Anda di halaman 1dari 21

AIR BERSIH

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari.
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber
alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri
(misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan
memasak air hingga 100 C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan.

Akibat ketiadaan air bersih


Ketiadaan air bersih mengakibatkan:
1. Penyakit diare. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi
anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita mengalami diare
setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup
bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini. Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia
tidak memiliki akses air bersih.
2. Kecacingan.
3. Pemiskinan. Rumah tangga yang membeli air dari para penjaja membayar dua kali hingga
enam kali dari rata-rata yang dibayar bulanan oleh mereka yang mempunyai sambungan
saluran pribadi untuk volume air yang hanya sepersepuluhnya

Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses


Saringan Pasir Lambat "Up Flow"
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Sampai saat ini
masalah air bersih masih banyak dijumpai baik di daerah perkotaan maupun di daerah
pedesaan. Salah satu teknologi pengolahan air untuk daerah pedesaan yang
sederhana, mudah dan murah yakni teknologi saringan pasir lambat.
Teknologi saringan pasir lambat yang banyak diterapkan di Indonesia biasanya adalah
saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow),
sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu hujan, maka sering
terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara
manual dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang
lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cucup banyak. Hal inilah yang
sering menyebabkan saringan pasir lambat yang telah dibangun kurang berfungsi
dengan baik, terutama pada musim hujan.

Manfaat

Dengan menggunakan teknologi saringan pasir lambat Up Flow, dapat


dihasilkan air olahan dengan kualitas yang baik dengan biaya operasional sangat
murah. Pengopersiannya sangat mudah dan sederhana
Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari
beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media
penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan
peralatan kontrol.
Untuk sistem saringan pasir lambat konvensional terdapat dua tipe saringan yakni :

Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet (Gambar 1).

Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet. (Gambar 2).

Kedua sistem saringan pasir lambat tersebut mengunakan sistem penyaringan dari
atas ke bawah (down Flow).
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari
sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk
menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran
bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.

Gambar 1 Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol Inlet

Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku dan pengaturan laju penyaringan
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Indikator laju air
D. Weir inlet
E. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
F. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
G. Kran distribusi
H. Kran penguras bak air bersih

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sistem saringan pasir lambat antara lain yakni :
Bagian Inlet
Struktur inlet dibuat sedemikian rupa sehingga air masuk ke dalam saringan
tidak merusak atau mengaduk permukaan media pasir bagian atas. Struktur inlet ini
biasanya berbentuk segi empat dan dapat berfungsi juga untuk mengeringkan air yang
berada di atas media penyaring (pasir).
Lapisan Air di Atas media Penyaring (supernatant)
Tinggi lapisan air yang berada di atas media penyaring (supernatant) dibuat
sedemikian rupa agar dapat menghasilkan tekanan (head) sehingga dapat mendorong
air mengalir melalui unggun pasir. Di samping itu juga berfungsi agar dapat
memberikan waktu tinggal air yang akan diolah di dalam unggun pasir sesuai dengan
kriteria disain.

Gambar 2 Komponen Dasa Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol Outlet.

Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
D. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
E. Kran pengatur laju penyaringan
F. Indikator laju alir
G. Weir inlet kran distribusi
H. Kran distribusi
I. Kran penguras bak air bersih

Bagian Pengeluaran (Outlet)


Bagian outlet ini selain untuk pengeluran air hasil olahan, berfungsi juga
sebagai weir untuk kontrol tinggi muka air di atas lapisan pasir.
Media Pasir (Unggun Pasir)
Media penyaring dapat dibuat dari segala jenis bahan inert(tidak larut dalam air
atau tidak bereaksi dengan bahan kimia yang ada dalam air). Media penyaring yang
umum dipakai yakni pasir silika karena mudah diperoleh, harganya cukup murah dan
tidak mudah pecah. Diameter pasir yang digunakan harus cukup halus yakni dengan
ukuran 0,2-0,4 mm.
Sisten Saluran Bawah (drainage)
Sistem saluran bawah berfungsi untuk mengalirkan air olahan serta sebagai
penyangga media penyaring. Saluran ini tediri dari saluran utama dan saluran cabang,
terbuat dari pipa berlubang yang di atasnya ditutup dengan lapisan kerikil. Lapisan
kerikil ini berfungsi untuk menyangga lapisan pasir agar pasir tidak menutup lubang
saluran bawah.
KEUNGGULAN SARINGAN PASIR LAMBAT DENGAN ARAH ALIRAN DARI BAWAH
KE ATAS
Pengolahan air bersih menggunakan sistem saringan pasir lambat dengan arah
aliran dari bawah ke atas mempunyai keuntungan antara lain :

Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.

Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.

Dapat menghilangkan ammonia dan polutan


penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.

Sangat cocok
sederhana.

Perawatan mudah karena pencucian media penyaring (pasir) dilakukan dengan


cara membuka kran penguras, sehingga air hasil saringan yang berada di atas

untuk

daerah

pedesaan

dan

organik,

proses

karena

proses

pengolahan

sangat

lapisan pasir berfungsi sebagai air pencuci. Dengan demikian pencucian pasir
dapat dilakukan tanpa pengerukan media pasirnya.

HASIL PENGOLAHAN
Berdasarkan hasil uji coba alat pengolah air saringan pasir lambat Up Flow
yang telah dibangun di Pesantren La Tansa, Lebak, Jawa Barat, dengan kapasitas
operasi 120 M3/Hari, didapatkan hasil analisa kualias air sebelum dan sesudah
pengolahan seperti pada Tabel (1).
Dari hasil analisa tersebut dapat dilihat bahwa dengan teknologi saringan pasir
lambat tersebut dapat menurunkan zat besi dari 1,16 mg/lt menjadi 0,36 mg/lt.
Konsentrasi ammonium juga turun dari 0,4 mg/lt menjadi tak terdeteksi.
Dari hasil analisa air tersebut secara umum dapat diketahui bahwa hasil air
olahan dengan saringan pasir lambat dengan arah aliran dari bawah ke atas tersebut
sudah memenuhi syarat sebagai air bersih, dan jika direbus sudah dapat digunakan
sebagai air minum sesuai dengan standar kesehatan.

SISTEM PEGONDISIAN UDARA


System pengaturan instalasi pengkondisian udara meliputi pengaturan sisi udara dan
pengaturan sisi air sejuk (untuk AC Sentral). Tetapi yang kita bahas disini adalah
pengaturan sisi udara untuk AC Split.
Pengaturan Sisi Udara
Pengaturan sisis udara dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:
1. Pengaturan Laju volume udara konstan (Constan Air Volume/CAV)
2. Pengaturan laju volume udara variabel (Variabel Air Volume/VAV)

Pengaturan Volume Udara konstan (CAV)


Pada system pengaturan ini udara suplai yang mengalir keruangan dipertahankan
konstan, tetapi diperlukan adanya temperature udara yang bervariasi. Tinggi
rendahnya udara suplai tesebut harus sesuai dengan besar kecilnya beban parsial.
Yang diatur disini adalah laju aliran massa refrigerant yang masuk kekoil pendingin.
Gambar 1 memperlihatkan skema pengaturan ini.

Gambar: 1
sebuah pendingin CAV
Pengaturan untuk mendapatkan kondisi yang sesuai
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengaturan dengan pemanas ulang (reheat control).
Pengaturan dengan cara ini adalah dengan menjaga
temperature bola kering udara ruangan dengan
menggganti setiap pengurangan beban sensible
dengan beban artificial. Bila beban laten internal dan
beban laten udara luar berkurang, pengaturan dengan
cara ini akan membuat kelembaban relative ruang
ingin dijaga konstan, diperlukan humidier. Gambar 2
memperlihatkan skema pengaturan.

Gambar: 2 pengaturan
dengan Pemanas Ulang

2.Pengaturan dengan bypasss(BypassControl)


Pengaturan dengan cara ini dilakukan dengan
melakukan bypass aliran udara terhadap koil. Udara
yang dibypass adalah udara balik saja, atau campuran

antara udarabalik dengan udara luar, sehinggga


dengan memodulasikan jumlah laju aliran udara yang
melewati koli, yaaitu dengan cara membypass, maka
temperature bola kering udara ruangan dpat dijaga.
Gambar 3 Memeperlihatkan skema pengaturan ini.

