Anda di halaman 1dari 5

Laga Untuk Paman

Date: Jum'at, 26 Agustus 2016

bcsxpss.com - Rabu lalu kami mendapat kabar yang selama ini kami takutkan.
Sosok yang memiliki cinta serta dedikasi tinggi terhadap PSS Sleman, akhirnya pergi
untuk selama-lamanya. Menyisakan duka yang mendalam serta cinta yang tak
terbantahkan. Membangun PSS Sleman dengan karakter yang kuat dan intuisi yang
erat. Brigata Curva Sud pada laga home versus Madiun Putra FC besok akan
mengucapkan terimakasih sekaligus melepas kepergian melalui ceremony yang
sekiranya bisa kita lakukan bersama, berikut:

Hitamkan Stadion, diharapkan untuk mengenakan pakaian serba hitam. ( Jika


memiliki, tidak berhalangan dan tidak memaksa)

Bunga Persembahan, diharapkan untuk membawa setangkai bunga. ( Tidak


memaksa)

Selama pertandingan Brigata Curva Sud akan melakukan coreo pada awal Babak ke
2.
Cermony Brigata Curva Sud akan dilakukan setelah berakhirnya laga PSS Sleman vs
Madiun Putra FC. (Estimasi 15 menit setelah laga berakhir)
Diharapkan untuk seluruh anggota tribun selatan agar tetap berada di tribun pasca
pertandingan.
Seusai laga, Brigata Curva Sud akan bersama-sama menyanyikan lagu Sampai Kau
Bisa dan dilanjutkan lagu Sampai Jumpa by Endank Soekamti.
Setelah itu bunga yang telah dibawa akan dilempar bersama-sama ke dalam
lapangan.
Semua yang telah disepakati di dalam forum menunggu kordinasi langsung di dalam
tribun.

Berikut terkait ceremony pada laga besok. Atas perhatiannya Brigata Curva Sud
mengucapkan terimakasih.
Sampai Jumpa Paman.
Rest In Peace.

Seasons change and song do fade.


Death can never detached in our fate;
dont worry we will meet them someday,
in heaven where eternal happiness stay.

JUSTICE
Date: Selasa, 21 Juni 2016

Jika ini adalah jalan satu-satunya, pilihannya hanya dua. Jalani atau kembali.
Pengantar untuk duka, untuk kita dan seluruh fans sepakbola Indonesia. Memilih
untuk tetap berada di barisan tribun, sebab semua tau bahwasanya keadilan diatas
segalanya. Menilik kembali rangkaian kejadian yang membumbung tinggi menjadi
asap duka. Seakan menguap dan mencari keadilan kepada Yang Maha Kuasa. Asap
pekat penuh tanda luka, kemanakah kita harus bertanya?
Keadilan seperti barang langka. Sebenarnya ada, tapi dia pergi entah kemana.
Bukankah kita berada dalam satu tatanan yang sama. Diciptakan menjadi manusia,
diberi akal pikiran dan akhirnya menciptakan keadilan? Sudah banyak sekali tragedi
tanpa solusi. Lalu, kemanakah hukum payung negeri ini? Buat apa kalian berjanji
dan digaji, jika masih seenaknya sendiri. Memperlakukan manusia tanpa hati nurani.

Manja! Apa ini manja? Kami pikir tidak. Manja itu tidak mau berusaha. Hentikan
semua yang tidak ada dasarnya. Terkadang merusak logika, membuat ini terkesan
hanya cerita dan benang kusut belaka. Akhirnya menyerah atas nama, kalian sama
saja. Terus bagaimana realisasi dari hukum negara ini. Apa kabar hak asasi
manusia? Hak untuk hidup dan terus berkembang.
Jika di sisi lain ada yang tumpul, maka akan ada runcing di sisi lainnya. Kami akan
terus bergerak. Menjadi asap pekat dengan dasar api yang menyala dan berkobar
hebat. Kami memang bukan apa-apa. Ibarat satu lidi mudah dipatahkan, maka kami
tetap bersatu menjadi kumpulan lidi yang kuat. Kami tidak akan merengek dalam
duka. Membilas luka dengan cinta yang kami punya.
Ada istilah "fiat Justitia et pereat mundus" yang artinya hendaklah keadilan ditegakkan,

walaupun dunia harus binasa. Tetapi dalam banyak study kritis telaah ini telah berubah
menjadi, "fiat justitia ne pereat mundus yang artinya keadilan harus ditegakkan agar dunia
tidak binasa! Kami akan terus bergerak dalam diam ini. Apa keadilan harus dibeli?
Maka kami pikir tidak bisa, sebab keadilan itu seperti nyawa.
Ada yang membunuh. Ada yang dibunuh. Ada peraturan. Ada undang-undang. Ada
pembesar, polisi, dan militer. Hanya satu yang tidak ada: keadilan. Pramoedya
Ananta Toer, Larasati

MANDIRI MENGHIDUPI
Date: Kamis, 17 Desember 2015

Mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk tim kebanggaan memang tak akan
pernah ada habisnya, tapi saya tak akan pernah menyesali apa yang sudah menjadi
jalan hidup.
Memberikan apa yang mampu kami berikan, melakukan apa yang mampu kami
lakukan. Sesederhana itu. Tidak mudah memang, tapi bukan berarti kami tidak bisa.
Kalimat itu seringkali muncul, di tengah-tengah keputusasaan kami, di sela-sela
kelelahan kami, di setiap masalah masalah dan kebosanan yang kami hadapi.
Tagline MANDIRI MENGHIDUPI pun selalu menjadi pemompa semangat dan
pegangan kami dalam bekerja. Tidak ada 1 rupiah pun yang diberikan oleh
manajemen sebagai modal usaha, menjadi sebuah tantangan untuk kami
bagaimana kami bisa terus berkembang dan mempertahankan apa yang menjadi
idealisme kami. Kami harus tetap hidup MANDIRI, kami juga harus tetap
MENGHIDUPI tim kebanggaan. Sebanyak-banyaknya rupiah yang terkumpul lewat
royalti penjualan merchandise original akan kami berikan untuk tim kebanggaan.

Anda mungkin juga menyukai