Anda di halaman 1dari 24

A.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara
berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang
buruk. Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai,
persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene
dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakitpenyakit lainnya sebanyak 26%. Bersamaan dengan masuknya milenium baru,
Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan
Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat
adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010,
dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
Untuk perilaku sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan
meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (3035% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 adalah keadaan
dimana individu- individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia
telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka :
1. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain
2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
4. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat .

Namun, secara nasional penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS


baik pada tahun 2011 hanya 55% dan diharapkan mencapai 70% pada tahun
2014.
1.

2.

KONSEP KONSEP KUNCI


1.1 Pengertian Pola Hidup Bersih Sehat ( PHBS )
1.2 Manfaat Pola Hidup Bersih dan Sehat
1.3 Manajemen Program PHBS
1.4 Indikator PHBS
1.5 Sasaran PHBS menurut tatanannya
1.6 Aturan atau kebijakan PHBS.
PETUNJUK

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum

Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan


masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
Memberikan informasi mengenai Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS)
khususnya terhadap mahasiswa atau pembaca.

B. PENYAJIAN MATERI
a. Pengertian Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang


dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan
kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi
kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku
merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat
dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari
luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat
terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU
Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi
sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahanperubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui
persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera.
Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau
mahluk

hidup

yang

bersangkutan.

Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :


a. Nilai
b. Sikap

(Notoatmodjo,

2005).

c. Pendidikan/Pengetahuan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi
yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
menyongsong Milenium Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is nothing".
Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi
tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang
sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat
serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.
b. Manfaat PHBS
a.

Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat

mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi


masalah-masalah kesehatan yang dihadapi

b.

Bagi tempat umum


Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan

citra tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai


akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum

c.

Bagi pemerintah Kabupaten/kota

Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra


pemerintah kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat
pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum
c. Manajemen Program PHBS
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap
tatanan; diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap
pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan
dan penilaian. Selanjutnya kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnya
diuraikan sebagai berikut ini :
1. Tahap Pengkajian
Tujuan

pengkajian

adalah

untuk

mempelajari,

menganalisis

dan

merumuskan masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian


meliputi pengkajian PHBS secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif
dan pengkajian sumber daya (dana, sarana dan tenaga).
a. Pengkajian-pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif. Langkahlangkah kegiatan sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan
dengan 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya hidup,
dan JPKM dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah. Data tersebut dapat
diperoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sebagai informasi pendukung
untuk memperkuat permasalahan PHBS yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya
dibuat simpulan hasil analisis data sekunder tersebut. Hasil yang diharapkan pada
tahap pengkajian ini :
a) Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu
b) Dikembangkannya pemetaan PHBS pertatanan
c) Teridentifikasinya masalah lain yang berkaitan (masalah kesehatan,
faktor penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan sumber daya penyuluhan,
masalah kebijakan, administrasi, organisasi, dan lain-lain).
b. Pengkajian PHBS secara kualitatif

Setelah ditentukan prioritas masalah perilaku, selanjutnya dilakukan


pengkajian kualitatif Tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam tentang kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya perilaku
masyarakat yang tidak terungkap dalam kajian kuantitatif PHBS. Ada dua metoda
untuk melakukan pengkajian PHBS secara kualitatif, yaitu:
1) Diskusi Kelompok Terarah (DKT).
2) Wawancara Perorangan Mendalam (WPM).
2. Tahap Perencanaan
Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan dan
strategi komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan
Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS
wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah
perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya,
berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil pengkajian sumber daya
petugas kesehatan, maka ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi
masalah PHBS yang ditemukan. Contoh hasil pengkajian PHBS secara kuantitatif
ditemukan masalah merokok pada tatanan rumah tangga, maka ditentukan
tujuannya. Tujuan Umum : Menurunkan prosentase keluarga yang merokok
selama satu tahun. Tujuan Khusus : Menurunkan prosentase tatanan rumah tangga
yang merokok, dari 40% menjadi 20%.
d. Menentukan jenis kegiatan intervensi
Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi
yang akan dilakukan. Caranya adalah dengan mengembangkan berbagai alternatif
intervensi, kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan dengan
dikaitkan pada ketersediaan sumber daya. Penentuan kegiatan intervensi terpilih
didasarkan pada :
1) Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan yang
sesuai dengan urutan masalah PHBS.
2) Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai PHBS
hasil kajian rendah.

