat, suhu
mempengaruhi kelarutan. Secara umum, meskipun tidak semua, kelarutan zat padatan
meningkat dengan meningkatnya suhu. Namun, tidak ada korelasi yang jelas antara tanda
dari H larutan dengan variasi kelarutan terhadap suhu.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu zat melarut dalam
air. Faktor ini berlaku pada larutan dengan zat terlarut padat dan pelarut cair. Faktorfaktor tersebut diantaranya:
a. Suhu
Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu
yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan
suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak
lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut
dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih
mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya
rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini
membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita
harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian
ditambahkan air dingin.
b. Ukuran zat terlarut
Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan
dengan zat terlarut yang berukuran besar. Pada zat terlarut berbentuk serbuk,
permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat
terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat telarut berukuran besar.
c. Volume pelarut
Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
d. Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut
akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi
semakin cepat.
e. Massa jenis zat terlarut
Semakin kecil massa jenis zat terlarut maka akan semakin cepat proses kelarutan.
Berikut ini Tabel Uji Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
PERLAKUAN
Air 150 ml + Gula 1 tutup
botol + Pengadukan

PENGAMATAN
1 menit 23 detik

KETERANGAN
Volume pelarut yang lebih
banyak akan

Air 100 ml + Gula 1 tutup


botol + Pengadukan

1 menit 59 detik

Air panas 100 ml + Gula 1


tutup botol + Pengadukan
Air biasa 100 ml + Gula 1
tutup botol + Pengadukan

31,75 detik

Air panas 100 ml + Gula


halus 1 tutup botol +
Pengadukan
Air panas 100 ml + Gula
kasar 1 tutup botol +
Pengadukan

14,73 detik

Air panas 100 ml + Gula


halus 1 tutup botol +
Pengadukan
Air panas 100 ml + Gula 1
tutup botol + Tanpa
Pengadukan
Air 100 ml + Gula 1 tutup
botol + Pengadukan
Air 100 ml + Garam 1 tutup
botol + Pengadukan

18,40 detik

1 menit 3 detik

17,69 detik

2 menit 41 detik

33,75 detik
2 menit 49 detik

mempercepat proses
kelarutan jika
dibandingkan dengan
volume pelarut yang lebih
sedikit
Suhu pelarut yang tinggi
menyebabkan proses
kalarutan akan semakin
cepat apabila
dibandingkan dengan
suhu pelarut yang lebih
rendah
Ukuran partikel terlarut
yang semakin kecil
menyebabkan proses
kelarutan menjadi
semakin cepat apabila
dibandingkan dengan
ukuran partikel yang lebih
besar
Pengadukan akan
membantu proses
kelarutan menjadi lebih
cepat

Massa jenis zat terlarut


yang lebih kecil akan
mempercepat proses
kelarutan jika
dibandingkan dengan
massa jenis zat terlarut
yang lebih besar (massa
jenis gula = 849 kg/m,
massa jenis garam = 1201
kg/m

Kesimpulannya adalah suhu, volume pelarut, ukuran zat terlarut, pengadukan serta
massa jenis mempengaruhi cepat atau lama nya suatu proses kelarutan.

4. PEMISAHAN DAN PROSES PENJERNIHAN AIR


Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat. Campuran dapat tersusun atas
beberapa unsur ataupun senyawa. Komponen-komponen penyusun suatu campuran
tersebut dapat dipisahkan berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya. Terdapat dua macam
campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Berikut ini Tabel Uji Pemisahan dan Proses Penjernihan Air
PERLAKUAN
Penyaringan 1
Air + Tepung

Penyaringan 2 (Penjernihan
air sederhana)
Kapas + Ijuk + Serabut +
Kerikil + Arang

PENGAMATAN

KETERANGAN

Ada perbedaan warna air


sebelum disaring dan
setelah disaring.

Mula-mula air sangat


keruh karena bercampur
dengan tepung, namun
setelah disaring terlihat
sedikit perubahan pada
warna air

Partikel-partikel besar yang


terdapat pada air tersaring

Penyaringan pertama dan


kedua warna air tetap
hanya saja partikel besar
yang tersaring

Kesimpulannya bahwa dalam proses pemisahan dipengaruhi oleh beberapa faktor


yaitu alat untuk memisahkan campuran (penyaring) serta ukuran partikel yang disaring.
Sementara itu, dalam proses penjernihan air sederhana bahan yang digunakan untuk
penyaringan juga mempengaruhi apakah proses penjernihan air barhasil atau tidak.

5. PERUBAHAN WUJUD ZAT


Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang
berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa
benda dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat

tidak dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Setiap zat / materi
terdiri dari partikel-partikel / molekul-molekul yang menyusun zat tersebut.
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka
zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan
kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat
digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat.
Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema
berikut.

Keterangan Skema:
a. Melebur/Mencair
Melebur merupakan perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.
b. Membeku
Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku.
c. Menguap
Peristiwa berubahnya zat cair menjadi gas. Penguapan terjadi jika ada kenaikan suhu
yang besar.
d. Mengembun
Mengembun merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi gas.
e. Menyublim/Mengkristal
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya.
Berikut ini Tabel Uji Perubahan Wujud Zat
PERLAKUAN
Mentega dipanaskan di atas
api

PENGAMATAN
Mentega tersebut meleleh

Lilin dihidupkan

Lilin tersebut mencair,


kemudian lama-kelamaan
lilin tersebut kembali
membeku
Es batu yang terdapat dalam

Panci + Es Batu + Garam

KETERANGAN
Terjadi peristiwa mencair,
yaitu dari benda padat
menjadi cair
Terjadi 2x perubahan zat
pada lilin yaitu yang
pertama mencair
kemudian membeku
Terjadi peristiwa

Kapur barus di panaskan

Es batu + Panci + Garam +


Mangkok + Air + Kanting
plastik

panci mencair dan dari luar


panci terdapat air. Karena
uap air dalam udara yang
menyentuh panci tersebut
mengembun. Hal ini
disebabkan suhu panci lebih
rendah daripada suhu uap
air di sekitar panci
Kapur barus yang
dipanaskan dengan api
lama-kelamaan kapur barus
tersebut akan habis
Air yang dimasukkan ke
dalam plastik kecil
kemudian diikat rapat,
setelah itu dimasukkan ke
dalam panci bersama
dengan es batu dan garam
maka dalam waktu 30 menit
air tersebut akan membeku

mengembun, yaitu wujud


zat cair menjadi gas

Terjadi peristiwa
menyublim yaitu wujud
zat padat menjadi gas
Dalam waktu 30 menit air
tersebut belum membeku

Kesimpulannya adalah perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor yaitu
mencair, membeku, menguap, megembun, dan menyublim.

Anda mungkin juga menyukai