Anda di halaman 1dari 16

PERHITUNGAN BIAYA KREDIT

BIAYA KREDIT
Biaya Kredit adalah charge account bonking yaitu fasilitas kredit kepada konsumen
untuk dapat melakukan pembelian saat ini tanpa harus membayar uang tunai; pembayaran kredit
tersebut dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu (misalnya tiga puluh hari) atau secara
angsuran.
Secara umum, terdapat beberapa biaya yang dikenakan dalam perkreditan yaitu
1

Biaya Provisi Kredit


Pada dasarnya Provisi adalah balas jasa kepada bank, karena dengan ditandatanganinya

perjanjian kredit demikian pula mengikat bank bahwa bank mempunyai kerajiban kepada
debitur untuk menyediakan sejumlah uang sesuai dengan plafond pinjaman, biaya Provisi
tergantung besarannya dari kebijakan Bank, namun umumnya berkisar antara 0.5 sampai
dengan 1.00 % dari total plafond kredit.
2

Biaya Administrasi
Biaya ini merupakan biaya yang wajib dibayarkan oleh Debitur kepada Bank pada saat

penandatanganan akad kredit, biaya ini termasuk juga biaya meterai, dan biaya administrasi
lainnya, besarannya tergantung dengan kebijakan bank.
3

Biaya Pengikatan Kredit (Legalisasi)


Pada umunya setiap akad kredit akan dibuat dihadapan pejabat berwenang (dibuat suatu

akta Notarial), namun banyak juga akad kredit dengan nominal tertentu yang dibuat dibawah
tangan, namun tetap terdapat biaya legalisasi. berikut ini penjelasan mengenai Biaya
Pengikatan Kredit.

a. Biaya pengikatan Kredit dibawah tangan


Biasanya meliputi biaya Legalisasi tandatangan (Surat dibawah tangan yang tidak
dibukukan) dan Biaya Waarmeking (Surat diabawah tangan yang dibukukan dalam buku
register Notaris), biaya ini bervariasi tergantung dari tarif jasa Notaris yang bersangkutan.
b. Biaya Pengikatan Kredit Dihadapan Pejabat Berwenang
terdiri dari biaya Akta Perjanjian Kredit (Notarial), Biaya Pemasangan Hak Tanggunngan
(Bagi agunan berupa tanah dan bangunan), biaya Fiducia (Bagi agunan berupa barang
bergerak, umumnya adalah kendaraan).
4

Biaya Asuransi

Biaya ini sangat berpengaruh kepada kebijakan bank, mengenai apa yang akan diasuransikan,
apakah asuransi jiwa, ataukah asuransi terkait agunan. Besaran biaya ini sangat tergantung
dari tarif Perusahaan asuransi yang digunakan. Semakin besar maksimal kredit, tentunya
semakin besar biaya asuransi.
5

Biaya Commitment Fee


Biaya ini timbul jika tidak timbul penarikan dalam kurun waktu tertentu, misalnya jika 6

bulan tidak melakukan penarikan akan di-charge 0,5% dari maksimal kredit (sesuai kebijakan
bank)
6

Biaya Cadangan Hak Tanggungan/Cadangan Fidusia


Biaya ini mengcover pemasangan hak tanggungan (untuk penerbitan sertifikat hak

tanggungan) maupun pemasangan jaminan fidusia (terbit sertifikat jaminan fidusia), biaya
sesuai ketentuan bank.
Fidusia adalah proses pengalihan hak atas kepemilikan benda yang dilakukan atas dasar
kepercayaan yang menjamin bahwa debitur tetap menjadi pemilik yang dikredit tersebut,
meskipun surat kepemilikan dijadikan sebagai jaminan dan dibawa oleh pihak leasing
sebagai lembaga pembiayaan kredit tersebut.