3) Penentuan tatanan yang akan diintervensi , yaitu menentukan tatanan yang


akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas pada tatanan tertentu.
Kemudian secara bertahap dikembangkan ke tatanan lain.
4) Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan, yaitu mengembangkan
PHBS pada tiap tatanan, tetapi hanya satu jenis sasaran untuk tiap tatanan.
Misalnya, satu unit tatanan sekolah, satu unit pasar untuk tatanan tempat umum,
satu unit industri rumah tangga untuk tatanan tempat kerja.
3. Tahap Penggerakan dan Pelaksanaan
a. Advokasi (pendekatan pada para pengambil keputusan)
1) Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepala
keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para pengambil
keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat meneladani dalam berperilaku
sehat. memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada
anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya.
2) Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yang
secara fungsional maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.
Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan
kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya
peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.
Langkah-langkah Advokasi
1)

Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer,

2)

sekunder atau tersier


Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5
tatanan.

3) Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan

3)

advokasi.
Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan

4)
5)

teknik dan metoda yang tepat.


Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.
Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.
b. Mengembangkan dukungan suasana

1) Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala


keluarga/suami/bapak ibu. kakek. nenek. dan lain-lain. Tujuannya adalah agar
8

kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung


dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga.

Caranya antara lain melalui

anjuran untuk selalu datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk


tidak merokok di dekat ibu hamil dan balita.
2) Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder,
seperti petugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas program, Lembaga Swadaya
Masyarakat yang peduli kesehatan, dan media masa. Tujuannya adalah agar
kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung
dilaksanakannya PHBS. Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok,
lokakarya, seminar studi banding, pelatihan, dan sebagainya.
3) Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :
a) Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana,
seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.
b) Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan
dalam bentuk adanya komitmen dan dukungan sumber daya.
c) Mengembangkan metoda, teknik dan media yang telah diuji coba dan
disempurnakan.
d) Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.
c. Gerakan masyarakat
1) Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada anggota keluarga
seperti bapak, ibu yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya
dengan cara menjadi kader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll.
Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat pengetahuan, kesadaran maupun
kemampuannya, sehingga dapat berperilaku sehat Caranya dengan penyuluhan
perorangan, kelompok, membuat gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2) Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada sasaran primer. meliputi
pimpinan puskesmas. kepala dinas kesehatan, pemuka masyarakat. Tujuannya
meningkatkan motivasi petugas untuk membantu masyarakat 10
dalam menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan Caranva antara lain melalui
penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding, pelatihan, dan lain-lain.
Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat
1) Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan pembinaan.

2) Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti


pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk penyuluh individu, kelompok
dan massa, lomba, sarasehan dan lokakarya.
3) Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tatanan
dalam bentuk komitmen dan sumber daya.
4)

Mengembangkan

metoda,

teknik

dan

media

yang

telah

diujicoba

disempurnakan.
5) Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama dengan
lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.
6) Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan,
eksekutif).
4. Tahap Pemantauan dan Penilaian
a. Pemantauan Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan
memberikan hasil atau dampak seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan
pemantauan. Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada
pertemuan bulanan, topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan dikaitkan dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama.
Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.
Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke
tiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi.
b. Panilaian Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah
dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh
pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi
masukan, proses dan luaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS,
media yang telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan. Waktu
penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun. Caranya
dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil
evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah
mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan
melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data
hasil evaluasi PHBS. Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak

10

merokok tahun 2001 menunjukan 44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan
sebesar 73,6 %.
Cara melakukan penilaian melalui :
1) Pengkajian ulang tentang PHBS.
2) Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS
3) Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota
(SP2TP). 4) Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada
petugas, kader dan keluarga.
Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :
1) Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana.
2) Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
3) Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/ hambatan.
4) Adanya peningkatan program PHBS.
d. Indikator PHBS
1. Pengertian Indikator Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas
pokok yang dijalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak
yang diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk
menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang
menjadi pokok perhatian.
2. Persyaratan Indikator Indikator harus memenuhi persyaratan antara lain :
a. Sahih (solid), dapat mengukur sesuatu yang

sebenarnya

dapat

diukur

oleh indikator tersebut.


b. Obyektif, harus memberikan hasil yang sama, walaupun dipakai oleh orang
yang berbeda dan pada waktu yang berbeda.
c. Sensitif, dapat mengukur perubahan sekecil apapun.
d. Spesifik, dapat mengukur perubahan situasi dimaksud.
3. Sifat Indikator
a. Tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator.
Misal : Angka Kematian Bayi (AKB)
b. Jamak (indikator komposit). yang merupakan gabungan dari beberapa
indikator. Misal : Indek Mutu Hidup (IMH) yang merupakan gabungan dari 3

11

indikator. yaitu melek huruf, Angka Kematian Bayi (AKB) dan angka
harapan hidup anak usia 1 tahun.
4. Jenis-jenis indikator
Jenis
dan

indikator

ada

3,

yaitu

indikator

input,

indikator

proses

indikator output/outcome. Apabila diuraikan sebagai berikut :

a. Indikator Input Yaitu

indikator

yang

berkaitan

dengan

penunjang

pelaksanaan program dan turut menentukan keberhasilan program. Seperti :


tersedia air bersih, tersedia jamban yang bersih, tersedia tempat sampah,dll.
b. Indikator Proses Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana proses
kegiatan/program
penampungan

berjalan atau tidak. Seperti:

air,

tersedia

alat

terpelihara

pembersih

tempat

jamban, digunakan dan

dipeliharanya tempat sampah dan lain-lain.


