Anda di halaman 1dari 19

Golongan Antibiotik

Nama Obat
Amoksisilin

Sefadroksil

Dosis dan Cara


Pemakaian
Dosis oral: 250
mg tiap 8 jam
ANAK hingga
10 tahun: 125250 mg tiap 8
jam
Anak 40 mg/kg
bb sehari dalam
3 dosis terbagi
(maks 3 g
sehari)
Injeksi
intramuskular:
500 mg tiap 8
jam
ANAK: 50-100
mg/kg bb sehari
dalam dosis
terbagi Injeksi
intravena/infus:
500 mg tiap 8
jam
Oral :Anak :
30 mg/kg
BB/hari dibagi
dalam 2 dosis
maksimal
2g/hari.
Dewasa : 1-2
g/hari dibagi
dalam 2
dosis.Profilaksi
s
endokarditis
:Anak : 50
mg/kg BB 1
jam sebelum
tindakan.
Dewasa : 2
gram 1 jam
sebelum
tindakan
Interval

Efek Obat

Kontraindikasi

Efek Samping

Anti infeksi
Anti bakteri

Hipersensitivitas

Mual, muntah,
diare, ruam
(menghentikan
pengobatan);
kolitis terkait
antibiotik.

Anti bakteri,
pada pasien
alergi
penisilin,
pada
tindakan
operasi gigi

Hipersensitivitas

Diare, Abdominal
pain,
agranulositosis,
anafilaksis,
angioderma,
athralgia,
kolestasis,
dispepsia,
erythema
multiforme,
demam, mual,
neutropenia,
pruritus, kolitis
pseudomembran,
rash, serum
sickness, sindrom
Steven-Johnson,
trombositopenia,
eticaria, vaginitis,
muntah.

Peringatan dan
Interaksi Obat
Peringatan :
Riwayat alergi, ruam
eritematous pada
glandular fever;
peningkatan risiko
ruam eritematous pada
infeksi
cytomegalovirus, dan
limfositik akut atau
kronis leukemia,
mempertahankan
hidrasi yang tepat
pada pemberian dosis
tinggi (terutama
selama terapi
parenteral)
Interaksi Obat :
-

Peringatan :
Pasien gangguan
ginjal, hamil dan
menyusui
Interaksi obat :
Terjadi perdarahan
jika diberikan dengan
antikoagulan.
Probenesid dapat
mengurangi eliminasi
sefalosporin
Amonoglikosida
dan furosemida
kemungkinan terjadi
nefrotoksisitas karena
aditif
Probenesid dapat
meningkatkan
konsentrasi sefiksim
Sefiksim
meningkatkan kadar

Meropenem

pada pasien
gangguan ginjal
ClCr 10-25
mL/menit :
diberikan setiap
24 jam.
ClCr <10
mL/menit :
diberikan setiap
36 jam.
Dosis Dewasa :
Bakteremia
terkait dengan
rute
intravaskular:
(karena rentan
basil gram
negatif) 1 g IV
setiap 8 jam

karbamazepin
Sefiksim dapat
meningkatkan waktu
pembekuan darah jika
diberikan bersama
warfarin.

Bacterial
Meningitis,
infeksi kulit
DAN/ATAU
Jaringan
Subkutan
(Parah),
Infeksi
abdomen
(Parah)

Reaksi anafilaksis
dan
Hipersensitivitas

Inflamasi, Rash,
konstipasi, diare,
nausea, vomiting,
anemia, sakit
kepala

Anti infeksi
Anti Bakteri

Hipersensitivitas,
Anak <8th, wanita
hamil

Pelunturan warna
gigi dan email
(anak- anak),
mual,diare,munta

Dosis Anak :
Meningitis
bakteri: (lebih
tua dari 28 hari)
120 mg / kg /
hari IV dibagi
setiap 8 jam;
Meningitis
bakteri
Infeksi kulit
DAN / ATAU
jaringan
subkutan,
parah: (3 bulan
atau lebih) 10
mg / kg IV
setiap 8 jam

Tetrasiklin

Anakanak >8
tahun: 25-50
mg/kg/hari
dalam dosis

Peringatan :
Diare terkait
Clostridium difficile,
Penggunaan
bersamaan dengan
probenesid, asam
valproat, atau natrium
divalproex tidak
direkomendasikan.
Pasien lanjut usia
harus dimonitor dan
dilakukan
penyesuaian dosis.
Penggunaan pada
pasien
hipersensitivitas,
Interaksi Obat :
Natrium
Divalproat sistemik,
menurunkan kadar
asam valproat plasma
dan menurunkan efek
antikonvulsan.
(Mayor); Probenesid,
meningkatkan
konsentrasi plasma
meropenem.
(Moderate); Vaksin
Typhoid hidup,
menurunkan respon
imun terhadap vaksin
Typhoid
Peringatan :
Pada pasien dengan
gngguan ginjal dan
hepar serta ibu

terbagi setiap 8
jam.
Dewasa: 250500 mg/dosis
setiap 6 jam.
Digunakan pada
keadaan perut
kosong (1 jam
sebelum makan,
atau 2 jam
setelah makan)
meningkatkan
jumlah absorbsi
obat.

