Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL)

ANALISIS BEBAN KERJA (ABK)


RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Oleh
RINA AMBARWATI
P07131213061

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam
pelayanan Rumah Sakit. Peranan tenaga di Rumah Sakit sangat besar dan
pengadaannya tidak bisa seketika, bila tenaga telah tersedia maka masih perlu
adanya penyesuaian sebelum bisa digunakan secara optimal. Tetapi bila
terdapat kekurangan tenaga, akan menurunkan produktivitas dan mutu
pelayanan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga diperlukan metode
perhitungan beban kerja WISN (Workloud Indicator Staffing Need).
Kegiatan pelayanan gizi diruah sakit khususnya instalasi gizi dalam
menyediakan makanan untuk pasien dapat berjalan dengan optimal bila di
dukung dengan sumber daya manusia yang sesuai dengan jenis tugas pokok,
meliputi tenaga jasa boga / pengolah, pramusaji, administrasi dan lain-lain.
Dalam upaya menjamin kegiatan penyelenggaraan makanan yang optimal di
instalasi gizi dibutuhkan standar kebutuhan tenaga secara lebih rinci yang
memuat jenis dan jumlah tenaga. Oleh karena itu, perlu dilakukan observasi
dan perhitungan analisis beban kerja tenaga pencuci di instalasi gizi.
B. Rumusan Masalah
1. Berapakah jumlah tenaga pencuci yang dibutuhkan instalasi gizi
RSUD Panembahan Senopati Bantul?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui jumlah tenaga pencuci yang dibutuhkan instalasi gizi
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui langkah-langkah mengitung kebutuhan tenaga kerja
dengan metode WISN
2. Dapat diketahui jumlah tenaga pencuci yang dibutuhkan oleh
instalasi gizi
D. Manfaat
Bagi Institusi

1. Dapat mengetahui jumlah tenaga pencuci yang dibutuhkan instalasi


gizi
2. Sebagai bahan evaluasi kegiatan penyelenggaraan makanan yang ada
di instalasi gizi
Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengetahui langkah-langkah menghitung kebutuhan tenaga
kerja dengan metode WISN
2. Dapat menambah informasi tentang analisis beban kerja

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja
orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan
dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan
untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung
jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas.
Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pegawai
yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dan berapa jumlah
tanggung jawab atau beban kerja yang dapat dilimpahkan kepada seorang
pegawai, atau dapat pula dikemukakan bahwa analisis beban kerja adalah
proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau
dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu. Dengan
cara membagi isi pekerjaan yang mesti diselesaikan oleh hasil kerja rata-rata
satu orang, maka akan memperoleh waktu yang dibutuhkan untuk
merampungkan pekerjaan tersebut. Atau akan memperoleh jumlah pegawai
yang dibutuhkan melalui jumlah jam kerja setiap pegawai tersebut.
Perencanaan kebutuhan pegawai suatu instansi mutlak diperlukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pegawai yang tepat baik jumlah dan waktu,
maupun kualitas. Melalui studi analisis beban kerja yang dilakukan akan dapat
memberikan gambaran pegawai yang dibutuhkan baik kuantitatif maupun
kualitatif yang dirinci menurut jabatan dan unit kerja.
B. Langkah-langkah perhitungan
Menurut Shipp (1998), langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan
WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
1. Menetapkan waktu kerja tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu
kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja selama kurun
waktu satu tahun.
2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya


unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan kegiatan baik di dalam maupun di luar tempat kerja.
3. Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun


per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok
disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakannya
(rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh
masing-masing kategori tenaga.
4. Menyusun standar kelonggaran

Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor


kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan
waktu untuk menyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung
atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pokok/pelayanan.
5. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja
Adapun rumus waktu tersedia adalah :
Waktu kerja tersedia = (A-(B+C+D+E)) x F
A = hari kerja (jumlah hari kerja/minggu)
B = cuti tahunan
C = pendidikan dan pelatihan
D = hari libur nasional
E = ketidakhadiran kerja (sesuai dengan rata-rata ketidakhadiran kerja
selama kurun waktu 1 tahun, karena alasan sakit, tidak masuk kerja
dengan atau tanpa pemberitahuan atau ijin)
F = waktu kerja (waktu kerja dalam satu hari)
Beban kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja rumah sakit
meliputi :
a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori

tenaga,
b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan tiap
kegiatan pokok, dan
c. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.

Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan


dan wawancara kepada tiap kategori tentang :

a. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepada

pasien, misalnya : rapat,penyusunan laporan kegiatan,penyusunan


kebutuhan obat atau bahan habis pakai,seminar,pelatihan,pembinaan
karya,dll.
b. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari,minggu,bulan.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah
selanjutnya adalah menyusun standar kelonggaran dengan melakukan
perhitungan berdasarkan rumus :
Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per Faktor Kelonggaran
Waktu Kerja Tersedia
Perhitungan kebutuhan tenaga menurut Shipp (19998) :
Kebutuhan Tenaga = Kualitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran
Standar Beban Kerja
Standar beban kerja per kategori tenaga didapatkan dengan membagi
waktu kerja tersedia dengan rata-rata waktu produktif tenaga tersebut untuk
menyelesaikan satuan produk layanan. Sehingga langkah pertama sebelum
menghitung jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah dengan menghitung
penggunaan waktu produktif dari kategori tenaga yang diamati.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
LANGKAH 1 :
MENETAPKAN WAKTU KERJA TERSEDIA
RUMUS
: WAKTU KERJA TERSEDIA = (A-(B+C+D)) X F
Hari kerja RSUD PS
: 312 hari/tahun
Cuti Tahunan
: 12 hari/tahun
Hari Libur Nasional
: 12 hari/tahun
Ketidak hadiran kerja
: 3 hari/tahun
Waktu Kerja
: 6,5 jam/hari
Waktu kerja tersedia
: 113490 menit/tahun

