Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEKNOLOGI NANOPARTIKEL

APLIKASI NANOTEKNOLOGI
PADA PEMBUATAN NANOSERAT POLIANILIN

Dosen: Dr. Eng Agus Purwanto

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Diah Kartika P.S


Agus Adhiatma
Astsari Abdul Majid
Danik Widi Astuti
Firman Asto Putro
Gemma Cintya Binajit
Utus Mustaqim
Bagas Prasetyawan A.N
Rendy Oktavian Putra

( I0508004 )
( I0508024 )
( I0508028 )
( I0508030 )
( I0508044 )
( I0508046 )
( I0508068 )
( I0508082 )
( I0508000 )

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun belakangan ini, teknologi bukanlah sesuatu hal yang baru
dalam kehidupan masyarakat dunia. Bahkan, teknologi sudah menjadi hal yang sangat vital
untuk kelangsungan hidup mereka. Perkembangan teknologi di berbagai bidang sangat
memudahkan untuk melakukan berbagai hal dan memberikan banyak keuntungan. Hal inilah

yang menyebabkan eksplorasi dan pengembangan di bidang teknologi sedang menjadi pusat
perhatian dunia.
Dalam periode pada tahun 2010 sampai 2020 akan tejadi percepatan luar biasa dalam
penerapan nanoteknologi di dunia industri dan ini menandakan bahwa sekarang ini dunia
sedang mengarah pada revolusi nanoteknologi. Negara-negara seperti Amerika Serikat,
Jepang, Australia, Kanada dan negara-negara Eropa, serta beberapa negara Asia, seperti
Singapura, Cina, dan Korea tengah giat-giatnya mengembangkan suatu cabang baru teknologi
yang populer disebut Nanoteknologi. Negara yang tidak menguasai nanoteknologi akan
menjadi penonton atau paling tidak akan semakin jauh tertinggal dari negara lain.
Nanoteknologi akan mempengaruhi industri baja, pelapisan dekorasi, industri polimer,
industri kemasan, peralatan olah raga, tekstil, keramik, industri farmasi dan kedokteran,
transportasi, industri air, elektronika dan kecantikan. Penguasaan nanoteknologi akan
memungkinkan berbagai penemuan baru yang bukan sekadar memberikan nilai tambah
terhadap suatu produk, bahkan menciptakan nilai bagi suatu produk.
Salah satu bidang nanoteknologi yang sedang banyak dikembangkan adalah
pembuatan nanofiber karena dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti dalam bidang
kedokteran, filtrasi, komposit, tekstil, isolasi, and pemanfaatan energi.

BAB II
DESKRIPSI
A. Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau alat pada ukuran
sangat kecil. Materi atau alat ini berukuran antara (1 100) nanometer. Satu nm sama
dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari
ukuran rambut manusia. Ukuran (1 100) nm ini disebut juga dengan skala nano
(nanoscale).
Dengan nanoteknologi, material dapat didesain dan disusun dalam orde atom-peratom atau molekul per-molekul sedemikian rupa. Dengan menyusun ulang atau
merekayasa struktur material di level nanometer, maka akan diperoleh suatu bahan yang
memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material yang lain

Salah satu aplikasi nanoteknologi yang sedang berkembang adalah penggunaan


nanofiber di berbagai bidang seperti dalam proses filtrasi, pembuatan nanoserat pada
tekstil, bidang kedokteran, pembuatan komponen dari nanofiber, dan masih banyak lagi.
B. Nanofiber
Secara umum, nanofiber didefinisikan sebagai sesuatu mempunyai diameter kurang
dari 1 mikron. Karakteristik (sifat-sifat) nanofiber yang sangat istimewa sangat cocok
untuk digunakan dalam berbagai rentang aplikasi yang sangat luas mulai dari bidang
kesehatan sampai produk-produk konsumen dan industri-industri berteknologi tinggi
seperti aerospace, kapasitor, transistor, sistem drug delivery, fuel cells, dan teknologi
informasi.

Gambar 2.1 Scanning electron microscope picture of electrospun polycaprolactone fibers


1.

Pembuatan nanofiber dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :


Electrospinning
Electrospinning menggunakan sumber elektrik untuk membentuk suatu garisgaris halus (fiber) dalam ukuran nano atau mikro dari suatu cairan. Proses ini sangat
menarik untuk membuat biomaterial polimer menjadi nanofiber. Teknik ini juga
digunakan untuk mengontol tingkat ketebalan dan komposisi nanofiber serta
porositasnya

dengan

suatu

cara

yang

relatif

sederhana.

Dalam

proses

elektrospinning, rentang ukuan fiber ini berkisar antara 50 nm-1000 nm, sedangkan
untuk ukuran yang lebih besar dapat diperoleh dengan cara menghubungkan suatu
tegangan dengan larutan polimer.