Neomisin

Anak-anak dan
dewasa:sejumla
h kecil obat
dioleskan secara
topikal pada
daerah yang
terkena tidak
lebih dari 2-3
kali sehari,
dapat ditutup
dengan perban
steril

h, esophagitis,
anorexia, cram
lambung, pseudomembranous
collitis,
staphylococcal
enterocolitis,
pancreatitis.

1. Infeksi
kulit, luka
terpotong
ringan/kecil,
luka parut,
luka bakar.
2. Infeksi
okuler

Hipersensitivitas

mual , diare,
muntah, iritasi atu
luka pada mulut
ata rektal,
dispnea,
eosinofilia,
nefrotoksik,
neurotoksik,
ototoksik, pada
pendengaran dan
keseimbngan,
dermatitis kontak

menyusui
Interaksi Obat :
Efek pada sitokrom
P450: substrat
CYP3A4 (utama);
inhibitor CYP3A4
(moderat)
Meningkatkan efek
toksis:
anestesi
nethoksiflurane dapat
meningkatkan efek
fatal nefropati.
Warfarin, efek
antikoagulan dapat
meningkat.
Kemungkinan
meningkatkan
kadarnya secara
selektif terhadap.
Benzodiazepine; Cachanel bloker;
cisapride; cylosporin;
ergot alkaloid; HMGCoA reduktase
inhibitor; mirtazapin;
nateglinie; nefazodon;
pimozid;
quinidin;sildenafil;
tacrolimus;
venlavaxine; dan
substrat CYP3A4
lainnya
Peringatan :
gangguan fungsi
ginjal, gangguan
fungsi pendengaran,
gangguan
neuromuskuler, hatihati pada wanita hamil
Interaksi obat :
Neomisin oral dapat
memperkuat efek
antikoagulan oral
(efek potensiasi);
Efek samping

Eritromisin

Bayi dan anak


anak: Kisaran
Dosis lazim
:Oral:(catatan:
terdapat
perbedaan
absobsi antara
400 mg
eritromisin
etilsuksinat
pada kadar
serum dengan
250 mg
eritromisin
murni (basa),
stearat atau
estolat);
Murni (basa):
30-50
mg/kg/hari
dalam 2-4 dosis
terbagi; tidak
lebih dari 2
g/hari.
Estolat: 30-50
mg/kg/hari
dalam dosis
terbagi 2-4
dosis.Etilsuksin
at: 30-50
mg/kg/hari
dalam 2-4 dosis
terbagi; tidak
lebih dari 3.2
g/hari.
Stearat: 30-50

Sistemik:Di
gunakan
untuk
mengatasi
infeksi
bakteri yang
sensitif
terhadap
eritromisin
seperti,
S.pyogenes,
termasuk
S.pneumoni
ae, S.aereus,
dll.Pada
mata:
Untuk
mengatasi
infeksi
konjungtivis
tis atau
gangguan
kornea pada
bayi baru
lahir.Topical
: untuk
pengobatan
acne
vulgaris.

Hipersensitivitas
dan penyakit liver,
Kontraindikasi jika
digunakan
bersamaan dengan
turunan ergot,
pimozide, dan
cisapride.

neomisin dapat
meningkat bila
diberikan bersama
obat-obat nefrotoksik,
ototoksik atau
neurotoksik;
mengurangi absorpsi
gastrointestinal
digoxin dan
metotreksat
nyeri lambung,
Peringatan :
kram, mual,
Penggunaan pada
kandidiasis mulut, orang yang sakit hepar
muntah, diare,
baik disertai atau
dispepsia,
tanpa disertai
dipsnea, alergi
jaundice, pada ibu
hamil
Interaksi obat:
Meningkatkan efek
toksik:
Meningkatkan efek
aritmia jika digunakan
bersamaan dengan:
cisapride,
gatifloxacin,
moxifloxacin,
pimozide,
sparfloxacin,
thioridazine.

Siprofloksa
sin

mg/kg/hari
dalam dosis
terbagi 2-4
dosis
ANAK
Oral : Infeksi
saluran urin
atau pyelofritis:
anak 1-17
tahun: 20-30
mg/kg/hari
terbagi dalam 2
dosis terpisah
(setiap 12 jam)
untuk 10-21
hari. Maksimal
1.5 g/hari.
DEWASA
Oral:Infeksi
saluran
urin:Infeksi
saluran urin
akut tanpa
komplikasi: 250
mg setiap 12
jam selama 3
hari.