Biaya Notaris
Biaya ini umumnya dapat dinegosiasikan antara debitur dengan notaris, umumnya biaya

ini meliputi biaya perjanjian kredit (PK), pengakuan hutang (PH) bisa juga biaya untuk
APHT/SKMHT, personal/corporate guarantee, kuasa menjual, cessie, dll
Biaya-biaya tersebut dikonversikan menjadi bunga yang dibebankan kepada calon debitur
(nasabah kredit). Seringkali masih ada ketidakpahaman antara biaya real dengan Suku Bunga
Dasar Kredit (SBDK). SBDK sering dianggap oleh nasabah sebagai bunga langsung yang akan
dibebankan kepada nasabah, padahal masih ada biaya-biaya lain seperti diungkapkan diatas.
Contoh Biaya Kredit :
Biaya biaya kredit pada Maybank Indonesia
Suku Bunga Kredit Properti & Kredit Properti Multiguna
Deskripsi

Suku Bunga
KP
(Kredit Properti)

KP

Umum

Kecuali

KPR

KPR

Tipe
Fix

Bebas

dan KPR Floating Rate

&

10,50% fix 1 tahun

11,00% fix 1 tahun

10,50% fix 2 tahun

11,00% fix 2 tahun

10,75% fix 3 tahun

11,25% fix 3 tahun

Fix,

10,75% fix 4 tahun

11,25% fix 4 tahun

Bunga,

10,75% fix 5 tahun

11,25% fix 5 tahun

10,85% fix 6 tahun

11,35% fix 6 tahun

10,85% fix 7 tahun

11,35% fix 7 tahun

11,00% fix 10 tahun

11,50% fix 10 tahun

8,50% fix 1 tahun minimal


jangka waktu 4 tahun
8,50% fix 2 tahun minimal
KP Umum Tipe 2

KP Multiguna

jangka waktu 5 tahun


8,90% fix 3 tahun minimal
jangka waktu 6 tahun
8,90% fix 5 tahun minimal
jangka waktu 8 tahun

KP Floating Rate
Primary

SBI 12 bulan + 3,25%

Secondary

SBI 12 bulan + 3,50%

Multiguna/Refinancing

SBI 12 bulan + 3,75%

KP Take Over
Tipe A
Tipe B

9,00% fix 2 tahun


minimal jangka waktu 5 tahun
sama dengan suku bunga KP Multiguna Tipe 1

KP Fix&Fix
Umum

8,50% fix 2 tahun pertama,

Minimal jangka waktu 5 tahun

13.49% fix 3 tahun berikutnya

Take Over

9,00 % fix 2 tahun pertama


13.49% fix 3 tahun berikutnya

KP / KP Multiguna Bebas
Bunga

Suku bunga KP/KP Multiguna Regular Tipe 1 + 0,50%

KP / KP Multiguna Fix & Floating Rate


Fix Rate
8,50%
Primary

Floating Rate
fix

tahun

(min jangka waktu 5 tahun)


8,90%

fix

tahun

SBI 12 bulan + 5,50%

(min jangka waktu 8 tahun)


8,50%
Secondary

fix

tahun

(min jangka waktu 5 tahun)


8,90%

fix

tahun

SBI 12 bulan + 6,00%

(min jangka waktu 8 tahun)


11,00%
Multiguna/Refinancing

fix

tahun

(min jangka waktu 5 tahun)


11,25%

fix

tahun

SBI 12 bulan + 6,00%

(min jangka waktu 8 tahun)


Suku Bunga Floating

13.49%

13.99%

Suku bunga tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu.
Perhitungan Biaya Kredit :
Biaya Provisi Kredit
Jika seorang pemohon mengajukan dana pinjaman untuk pembelian sebuah rumah secara KPR
seharga Rp 200.000.000,- dengan syarat uang muka/Doen Payment sebesar 20% dan biaya
provisi yang dibebankan sebesar 1% , maka diperlukan perhitungan biaya provisi sebagai berikut
:

DP

= 20% x Harga Rumah


= 20% x 200.000.000,= 40 juta

Plafon KPR

= Harga rumah - DP
= 200 juta 40 juta
= 160 juta

Biaya Provisi = 1% x Plafon KPR


= 1% x 160 juta
= 1,6 juta

BIAYA BUNGA
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi
kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila
diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut "pokok utang" (principal).
BIAYA TRANSAKSI
Transaction cost (biaya transaksi) merupakan konsep yang menjelaskan mengenai biaya
yang keluar saat melakukan transaksi diluar biaya produksi. Pasar menunjukkan bahwa dalam
pertukaran ternyata tidak hanya memperhitungkan berapa biaya yang dihabiskan untuk