LANGKAH 2:
MENENTUKAN UNIT KERJA DAN KATAGORI SDM
Unit
No Kerja
1 Gizi

Sub Unit Kerja

Katagori SDM

Tenaga Pengolah

SMK/SMU

LANGKAH 3: MENENTUKAN STANDAR BEBAN KERJA


RUMUS

waktu kerja tersedia


rata-rata waktu perkegiatan
pokok

: SBK =

Kegiatan Pokok Tenaga Pengolah

Unit kerja/
Katagori
SDM
SMK-Tataboga atau
SMU+Kursus masak

Kegiatan

Melakukan pencucian
peralatan masak yang
telah digunakan

Rata-rata
Waktu
(Detik)

Rata rata
waktu
(Menit)
112

RATA-RATA WAKTU KEGIATAN POKOK


Katagori
SDM
SMK-Tataboga
atau
SMU+Kursus
masak

Unit Kerja/Kegiatan
Pelayanan
Melakukan pencucian
peralatan masak yang
telah digunakan

Ratarata
Waktu

Waktu
Kerja
Tersedia

Standar
beban
Kerja

112

113490

1013,30

LANGKAH 4 : STANDAR KELONGGARAN


RUMUS

: Rata- rata waktu kelonggaran


Waktu tersedia

STANDAR KELONGGRAN TENAGA PENCUCI


Katagori
SDM/faktor
kelonggaran
Kegiatan sosial
Pelatihan
Istirahat

Frekuensi
1x
3x
1x

Waktu

1 jam
4,5 jam
1 jam
JUMLAH

Jumlah

Waktu
SKG
Tersedia
12 113490
0,006
18 113490
0,042
289 113490
0,150
0,198

LANGKAH 5 :PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDM


RUMU
S

Kuantitas Kegiatan pokok

SKG

Standar Beban Kerja


No
1

Unit
Kerja/Katagor
i SDM
SMKTataboga atau
SMU+Kursus
masak

Kegiatan pokok

1.Melakukan pencucian peralatan


masak yang telah digunakan

Kuantitas
Kegiatan*

1095

Keterangan : * pencucian dilakukan 3 kali sehari dalam satu tahun

KEBUTUHAN SDM PENCUCI

Kebutuhan
SDM
N
o

Katagor
i
sdm/uni
t

Kuantitas Kegiatan
Pokok
Standar Beban Kerja
Kuantitas
kegiatan
Kegiatan Pokok
(KK)
1. Melakukan pencucian
peralatan masak yang telah
1095
digunakan
JUMLAH
STANDAR KELONGGARAN
JUMLAH TOTAL

Standar
Beban
Kerja

Kebutuha
n

(SBK)

SDM

1013,30

1,08
1,08
0,198
1,278

Kesimpulan : Jumlah tenaga pencuci yang dibutuhkan yaitu 2 orang untuk tiap
shift
B. PEMBAHASAN
Metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja WISN
merupakan suatu metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan
beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia.
Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan digunakan oleh
Departemen Kesehatan RI dalam menghitung jumlah kebutuhan masing- masing
kategori tenaga kesehatan yang dibutuhkan di Kantor Dinas Kesehatan dan
Rumah Sakit Propinsi, Kabupaten/Kota, serta disahkan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan RI no.81/Menkes/SK/2004.
Perhitungan ABK pada pengamatan ini yaitu tenaga pencuci di instalasi gizi
RSUD Panembahan Senopati Bantul. Tenaga pencuci termasuk dalam tenaga
pengolah. Pencucian dilakukan setelah proses memasak selesai atau disela-sela
kegiatan memasak. Sehingga setiap petugas masak pada shift tersebut semua

dapat melakukan pencucian alat. Oleh sebab itu, perhitungan waktu kerja menjadi
kurang valid dikarenakan tidak ada pembagian tugas secara jelas pada satu proses
kegiatan.
Instalasi gizi memiliki 285 hari kerja. Setelah dilakukan perhitungan
menggunakan metode WISN didapatkan bahwa instalasi gizi membutuhkan dua
(2) tenaga pencucian alat pada setiap shift. Kebutuhan tenaga yang didapatkan
bergantung pada rata-rata waktu proses pencucian alat pada saat observasi.
Namun, kelemahan perhitungan disini yaitu pencatatan waktu kurang valid, tidak
dapat dilihat rata-rata waktu kegiatan pokok setiap proses pencucian misalnya
membuang sisa makanan, mencuci dengan sabun pencuci, membilas dengan air,
mengeringkan alat dll.
Kesimpulan adalah tenaga pencuci yang dibutuhkan instalasi gizi yaitu 2
orang untuk tiap shift.

Anda mungkin juga menyukai