Infeksi
saluran
kencing,
infeksi sendi
dan tulang,
inf. Salura
nafa, inf.
Kulit

Hipersensitivitas

Ruam, mual,
muntah, nyeri
lambung, gangg.
Pencernaan,
gangg. Tidur,
pusing, cemas

Peringatan:
Kemungkinan dapat
meningkatkan respon
SSP, perlu monitoring
terhadap pasien yang
diketahui mempunyai
kelainan pada SSP.
Pengobatan jangka
panjang dapat
mengakibatkan
suprainfeksi.tidak
direkomendasikan
pada anak dan ibu
menyusui
Interaksi obat :
Meningkatkan efek:
Meningkatkan efek
toksik dari substrat
CYP1A2 (seperti;
aminofilin,
fluvoxamine,
mexiletin, mirtazapin,
ropinirol,
trifluoperazin),
gliburid, metotreksat,
ropivacaine, teofilin,
dan warfarin.
Jika digunakan
dengan kortikosteroid
maka akan dapat
meningkatkan
kerusakan tendon.
Jika digunakan
dengan foscarnet
dapat meningkatkan
efek kejang.
Probenezid
kemungkinan
meningkatkan kadar
siprofloksasin.
Menurunkan efek:
Antasida, suplemen

Kotrimoksa
zol

Kloramfeni
kol

DOSIS ANAK:
Meningitis: IV.
Infant: >30 hari
dan anak : 50100 mg/kg/hari
terbagi setiap 6
jam
Infeksi lain: IV.
Infant: >30 hari
dan anak : 50-

Oral:Untuk
pengobatan
infeksi
saluran urin
yang
disebabkan
E.coli,
Klebsella
dan
Enterobacter
sp,
M.morganii,
P.mirabilis
dan
P.vulgaris;
otitis media
akut pada
anak; dll
IV : Untuk
pengobatan
infeksi
severe atau
komplikasi
ketika
penggunaan
oral sudah
tidak
mungkin
dilakukan

Hipersensitif pada
obat golongan
sulfa, trimethoprim
atau komponen lain
dalam obat;
profiria; anemia
megaloblastik
karena kekurangan
asam folat; bayi
dengan usia <2
bulan; adanya
tanda kerusakan
pada hepar pasien;
gagal ginjal parah;
kehamilan (Faktor
risiko : C/D)
Jangan digunakan
pada saat term
kehamilan untuk
menghindari
terjadinya ikterus
pada bayi;
penggunaan selama
proses kehamilan
hanya jika terjadi
resiko obesitas
pada janin.

gangguan
pencernaan
(mual, muntah,
anorexia), reaksi
dermatologi (rash
atau urticaria)

Terapi
infeksi
serius yang
resisten
terhadapa
antimikroba
yang kurang
toksik atau
bila
penetrasi ke

hipersensitivitas

Anemia aplastik,
bone marrow
supression, gray
sindrome,
Bingung, mata
gelap (delirium),
depresi, fever,
sakit kepala

elektrolit oral,
quinapril, sukralfat,
kemungkinan juga
siprofloksasin dapat
menurunkan kadar
fenitoin
Peringatan:
Gunakan secara hatihati pada pasien
dengan defisiensi
G6PD, kerusakan
ginjal dan hepar atau
pasien berpotensi
tinggi untuk
kekurangan folat
(malnutrisi, menjalani
terapi antikonfulsan
dalam jangka waktu
lama, pasien lanjut
usia)
Interaksi obat :
Meningkatkan efek
toksik:
Meningkatkan efek
toksis dari metotreksat
Meningkatkan kadar
obat procainamide.
Penggunaan
bersamaan dengan
pyrimethamine
(dengan dosis
>25mg/minggu)
kemungkinan dapat
meningkatkan resiko
terjadinya anemia
megaloblastik.
Peringatan :
Penggunaan pada
pasien gangguan
ginjal dan hepar dan
pada bayi
Interaksi obat:
Sitokrom P450:
menghambat
CYP2C8/9
(penggunaan

75 mg/kg/hari
terbagi setiap 6
jam. Dosis
maksimal: 4
g/hari.
DOSIS
DEWASA:
50-100
mg/kg/hari
terbagi setiap 6
jam. Makimum
dosis harian 4
g/hari.
Cara
pemberian:
jangan
diberikan I.M;
dapat diberikan
IV kurang dari
1 menit dengan
konsentrasi 100
mg/mL atau IV
intermittent
infuse lebih dari
15-30 menit
dengan
konsentrasi
akhir <20
mcg/mL.

daerah
infeksi lebih
baik
dibanding
dengan
antibiotik
lain yang
sensitif.

mingguan), 3A4
(penggunaan
mingguan).Meningkat
kan efek toksis:
kloramfenikol
meningkatkan efek
dari klopropramid,
fenitoin, dan
antikoagulan oral.
Menurunkan efek:
fenobarbital dan
rifampisin
kemungkinan
menurunkan efeknya.

