HIPERTENSI
A. TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya
tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi
dalam batas-batas tertentu tergantung posisi tubuh, umur, tingkat stres
yang dialami. (Jan tambayong, 2000)
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih
dari 120mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. ( Arif
mutaqin, 2009)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan konsisten diatas 140/90 mmHg. Diagnosis hipertensi tidak
berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali, tekanan
darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring. (marry
baradero,dkk. 2005)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg.( Brunner & Suddarth, 2002)
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
tekanan diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti
hipertensi (Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh joint national committee on
detection, evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90mmHg dan diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD)
normal tinggi sampai hipertensi maligna. (Marilynn E.Doenges, 2000)
2. Klasifikasi
Kelompok usia
Normal (mmHg)
Hipertensi (mmHg)
Bayi
80/40
90/60
100/60
120/80
115/70
130/80
Dewasa
20-45 th
45-65th
>65 th
120-125/75-80
135-140/85
150/85
135/90
140/90-160/95
160/95
3. Etiologi
a. Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas
menaikkan insidens penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
b. Kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada wanita, namun
pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai
meningkat, sehingga pada usia diatas 65 th, insidens pada wanita lebih
tinggi.
c. Pola hidup
Kehidupan atau pekerjaan yang penug stress, obesitas, merokok, dapat
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi
d. penyakit atau gangguan tertentu seperti Penyakit parenkim ginjal
(glomerulonefritis, gagal ginjal), penyakit renovaskular, sindrom
chusing, aldosteronisme primer. (Jan tambayong, 2000)
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh
darah,
dimana
dengan
dilepaskannya
noreepineprin
vasokonstriktor
pembuluh
darah.
Vasokonstriksi
yang
dan
fungsional
pada
system
pembuluh
perifer
5. Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pada retina seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah dan
pada kasus berat edema pupil. (Brunner & Suddarth, (2002)
Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing dan tinitus yang
diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah, Hipertensi yang
mendadak terjadi pada usia lanjut, memberi sugesti kemungkinan adanya
hipertensi sekunder khususnya hipertensi renovaskuler.(Jan tambayong,
2000)
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi
(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ).
f. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
h. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
i. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
j. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi. (marilynn E. Doenges, 2000)
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan medis pada pasien hipertensi adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan
mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90mmHg
b. Modifikasi gaya hidup
Beberapa penelitian menunjukan pendekatan nonfarmakologi yang
1)
2)
3)
4)
5)
8. Komplikasi
a. Serangan jantung atau stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan
arteri (aterosklerosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung
(penyakit jantung), stroke atau komplikasi lain. Serangan jantung dan
stroke
merupakan
komplikasi
hipertensi
yang
sangat
umum
ditemukan.
b. Aneurisma atau Aneurysm.
Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembuluh darah
melemah, membentuk suatu aneurisma. Jika aneurisma pecah, dapat
B. ASKEP TEORITIS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status
Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
b. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh sakit kepala terutama pada bagian tengkuk
dan mata berkunang-kunang.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sakit kepala terutama pada bagian
tengkuk, mata berkunang-kunang, susah tidur serta pemeriksaan
fisik di peroleh tekanan darah lebih dari normal.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Mual, muntah.
Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau
menurun).
4. Nyeri atau ketidak nyamanan :
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.
e. Pengkajian Persistem :
1. Sirkulasi
3. Intervensi
Diagnosa
Tujuan
keperawatan
Nyeri berhubungan Setelah di lakukan
dengan
intervensi
peningkatan
keperawatan 1x24
tekanan
Cerebral
vascular jam
nyeri
diharapkan
berkurang
dan terkontrol.
kriteria hasil
Skala
normal
Klien
Intervensi
Mandiri :
nyeri
tampak
tenang
TTV normal
Rasional
Mempertahankan tirah
akut.
Berikan tindakan
- TD : 120-140/80-90
nonfarmakologi untuk
S : 36,5 -37,5C
menghilangkan sakit
RR : 16-24 x/menit
N : 60-100x/menit
Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan relaksasi
lampu kamar.
Minimalkan aktivitas
vasokonstriksi yang
dapat meningkatkan
membungkuk.
Bantu pasien dalam
ambulasi sesuai
kebutuhan.
-
Kolaborasi:
Berikan obat sesuai
indikasi
Analgesik
simpatis.
Dapat mengurangi tegangan dan
ketidaknyamanan yang diperberat
oleh stres.
Antiansietas,mis
lorazepam, diazepam
2. Penurunan
Setelah di lakukan -
Irama dan
Mandiri :
frekuensi jantung
berhubungan
keperawatan 1x24
stabil
dengan
jam
Berpartisipasi
peningkatan
penurunan
afterload
diharapakan curah
dalam aktivitas
jantung teratasi
yang menurunkan
tekanan darah
TTV normal
awal.
Catat keberadaan,
kualitas denyutan
sentral dan perifer.
- TD : 120-140/80-90
S : 36,5 -37,5C
RR : 16-24 x/menit
N : 60-100x/menit
kelembaban,suhu,
Berikan lingkungan
tenang, nyaman,
kurangi
relaksasi.
aktivitas/keributan
-
lingkungan.
Anjurkan teknik
relaksasi
Kolaborasi
-
Pantau renspons
terhadap obat untuk
mengontrol tekanan
sinergis obat.
darah
3. Intoleransi
Mandiri :
aktivitas
intervensi
berhubungan
keperawatan 1x24
kebutuhan oksigen
terhadap aktivitas,
dengan
jam
adekuat
perhatikan frekuensi
kelemahan
intoleransi
- Gambaran ekg
umum
aktivitas teratasi
- Suplai dan
diharapakan
normal
permenit di atas
- Hb normal
TTV normal
- TD : 120-140/80-90
keletihan dan
S : 36,5 -37,5C
kelemahan yang
RR : 16-24 x/menit
N : 60-100x/menit
berlebihan.
Instruksikan pasien
tentang teknik
penghematan energi,
mis menggunakan
gigi, melakukan
aktivitas dengan
perlahan.
Berikan dorongan
untuk melakukan
aktivitas/perawatan
diri bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan
bantuan sesuai
kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero,marry.2005.seri asuhan keperawatan klien gangguan kardiovaskuler.
Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.
Muttaqin,arif .2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler. Jakarta : Salemba medika.
Doenges. E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
EGC
Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama.
Jakarta : Media Aesculapius.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC