Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif yakni suatu metode dalam penelitian yang bertujuan untuk
memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan
diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam (Sugiyono,2008:209). Metode
deskriptif ini betujuan untuk membuat gambaran mengenai Faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi Residivis. Peneliti ingin mengeksplorasi situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Penelitian ini juga sering
disebut noneksperimen, karena pada penelitan ini penelitian tidak melakukan kontrol
dan manipulasi variabel penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Data tidak berbentuk angka,
lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis
(gambar atau foto).
Moleong (2007:6) mengatakan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

49

50

Penelitaian ini menggunakan pendekatan kualitatif mengenai studi kasus (case


study) yaitu tentang Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi Residivis.
Dimana peneliti melakukan studi kasus untuk tujuan mengetahui ada atau tidaknya
faktor-faktor tertentu yang memberikan ciri khas pada tingkah laku sosial yang
komplek dari Residivis. Lalu tujuan peneliti selanjutnya adalah untuk mengetahui
relasi antara Residivis dengan lingkungan sosial sekitarnya. Selanjutnya tujuan
peneliti adalah untuk memahami pengaruh dari aset-aset ataupun faktor-faktor yang
dimiliki oleh Residivis yang dimana setiap lingkungan sosial mempunyai aset-aset
yang dapat mempengaruhinya dalam mengulangi tindak kejahatan. Menurut Kartini
Kartono (1996:254), studi kasus adalah :
Metode studi deskriptif dan analitis yang sangat cermat dan intensif
mengenai keadaan suatu unit (kesatuan) sosial, berupa pribadi, suatu keluarga, satu
institute, kelompok kebudayaan atau suatu kelompok masyarakat.
Menurut Kartini Kartono (1996:254) tujuan studi kasus adalah :
1. untuk mengetahui ada atau tidaknya faktor-faktor tertentu yang
memberikan ciri khas pada tingkah laku sosial yang kompleks dari unit
tadi
2.

juga untuk memahami relasi antara unit tersebut dengan lingkungan


sekitarnya. Studi kasus bisa ditujukan secara luas terhadap segenap segi
siklus kehidupan, atau hanya mencangkup satu sector tertentu dari siklus
kehidupan unit tersebut

51

3. memahami sejarah dari unit sosial tersebut, serta memahami relasi dan
pengaruh dari faktor-faktor sosial sehingga berwujud sebagai kekuatan
kekuatan sosial atau kelompok-kelompok masyarakat
4. melalui studi kasus orang berusaha menemukan varietas faktor-faktor
yang terdapat dalam satu unit sosial, dipandang sebagai satu kesatuan
yang terintegrasi dari unit sosial tadi. sehingga orang bisa memahami
ciriciri khusus dan pola tingkah laku dari unit sosial tersebut. Dengan studi
kasus, diharapkan peneliti dapat memperoleh gambaran lengkap tentang
kekuatan internal yang dimiliki oleh mahasiswa residivis.
3.2

Setting
Penelitian ini menggunakan setting Klien Pemasyrakatan berstatus Residivis

di BAPAS Klas I Bandung. Setting tersebut dipilih dengan maksud dan tujuan untuk
melihat dan menggambarkan/mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang
mempengruhi pengulangan kejahatan pada klien Residivis Bapas Klas I bandung.
Diharapkan setting dalam penelitian ini dapat mengulas pengalamannya secara
mendalam dan tajam. Setting ini nantinya juga akan berperan sebagai informan.
3.3

Informan
Menurut Sugiyono (2008: 121) dalam peneltian kualitatif tidak menggunakan

populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari sebuah kasus tertentu yang ada
pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,
tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan
dengan situasi sosial pada kasus yang sedang dipelajari. Menurut Meleong (2007:

52

90), informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian, artinya ia dapat memberikan pandangan dari segi
orang dalam tentang nilai, sikap dan proses menjadi latar penelitian setempat. Dalam
penelitian ini, pengambilan informan dilakukan dengan cara purposive sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh informan mengenai Faktor internal Klien Residivis.
Jumlah informan yang diperlukan tidak mutlak dan dapat berubah-ubah sepanjang
memenuhi kriteria kecukupan data (sufficient), sesuai fakta (factual), dan terkait
(actual).
Model penarikan informan menggunakan metode purposive yaitu suatu
metode teknik penentuan informan untuk tujuan tertentu (sugiyono, 1999:62). Teknik
purposive sampling ini dilakukan dengan mengambil orang-orang yang dipilih betul
menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Dalam penelitian ini
informan yang diwawancarai dipilih berdasarkan kriteria yang sesuai dengan topik
penelitian.
Dalam penelitian ini pengambilan informan dilakukan dengan cara purposive,
yaitu informan diambil berdasarkan adanya tujuan tertentu (Satori dan Komariah,
2009:47).
a) Klien Residivis BAPAS Klas I Bandung.
Klien Residivis BAPAS Klas I Bandung adalah subjek dari penelitian yang
memposisikan mereka menjadi informan yang mempunyai Faktor internal
seperti kemampuan interpersonal, motivasi, emosional intelegence, dan

53

kemampuan berpikir jernih yang membuat mereka mampu menjadi klien


Residivis.
b) Keluarga atau saudara kandung klien Residivis
Keterkaitan erat antara klien Residivis dengan keluarga, membuat keluarga
penulis jadikan sebagai informan dikarenakan keluarga merupakan kelompok
sosial pertama yang menjadi tempat dimana klien Residivis tumbuh dan
berkembang.
c) Pihak-pihak tertentu yang terdekat dengan klien Residivis (Pacar, teman dekat,
teman dilingkungan, teman di tempat kerja, atasan/boss) Pihak-pihak ini
dijadikan informan dikarenakan mereka juga sering berinteraksi dengan klien
Residivis. Mereka merupakan orang-orang yang mengetahui bagaimana
perilaku klien Residivis dalam kesehariannya.
Tabel 3.1
No
.
1