Golongan Analgesik dan Anti inflamasi


Nama Obat

Asam
Mefenamat

Dosis dan
Cara
Pemakaian
Anak di
atas 12
tahun dan
Dewasa,
500 mg 3
kali sehari3

Efek Obat

Kontraindikasi

Efek Samping

Peringatan dan
Interaksi Obat

Nyeri dan
inflamasi pada
arthritis dan
osteoarthritis,
nyeri pasca
operasi; nyeri
ringan sampai
sedang,
dismenorea dan
menorrhagia

Hipersensitiv
asam
mefenamat,
atau komponen
formulasi, nyeri
perioperatif
dalam
pengaturan
graft bypass
arteri koroner
(CABG),

Sistem saraf pusat:


Sakit kepala, gugup,
pusing
Dermatologic: Gatalgatal, ruam
Endokrin metabolik &:
retensi cairan
Gastrointestinal: kram
perut, mulas, gangguan
pencernaan, mual ,
muntah , diare ,

Peringatan:
Lansia adalah
populasi berisiko
tinggi untuk efek
samping dari
NSAID. Ibu
menyusui dan anak
usia <14 tahun
Interaksi obat:
Obat yg terikat pada
protein plasma :

Ibuprofen

Anak 1-3
bulan 30-60
mg setiap 8
jam sebagai
; 3 bulan - 1
tahun 60120 mg , 16 tahun
120-250 mg
, 6 - 12
tahun 250-

Nyeri dan
peradangan
pada penyakit
rematik(termasu
k juvenile
idiopathic
arthritis) dan
lainnya
gangguan
muskuloskeletal
, ringan sampai

ulserasi aktif
atau
peradangan
kronis pada
saluran
pencernaan;
penyakit ginjal

sembelit, gangguan
perut / kram / nyeri,
dispepsia, perut
kembung, ulkus
lambung atau
duodenum dengan
perdarahan atau
perforasi, gastritis
Hematologi:
PerdarahanHati:
Peningkatan LFTOtic:
Tinnitus

Hipersensitif
ibuprofen atau
komponen
formulasi, nyeri
preoperatif
dalam
pengaturan
graft bypass
arteri koroner
(CABG)
Ibuprofen lisin

Gangguan gastrointestinal
termasukketidaknyama
nan, mual, diare, dan
kadang-kadang
berdarah dan ulserasi .
Sistemik serta lokal
efek NSAID
berkontribusi terhadap
kerusakan gastrointestinal; mengambil

Menggeser ikatan
dengan protein
plasma, sehingga
dapat meningkatkan
efek samping
(contoh : hidantoin,
sulfonylurea).Obat
antikoagulan &
antitrombosis :
Sedikit
memperpanjang
waktu prothrombin
& Waktu
thromboplastin
parsial. Jika Pasien
menggunakan
antikoagulan
(warfarin) atau zat
thrombolitik
(streptokinase),
waktu prothrombin
harus dimonitor.
Lithium :
Meningkatkan
toksisitas Lithium
dengan menurunkan
eliminasi lithium di
ginjal.Obat lain yang
juga memiliki efek
samping pada
lambung :
Kemungkinan dapat
meningkatkan efek
samping terhadap
lambung.
Peringatan:
Hati-hati pada pasien
usia lanjut, gangguan
ginjal, gangguan
jantung atau
gangguan hati,
gangguan saluran
cerna, suspect
demam berdarah. Ibu
hamil, anak <6bulan
dan ibu menyusui

Paracetam
ol

500 mg ,
dosis ini
dapat
diulang
setiap 4-6
jam bila
diperlukan (
maks. 4
dosis dalam
24 jam )
Infus
intravena
lebih dari
15 menit ,

nyeri
sedangtermasuk
dismenorea,
analgesia pasca
operasi;migrain,
sakit gigi,
demam dengan
ketidaknyamana
n dan rasa
sakitpada anakanak, pascaimunisasi
demam

Oral , 0.5-1
g setiap 4-6
jam untuk
maksimal 4
g sehari
Anak 1-3
bulan 30-60
mg setiap 8
jam sebagai
; 3 bulan - 1
tahun 60120 mg , 16 tahun
120-250 mg

Nyeri ringan
sampai sedang
dan demam

kontraindikasi
pada bayi
prematur
dengan infeksi
terbukti atau
diduga tidak
diobati,
penyakit
jantung bawaan
di mana patensi
PDA
diperlukan
untuk paru atau
sistemik aliran
darah,
perdarahan
(terutama
dengan
perdarahan
intrakranial
aktif atau
berdarah GI),
trombositopeni
a, cacat
koagulasi;
terbukti atau
dicurigai
necrotizing
enterocolitis
(NEC),
disfungsi ginjal
yang signifikan
Hipersensitiv
terhadap
parasetamol
atau
komponennya

formulasi oral dengan


susu atau makanan,
atau menggunakan
entericcoatedformulasi,
atau mengubah rute
pemberianmungkin
hanya sebagian
mengurangi gejala
sepertidispepsia

