HUMANIORA
VOLUME 18
ABSTRACT
The coming of the people from Java to Bengkulu was encouraged by the government policy of
colonization and the necessity of labour in the Western enterprises. Besides for controlling and decreasing
the population of Java, colonization was also intended to extend and open new agricultural areas out-side
Java. The new settlers were generally peasant agriculturalists in their original -districts. In Bengkulu they
struggled to transform jungles and swamps into rice fields.
They came in two phases. The first began from 1908 until 1919, and the second was after 1930.
Those who came in the first phase were located in Rejang Lebong district around the company and the
mining, while those of the second were located in the newly opened locations: Lubuk Mumpo ( RejangLebong), Kemumu and Perbo (Lais). Unfortunately, not all of those new settlers could survive in the new
areas. Some left the areas, others stayed with a hope that someday they would possess their own land
and therefore would have a better life in the dream land of Bengkulu.
Key words
words: colonization, agricultural areas, phases, survive, better life in the dreaming land of Bengkulu
PENGANTAR
Bengkulu yang memiliki lahan luas belum
tergarap dan suku Rejang yang dapat menerima
pendatang menjanjikan kehidupan yang lebih
baik bagi kolonis dari Jawa. Mereka datang
melalui kolonisasi yang diselenggarakan
pemerintah. Satu hal yang menarik dalam
masalah perpindahan penduduk ini adalah
orang Sunda yang pertama menjadi sasaran
program kolonisasi. Setelah itu, barulah orangorang Jawa didatangkan ke Bengkulu sebagai
peserta program kolonisasi.
Permasalahan pemindahan penduduk
dalam program kolonisasi tidak dapat dilepaskan dengan masalah kebijakan Pemerintah
Kolonial Belanda, yaitu kebijakan kependudukan, kebutuhan tenaga kerja, dan perluasan
pertanian. Namun, dalam pelaksanaannya,
297
300
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Desa Migran Kolonisasi di Rejang Tahun 1914 - 1919
Sumber: Koloniaal Verslag tahun 1915, 1916, 1917, 1918, 1919, dan 1920
301
302
303
Gambar 1
Migran dari Jawa dan Hasil Panen Padi Mereka di
Kepahiang
Sumber: Koleksi KITLV, Leiden
305
307
Kolonisasi dengan sistem bawon yaitu memanfaatkan tradisi Jawa bawon yang bermakna mempekerjakan orang untuk membantu memanen padi
dengan sistem pembayaran berupa padi. Program
ini berlangsung dengan memanfaatlan para kolonis
terdahulu yang membutuhkan tenaga kerja untuk
membantu saat panen padi. Sistem bawon ini
terutama berlaku pada pelaksanaan kolnisasi di
Lampung.
308
10
11
12
13
14
15
Mereka harus menanggung sendiri baiaya transport dari daerah asal sampai Bengkulu dan
pinjaman yang diberikan pemerintah selama
ladang mereka belum menghasilkan.
DAFTAR RUJUKAN
Afs. No. 4405/20, 10 October 1905.
Besluit no. 30 tanggal 29 Januari 1937.
Besluit no. 18 tanggal 31 Mei 1939.
Breda de Haan, J. van. 1915. Kolonisatie op de
Buitenbezittingen dalam Teysmania.Batavia:G.Kolff
& Co.
Ginkel, A. Th. van. 1917. De Emigratie en
kolonisatieproeven der Indische Regeering dalam
KoloniaalTijdschrift,jrg.
Hasselman, C.J. 1914. Algemeen overzicht van de uitkomsten
van het Welvaartonderzoek, gehouden op Java en Madura
in 1904-1905. s-Gravenhage: Martinus Nijhoff.
Heeren, H.J. 1979. Transmigrasi di Indonesia, Hubungan antara
transmigrasidanpendudukasli,dengantitikberatSumatra
Selatan dan Tengah (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia.
Hooyer, D.G. 1912. Emigratie naar de residentie
Benkoelen dalam Indisch Genootschap no.549.sGravenhage: Martinus Nijhoff.
Indsich Verslag, tahun 1941
Iskandar, Purwanta dkk. 1976. Desa Transmigrasi
Sidomulyo 1937 dalam Seri Laporan No. R. 10,
Yogyakarta: Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan
Universitas Gadjah Mada.
Kampto Utomo. 1975. Masyarakat Transmigrasi Spontan di
daerah Wai Sekampung (Lampung).Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press.
Koens, A.J. 1915. Over Kolonisatiepreven in de Residentie
Benkoelen dalam Teysmania,26deel,Batavia:G.Kolff
% Co.
Koloniaal Verslag tahun 1913, 1915, 1916, 1917, 1918,
1919, dan 1920.
2.
309
Lampiran 1
Jumlah Penduduk di Desa-desa Migran di Bengkulu 1936-1940
Daerah
Rejang
Permu
Aer Sempiang
Talang Benih
Lubuk Belimbing
Pelalo
Bumisari
Tasikmalaya
Cawang Baru
Lubuk Mumpo
Belumai
Lebong
Sukabumi
Magelang Baru
Garut
Lais
Banyumas Baru
Salamharjo
Kedu Baru
Serumbungrejo
Magelang Baru
Tabah Padang
Baturaja Ilir
Baturaja Mudik
Pematang Balam IVa
Djokjabaru
Sanonrejo II
Tulung Agung IVc
Aer Baus IVb
Aer Banai III
Sidomulio I
Sidourip
Sidomulio II
Bengkulu
Tanjung Agung
Tahun Berdiri
Tahun
1938
1937
1939
1940
1909
1909
1909
1923
1932
1931
1933
1934
1935
1935
876
441
485
72
448
131
302
6
1.288
64
842
440
506
50
436
134
299
1.033
63
834
436
578
32
462
140
320
1.005
82
826
446
639
56
472
142
312
992
114
836
458
600
36
457
145
319
916
103
1911
1919
1931
268
152
243
284
156
240
298
178
241
329
199
255
336
213
271
1930
1931
1931
1931
1931
1933
1933
1933
1934
1934
1934
1934
1934
1934
1935
1935
1940
125
92
85
95
147
76
84
66
96
102
237
138
111
127
869
582
-
83
91
90
96
131
75
98
71
99
81
245
158
104
145
763
522
-
60
98
83
102
121
77
100
157
98
87
102
123
77
99
159
77
79
82
115
90
108
173
175
195
79
244
158
106
142
698
369
-
151
317
156
107
145
859
366
-
134
241
139
93
114
799
383
214
1930
35
35
37
37
37
310
1936
Lampiran 2
Desa-desa Migran di Bengkulu Tahun 1935
Afdeeling
Nama Desa
Migran
Jumlah
Migran
Irigasi
Lahan yang
digarap/bau
Keterangan
Rejang
1. Permu
2. Air Sempiang
3. Pulau Geto
4. Talang Benih
5. Pelalo
Permu
Air Sempiang
Bumisari
Talang Benih
Pelalo
860
430
120
420
460
Air Sengak
Air Lembut
Air Kah
Air Duku
Air Klingi
170
100
47
50
235
6.Lubuk Mumpo
Lubuk Mumpo
800
Air Malas
223
7.Lubuk Blimbing
Lebong
8. Ketahun
Blumai
Garut
250
Lais
9. Aur Gading
Perbo
604
Air Palik
125
10 Perluasan Kolonisasi
Perbo Vak. 1a
11. Vak. 2
12. Vak. 3
13. Vak. 4
Vak 1a.
Vak. 2
Vak. 3
Vak. 4
100
350
Air Kuning
Air Nokai
51
350
630
Air Nokai
315
14. Vak 12
Vak 12
1200
Air Nokan
600
311