Kebkesnas
Kebkesnas
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara
berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang
buruk. Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai,
persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene
dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakitpenyakit lainnya sebanyak 26%. Bersamaan dengan masuknya milenium baru,
Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan
Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat
adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010,
dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
Untuk perilaku sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan
meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (3035% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 adalah keadaan
dimana individu- individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia
telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka :
1. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain
2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
4. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat .
2.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum
B. PENYAJIAN MATERI
a. Pengertian Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS)
hidup
yang
bersangkutan.
(Notoatmodjo,
2005).
c. Pendidikan/Pengetahuan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi
yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
menyongsong Milenium Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is nothing".
Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi
tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang
sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat
serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.
b. Manfaat PHBS
a.
Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat
b.
c.
pengkajian
adalah
untuk
mempelajari,
menganalisis
dan
2)
3)
advokasi.
Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan
4)
5)
Mengembangkan
metoda,
teknik
dan
media
yang
telah
diujicoba
disempurnakan.
5) Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama dengan
lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.
6) Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan,
eksekutif).
4. Tahap Pemantauan dan Penilaian
a. Pemantauan Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan
memberikan hasil atau dampak seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan
pemantauan. Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada
pertemuan bulanan, topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan dikaitkan dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama.
Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.
Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke
tiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi.
b. Panilaian Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah
dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh
pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi
masukan, proses dan luaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS,
media yang telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan. Waktu
penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun. Caranya
dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil
evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah
mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan
melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data
hasil evaluasi PHBS. Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak
10
merokok tahun 2001 menunjukan 44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan
sebesar 73,6 %.
Cara melakukan penilaian melalui :
1) Pengkajian ulang tentang PHBS.
2) Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS
3) Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota
(SP2TP). 4) Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada
petugas, kader dan keluarga.
Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :
1) Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana.
2) Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
3) Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/ hambatan.
4) Adanya peningkatan program PHBS.
d. Indikator PHBS
1. Pengertian Indikator Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas
pokok yang dijalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak
yang diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk
menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang
menjadi pokok perhatian.
2. Persyaratan Indikator Indikator harus memenuhi persyaratan antara lain :
a. Sahih (solid), dapat mengukur sesuatu yang
sebenarnya
dapat
diukur
11
indikator. yaitu melek huruf, Angka Kematian Bayi (AKB) dan angka
harapan hidup anak usia 1 tahun.
4. Jenis-jenis indikator
Jenis
dan
indikator
ada
3,
yaitu
indikator
input,
indikator
proses
indikator
yang
berkaitan
dengan
penunjang
air,
tersedia
alat
terpelihara
pembersih
tempat
indikator
yang
menggambarkan
bagaimana hasil output suatu program kegiatan telah berjalan atau tidak.
Seperti : Digunakannya air bersih, digunakannya jamban, di halaman dan
di dalam ruangan dalam keadaan bersih dan lain-lain.
e. Sasaran Pola Hidup Bersih Sehat menurut tatanannya
Pola Hidup Bersih dan Sehat berada di lima tatanan yakni:
1. Tatanan rumah tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran,
keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan
prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan
setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini
maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai
kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan
merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk
mencapainya dan melakukannya.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca
persalinan dan mencegah infeksi neonatus.
12
13
i.
Melakukan aktifitas fisik setiap hari. Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan
kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta
ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan
kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok
terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya
tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak
mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit
seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
3. Tatanan tempat kerja
Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat
kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat
kerja :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai jenis pekerjaan.
4. Tatanan tempat umum
PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat
umum sehat. Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi
masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana
perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
a.
PHBS di Pasar
15
Keluarga
Inst.
Kesehatan
Individu Pasien
Tempat
Kerja
Karyawan Siswa
Pengantar/
Tempat Umum
Pengunjung
Keluarga
Sekolah
Masyarakat
Umum
Keluarga
Pasien
16
Sekunder KK
Ortu/ Kes
Mertua
Kader Kes
Kader
Tersier
KK
Serikat BK
Buruh
Pegawai
Karyawan
Karyawan Manager
Organisasi Osis
Profesi
Pimp. Direktur
Kepsek
Direksi
di Pemilik
Pemilik
Pemilik
Ket RT
Institusi
Ket RW
Institusi
Kades
Kesehatan
17
18
D. PENUTUP
a. Simpulan
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk
meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat
serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a.
Tatanan sekolah,
Tempat umum,
d. Tempat kerja,
e.
Fasilitas kesehatan.
b. Saran
Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat. Dapat mengajarkan
pola hidup bersih dan sehat sejak dini. Kebersihan adalah bagian dari iman.
19
1. RANGKUMAN
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang
dipraktekkan
oleh
setiap
individu
dengan
kesadaran
sendiri
untuk
indikator
input,
indikator
proses
indikator output/outcome
PHBS berada di lima tatanan yakni: 1. Tatanan rumah tangga, 2.
20
21
22
KUNCI JAWABAN
1. A
2. E
3. A
4. A
5. A
6. A
7. D
8. A
9. C
10. E
DAFTAR PUSTAKA
23
Dinkes Kab Bone Bolango, 2008. Gambaran PHBS Pada Tatanan Rumah
Tangga Di Kab. Bone Bolango. http://dinkesbonebolango.org/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=186
Dinkes Kabupaten Bullelng, 2010. Panduan PHBS Bagi Petugas
24