Interaksi obat:
Antagonis reseptor
angiotensin II :
melemahkan efek
antihipertensi dari
losartan, valsartan,
atau lainnya kecuali
telmisartan;
meningkatkan risiko
gangguan ginjal dan
hiperkalemia.
Antasida : dapat
mempengaruhi
tingkat penyerapan.
Antikoagulan &
antitrombotik :
Meningkatkan efek
samping perdarahan
saluran cerna.
Aspirin :
Meningkatkan efek
samping &
menurunkan efek
kardioprotektif dari
aspirin.
Litium :
Meningkatkan
konsentrasi litium
dalam plasma &
serum dan dapat
menurunkan klirens

Efek samping dalam


dosis terapi jarang;
kecuali ruam kulit,
kelainan darah,
pankreatitis akut
pernah dilaporkan
setelah penggunaan
jangka panjang

Peringatan:
Hati-hati pada pasien
dengan disfungsi
hati & ginjal krn
akan memperlama
kerja & efek
kumulasi opiod,
pasien usia lanjut,
pada depresi sistem
saraf pusat yang
parah, anoreksia,
hiperkapnia, depresi
pernapasan, aritmia,
kejang, cedera

, 6 - 12
tahun 250500 mg ,
dosis ini
dapat
diulang
setiap 4-6
jam bila
diperlukan (
maks. 4
dosis dalam
24 jam )
Infus
intravena
lebih dari
15 menit ,

Natrium
Diclofenac

Oral, 75150 mg
sehari
dalam 2-3
dosis
terbagi
(maksimum
dosis : 150
mg per hari)
Dengan
rektum
dalam
supositoria,
75-150 mg

Rasa sakit dan


peradangan
pada penyakit
rematik(termasu
k juvenile
idiopathic
arthritis) dan
lainnya
gangguan
muskuloskeletal
, gout akut,
pasca operasi
sakit

Pasien dengan
hipersensitivita
s, asma,
urtikaria, rinitis
parah,
angioudema,
tukak lambung
aktif

Pencernaan : gangguan
pada saluran cerna
bagian atas (20%
pasien) tukak lambung,
perdarahan saluran
cerna.
Saraf : sakit kepala (39% pasien), depresi,
insomnia, cemas.
Ginjal : (kurang dari
1% pasien) terganggu
fungsi ginjal
(azotemia,proteinuria,n
efrotik sindrom dll),

kepala, tumor otak,


asma bronkial, hatihati penggunaan
pada ibu menyusui
Interaksi obat:
Antikonvulsan
(Hydantoin),
Barbiturat,
Carbamazepine:
menurunkan
metabolisme
parasetamol
Cholestyramine
Resin: meningkatkan
absorbsi
parasetamolImatinib:
menurukan
konsentrasi serum
parasetamolIsoniazid
:meningkatkan
toksisitas
parasetamol
Vitamin K
Antagonists (eg,
warfarin):
Parasetamol dapat
meningkatkan efek
Vitamin K
Antagonists.
Utamanya dosis >
1,3g/hari selama > 1
minggu
Peringatan:
Hati-hati pada pasien
usia lanjut, gangguan
ginjal, gangguan
jantung atau
gangguan hati,
penyakit gangguan
pencernaan,
penggunaan
bersamaan
kortikosteroid,
kondisi yg
berhubungan dgn
retensi cairan

sehari
dalam dosis
terbagi3
Juvenile
idiopathic
arthritis,
anak 6
bulan-18
tahun,
melalui
mulut 1,52,5 mg / kg
(maks.75
mg) dua
kali sehari,
total dosis
harian
mungkin
alternatif
diberikan
dalam 3
dosis
terbagi4
Nyeri pasca
operasi,
anak 6-12
tahun, per
rectal, 1 - 2
mg / kg
(maks. 150
mg) sehari
dalam dosis
terbagi
(12,5 mg
dan 25 mg
supositoria
saja) untuk
maks. 4 hari
Untuk tetes
mata, 1 - 2
tetes, 4 kali
sehari.

Kardiovaskular :
retensi cairan,
hipertensi, (3-9%
pasien),
Pernapasan : asma
(kurang dari 1%
pasien),
Darah : lekopenia,
trombositopenia,
hemolitik anemia
(kurang dari 1%
pasien),
Hati : hepatitis, sakit
kuning (jarang),
peningkatan SGOT
terjadi pada 2 %
pasien,
Lain-lain : ruam,
pruritus, tinnitus, reaksi
sensitivitas (1-3%
pasien).

(hipertensi, gagal
jantung), tidak
direkomendasikan
pada ibu hamil
minggu terakhir,
anak-anak dan ibu
menyusui
Interaksi obat:
Antikoagulan :
Dapat memperparah
perdarahan saluran
cerna.
Metotreksat :
Meningkatkan
konsentrasi
metotreksat.
Glikosida jantung :
Meningkatkan
toksisitas glikosida
jantung.
Diuretik : Secara
bersamaan dengan
HCT, meningkatkan
kadar kalium dalam
serum; dengan
triamterene
meningkatkan resiko
kerusakan ginjal.
NSAID :
Penggunaan bersama
aspirin dapat
meningkatkan
eksresi diklofenak
melalui
empedu.Siklosporin
: Meningkatkan efek
nefrotoksik
siklosporin.
Litium :
Meningkatkan
konsentrasi plasma
litium dan
menurunkan klirens
litium.
Antidiabet : Kasus
hipoglikemik &