memproduksi suatu barang tetapi juga harus menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan
untuk melakukan transaksi/ pertukaran
BIAYA OPPORTUNITAS
Biaya opportunitas adalah biaya yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi
tujuan tertentu, yang diukur dengan manfaat yang dilepasnya karena tidak digunakan untuk
tujuan lain. Dengan kata lain, diukur dengan satuan barang yang seharusnya bisa diperoleh.
Hal ini akan bergantung pada sistem perekonomian yang dianut oleh suatu masyarakat.
Walaupun demikian, kebutuhan untuk memilih berlaku umum untuk semua masyarakat. Jika
kelangkaan mengharuskan adanya kebutuhan memilih, pilihan secara tidak langsung
menandakan adanya biaya. Artinya, keputusan untuk memproduksi sesuatu lebih banyak
memerlukan keputusan untuk memproduksi sesuatu yang lain lebih sedikit. Lebih sedikitnya
memproduksi sesuatu yang lain dianggap sebagai biaya memproduksi sesuatu lebih banyak.
Dengan demikian, muncullah apa yang dinamakan biaya oportunitas.
Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa biaya oportunitas
dari suatu keputusan terjadi karena melakukan pilihan terhadap barang langka dengan
mengorbankan barang lain. Biaya oportunitasnya adalah nilai dari barang atau jasa yang
dilepaskan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Lipsey mengartikan biaya oportunitas adalah
biaya yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi tujuan tertentu, yang diukur
dengan manfaat yang dilepasnya karena tidak digunakan untuk tujuan lain. Dengan kata lain,
diukur dengan satuan barang lain yang seharusnya bisa diperoleh.
Berdasarkan konsep biaya oportunitas tersebut, bahwa dalam menentukan pilihan banyak sekali
kelangkaan memaksa seseorang untuk mengorbankan aktivitas alternatifnya. Hal tersebut
menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang lain.
Contoh :
Misalnya, Paula adalah lulusan sarjana ekonomi. Di samping sarjana ekonomi, Paula juga ahli
pemrograman komputer. Sebagai ahli pemrograman komputer, Paula telah digaji sebesar
Rp2.000.000,00 per bulannya.

Namun, naluri kewanitaan Paula memutuskan untuk menjadi dosen di suatu perguruan tinggi
negeri. Dengan keputusannya tersebut, Paula telah kehilangan kesempatan untuk memperoleh
pendapatan sebagai seorang ahli pemrograman komputer. Hilangnya kesempatan untuk
memperoleh pendapatan dari bekerja sebagai ahli pemrograman komputer merupakan
biaya oportunitas.
Contoh lain, setelah lulus SMA Beti memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi
negeri, tetapi Beti memutuskan untuk bekerja sehingga ia akan mendapat gaji per bulan sebesar
Rp1.000.000,00. Jika ia kuliah, diperlukan biaya untuk SPP, buku-buku, tugas, uang kos,
pakaian, dan biaya lainnya yang semuanya berjumlah Rp1.500.000,00 per bulan. Jadi,
opportunity cost Beti untuk melanjutkan kuliah adalah sebesar Rp12.000.000,00 (gaji bekerja)
selama satu tahun.
Jika tidak bekerja dan melanjutkan kuliah, biaya yang dikeluarkan selama satu tahun sebesar
Rp18.000.000,00 (biaya kuliah). Keputusan seorang individu untuk bekerja juga berhubungan
dengan sejauh mana ia bersedia mengalokasikan waktu untuk bekerja dan tidak bekerja.
Opportunity cost (biaya kesempatan) dari bekerja adalah hilangnya waktu untuk tidak
bekerja (leisure time) yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. Misalnya, berkumpul
dengan keluarga, belanja, bersenang-senang, sebaliknya biaya oportunitas dari tidak
bekerja adalah hilangnya pendapatan.

Cara Menghitung Biaya Peluang (Oportunity Cost)


Berikut ini akan diuraikan cara menghitung biaya peluang. Agar lebih jelas perhatikan contoh
berikut.
a. Setelah lulus SMA, Farida mendapat 2 tawaran pekerjaan. Tawaran pertama sebagai pelayan
toko di dekat rumah dengan gaji Rp 400.000,- per bulan. Tawaran kedua sebagai pramusaji di
sebuah rumah makan di kotanya dengan gaji Rp 900.000,- per bulan. Dengan beberapa
pertimbangan, di antaranya ingin dekat keluarga, akhirnya Farida memutuskan bekerja sebagai
pelayan toko. Keputusan Farida memilih bekerja sebagai pelayan toko telah menghilangkan
peluang untuk bekerja sebagai pramusaji yang sebenarnya bisa memberikan pendapatan Rp

900.000,- per bulan. Dengan demikian, biaya peluang yang ditanggung Farida dengan
memilih bekerja sebagai pelayan toko adalah sebesar Rp 900.000,- per bulan.

b. Sebagai lulusan terbaik dari sebuah perguruan tinggi terkemuka, Andrew mendapat 5 tawaran
pekerjaan.
Tabel 2. Tawaran pekerjaan
Tawaran

Tempat Kerja

Gaji per bulan

1
2
3
4
5

Jakarta
Medan
Irian
Tangerang
Bali

Rp 6.000.000,Rp 4.000.000,Rp 6.000.000,Rp 7.000.000,Rp 7.000.000,-

Dari lima tawaran tersebut, tinggal dua tawaran yang menarik hati Andrew. Pertama, tawaran
bekerja di Jakarta dengan gaji Rp 6.000.000,- per bulan dan satu lagi, tawaran bekerja di
Tangerang dengan gaji Rp 7.000.000,- per bulan. Setelah meminta pertimbangan orang tua dan
teman, Andrew memutuskan memilih bekerja di Jakarta dengan gaji Rp 6.000.000,- per bulan.
Pilihan Andrew untuk bekerja di Jakarta telah menghilangkan peluang terbaiknya untuk bekerja
di Tangerang dengan gaji Rp 7.000.000,- per bulan. Karena opportunity cost selalu diukur
dari nilai peluang terbaik yang dikorbankan atau yang tidak dipilih maka besarnya biaya
peluang yang ditanggung Andrew dengan bekerja di Jakarta adalah sebesar Rp 7.000.000,per bulan.

c. Dinda memiliki uang Rp 80.000,-. Saat ini ia memerlukan kaos dan buku tulis. Harga satu
kaos Rp 15.000,- dan harga satu buku tulis Rp 6.000,-. Karena ada dua kebutuhan maka ada
beberapa

kombinasi

kebutuhan

yang

harus

dipilih

Tabel 3. Kombinasi kebutuhan


Kombinasi

Jumlah kaos @

Jumlah buku @

Jumlah uang yang

Sisa uang

Dinda.

A
B
C
D
E

15.000
1
2
3
4
5

6.000
10
8
5
3
0

dikeluarkan (Rp)
75.000
78.000
75.000
78.000
75.000

(Rp)
5.000
2.000
5.000
2.000
5.000

Dari 5 kombinasi di atas, awalnya Dinda ingin memilih kombinasi D, yaitu mendapat 4 kaos dan
3 buku tulis. Akan tetapi, karena ingin menghadiahi adiknya 2 buku tulis maka Dinda berubah
memilih kombinasi C, yakni mendapat 3 kaos dan 5 buku tulis. Ini berarti untuk mendapatkan
tambahan 2 buku tulis Dinda telah mengorbankan satu kaos. Dengan demikian, biaya peluang
untuk mendapatkan tambahan 2 buku tulis adalah sebesar harga satu kaos, yaitu Rp
15.000,Biaya peluang tidak hanya terjadi pada kegiatan konsumsi tapi juga terjadi pada kegiatan
produksi. Perhatikan contoh berikut:
Pak Tata seorang pengrajin mainan kayu sedang memenuhi pesanan dari dua pelanggan.
Pelanggan pertama memesan mobil kayu, pelanggan kedua memesan boneka kayu. Karena
keterbatasan modal maka Pak Tata harus mengatur produksinya. Ada beberapa kombinasi
produksi yang bisa dipilih Pak Tata.
Tabel 4. Kombinasi produksi
Kombinasi
A
B
C
D
E
F
G