c. Indikator output/outcome Yaitu

indikator

yang

menggambarkan

bagaimana hasil output suatu program kegiatan telah berjalan atau tidak.
Seperti : Digunakannya air bersih, digunakannya jamban, di halaman dan
di dalam ruangan dalam keadaan bersih dan lain-lain.
e. Sasaran Pola Hidup Bersih Sehat menurut tatanannya
Pola Hidup Bersih dan Sehat berada di lima tatanan yakni:
1. Tatanan rumah tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran,
keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan
prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan
setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini
maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai
kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan
merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk
mencapainya dan melakukannya.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca
persalinan dan mencegah infeksi neonatus.
12

b. Memberi Asi esklusif


Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi
ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu.
Ibu yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan
kanker rahim.
c. Menimbang balita setiap bulan.
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan
penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status
gizi balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan
dan perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi
kekurangan gizi.
d. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika
kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang
digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan
saringan sederhana.
e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan
mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman
dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi
antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.
f. Menggunakan jamban sehat.
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks
antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan
sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman,
sumber air, tanah dan sebagainya.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal
seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara
memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah
bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.
h. Makan buah dan sayur setiap hari.
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah
didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat
terpenuhi.

13

i.

Melakukan aktifitas fisik setiap hari. Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan

pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.


j. Tidak merokok didalam rumah. Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi
juga terhadap orangorang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di
dalam rumah.
2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat
makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan
penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan
makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan
bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak. Menggunakan sampah
pada tempatnyaserangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran
terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kumankuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa
menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
c. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh
terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung,
osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
d. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak
berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty
yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari
dimana siswa sedang belajar. Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras
tempat-tempat penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi
dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang
bekas yang dapat menampung air hujan.
e. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain
terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk
14

kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta
ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan
kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok
terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar
pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya
tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak
mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit
seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
3. Tatanan tempat kerja
Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat
kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat
kerja :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai jenis pekerjaan.
4. Tatanan tempat umum
PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat
umum sehat. Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi
masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana
perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
a.

PHBS di Pasar

15

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan


jamban, Tidak merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas
Jentik nyamuk
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan,
Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah
makan, Menutup makanan dan minuman, Tidak meludah Sembarangan,
Memberantas Jentik nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan
jamban, Tidak merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan
5. Tatanan fasilitas kesehatan
Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.
Sasaran PHBS Menurut Tatanan
Sasaran
Primer

Keluarga

Inst.

Kesehatan
Individu Pasien

Tempat

Kerja
Karyawan Siswa

Pengantar/

Tempat Umum
Pengunjung

Keluarga

Sekolah

Masyarakat
Umum

Keluarga

Pasien

16

Sekunder KK

Petugas Manager Guru

Ortu/ Kes

Mertua

Kader Kes

Kader
Tersier

KK

Serikat BK

Buruh

Pegawai

Karyawan

Karyawan Manager

Organisasi Osis

Profesi
Pimp. Direktur

Kepsek

Direksi

di Pemilik

Pemilik

Pemilik

Ket RT

Institusi

Ket RW

Institusi

Kades

Kesehatan

f. Aturan atau kebijakan Pola Hidup Bersih Sehat


Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan
Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS
adalah :
a. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
d. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
e. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum
Pengaturan Mengenai Desa dan Kelurahan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib
Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.
g. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000
tentang Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.

17

h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang


Kebijakan nasional Promosi Kesehatan.
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

C. TUGAS DAN LATIHAN


Tugas dan latihan terdiri dari 10 soal pilihan ganda dengan pilihan
jawaban A; B; C; D; E

18

D. PENUTUP
a. Simpulan
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk
meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat
serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a.

Tatanan sekolah,

b. Tatanan Rumah tangga,


c.

Tempat umum,

d. Tempat kerja,
e.

Fasilitas kesehatan.

b. Saran
Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat. Dapat mengajarkan
pola hidup bersih dan sehat sejak dini. Kebersihan adalah bagian dari iman.

19

1. RANGKUMAN
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang
dipraktekkan

oleh

setiap

individu

dengan

kesadaran

sendiri

untuk

meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan


yang sehat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi
kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah
tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di
tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan
membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang. Manajemen
program PHBS ada empat tahap yaitu : tahap pengkajian, perencanaan,
penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Indikator
diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah sesuai
dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikian
indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau
kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.adapun
jenis-jeni indicator PHBS yaitu : yaitu
dan

indikator

input,

indikator

proses

indikator output/outcome
PHBS berada di lima tatanan yakni: 1. Tatanan rumah tangga, 2.

Tatanan sekolah, 3. Tatanan tempat kerja, 4. Tatanan tempat umum dan 5.


Tatanan fasilitas kesehatan. Aturan atau kebijakan Pola Hidup Bersih Sehat
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak
PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005 dan ada beberapa peraturan atau
kebijakan lainnya.

20

2. TES AKHIR BAB


SOAL
1. Menurut tatanannya , berapa tatanan yang ada disasaran PHBS ?
a. 5
b. 4
c. 6
d. 7
e. 8
2. Apa saja indikator PHBS di fasilitas kesehatan , kecuali ?
a. Membrantas jentik nyamuk
b. Menggunakan air bersih
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
d. Tidak merokok
e. Berpakaian modern
3. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi ,
isi pendapat tersebut merupakan pengertian sehat menurut ?
a. UU Kesehatan RI No 23 th 1992
b. UU Kesehatan RI No 30 th 2000
c. UU Kesehatan RI No 21 th 1994
d. UU Kesehatan RI No 27 th 1995
e. UU Kesehatan RI No 20 th 1992
4. Kesatuan yang mendasari pembinaan PHBS di rumah tangga yaitu :
a. Kesatuan gerak PKK-KB-2005
b. Kesetuan gerak KKK-KB-2004
c. Kesatuan gerak PKK-KB-2005
d. Kesatuan gerak PBK-kk-1995
e. Kesatuan gerak PKK-KB-2006
5. Metode apa yang digunakan dalam pengambilan sampel data perilaku
PHBS di tatanan rumah tangga ?
a. Metode rapid survey
b. Metode populasi
c. Metode sensus
d. Metode statistic
e. Metode perhitungan lambat

21

6. Tahap apa saja yang digunakan untuk mewujudkan PHBS disetiap


tatanan ?
a. Pengkajian , Perencanan , Pergerakan pelaksanaan , Penilaian
b. Pengkajian , Pemantapan , Penilaian
c. Pengkajian , Pemantapan , Observasi
d. Pengkajian , Pemantapan , Evaluasi
e. Pengkajian , Perencanaan , Observasi , Evaluasi
7. Ada 10 indikator pada PHBS ditatanan rumah tangga , kecuali :
a. Menimbang bayi setiap bulan
b. Memberkan ASI eksklusif
c. Menggunakan jamban sehat
d. Memberikan makanan siap saji / instan setiap hari
e. Makan buah & sayur setiap hari
8. Apa saja mencangkup tatanan tempat umum ?
a. PHBS dipasar , di tempat ibadah , di rumah makan , dan diangkatan
umum
b. PHBS di tempat ibadah , di rumah orang lain , di sungai , di rumah
sakit
c. PHBS di rumah makan , di kamar mandi , di kamar dan di ruang tamu
d. PHBS di tempat ibadah , di rumah , dipasar , dan di taman
e. PHBS di rumah makan , di rumah sakit , di ruang tamu , dan di tempat
wisata
9. Apa manfaat PHBS bagi masyarakat ?
a. Masyarakat menjadi sehat dan mampu membuat lingkungan agak
kotor
b. Masyarakat menjadi lebih sehat & bersih masyarakat mampu
membersihkan semuanya
c. Masyarakat menjadi lebih sehat & tidak mudah sakit masyarakat
mampu mengupayakan lingkungan sehat , serta mampu mencegah &
mengatasi masalah masalah kesehatan yang dihadapi
d. Masyarakat sehat & mudah terserang penyakit masalah masalah yang
ada
e. Masyarakat tidak mampu mengatasi masalah masalah klesehatan
yang di hadapi dan masyarakat mudah terserang penyakit
10. Sasaran primer PHBS menurut tatanan di landasi kesehatan adalah :
a. Individu
b. Karyawan
c. Masyarakat
d. Siswa
e. Pasien & keluarga pasien

22

KUNCI JAWABAN
1. A
2. E
3. A
4. A
5. A
6. A
7. D
8. A
9. C
10. E

DAFTAR PUSTAKA
23

Dinkes Kab Bone Bolango, 2008. Gambaran PHBS Pada Tatanan Rumah
Tangga Di Kab. Bone Bolango. http://dinkesbonebolango.org/index2.php?

option=com_content&do_pdf=1&id=186
Dinkes Kabupaten Bullelng, 2010. Panduan PHBS Bagi Petugas

Puskesmas. http://dinkes.bulelengkab.go.id/ ?p=260


Dinkes Sulawesi Selatan, 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota
Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

http://dinkes- sulsel.go.id/pdf/ Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf


Yussiana Elza. 2004. Bisakah Pramuka Memper-cepat Pencapaian PHBS

di Masyarakat? http://www. depkes.phbs.mediafire.com


Depkes. 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007.
www.depkes.riskesdas.

24

Anda mungkin juga menyukai