hiperglikemi telah
dilaporkan (jarang).
Kuinolon : Dapat
meningkatkan resiko
stimulasi sistem
saraf pusat (misalnya
kejang).
Antasid : Dapat
menunda absorpsi
diklofenak.
Kortikosteroid :
Meningkatkan resiko
ulser saluran cerna
Obat Anti Hipertensi
Nama Obat Dosis dan
Cara
Pemakaian
atenolol
dosis awal
atenolol oral
50 mg 1 kali
per hari. Bila
respon
optimum tidak
tercapai dalam
1 minggu,
dosis harus
dinaikkan
menjadi 100
mg 1 kali per
hari;
Terapi oral
dapat dimulai
dengan dosis
atenolol 50100 mg/hari;
setelah itu
dosis
pemeliharaan
50-200
mg/hari.

Efek obat

Kontraindikasi

Efek Samping

Peringatan dan
Interaksi Obat

Pengobatan
hipertensi,
tunggal atau
dalam
kombinasi
dengan agen
lainnya,
manajemen
angina
pektoris, akut
infark miokard

Asma, gagal jantung


yang tidak
terkontrol, angina
Prinzmetal,
bradikardi,
hipotensi, sick sinus
syndrome, AV blok
derajat dua atau tiga
(second-or thirddegree AV block).
Syok kardiogenik,
asidosis metabolik,
penyakit arteri
perifer yang parah,
phaeochromocytom
a (selain
penggunaan
bersamaan dengan
penyekata

Peringatan:
Efek ke jantung:
Penyekat tidak
bradikardi (3%);
boleh diberikan
hipotensi; (AV) blok kepada pasien
atrioventrikular
dengan
derajat kedua atau
bronkospasme
tiga; dan
atau asma atau
mempercepat
yang
parahnya gagal
mempunyai
jantung, yang
riwayat penyakit
biasanya terjadi
aliran udara
pada pasien yang
obstruktif. Tetapi
sudah mempunyai
penyekat
disfungsi
kardioselektif
ventrikular kiri.
seperti atenolol
Sick sinus
dapat diberikan
syndrome telah
dengan sangat
dilaporkan;
hati-hati sekali
dinginnya kaki
bila pengobatan
tangan (0-12%),
alternatif yang lain
postural hipotensi
tidak ada. Hati(2-4%), dikaitkan
hati penggunaan
dengan syncope);
pada ibu hamil
dan sakit kaki (0berefek pada bayi
3%).
Interaksi obat:
Efek ke SSP:
Reserpin:
pusing, letih,
meningkatkan

klonidin

Oral : 50-100
mikrogram 3
kali sehari,
meningkat
setiap hari
kedua atau
ketiga,
maksimum
dosis 1,2 mg
per hari

Pengelolaan
hipertensi
ringan sampai
sedang, baik
digunakan
tunggal atau
dalam
kombinasi
dengan
antihipertensi
lain

depresi. Lesu,
mengantuk, mimpi
yang tidak biasa,
dan vertigo terjadi
pada 3% pasien.
Sakit kepala dan
halusinasi juga telah
dilaporkan
Hipersensitif
Mulut kering,
terhadap clonidine
sedasi, depresi,
hidroklorida atau
cairanretensi,
komponen formulasi bradikardia,
fenomena Raynaud,
sakit kepala, pusing,
euforia, kerusuhan
nokturnal,
ruam,mual,
sembelit, impotensi
(jarang )

insiden hipotensi
dan bradikardi,
karena aktivitas
reserpin
melenyapkan
katekolamin.

Peringatan:
Pengobatan
dihentikan secara
bertahap untuk
menghindari
hipertensi
rebound; sindrom
Raynaud atau
penyakit
pembuluh darah
perifer oklusif;
riwayat depresi,
mengantuk
(dilarang
mengemudi), efek
alkohol dapat
ditingkatkan.
Kehamilan dapat
menurunkan
denyut jantung
janin, namun
risiko harus
seimbang terhadap
risiko terkendali
ibuhipertensi,
hindari injeksi
intravena
Interaksi obat:
Efek hipotensi
ditingkatkan bila
diberikan dengan
ACE inhibitor,
neuron adrenergik
blocker,
aldesleukin, alpha
- blocker,
anastetik,
angiotensin - II

nicardipin

Dewasa Oral :
Lepas segera :
initial : 20 mg
3x sehari;
biasanya : 2040 mg 3x
sehari (selama
3 hari sebelum
dosis
ditingkatkan)
Lepas lambat :
initial : 30 mg
2x sehari
ditingkatkan
hingga 60 mg
2 x sehari.
Catatan :
Dosis total
harian dari
lepas segera
mungkin tidak
langsung
setara dengan
dosis harian