Gambar: 3 Bypass udara balik


Pengaturan Laju Volume Udara Variabel (VAV)
Pengaturan sisi udara dengan metoda ini, adalah
memvariasikan laju volume udara suplai pada saat
terjadi beban parsial, dengan keadaan temperature
udara suplai reklatif konstan. Dengan cara ini pada
dasarnya akan menghasilkan kondisi ruang yang sama
dengan pengaturan bypass udara balik saja. Yang
diatur disini adalah laju aliran udaranya. Gambar 4
Memperlihatkan skema pengaturan ini.

Gambar: 4 Sebuah Pendingin VAV


Sistim ekspansi langsung
Dengan sistim ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang diekspansikan
melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan
menggunakan blower / fan melintasi koil pendingin tersebut. Sistim ini biasanya dipergunakan
untuk beban pendinginan udara yang tidak terlalu besar seperti keperluan ruangan di rumah
Sistim Pengkondisian Udara secara Sentral

Chilled Water & Condenser Water Pump


Water Cooled Water Chiller
Cooling Tower Unit
Air Handling Unit dan Fan Coil Unit
Penggolongan Sistim Pengkondisian Udara

Jenis yang mendasari adalah sistim pengkondisian udara sentral. Untuk menjamin
pengaturan pengkondisian udara ruangan yang di teliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik
pengkondisian udara yang telah dicapai sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa
sistim. Hal tersebut terutama menyangkut perkembangan elemen pendinginnya.
Jenis jenis sistim penghantar udara adalah sebagai berikut :
1. Sistim Udara Penuh
2. Sistim Saluran Tunggal

PENCAHAYAAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang
aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat
dibagi menjadi;

A. Pencahayaan alami
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber
alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
Variasi intensitas cahaya matahari
Distribusi dari terangnya cahaya
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
B. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit
dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi
pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang
dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta
terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak
berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
6. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk
suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini:
Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami.

Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang
memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah
menyebar atau tefokus pada satu arah
Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan
yang diterangi atau tidak
Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau
rendah.
Sistem Penerangan
Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:
1. Direct,dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja, sistem ini
akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena hanya sedikit cahaya yang
tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama lain, area kerja tidak akan mendapat
cahaya yang sama.

Gambar 2.1 Direc


Sumber. Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

2. Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke bawah dan
sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah. Sistem ini menghilangkan
beberapa bayangan yang merupakan kelemahan sistem direct.

Gambar 2.2 Semi direct

Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya yang
desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan dari penerangan yang
digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke aatas dan kemudian
menyebar dan memantul ke area kerja.

Gambar 2.3 Indirect


Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

4. Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian
dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem ini
menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama
denganindeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi indirect.

Gambar 2.4 Semi Indirect


Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan sisanya
diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak cahaya yang lebih
dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau jubga lebanyak dari
sistem semiindirect.

Penggunaan system pencahayaan dalam ruang kantor, sangat berpengaruh besar


dalam peningkatan efisiensi kinerja karyawan. Karena itu untuk mendapatkan pencahayaan
yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai
dengan kebutuhannya
Dalam ruang kerja, kondisi pencahayaan yang baik harus tersedia. Ketika
pencahayaan dalam ruang kantor kurang memenuhi, pekerja dapat merasa
tidak nyaman dan tidak puas sehingga dapat mengurangi produktivitas.
Lingkungan penerangan mempengaruhi kepuasan pengguna dan suasana
ruang melalui desain ruang kerja dan strategi pencahayaannya

Sistem Tata Suara


Sistem tata suara terdiri dari 3 jenis yaitu :
1. Sistem yang ditempatkan secara terpusat (sistem terpusat) dengan
pengeras suara gugusan (yang terdiri dari lebih dari satu penyuara, paling
sedikit terdiri dari satu tweeter dan woofer) tunggal di atas sumber bunyi
hidup atau pementas.
2. Sistem yang tersebar, yang menggunakan sejumlah pengeras suara di atas
hadirin dan ditempatkan di tersebar seluruh auditorium.
3. Sistem stereofonik, dengan pengeras suara gugus dua atau lebih di
sekeliling bukan panggung atau sumber bunyi

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN


Pasar pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di dunia terus meningkat pesat dalam 10
tahun terakhir ini. Pada tahun 2008 saja, diperkirakan akan dipasang lebih dari 20.000
MW pembangkit listrik tenaga bayu. Sampai tahun 2025, pemerintah Indonesia
berencana untuk memasang PLTB dengan kapasitas sampai 250 MW.

Gambar 1. Biaya produksi listrik


Elektronika daya merupakan teknologi kunci dalam pemanfaatan sumber energi
alternatif. Pembangkit listrik berbasis SEA menghasilkan tegangan listrik searah (DC)
atau bolak-balik (AC) yang frekuensinya berubah-ubah. Agar bisa dimanfaatkan oleh
banyak konsumen maka tegangan listrik ini harus diubah menjadi tegangan AC yang
frekuensinya tetap, yaitu 50 atau 60 Hz. Ini berbeda dengan pembangkit listrik
konvensional yang menggunakan generator sinkron putarantetap dan menghasilkan
tegangan listrik pada frekuensi 50 atau 60 Hz. Perubahan bentuk tegangan listrik yang
dihasilkan dengan SEA hanya bisa dilakukan secara efisien dengan menggunakan
pengubah (konverter) berbasis elektronika daya. Jika kebutuhan akan pembangkit
semacam ini meningkat pesat maka kebutuhan akan peralatan elektronika daya juga
meningkat pesat. Kesempatan ini harus diambil oleh rakyat Indonesia jika tidak ingin
hanya menjadi konsumen seperti halnya teknologi lain. Artikel ini
membahas pemanfaatan sumber energi alternatif terbarukan dan beberapa
permasalahannya.

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


Pembangkit listrik tenaga angin atau bayu (PLTB) mengalami perkembangan yang
sangat pesat dalam 20 tahun terakhir ini, terutama di belahan Eropa utara. Jerman dan
Denmark telah menggunakan tenaga angin untuk membangkitkan hampir 20%
kebutuhan energi listriknya. Pada akhir tahun 2010, diperkirakan PLTB terpasang di
dunia akan mencapi lebih dari 150 GW.
Sebagai negara yang berada di ekuator, potensi dari PLTB memang tidak terlalu besar.
Akan tetapi berdasarkan data yang ada, ada beberapa daerah di Indonesia, misal NTB
dan NTT, yang mempunyai potensi bagus. Sebagian besar daerah di Indonesia
mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s, kecuali di dua propinsi tersebut.
Oleh sebab itu, PLTB yang cocok dikembangkan di Indonesia adalah pembangkit
dengan kapasitas di bawah 100 kW. Tentu saja ini berbeda dengan Eropa yang
berkonsentrasi untuk mengembangkan PLTB dengan kapasitas di atas 1 MW atau lebih
besar lagi untuk dibangung di lepas pantai.
Perkembangan kebutuhan akan pembangkit listrik berbasis SEA ini sebaiknya diambil
oleh pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri elektronika daya berserta
sumber daya manusianya.

Gambar 2. Pembangkit listrik tenaga bayu


Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sebagai negara yang berada di ekuator, Indonesia mempunyai potensi energi matahari
yang sangat besar. Ada dua cara yang umum digunakan dalam pemanfaatan energi
matahari, yaitu menggunakan solar-thermal dan sel fotovoltaik. Pada sistem solarthermal, panas matahari dikumpulkan dengan menggunakan cermin untuk
memanaskan air yang diletakkan dalam suatu ketel (boiler). Uap yang dihasilkan
selanjutnya digunakan untuk memutar turbin dan generator. Pada sistem fotovoltaik,