Jumlah mobil kayu


0
50
90
115
135
50
115

Jumlah boneka kayu


200
160
100
50
0
125
160

Untuk memuaskan pelanggan pertama (pemesan mobil kayu), awalnya Pak Tata memilih
kombinasi D. Akan tetapi, pilihan D bisa merugikan pelanggan kedua (pemesan boneka kayu)
karena hanya sedikit pesanannya yang bisa dipenuhi. Oleh karena itu, Pak Tata berubah memilih

kombinasi C sehingga diharapkan bisa memuaskan kedua pelanggan. Perubahan pilihan dari D
ke C menunjukkan bahwa Pak Tata harus mengorbankan 25 mobil kayu (115 - 90) untuk
mendapatkan tambahan 50 boneka kayu. Karena harga satu mobil kayu Rp 20.000,- berarti besar
biaya peluang untuk mendapatkan 50 boneka kayu adalah 25 x Rp 20.000,- = Rp 500.000,

BIAYA DANA
Biaya dana adalah biaya untuk keperluan funding yaitu biaya yang harus dikeluarkan
oleh bank untuk setiap dana yang berhasil dihimpunnya dari berbagai sumber sebelum dikurangi
dengan likuiditas (reserve requirement) yang harus selalu dipelihara bank.
Konsep pricing pada perbankan pada umumnya didasarkan atas konsep pehitungan biaya
dana atau cost of fund (cof), terdapat 3 metode perhitungan cof sbb :
Metode Biaya Dana Rata-Rata Historis/Historical Average Cost Of Fund Method
Metode Biaya Dana Rata-Rata Tertimbang /Weighted Average Cost Of Fund
Method
Metode Biaya Dana Marginal / Marginal/ Incremental Cost Of Fund Method
1. METODE BIAYA DANA RATA-RATA HISTORIS/HISTORICAL AVERAGE COST OF
FUND METHOD
Cara yang paling sederhana dan mudah untuk menghitung biaya dana bank yaitu
hanya menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan berkenaan dg penghimpunan dana
(funding) dibagi dg total dana yang dihimpun bank pada tahun yang sama.
NO

JENIS DANA

JML DANA

TGK

JML BIAYA

Rp. 1 JT

BG

DANA
Rp.1 JT

DANA BERBIAYA

1.1.

GIRO

250.000

2.500

1.2.

TABUNGAN

350.000

10.500

1.3.

DEPOSITO

400.000

20.000

1.4.

SERTIFIKAT DEPOSITO

75.000

3.750

1.5.

DEPOSITS ON CALL

50.000

3.500

1.6.

OBLIGASI

250.000

10

25.000

1.7.

MEDIUM TERM NOTE (MTM)

100.000

10

10.000

1.8.

KREDIT LIKUIDITAS BI

125.000

8.750

1.9.

PINJAMAN DARI BANK LAIN

150.000

13.500

1.750.000
JML DANA
Rp. 1 JT

TGK
BG

97.500
JML BIAYA
DANA
Rp.1 JT

JUMLAH-1
NO

2
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.

JENIS DANA

DANA TIDAK BERBIAYA


SETORAN JAMINAN & LC
DEPOSITO JATUH WAKTU
TRANSFER
TITIPAN LAINNYA
JUMLAH - 2
JUMLAH 1 DAN 2

40.000
25.000
30.000
5.000
100.000
1.850.000

97.500

Biaya dana rata-rata historis dari sumber dana berbiaya :


97.500
x 100 =5,57
1.750 .000

Biaya dana rata-rata historis dari seluruh sumber dana :


97.500
x 100 =5,27
1.850 .000

Perhitungan COF yang telah memasukan Cadangan likuiditas wajib minimum disebut
COST OF LOANABLE FUND (COLF). Colf adalah biaya dana yang siap untuk dipinjamkan
COLF = 100% - Reserve Requirement(RR)
Sedangkan untuk menghitung besar bunga kredit (Base Lending Rate/BLR), atau harga jual
yang merupakan pendapatan bank maka COLF harus ditambah dengan biaya-biaya lain yang
tidak berhubungan dengan bunga dana (non-Interest funding cost)
BLR = COLF + NON INTEREST FUNDING COST

2. METODE BIAYA DANA RATA-RATA TERTIMBANG/WEIGHTED AVERAGE COST OF


FUND METHODS
Adalah menghitung biaya dana dg terlebih dahulu dihitung peranan masing-masing
jenis/sumber dana serta juga memperhitungkan cadangan likuiditas wajib minimum
(RR/Reserve Requirement) yang mempengaruhi besarnya biaya dana. RR diambil dari angka
actual (efektif) sesuai keperluan bank sehari-hari.

3. METODE BIAYA DANA MARGINAL / MARGINAL/ INCREMENTAL COST OF FUNDS


METHOD
Didefinisikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan untuk menambah dana baru didalam
port polio sumber/jenis dana yang telah ada. Metode ini merupakan kebalikan dari metode biaya
dana historis yang menitikberatkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan pada masa lampau, yg
dijadikan acuan untuk rencana berikutnya. Metode Perhitungan Marginal /Incremental Cost of
Fund dibagi 2 yaitu :
1. Single Source Rate /Satu Sumber Dana
2. Multiple Sources Based Weighted Average Cost Of Funds/ Lebih Dari Satu Sumber
Dana
1. Single Source Rate (satu sumber dana)
Bank membutuhkan dana memenuhi permintaan kredit dari nasabahnya sebesar Rp. 50 milyar
dan manajemen bank memutuskan untuk mencari sumber dananya dari pasar uang saja. Jadi
sumber dananya hanya satu dan bunganya pun hanya satu macam. Misalnya tingkat suku bunga
untuk memperoleh dana di pasar uang tersebut adalah 14% p.a. sehingga bank harus
mengeluarkan biaya bunga sebesar: Rp.50 milyar x 14%

= Rp.7 Milyar per tahun dan

diasumsikan biaya dana non bunga (Non Interest Funding Cost/ NIFC) sebesar 10% biaya
bunga, maka Marginal Cost of Fund (MCOF) sebesar :Rp.7 milyar + (10% x Rp.7 milyar)
= Rp. 7,7 milyar

MCOF = Interest Cost + Non Interest Funding Cost x 100%


Total Fund
MCOF = Interest Cost + Non Interest Funding Cost x 100%
Total Fund
MCOF = 7 milyar + 0,7 milyar x 100% = 15,4%
50 milyar
Untuk menentukan tingkat suku bunga kredit masih harus ditambahkan : Profit margin/spread
yang dikehendaki asumsi 1,5%, pajak atas spread asumsi 35% dan cadangan kredit bermasalah
(Non Performing Loan/ NPL) asumsi 1 % dan mark up 1%
LR/ Lending Rate = MCOF + PM + T + CP + MU
LR = 15,40% + 1,5% + (35% x 1,5%) + 1% + 1%
LR = 15,40% + 1,5% + 0,525 + 1 % + 1%
LR = 19,425%
LR = Lending Rate
PM = Profit Margin/ Spread (keuntungan yang hendak dicapai )
T

= Tax, Pajak atas keuntungan

CP = Credit Premium untuk cadangan kredit bermasalah


MU = Mark Up
2. Multi Source Based Weighted Average Cost of Fund (lebih dari satu sumber dana)
Sumber dananya lebih dari satu sumber dana, contoh:

Kebutuhan dana untuk memenuhi permintaan seorang nasabah sebesar Rp.100 milyar. Jumlah
tersebut dipenuhi melalui :
1. Pasar uang Rp. 50 milyar
2. Menerbitkan sertifikat deposito (CD) , dengan asumsi tingkat suku bunga sebesar 15%
p.a.
Non-interest funding cost (termasuk biaya perolehan CD tsb) sebesar 10%, maka MCOF
= 15% + (10% x 15%) = 16,50%, sedangkan MCOF untuk dana pasar uang adalah
sebesar 15,40%, maka setelah dihitung secara rata-rata tertimbang akan didapat MCOF
untuk kedua jenis dana tsb sebesar :
15,40% + 16,50%

= 15,95%

2
LR

= MCOF + PM + T + CP + MU

LR

= 15,95% + 1,5% + (35% x 1,5%) + 1% + 1%

LR

= 15,95% + 1,5% + 0,252% + 1% + 1%

LR

= 19,975%

MANAJEMEN
PERKREDITAN
BANK
PERHITUNGAN
BIAYA KREDIT

Disusun Oleh :

1.
2.
3.
4.

Reno Bagas F
Satria Sanjaya
Ribka Elizabeth
Dyajeng Tiara R

2012210726
2012210380
2013210250
2013210359

STIE PERBANAS SURABAYA


2016/2017

Anda mungkin juga menyukai