Profilaksis
angina,
hipertensi
ringan sampai
sedang

Hipersensitif
terhadap nicardipine
atau komponen lain
dalam formulasi :
stenosis aorta lanjut

antagonis reseptor,
MAOIs
(antidepresan),
fenotiazin
(antipsikotik),
anxiolytics dan
hipnotik,
diazoxide,
diuretik, dopamin,
metildopa,
moxisylyte,
moxonidin,
baclofen atau
tizanidine, nitrat,
prostaglandin
(alprostadil),
vasodilator
antihipertensi
(hydralazine,
minoxidil atau
natrium
nitroprussid)
Pusing, sakit kepala, Peringatan:
edema perifer,
Dihentikan jika
flushing, palpitasi,
nyeri iskemik
mual, juga
terjadi atau
gangguan gastromemburuk dalam
intestinal,
waktu 30 menit
mengantuk,
setelah pengobatan
insomnia, tinnitus,
atau peningkatan
hipotensi,ruam,
dosis, gagal
dyspnoea,
jantung kongestif
parestesia, frekuensi atau secara
berkemih,
signifikan
trombositopenia,
gangguan fungsi
depresi dan
ventrikel kiri;
impotensi
lansia; hindari jus
dilaporkan
grapefruit (dapat
mempengaruhi
metabolisme)
Interaksi obat:
Interaksi
nicardipine HCl
dengan obat lain :
Efek Cytochrome
P450 : substatre of

lepas lambat.
Dewasa IV :
Hipertensi
akut : Initial 5
mg/jam
ditingkatkan
dengan 2,5
mg/jam setiap
15 menit
dengan
maksimum 15
mg/jam,
pertimbangan
pengurangan
hingga 3
mg/jam
setelah respon
didapatkan.
Monitor dan
sesuaikan ke
dosis terendah
yang
dibutuhkan
untuk menjaga
kestabilan
tekanan
darah.Subtitus
i untuk terapi
oral :
- 20 mg setiap
8 jam, setara
dengan 0,5
mg/jam infus
IV.
- 30 mg setiap
8 jam, setara
dengan 1,2
mg/jam infus
IV.
- 40 mg setiap
8 jam, setara
dengan 2,2
mg/jam infus
IV.
Golongan Anti Diabetic

CYP1A2 (minor),
2C9 (minor), 2D6
(minor), 2E1
(minor),
3A4(mayor);
Inhibits CYP2C9
(kuat), 2C19
(sedang), 2D6
(sedang), 3A4
(kuat).
Efek meningkat/
toksisitas : H2
blocker
(cimetidine)
dapat
meningkatkan
bioavailabilitas
nicardipine. Kadar
obat/ efek
nicardipine dapat
ditingkatkan oleh
antifungi golongan
azol, klaritromisin,
diklofenak,
doksisiklin,
eritromisin,
ematinib,
isoniazid,
nefazodon,
propofol, protease
inhibitor, quinidin,
telitromisin,
verapamil dan
inhibitor CYP3A4
lainnya.

Nama obat

Glibenkami
d

Dosis dan
Cara
Pemakaian
Dosis
terpeutik
Gilbenclamid
e 5-20 mg, 12 kali sehari
(lebih dari 10
mg, dalam 2
dosis.) setiap
12 jam pagi
dan malam

Efek obat

Kontraindikasi

Efek Samping

Peringatan dan
Interaksi Obat

Diabetes
mellitus pada
orang dewasa

Diabetes mellitus
tipe 1, gangguan
ginjal parah,
diabetes
penguraian
metabolik, koma
diabetik,
kehamilan dan
menyusui

Efek gastrointestinal
reaksi hipoglikemia,
reaksi alergi kulit.

Peringatan:
Tidak boleh
diberikan sebagai
obat tunggal pada
penderita diabetes
yuvenil, penderita
yang kebutuhan
insulinnya tidak
stabil, diabetes
mellitus berat,
kehamilan dan
keadaaan gawat.
Hati-hati pada
penderita dengan
gangguan fungsi
hati dan ginjal,
insufisiensi
endokrin, keadaan
gizi yang buruk
dan pada penderita
yang mendapat
obat tertentu. juga
harus diberikan
dengan hati-hati
pada alkoholisme
akut serta
penderita yang
mendapat diuretik
tiazid.
Interaksi obat:
Obat yang dapat
meningkatkan
resiko
hipoglikemia
sewaktu pemberian
sulfonilurea ialah
insulin, alkohol,
fenformin,
sulfonamid,
salisilat dosis
besar, fenilbutazon,
oksifenbutazon,
probenesid,

Glimepirid

Terapi OHO
selalu dimulai
dari dosis
rendah 1 kali
pemberian per
hari, setelah
itu dosis dapat
dinaikkan
sesuai dengan
respons
terhadap obat
Dosis rendah
dapat
diberikan 1
kali sehari,
sebelum atau
bersama
sarapan, dosis
tinggi
diberikan
dalam dosis
terbagi
Glimepirid
dapat
diberikan
bersama
metformin
atau insulin.
Dosis awal 12 mg sekali
sehari, pada
saat sarapan
pagi.
Bagi penderita
yang lebih
sensitif dosis
dimulai
dengan 1 mg
sekali sehari.

