NIM
Kelas
Kelompok
BAB I
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
1. PRELAB
1.1 Bahan kimia oxidizing (pengoksidasi), Kode O
Contoh
: Kalium Klorat dan Kalium Permanganate (Sumardjo, 2006).
Bahan kimia irritant (menyebabkan iritasi), Kode Xi
Contoh : Asam Nitrat dan Kalium Hidroksida (Sumardjo, 2006).
1.2
Symbol dan Nama
Oxidizing
(pengoksidasi)
Keterangan
Bahan-bahan dan
formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya
OXIDIZING biasanya
tidak mudah terbakar.
Tetapi bila kontak dengan
bahan mudah terbakar
atau bahan sangat mudah
terbakar mereka dapat
meningkatkan resiko
kebakaran secara
signifikan.
Dalam berbagai hal
mereka adalah bahan
anorganik seperti garam
(salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan
peroksida-peroksida
organik.
Frase-R untuk bahan
pengoksidasi : R7, R8
dan R9
Contoh
Keamanan
Hindari
panas serta
bahan mudah
terbakar dan
reduktor.
Irritant
(menyebabkan iritasi)
Hindari
kontaminasi
pernafasan,
kontak
dengan kulit
dan mata.
1.3 Lemari asam (Fume Hood) adalah salah satu alat keselamatan kerja didalam
laboratorium kimia. Lemari asam berfungsi untuk mencegah agar gas-gas yang
dikeluarkan dari bahan kimia yang tergolong asam/basa kuat tidak membahayakan
orang atau praktisi laboratorium yang sedang bekerja. Bahaya bahan kimia yang
bersifat asam/basa kuat tersebut dapat menyebabkan iritasi atau terbakarnya kulit
dan gangguan pernafasan yang disebabkan gas beracun yang dihasilkan bahan
kimia tersebut. Bahan kimia yang dapat merusak kulit seperti Asam Sulfat
(H2SO4), Asam Chlorida (HCl), Asam Nitrate (HNO3) dan masih banyak lagi
bahan kimia lainnya yang berbahaya. Bahan kimia tersebut selain dapat merusak
kulit juga dapat menghasilkan gas beracun yang dapat mengganggu pernafasan
atau bisa juga keracunan yang akhirnya bisa menyebabkan kematian (Clarkson,
2008).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pipet volume berfungsi untuk memindahkan larutan dan hanya memiliki satu
ukuran volume (widayanti, 2008).
2.2
P i p a k u r u s d e n g a n s k a l a d i s e p a n j a n g d i n d i n g n ya . P i p e t u k u r
berfungsi untuk memindahkan larutan dengan berbagai ukuran volume
(widayanti, 2008).
2.3 Labu ukur
Berfungsi untuk mengukur larutan dengan presisi tinggi seperti titrasi dengan
berbagai ukuran volume (restu, 2012).
2.5 Erlenmeyer
Tabung reaksi merupakan alat gelas yang digunakan pada sat pereaksian zat
kimia. Tabung gelas ini dapat dipanaskan. Jika tabung reaksi akan dikocok ke
samping maka tabung tidak boleh diisi lebih dari setengahnya. Jika dilakukan
pemanasan, harus dilakukan hati-hati dan harus dipegang miring (restu, 2012).
Bulb
Suatu alat bantu yang biasa dipasang di pangkal pipet ukur maupun pipet volume.
Fungsinya adalah menyedot larutan ( widhy, 2009 ).
2.11
PH meter
Lemari asam
Nama alat
Pipet volum
3.2
Pipet ukur
Prosedur khusus
Jangan menggoyangkan
unit untuk mengeluarkan
sisa larutan yang ada di
dalamnya.
Pastikan pipet berada
dasar wadah saat
melakukan proses
penyedotan agar tidak
ada gelembung yag
masuk saat proses
penyedotan.
Jangan menggoyangkan
unit untuk mengeluarkan
sisa larutan yang ada di
3.3
Labu ukur
3.4
Buret
3.5
Erlenmeyer
3.6
Spektofotometer
cairan.
Celupkan ujung unit
untuk memasukkan
cairan kedalam unit.
Lepas bulb agar cairan
dapat masuk kedalam
unit.
Lepaskan bulb untuk
mengeluarkan cairan dari
dalam unit.
Mengisikan larutan yang
akan diencerkan atau
padatan yang akan
dilarutkan.
Tambahkan cairan yang
dipakai sebagai pelarut
sampai setengah labu
terisi, kocok kemudian
penuhkan labu sampai
tanda batas.
Sumbat labu, pegang
tutupnya dengan jari,
kocok dengan cara
membolak-balikkan labu
sampai larutan homogen.
Tutup kran terlebih
dahulu sebelum
memasukkan larutan
kedalam unit.
Masukkan larutan
melalui bagian atas unit
menggunakan corong
gelas.
Isi unit hingga melebihi
skala nol.
Buka kran secara
perlahan untuk mengatur
keluarnya larutan
(Ruhiyat, 2010).
Siapkan Erlenmeyer yang
sudah dibersihkan.
Isi dengan benda cair
dengan jumlah besar dan
berskala (Dahlia, 2011).
Cahaya monokromatik
pada unit menuju kearah
kuvet (tempat
dalamnya.
Pastikan pipet berada
dasar wadah saat
melakukan proses
penyedotan agar tidak
ada gelembung yag
masuk saat proses
penyedotan.
Jangan memanaskan
sesuatu menggunakan
unit.
Gunakan jari telunjuk
dan jar tengah untuk
menutup ujung unit,
kemudian pegang leher
unit menggunakan tiga
jari.
Jangan mengocok kearah
atas-bawah maupun
menggoyangkan unit
untuk menghindari resiko
unit terlempar.
Turunkan unit dan
statifnya ke lantai agar
jika ada larutan yang
tumpah dari corong tidak
terpercik ke mata.
Jangan mengisi unit
dengan posisi bagian
atasnya lebih tinggi dari
mata kita.
Perhatikan kran buret,
gunakan pelumas untuk
memudahkan putaran
kran buret dan mencegah
kebocoran.
Keretakan pada labu
dapat ditambal
menggunakan lem.
Tutup rapat ujung labu
ketika sedang digunakan
dalam mereaksikan, agar
aroma iodium yang
menyengat tidak terhirup
dan tidak mengganggu
proses kerja.
Larutan yang akan
diamati unit harus
memiliki warna tertentu.
3.7
Tabung reaksi
3.8
Timbangan
analitik
sampel/sel).
Banyaknya cahaya yang
diteruskan maupun
diserap oleh larutan akan
dibaca oeh detector.
Detector akan
menyamaikan hasilnya
ke layar pembaca (Hadi,
2009).
Tuangkan larutan atau zat
kimia kedalam tabung
reaksi.
Gunakan penjepit unit
saat proses pembakaran
zat atau larutan.
Miringkan tabung reaksi
saat proses pembakaran.
Taruh tabung reaksi pada
penyangga setelah
melakukan proses
pembakaran.
Tunggu unit dingin
terlebih dahulu, lalu
lanjutkan proses
berikutnya.
Dibuka kaca timbangan
analitik.
Dibersihkan ruang dalam
neraca analitik dengan
menggunakan kuas.
Ditancapkan stop kontak
pada stavolt.
Ditekan tombol On.
Kemudian tunggu hingga
muncul angka 0,0000 g.
Dikalibrasi.
Dimasukkan alas bahan
dan dicatat massa alas
bahan tersebut.
Dimasukkan bahan yang
akan ditimbang dengan
menyesuaikan massa
yang diinginkan.
Kaca ditutup dan
ditunggu hingga angka di
layar monitor timbangan
analitik tidak berubahubah dan sesuai dengan
massa yang diinginkan.
Setelah mendapatkan
data, diambil alas dan
bahan yang ditimbang.
Berhati-hatilah saat
membersihkan kuvet
(tempat sample),
bersihkan secara perlahan
agar jaringan dalam
kuvet tidak rusak
sehingga tidak merusak
hasil pembacaan.
3.9
Pipet tetes
3.10 Bulb
3.11 PH meter
Jangan menggoyangkan
unit untuk mengeluarkan
sisa larutan yang ada di
dalamnya.
Pastikan pipet berada
dasar wadah saat
melakukan proses
penyedotan agar tidak
ada gelembung yag
masuk saat proses
penyedotan.
Hindari proses
penyedotan yang
berlebihan, lepas tombol
S jika larutan sudah
memenuhi ukuran agar
larutan tidak masuk
kedalam bulb, karena
larutan yang masuk pada
unit menyebabkan unit
mengalami kerusakan
(koesmadja, 2006).
Bersihkan elektrode
sebelum digunakan untuk
menghindari kesalahan
pembacaan oleh PH
meter akibat kontaminan.
calibrasi PH meter
sebelum
menggunakannya agar
perhitungannya akurat.
Saat mencelupkan
elektroda, putar-putar
elektroda kedalam larutan
hingga larutan menjadi
homogen.
Jangan pernah
memasukkan kepala ke
dalam lemari asam.
3.16 Corong
listrik.
Mengatur suhu target
untuk pelat pemanas
menggunakan tombol
operasi (D)/(E) untuk
VHP.
Nilai yang ditetapkan
ditunjukkan pada layar
(C). Jika energi sedang
diberikan ke pelat
pemanas, maka LED
merah (B) menyala.
Pada stir dan stand-by
mode, panas akan
berkedip pada layar
setelah panas telah
dimatikan, selama suhu
set-up pada permukaan
melebihi 50oC.
menuangkan larutan atau
zat kimia secara dengan
berhati-hati (Andarini,
2012).
Bersihkan corong
terlebih dahulu
Lalu letakkan secara hatihati corong di gelas ukur,
labu ukur, gelas beker, dll
Lalu tuang larutan secara
hati hati dari atas corong
tersebut
Campuran dan dua fase
pelarut dimasukkan ke
dalam corong dari atas
dengan corong keran
ditutup.
Corong ini kemudian
ditutup dan digoyang
dengan kuat untuk
membuat dua fase larutan
tercampur.
Kemudian dibalik dan
keran dibuka untuk
melepaskan tekanan uap
yang berlebihan.
Didiamkan agar
pemisahan antara dua
fase berlangsung.
Penyumbat dan keran
Berhati-hatilah saat
menuangkan larutan
Jangan menuangkan
larutan dengan hanya
memegang gelas ukur.
Gelas ukur harus ditaruh
di meja.
Gunakan secara hati hati
agar tidak pecah
Selalu bersihkan setelah
menggunakan corong.
Lakukan poses
pemasangan yang tepat
agar tidak terjadi
kebocoran saat
menuangkan larutan.
3.19 Spatula
4. KESIMPULAN
4.1 TUJUAN PRAKTIKUM
4.1.1 Mampu mengidentifikasi beberapa macam alat laboratorium dan
menggunakannya secara benar
4.1.2 Mengenalkan peralatan kesehatam dan keselamatan kerja di laboratorium
4.1.3 Mampu menggunakan peralatan di laboratorium dengan benar
4.2 Setiap jenis alat yang digunakan dalam praktikum kimia di laboratorium memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Salah satu contohnya Erlenmeyer memiliki fungsi dan
sifatyang berbeda dengan labu ukur. Pada Erlenmeyer, dapat digunakan
memanaskan laruran sedangkan labu ukur tidak dapat memanaskan larutan.
Sebagian besar alat-alat yang digunakan dalam praktikum terbuat dari gelas atau
kaca, sehingga harus berhati-hati karena jika tersenggol sedikit akan jatuh dan
pecah.
5. DAFTAR PUSTAKA
Sumardjo . 2008. Pengantar Kimia. Jakarta: ECG
Clarkson, Thomas W. 2008. Advance in Mercury Toxicology. New York: Plenum Press
Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: ECG
Daisy, Hendaryono. 2008. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius
John Kenkel. 2014. Analitycal Chemistry For Technicians. Boca Raton: CRC Press
Bruce, Robert T. 2008. Ilustrsted Guide To Home Chemistry Experiments. USA: Dan
Woods.
Slowinski, Emil, Wolsey, Wayne C, Rossi, Robert.2015.Chemical Priciples in the
Laboratory.Ed.11.USA: Cengage Learning
Widhy, Purwanti H. 2008. Teknik Dasar laboratorium. Jakarta : Pustekkom Depdiknas.
Tim Kimia. 2013. Penuntun Praktikum Sains Dasar Bidang Kimia .
Lampung : Universitas Lampung