energi matahari langsung diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel
fotovoltaik atau sel surya. DI sini kita hanya akan membahas pembangit listrik tenaga
surya berbasis fotovoltaik.
Gambar 3 memperlihatkan skema pembangkit listrik tenaga surya skala kecil yang
dipakai untuk skala rumahtangga. Tegangan DC yang dihasilkan sel surya diubah
menjadi tegangan AC dengan menggunakan inverter. Inverter diparalel dengan
tegangan jala-jala (misal PLN). Sebagian energi listrik yang dihasilkan sel surya akan
dikonsumsi sendiri. Jika berlebih, energi listrik yang dihasilkan bisa dijual ke jaringan
PLN. Pembangkit listrik semacam ini tidak memerlukan batere sebagai penyimpan
energi.

Gambar 3. Pembangkit listrik tenaga surya


PLTS tidak hanya berguna bagi rakyat Indonesia yang tinggal di daerah kepulauan
untuk meningkatkan kemandirian di bidang energi tetapi juga berguna bagi penduduk
pulau Jawa yang ingin mengurangi beban PLN atau mengurangi emisi CO2. Di banding
pembangkit batu bara, PLTS mempunyai peluang mengurangi lebih dari 1 kg CO2 untuk
setiap kWh energi listrik yang dibangkitkannya. Dengan menggunakan teknologi film
tipis, PLTS bisa dipasang di kaca-kaca jendela gedung bertingkat tanpa mengubah
tampilan bangunan. Pemasangan PLTS bisa digunakan untuk meningkatkan image
perusahaan dalam memperoleh sertifikat ramah lingkungan. Di banyak negara maju,
memiliki sertifikat ramah lingkungan terbukti sangat berguna dalam menarik investor
dan menaikkan harga saham

Kunci Penghematan Listrik di Gedung dan Pabrik


Meningkatnya penggunaan energi dari sumber-sumber yang dapat diperbaharui
akan menempatkan lebih banyak beban pada jaringan-jaringan energi di masa
depan. Berdasarkan temuan German Energy Agency, jalur-jalur listrik baru
sepanjang 3600 kilometer harus terbangun pada tahun 2020 di Jerman untuk
mengantarkan listrik kepada para konsumen. Akan tetetapi, bila penambahan
tersebut masih belum cukup, karena jaringan-jaringannya haruslah menjadi

lebih pintar agar bisa menciptakan transparansi yang lebih besar dan
memastikan model-model penentuan harga yang lebih fleksibel dan distribusi
listrik yang lebih baik.
Sekarang juga sedang dibicarakan bahwa unit-unit penyimpanan listrik yang
menyediakan kelebihan listrik ketika angin bertiup dan matahari bersinar, dan
kemudian mengembalikannya ke jaringannya ketika angin sedang tenang dan
langit sedang mendung. Sebagai tambahannya, kendaraan-kendaraan listrik
mungkin digunakan di masa depan sebagai suatu permintaan energi yang
sangat besar dengan menggunakan baterai-baterai yang tidak terhingga
jumlahnya. Meskipun demikian, baterai-baterai di dalam dua juta kendaraan
listrik akan mempunyai suatu kandungan energi kira-kira 40 gigawatt hours
listrik, yang menggabungkan kapasitas dari seluruh unit-unit penyimpanan di
Jerman.
Konsumsi mengikuti produksi
Sekarang sebuah solusi potensial yang baru atas permasalahan energi yang
terjadi melalui sebuah penerapan dari perkenalan secara sederhana akan suatu
perangkat lunak yang canggih. Dikenal sebagai perpindahan muatan,
gagasannya adalah untuk mengatur para pengguna, atau muatan, listrik, di
gedung-gedung yang terutama memperbolehkan penggunaannya hanya ketika
kincir-kincir angin dan modul-modul listrik bertenaga surya menghasilkan
kelebihan energi, misalnya ketika listrik sedang murah.
Sebaliknya, sebanyak mungkin tenaga peralatan listrik diturunkan di malam hari
atau ketika angin sedang lemah. Jumlah tenaga itu mengalami suatu paradigma
perubahan, karena hari-hari pengoperasian pembangkit listrik bertenaga gas
dan batu bara ini diarahkan pada perilaku konsumsi energi di rumah-rumah
tangga, pabrik-pabrik, dan kantor-kantor. Akan tetapi, di masa depan, situasi
tersebut akan secara tepat berubah. Bangunan-bangunan mungkin akan
mengalihkan permintaan energinya sejalan dengan pasokan-pasokan energi
yang terakhir. Konsumsi akan mengikuti produksi.