3.4

Informasi

Informan

Informan
Informasi

Kekuatan
Internal

a. Mahasiswa residivis

Informasi seputar deskripsi


kekuatan
internal
yang
dimiliki oleh residivis

Kekuatan
Eksternal

a. Residivis
b. Keluarga
c. Orang terdekat

Informasi seputar deskripsi


kekuatan eksternal yang
mendukung residivis untuk
mencapai tujuannya

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data

54

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer
dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh langsung dari informan, sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang sudah ada dan berhubungan dengan
penelitian seperti data statistik, literatur dan bahan-bahan tertulis lainnya (Sugiyono,
2011:225). Maka teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut: Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data primer
dengan instrument penelitian interview guide. Penulis mendapatkan data secara
langsung dari informan dan peneliti memberikan pertanyaan mendalam yang bersifat
terbuka kepada informan dengan maksud memperoleh jawaban yang mendalam pula.
Sehingga data yang penulis dapatkan pun dapat lebih luas, rinci serta lengkap sesuai
yang diharapkan penulis.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling stategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Maka teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :
1.

Indepth interview atau wawancara secara mendalam adalah kegiatan


komunikasi verbal yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, dengan tujuan
mendapat informasi maupun pengumpulan data yang berkaitan dengan
masalah tersebut. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk menggali
informasi secara langsung yang tepat dan akurat mengenai data yang

55

berkaitan dengan permasalahan penelitian. Instrumen yang digunakan adalah


pedoman wawancara.
2.

Observasi nonpartisipatif yang dilakukan oleh peneliti adalah langkah


observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan dan merinci gejala yang
terjadi. Melalui observasi ini penelitian melakukan pengamatan secara tidak
langsung terhadap responden atau pengamat tidak ikut dalam kegiatankegiatan yang dilakukan responden.

3. Studi Dokumentasi adalah mengumpulkan data sekunder dengan membaca


dan mempelajari melalui media cetak maupun media elektronik seperti
bukubuku, majalah, jurnal, artikel, dan surat kabar yang berhubungan dengan
penelitian.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah pedoman wawancara, pedoman observasi. Pedoman wawancara digunakan
agar lebih fokus menggali apa yang menjadi sasaran penelitian. Pedoman observasi
sebagai panduan peneliti dalam melakukan pengamatan di lapangan.
3.5 Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisa data kualitatif, yaitu dengan
cara menafsirkan data secara naratif ke dalam kalimat logis berdasarkan data yang
diperoleh serta kondisi-kondisi yang ditemukan di lapangan. Selain itu, peneliti juga
menggunakan triangulasi, yaitu teknik yang selalu dipakai dalam penelitian kualitatif
dengan tujuan melakukan pengecekan ulang hasil analisa data sementara sehingga
hasil analisa data memiliki tingkat validitas yang tinggi. Sejalan dengan proses

56

pengumpulan data di lapangan, telah dilakukan klarifikasi dan kategorisasi dari data
yang terhimpun dengan cara menentukan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Tahap pertama, adalah reduksi data. Berupa tindakan coding atau kode-kode
tertentu terhadap informasi penting dan terkait dengan masalah penelitian,
diikuti dengan pengelompokan data sesuai dengan masing-masing topik
permasalahan penelitian.
2. Tahap kedua, data yang telah dikelompokan kemudian disusun dalam bentuk
narasi sehingga membentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai
dengan permasalahan penelitian.
3. Tahap ketiga, pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah
disusun pada tahap kedua, sehingga dapat memberikan jawaban atas
permasalahan penelitian.
4. Tahap keempat, kebenaran data dianalisis dengan triangulasi yaitu kebenaran
data tertentu dibandingkan dengan data yang diperlukan dari sumber lain.
Tahap ini dimaksud untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil
wawancara yang dapat mengkaburkan makna persoalan sebenarnya dari fokus
penelitian.
3.6

Lokasi dan Waktu Penelitian


a. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah BAPAS Klas I Bandung yang berada di Jalan Raya

Bandung-Sumedang Km.21. Peneliti memilih lokasi penelitian ini didasarkan oleh

57

beberapa pertimbangan. Adapun pertimbangan peneliti dalam memilih lokasi tersebut


adalah:
1. Universitas padjadjaran merupakan salah satu universitas favorit di Indonesia.
2. Universitas padjadjaran merupakan lembaga yang membantu pemerintah
dalam meningkatkan intelektual mahasiswa.
3. Universitas padjadjaran memiliki residivis.
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian diperkirakan menghabiskan waktu kurang lebih tujuh bulan
mulai dari persiapan perumusan masalah sampai pada penyusunan metodologi
penelitian seperti tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
Kegiatan
Pengajuan
judul
penelitian
Persiapan
di
lapangan
Persiapan izin
Konsultasi usulan
penelitian
Seminar
usulan
penelitian
Revisi
usulan
penelitian
Instrumen
penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan analisis
data
Konsultasi

Bula Bula Bula Bulan Bulan Bulan Bulan


n ke- n ke- n ke- ke-4
ke-5
ke-6
ke-7
1
2
3

58

penyusunan laporan
Sidang akhir
Revisi

Anda mungkin juga menyukai