Diabetes
Melitus Tipe II
yang tidak
dapat
dikendalikan
hanya dengan
diet dan
olahraga

Hipersensitif
terhadap
glimepirid atau
senyawa OHO
golongan
sulfonilurea
lainnya
Gangguan
fungsi hati dan
ginjal yang cukup
berat
Ketoasidosis
atau riwayat
ketoasidosis
Diabetik pra
koma atau koma
Kehamilan
Menyusui

dikumarol,
kloramfenikol,
penghambat MAO,
guanetidin,
anabolik steroid,
fenfluramin dan
klofibrat
Efek samping utama Peringatan:
yang harus
Terapi OHO selalu
diwaspadai adalah
dimulai dari dosis
hipoglikemia.
rendah 1 kali
Gambaran klinis
pemberian per hari,
hipoglikemik yang
setelah itu dosis
parah menyerupai
dapat dinaikkan
stroke.
sesuai dengan
Disamping itu dapat respons terhadap
juga terjadi efek
obat
samping lain, berupa Interaksi obat:
gangguan saluran
Obat yang dapat
cerna dan gangguan meningkatkan
susunan syaraf pusat resiko
seperti: sakit kepala, hipoglikemia
pusing, lapar, tubuh sewaktu pemberian
lemas, lelah, mual,
sulfonilurea ialah
muntah, mengantuk, insulin, alkohol,
tidur terganggu,
fenformin,
daya konsentrasi dan sulfonamid,
kewaspadaan
salisilat dosis
menurun, depresi,
besar, fenilbutazon,
bingung, gangguan
oksifenbutazon,
bicara, gangguan
probenesid,
penglihatan, tremor, dikumarol,
gangguan syaraf
kloramfenikol,
sensoris, dan lainpenghambat MAO,
lain
guanetidin,
Kemungkinan dapat anabolik steroid,
pula terjadi gejalafenfluramin dan
gejala kounterklofibrat
regulasi adrenergik,
seperti berkeringat,
kulit lembab, cemas,
takhikardia,
hipertensi, palpitasi,
dan lain-lain.
Gejala hematologik
termasuk

Glipizid

Sesuai dengan
respon pasien,
dosis dapat
ditingkatkan
sampai 4 mg
sekali sehari.
Dosis
maksimum
yang
dianjurkan 8
mg per hari
Menaikkan
dosis setelah 2
mg per hari
harus
dilakukan
secara
bertahap,
tidak boleh
lebih dari 2
mg per
interval waktu
1-2 minggu.
2,5-5 mg satu Diabetes
kali sehari
mellitus pada
orang dewasa

leukopenia,
trombositopenia,
agranulosistosis dan
anemia aplastik
dapat terjadi walau
jarang sekali.
Golongan
sulfonilurea
cenderung
meningkatkan berat
badan

Diabetes mellitus
tipe 1, gangguan
ginjal parah,
diabetes
penguraian
metabolik, koma
diabetik,
kehamilan dan
menyusui

Efek gastrointestinal
reaksi hipoglikemia,
reaksi alergi kulit.

Peringatan:
Tidak boleh
diberikan sebagai
obat tunggal pada
penderita diabetes
yuvenil, penderita
yang kebutuhan
insulinnya tidak
stabil, diabetes
mellitus berat,
kehamilan dan
keadaaan gawat.
Hati-hati pada
penderita dengan
gangguan fungsi
hati dan ginjal,
insufisiensi
endokrin, keadaan
gizi yang buruk
dan pada penderita
yang mendapat
obat tertentu. juga
harus diberikan

Metformin

Dosis
terpeutik
metformin
500mg3000mg, 2-3
kali sehari

Terapi DM
tipe II :
monoterapi
atau kombinasi
dengan
antidiabetik
oral lain. DM
tipe I dan tipe
II kombinasi
dengan insulin

Tidak boleh
diberikan pada
penderita dengan
penyakit hati berat,
penyakit ginjal
dengan uremia dan
penyakit jantung
kongestif

Gangguan sistem
pencernaan, rasa
seperti logam

dengan hati-hati
pada alkoholisme
akut serta
penderita yang
mendapat diuretik
tiazid
Interaksi obat:
Obat yang dapat
meningkatkan
resiko
hipoglikemia
sewaktu pemberian
sulfonilurea ialah
insulin, alkohol,
fenformin,
sulfonamid,
salisilat dosis
besar, fenilbutazon,
oksifenbutazon,
probenesid,
dikumarol,
kloramfenikol,
penghambat MAO,
guanetidin,
anabolik steroid,
fenfluramin dan
klofibrat
Peringatan:
(-)
Interaksi obat:
Sulfonil urea,
insulin, beta
bloker, ACE
inhibitor, alkohol

Anda mungkin juga menyukai