Peneliti SIEMENS sedang mengembangkan pengelolaan gedung yang konsumsi listrik, memungkinkan
energi untuk diberdayakan tanpa mengorbankan kenyamanan.(Foto: Picture of the Future/SIEMENS)

Para spesialis yang bekerja di Siemens Building Technologies (SBT) dan para
peneliti di Universitas Teknik Munich (TUM) telah menemukan bahwa suatu
kisaran tentang perlengkapan untuk semua jenis bangunan yang bisa
dihidupkan dan dimatikan di dalam suatu peralatan yang relatif sederhana. Tim
SBT-TUM tersebut menghabiskan beberapa bulan untuk mengumpulkan data
dari pusat manajemen gedung tentang semua hal dari sistem ventilasi dan
aktivitas pompa air hingga temperatur di kantor-kantor dan ruang-ruang
konferensi.
PENGATURAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
Pengaturan pemakaian energy listrik pada dasarnya adalah suatu kegiatan
masyarakat pelanggan listrik untuk mengubah perilaku agar menggunakan
tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun waktunya, sehingga dapat
memberikan manfaat bagi pelanggan itu sendiri, perusahaan listrik, maupun
masyarakat pengguna tenaga listrik pada umumnya.
a. Manfaat Pengaturan pemakaian energy listrik bagi perusahaan listrik
adalah :

1. Dapat mengurangi biaya bahan bakar, biaya operasi dan biaya


pemeliharaan.
2. Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik dan jaringan listrik
dalam rangka memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik.
3. Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan tenaga listrik, karena kapasitas
yang mampu melayani permintaan tenaga listrik dapat dihemat.
b. Manfaat pengaturan pemakaian energy listrik bagi pengguna tenaga listrik
adalah : 1. Dapat menghindari pemadaman bergilir yang dikarenakan ketidak
mampuan pusat listrik untuk mensuplai tenaga listrik sesuai permintaan. Hal
ini terjadi pada saat permintaan tenaga listrik secara Widodo :
Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam Upaya Penghematan
Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi Jurnal Teknik WAKTU Volume 10 Nomor
02 Juli 2012 ISSN : 1412 1867 43 bersamaan pada waktu beban puncak.
2. Dapat menghemat sumber daya alam, dimana bahan bakar yang
diproduksi dari alam dan tidak dapat diperbarui dapat dihemat. 3. Dapat
memberikan kesempatan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat yang
belum menikmati tenaga listrik. Sebab dengan pengurangan pemakaian
tenaga listrik, berarti ada sisa kapasitas tersedia yang dapat disalurkan ke
masyarakat yang belum menikmati tenaga listrik. c. Sasaran pengaturan
pemakaian energy listrik adalah :
1. Konservasi energy, adalah program untuk menurunkan/menghemat
pemakaian tenaga listrik. 2. Pemasangan beban puncak, adalah program
untuk mengurangi beban pada waktu beban puncak. Hal ini pada umunya
dilakukan untuk memperbaiki sistem pasokan/penyaluran tenaga listrik
dengan pemadaman atau pengurangan beban untuk pengguna tenaga listrik
bukan industry.
3. Pengalihan beban, adalah program untuk menggeser beban dari waktu
beban puncak (WBP) ke luar waktu beban puncak (LWBP), sehingga diperoleh
pembebanan pada saat LWBP meningkat. Dengan demikian akan diperoleh
penghematan pemakaian bahan bakar, karena pendukung beban dasar
adalah pembangkit yang menggunakan bahan bakar lebih murah. METODA
PENGATURAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK a. Efisiensi penerangan
1. Gunakan lampu hemat energy
2. Menghidupkan lampu hanya pada saat diperlukan saja
3. Mewarnai dinding, lantai dan langit-langit dengan warna terang, sehingga
tidak membutuhkan penerangan yang berlebihan.
4. Memasang lampu penerangan dalam jarak yang tepat dengan obyek yang
akan diterangi
5. Mengatur perlengkapan rumah agar tidak menghalangi penerangan.
b. Lemari pendingin
1. Memilih lemari es denga ukuran/kasitas yang sesuai.
2. Membuka pintu lemari es seperlunya, dan pada kondisi tertentu agar dapat
tertutup rapat.
3. Mengisi lemari es secukupnya (tidak melebihi kapasitas).
4. Menempatkan lemari es jauh dari sumber panas, seperti sinar matahari,
kompor.

5. Meletakkan lemari es minimal 15 cm dari dinding/tembok rumah.


6. Tidak memasukkan makanan/minuman yang masih panas ke dalam lemari
es.
7. Membersihkan kondensor (terletak di belakang lemari es) secara teratur
dari debu dan kotoran, agar proses pelepasan panas berjalan baik.
8. Mengatur suhu lemari es sesuai dengan kebutuhan karena semakin
rendah/dingin temperatur, semakin banyak konsumsi energy lisrrik.
9. Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama. c. Pengatur
suhu udara (AC)
1. Memilih AC hemat energy dan daya yang sesuai dengan besarnya
ruangan.
2. Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan.
3. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin.
4. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas dari luar
tidak masuk.
5. Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari langsung agar efek
pendingin tidak berkurang.
6. Membersihkan saringan (filter) udara dengan teratur. d. Motor motor
1. Memilih motor sesuai dengan kegunaan dan kapasitas.
2. Menentukan seting tegangan yang tidak berlebihan. Untuk Widodo :
Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam Upaya Penghematan
Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi 44 Jurnal Teknik WAKTU Volume 10
Nomor 02 Juli 2012 ISSN : 1412 1867 motor dengan range tegangan 380
V sampai 400 V, sebaiknya di set pada tegangan 380 385 V.
3. Memilih motor-motor yang mampu mengontrol penyerapan daya listrik
sesuai dengan beban. Motor elevator dengan muatan 9 orang, dipilih yang
mampu menyerap daya kurang dari spesifikasi maksimum apabila
penumpang kurang dari 9 orang.
4. Melakukan pemeriksaan terjadwal agar motor berfungsi sesuai dengan
spesifikasinya.
e. Pemakaian tenaga listrik pada beban puncak Penyerapan daya listrik jika
memungkinkan disebar pada waktu beban puncak, sehingga mengurangi
pengoperasian pembangkit yang tidak efisien.
f. Audit Energi Menghitung besarnya konsumsi energy listrik pada bangunan
gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya.
g. Konstruksi bangunan yang efisien Dalam rekayasa bangunan gedung
diupayakan semaksimal mungkin agar efisiensi penerangan, efisiensi
pengaturan suhu udara, pengaturan instalasi listrik, dapat dimaksimalkan.
Motor-motor produksi sedapat mungkin dekat dengan pusat listrik
(transformator).
KESIMPULAN Pelaksanaan metoda tersebut perlu dilakukan sosialisasi ke
konsumen tenaga listrik, dan diharapkan dengan pengaturan penggunaan
tenaga listrik, membuat masyarakat pengguna tenaga listrik makin
mengetahui pentingnya tenaga listrik. Penghematan yang diperoleh dapat

digunakan untuk menunda rencana pembangunan sistem tenaga listrik yang


disebabkan pertumbuhan permintaan tenaga listrik, pemenuhan permintaan
calon pelanggan tenaga listrik dan menurunkan pembayaran rekening listrik.
DAFTAR PUSTAKA Amirullah M, MA. Tarif Listrik yang mengacu pada efisiensi
Sumber Daya Nasional serta Metodologi Peramalan Kebutuhan Listrik. PT PLN
(Persero)

Anda mungkin juga menyukai