Gambar 2.2 Skema Pembuatan Nanofiber dengan Electrospinning


Polimer-solvent yang biasa digunakan dalam elektrospinning
Pembuatan Nanofiber dapat diperoleh dengan memilih sistem polimer-solvent
yang sesuai.
Tabel 2.1 Beberapa Sistem Polimer-Solvent yang Biasa Digunakan dalam Electrospinning
POLYMER
Nylon 6 and nylon 66
Polyacrylonitrile
PET
PVA
Polystyrene
Nylon-6-co-polyamide
Polybenzimidazole
Polyramide
Polyimides

SOLVENTS
Formic Acid
Dimethyl formaldehyde
Trifluoroaceticacid/Dimethyl chloride
Water
DMF/Toluene
Formic acid
Dimethyl acetamide
Sulfuric acid
Phenol

2. Interfacial Polimerization
Polimerisasi terbentuk pada lapisan antarmuka (interface) antara fase organik
dengan fase cair yang mengandung oksidan. Saat kedua larutan bercampur, kedua
larutan terpisah karena perbedaan fase, fase organik di bagian atas dan fase cair di
bagian bawah. Sesaat setelah pencampuran, dengan cepat berlangsung polimerisasi
pada batas kedua fase larutan dan kemudian berdifusi ke bagian bawah (fase air).
C. Aplikasi Nanofiber

1. Filtrasi
Penggunaan jaring nanofiber sebagai media filtrasi sedang banyak
dikembangkan. Karena ukuran-ukuran fiber (serat-serat) yang sangat kecil, adanya
gaya London-Van Der Waals merupakan hal yang penting untuk terjadinya adhesi
antara serat dan bahan yang diserap. Polimer Nanofiber sebagai media filtrasi telah
lama digunakan selama lebih dari tujuh dekade. Karena sifat mekanik bulk nanowebs
tipis yang sangat rendah, jaring nanofiber ini diletakkan di atas substrat media filtrasi.
Diameter serat yang kecil menyebabkan arus slip pada permukaan serat, sehingga
terjadi peningkatan intersepsi dan efisiensi impaction inersia dari media filter
komposit. Peningkatkan efisiensi penyaringan pada penurunan tekanan yang sama
mungkin dilakukan untuk serat yang mempunyai diameter kurang dari 0,5
mikrometer.
Nanofiber memiliki aplikasi yang sangat menguntungkan dalam proses filtrasi
karena memiliki luas permukaan yang lebih besar dan mikropori yang lebih kecil
dibandingkan dengan serat melt blown (MB). Nanofiber ini sangat cocok untuk
menyaring partikel-partikel submikron dari air ataupun udara. Elektospun fiber ini
memiliki diameter tiga kali lebih kecil dibandingkan dengan serat melt blown.
Table 2.2 Menunjukkan Perbandingan Luas Permukaan Serat per Berat Material Nanofiber,
Spunbond Fiber dan Melt Blown Fiber
Fiber surface area per mass
Fiber Type

Fiber size, in

of fiber material m2/g

Micrometer
Nanofibers

0.05

80

Spunbond fiber

20

0.2

Melt blown fiber

2.0

Nanofiber yang dikombinasikan dengan produk nonwoven lainnya memiliki


kegunaan yang sangat potensial untuk berbagai aplikasi filtrasi seperti filter aerosol,
masker, dan pakaian pelindung.
2. Manufaktur Tekstil
Metode electrospinning mayoritas digunakan pada aplikasi tekstil, namun kain
tenun yang diproduksi hanya sedikit. Mungkin karena kesulitan dalam penanganan
dan seratnya nyaris tidak terlihat. Namun, electrospinning memiliki potensi untuk
memproduksi pakaian non-woven mulus dengan mengintegrasikan manufaktur maju
dengan electrospinning serat. Hal ini akan memperkenalkan multi-fungsi (api, kimia,
perlindungan lingkungan) oleh serat menyatu dengan electrospinlaced (menggunakan
electrospinning untuk menggabungkan serat yang berbeda dan lapisan untuk

membentuk tiga bentuk dimensi, seperti pakaian) lapisan dalam kombinasi dengan
lapisan polimer.
3. Kedokteran
Nanofiber juga diaplikasikan dalam bidang kedokteran, termasuk drug and
gene delivery, rekayasa jaringan, pengobatan luka, dan sebagainya. Contohnya Serat
karbon nanotube yang ukurannya lebih kecil dari sel darah merah mempunyai
kegunaan untuk membawa obat menuju sel darah merah.

Gambar 2.3 Perbandingan ukuran antara sel darah merah dengan nanofiber
Nanofiber mempunyai kemampuan dalam menyampaikan obat langsung ke
pusat penyakit. Nanofiber ini biasa digunakan pada berbagai aplikasi kedokteran.
Misalnya pada perban untuk pembalut luka dan benang yang digunakan untuk
menjahit luka. Nanofiber ini meminimalisasi risiko infeksi dan kehilangan darah.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Teknologi nanopartikel adalah teknologi pembuatan dan penggunaan materi atau


alat pada ukuran sangat kecil. Materi atau alat ini berukuran antara (1 100) nanometer.
Dengan menyusun ulang atau merekayasa struktur material di level nanometer, maka
akan diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material yang
lain. Salah satu aplikasi nanoteknologi yang sedang berkembang adalah nanofiber, yaitu
sesuatu material yang berbentuk seperti benang atau serat yang mempunyai diameter
kurang dari 1 mikron. Aplikasi nanofiber antara lain digunakan sebagai media
nanofiltrasi, bahan pembuatan pakaian nonwoven pada industri tekstil, sebagai drug
delivery pada bidang kedokteran dan sebagainya.

B. Saran
Nanoteknologi sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang sedang hangat
dibicarakan akhir-akhir ini, sebaiknya perlu dikembangkan lagi supaya dapat
menciptakan penemuan-penemuan baru yang lebih inovatif dan dapat mempermudah
masyarakat dalam penggunaannya serta berwawasan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Maddu, A.., Wahyudi, S. T., dan Kurniati, M. 2008. Sintesis dan Karakterisasi Nanoserat
Polianilin. Jurnal Nanosains & Nanoteknologi Vol. 1 No.2, Juli 2008.
www.azonano.com/article.aspx?ArticleID=1059&lang=id
www.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai