Anda di halaman 1dari 6

IMPELENTASI PANCASILA DALAM PENEGAKAN

HUKUM DI INDONESIA
Rian Mustofa
rianmustofa56@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang kian pesat, didukung dengan perkembangan teknologi
yang semakin maju menimbulkan hal-hal baru dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
Proses globalisasi dalam berbagai aspek juga ikut berperan dalam hal ini. Proses Globalisasi
merupakan proses dimana semua arus informasi dan teknologi dapat masuk secara bebas
tanpa batas. Tidak hanya dampak positif saja yang ditimbulkan oleh perkembangan jaman
dan proses globalisasi tersebut, tentu saja ada sisi negatif dari perkembangan jaman itu
sendiri. Salah satu yang paling mengkhawatirkan sebagai akibat dari perkembangan jaman ini
yaitu banyak masyarakat, dalam hal ini masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku, mulai
melupakan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila, dimana pancasila merupakan
pedoman dasar dari negara kita.Salah satu bukti nyata dari mulai menghilangnya nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan masyarakat yaitu dalam hal penegakan hukum. Dalam hal
penegakan hukum terkadang orang yang satu dengan yang lain beda perlakuan hukumnya.
Banyak kepentingan kepentingan tertentu yang menyebabkan perbedaan dalam penegakan
hukum tersebut. Disini nampak jelas kalau keadilan tidak bisa didapatkan oleh semua orang.
Hanya kalangan tertentu yang diuntungkan dalam hal ini.Sebagai contoh konkritnya yaitu
ketika ada perlakuan para penegak hukum dalam hal ini yang dimaksudkan adalah polisi
sungguh tidak mencerminkan sila ke 5 pancasila yaitu sila keadilan sosial bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Dimana perlakuan para polisi dalam hal memproses suatu kasus
kejahatan terhadap orang kecil atau masyarakat biasa berbeda ketika polisi menangani suatu
kasus kejahatan yang dilaporkan oleh seorang pejabat tinggi. Polisi lebih sungguh-sungguh
dalam menangani kasus pejabat tinggi daripada masyarakat kecil. Contoh lain misalnya orang
miskin yang mencuri ayam hukumannya bisa lebih berat daripada pejabat tinggi yang
melakukan korupsi karena pejabat tinggi tersebut dapat menyuap pihak kepolisian untuk
meringankan kasusnya. Dari contoh tersebut para penegak hukum dalam hal menjalankan
profesinya kurang menggali nilai-nilai pedoman yang ada dalam pancasila. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab mengapa keadilan itu sangat sulit dicapai.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan pertanyaan dalam penelitian ini
mengenai
1. Bagaimana perkembangan penegakan hukum di indonesia ?
2. Faktor penyebab melunturnya penegakan hukum di indonesia?

3. Bagaimana penguatan sila ke lima pancasila dalam mengatasi penegakan hukum di


indonesia ?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan diatas, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah ingin menganalisis peranan pancasila dalam hal
penegakan hukum di indonesia dan faktor-faktor yang menyebabkan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila mulai dilupakan dalam hal penegakan hukum di Indonesia.
Makalah ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ranah praktis yaitu : dapat
menjadi sumber belajar yang relevan bagi mahasiswa khususnya dan seluruh pembaca pada
umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Hukum di Indonesia
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau
hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Permasalahan
penegakan hukum akhir-akhir ini menjadi perhatian masyarakat luas yang mulai
menunjukkan sikap perduli dan prihatin karena penegakan hukum yang terjadi selama ini
belum memberikan arah penegakan hukum yang benar sesuai harapan masyarakat dalam
penyelenggaraan Negara hukum di Indonesia.
Masyarakat telah sepakat meletakkan dasar reformasi pada tiga pilar, yaitu
pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang ketiganya bertumpu kepada
hukum dan penegakan hukum. Reformasi di bidang hukum dimulai dengan melakukan
perubahan dan pembaruan atau amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 (selanjutnya ditulis UUD RI 1945) dan dilanjutkan dengan serangkaian
perubahan undang-undang yang berkaitan dengan penyelenggaraan demokrasi dan undangundang yang esensinya melanjutkan sikap yang anti KKN dalam lapangan hukum
administrasi dan hukum pidana.
Dalam perjalannya selama kurang lebih 13 tahun, reformasi di bidang hukum dan
penegakan hukum menunjukkan indikasi yang tidak menggembirakan dan mengecewakan
yang ditandai dengan kecemasan masyarakat terhadap praktek penegakan hukum, terutama
ditujukan kepada tindak pidana korupsi dan tindak pidana dalam penyelenggaraan Negara.
Dalam perkembangannya menunjukkan gelagat yang tidak menggembirakan dan
masyarakat mulai curiga dan tidak percaya karena ada dugaan terjadinya permainan politik
dalam praktek penegakan hukum saat ini. Permainan politik ini tidak sama dengan intervensi
politik terhadap aparat penegak hukum, tetapi lebih jauh lagi terjadi konspirasi antara
pemegang kendali politik/kekuasaan, pembentuk hukum dan dengan aparat penegak hukum
dan hakim.
Problem hukum dan penegakan hukum tersebut tercermin dari adanya indikasi rasa
ketidakpuasan dan kekecewaan masyarakat terhadap praktek penegakan hukum mulai
merembet naik dan adanya gejala masyarakat cenderung menyelesaikan sendiri di luar

pengadilan meskipun perbuatan tersebut melanggar hukum (melakukan penghakiman sendiri)


dan sekarang mulai ada gerakan untuk menuntut secara resmi dan pengesahan mengenai
penyelesaian perkara di luar pengadilan untuk perkara pidana serta dibentuknya berbagai
komisi independen yang diberi wewenang di bidang penegakan hukum sebagai bentuk lain
dari ketidak percayaan masyarakat terhadap hukum dan penegakan hukum yang terjadi
selama ini.
Fenomena penegakan hukum di Indonesia belakangan ini sangat menyedihkan,
bagaimana tidak mulai dari kasus nenek yang mencuri 3 biji kakau, pencurian sandal yang
dilakukan oleh anak (AAL) hingga pembantaian warga oleh aparat di sejumlah daerah
(Mesuji dan Bima beberapa diantaranya) semua membuat kita prihatin terhadap aparat yang
seharusnya melayani,mengayomi sekaligus memberikan perlindungan/keamanan.
Contohnya saja pencurian sandal yang dilakukan oleh anak-anak terhadap anggota
Brimob justru berujung nestapa bagi si anak tersebut padahal kejadian semacam itu
merupakan kenakalan anak-anak pada umumnya. Kita tidak mengatakan pencurian oleh
anak-anak sebagai sesuatu yang legal hanya saja harus ditekankan kembali bahwa penegak
hukum harus mampu membedakan mana kejahatan dan mana kenakalan. Anak-anak yang
melakukan hal tersebut seharusnya diberitahukan secara edukatif, ditegur atau sejenisnya
bukan justru dianiaya dan diseret dalam proses hukum. Ini yang dikatakan adanya
ketidakadilan aparat hukum.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menghukum seseorang dan
sekaligus memvonis seseorang. Pertanyaan mendasarnya adalah apa yang membedakan
aparat penegak hukum dengan anak SD apabila hanya mampu menerapkan hukum dalam
konteks Textual Reading? Tentu aparat penegak hukum kita bukanlah anak SD yang hanya
bisa membaca hukum tetapi bisa menelaah, memahami, menggali kemanfaatan, kepastian
hukum dan keadilan dari hukum itu sendiri sehingga dengan Moral Reading diatas hukum
mampu mensejahterakan rakyat dalam suatu Negara. Ingat bahwa Hukum Tertinggi di Negeri
ini adalah Konstitusi (UUD 1945) dan Pancasila sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik
Indonesia bukan KUHP yang merupakan warisan penjajah yang patut kita sembah.
B.

Pancasila sebagai sumber Hukum di Indonesia


Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga mengandung arti semua sumber
hukum atau peraturan2, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang- Undang, Perpu (Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang2), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden),
dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai
landasan hukumnya.
Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan
dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di
Negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak
berlaku lagi. Karena sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila. Oleh sebab itu
Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah

C.

Peranan Pancasila dalam Hal Penegakan Hukum di Indonesia


Bukan suatu kebohongan bila ada yang mengatakan kalau di Indonesia ini penegakan
hukumnya masih kacau balau. Terkadang antara teori yang ada berbeda dengan prakteknya di

lapangan. Banyak masalah yang ditimbulkan sebagai akibat dari penyimpangan ini. Antara
lain masalah yang ditimbulakan yaitu keresahan di masyarakat. Polisi, jaksa, hakim dan
pengacara merupakan profesi yang bertugas untuk menegakkan keadilan, namun kenyataan
yang terjadi mereka malah memperjual belikan keadilan itu sendiri. Hal tersebut sudah
menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat. Fenomena ini tentu bukan hal yang bisa
dibiarkan begitu saja. Mau jadi apa negara kita seandainya hukum yang kita junjung tinggi
justru diperjual belikan demi keuntungan individu semata. Oleh karena itulah perlunya
peranan pancasila untuk mengatasi permasalahan ini. Pancasila diharapkan bisa menanamkan
moral yang baik bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya bagi para penegak hukum.
Hendaknya setiap para penegak hukum yang ada di indonesia ini, baik polisi, jaksa,
pengacara maupun hakim, harus mengerti benar mengenai pancasila dan apa isi dari
pancasila itu sendiri. Dalam hal penegakan keadilan yang dimaksud disini hendaknya para
penegak hukum di negara kita ini menegerti benar mengenai sila ke 5 pancasila yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apabila semua komponen penegak hukum
yang ada di indonesia ini, baik itu hakim, jaksa, pengacara , dan polisi sudah mengerti,
memehami serta menerapkan dengan benar semua nilai yang terkandung di dalam pancasila
khususnya sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia niscaya keadilan yang selama ini
kita harapkan pasti terwujud. Oleh karena itu, didalam akademi kepolisian atau tempat
perkuliahan yang setara mata kuliah pancasila harus menjadi mata kuliah pokok yang harus
dipelajari sungguh-sungguh. Tidak hanya dipelajari secara teori tetapi diterapkan pada
kehidupan nyata dilingkungan masyarakat. Alangkah lebih baiknya juga kalau nilai-nilai
pancasila sudah ditanamkan pada diri manusia sejak dini.
D.

Faktor-faktor yang menyebabkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila mulai


dilupakan dalam hal penegakan hukum di Indonesia.
Banyak faktor yang menyebabkan kenapa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
mulai dilupakan oleh para penegak hukum kita dalam hal penegakan hukum, yaitu:
1. faktor ekonomi
Yang dimaksud dengan faktor ekonomi disini yaitu karena kurang sejahteranya para
penegak hukum kita, makanya mereka memperjualkan keadilan itu demi meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Penegak hukum seperti polisi, hakim, jaksa, dll rata-rata mendapat
gaji yang relatif kecil dibandingkan dengan pejabat tinggi negara seperti menteri, anggota
DPR, anggota MPR, dll. Pihak yang paling mendapat keuntungan dalam melakukan
penyelewengan dalam penegakan hukum adalah jaksa dan hakim. Apa yang mereka dapat
sebagai penegak hukum tidak sebanding dengan pengorbanan yang mereka keluarkan untuk
menjadi aparat penegak hukum. Oleh karena itu, penegak hukum melakukan penyelewengan
untuk mengambil keuntungan agar bisa mengembalikan modal yang telah dikeluarkan.
Istilahnya sering disebut sebagai balik modal.
2. faktor kekeluargaan
Karena masih adanya hubungan darah, makanya para penegak hukum
mengenyampingkan hukum itu sendiri demi menjaga hubungan kekeluaragaan. Sebenarnya
dalam hal ini para penegak hukum mengalami dilema kalau ada keadaan dimana mereka
harus berlaku adil atau harus mementingkan keluarga. Memang sulit untuk penegak hukum
kalau harus menegakkan hukum bagi keluarganya sendiri.

3. faktor budaya
Orang tersebut memang terbiasa untuk melakukan hal-hal yang ilegal. Sudah menjadi
tradisi bagi penegak hukum misal polisi selalu melakukan tindakan ilegal. Masyarakat pada
umumnya juga sudah mengeklaim kalau aparat kepolisian tidak ada yang bekerja secara
murni, tanpa ada kecurangan sidikitpun.
4. Faktor Pendidikan
Pada masa sekarang dimana ada proses globalisasi, pelajaran pancasila di lingkungan
sekolah maupun universitas mulai disepelekan. Untuk lingkungan sekolah, pelajaran
pancasila masih menjadi pelajaran yang wajib tetapi tidak semua universitas menetapkan
mata kuliah pancasila sebagai mata kuliah wajib. Pihak penyelenggara universitas lebih
mementingkan kepentingan akademik daripad perilaku atau tingkah lauk mahasisiwanya.
Padahal pelajaran pancasila itu sangat penting bagi pembentukan kepribadian yang
baik,khususnya bagi para penegak hukum. Penegak hukum sangat memerlukan pancasila
agar mereka dapat menegakkan hukum seadil-adilnya.
Dari faktor-faktor tersebut dapat kita ketahui bahwa, penegakan hukum di indonesia
ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan dalam hal penerapan
nilai-nilai pancasila. Oleh karena itulah mengapa penerapan nilai pancasila dalam hal
penegakan hukum mulai dilupakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

pancasila sangat berperan penting di segala aspek kehidupan bermasyarakat, khususnya


dalam hal hukum. Dalam hal penegakan hukum, apabila tidak dibarengi dengan penerapan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila maka keadilan yang kita harapkan tidak akan
pernah tercapai.
2. faktor faktor yang menyebabkan pudarnya nilai-nilai pancasila dalam penegakan hukum
yaitu faktor ekonomi, kekeluargaan dan faktor budaya,dan faktor pendidikan
B. Saran
1.
2.

mulai menanamkan pendidikan moral pancasila sejak dini


pemerintah hendaknya lebih ketat dalam hal pengawasannya terhadap oknum-oknum
penegak keadilan yang nakal. Seharusnya pemerintah harus menjatuhkan hukum yang berat
sebanding dengan tindakan ilegal yang telah dilakukan agar mereka jera dan tidak
mengulangi lagi tindakan tersebut.

C. Daftar Pustaka

http://dianhardiantii.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pkn-pancasila-sebagaisumber.html
http://indah-maulida.blogspot.co.id/2011/12/peranan-penegak-hukum-daklamkaitannya.html

Anda mungkin juga menyukai