Anda di halaman 1dari 19

LEMBAGA-LEMBAGA SOSIAL

(Laporan Responsi Sosiologi Perdesaan)

Disusun Oleh
Kelompok 3 :
1. Elsa Rizki Aulia
2. Euis Kerika
3. Luviana Ayu N
4. Izuddin Gustoro
5. M. Faqih

1614131095
1614131002
1614131043
1614131094
1614131093

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apabila seseorang hendak mempelajari dan memahami masyarakat tertentu,
ia harus memperhatikan dan memahami dengan seksama lembaga yang
terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan tersebut. Ini dikarenakan dalam
suatu kehidupan bermasyarakat bisanya sangat erat kaitanya dengan
kelembagaan serta adat istiadat yang ada di dalam masyarakat tersebut.
Penting untuk mengetahui segala aspek dalam lembaga itu sendiri, seperti
ciri-ciri yang ada dalam lembaga, fungsi serta macam-macam dari lembaga itu
sendiri. Lembaga sosial merupakan terjemahan langsung dari istilah asing
social-institution, yang merupakan suatu sistem yang mengatur aktivitasaktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga sosial;
2. Untuk mengetahui proses pertumbuhan lembaga sosial;
3. Untuk mengetahui ciri-ciri umum lembaga sosial;
4. Untuk mengetahui tipe-tipe lembaga sosial;
5. Untuk mengetahui cara-cara mempelajari lembaga-lembaga sosial.

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendapat para tokoh menegenai definisi lembaga sosial
Pranata social adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks
kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. (Koentjaraningkrat)

Lembaga social adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar
kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya
yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya.
(Leopold Von Weise dan Becker)
Lembaga social adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk
mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok
masyarakat. (Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page)
Pranata social adalah himpunana norma-norma dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan masyarakat.
(Menurut Soerjono Soekanto)
Lembaga sosial selain memberikan pedoman pada masyarakat dan
menjaga keutuhan masyarakat juga berfungsi dalam member pegangan
untuk mengadakan pengendalian sosial atau control sosial. (Van
Doom dan Lammers,1959)

III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum


Lembaga sosial atau sering disebut juga dengan lembaga kemasyarakatan
yang dikenal dengan istilah social institution, pada dasarnya terdapat serta
tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Di dalam lembaga sosial

biasanya biasanya disinggung perihal norma-norma masyarakat yang


mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib.
Norma-norma tersebut, apabila diwujudkan dalam hubungan antarmanusia,
dinamakan social-organization (organisasi sosial ). Di dalamperkembangan
selanjutnya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai
keperluan pokok kehidupan manusia.
3.2 Pembahasan
A. Pengertian Lembaga Sosial
Lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang pada dasarnya pemikiran
dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.
Hasilnya terdiri atas adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsurunsur kebudayaan yang secara langsung atau tidak tergabung dalam suatu
unit yang fungsional. Hampir semua lembaga sosial mempunyai suatu
tingkat kekekalan tertentu sehingga orang menganggapnya sebagai
himpunan norma yang harus dipertahankan. Suatu sistem kepercayaan dan
aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga sosial setelah
melewati waktu yang sangat lama. Suatu lembaga sosial mempunyai satu
atau beberapa tujuan tertentu.
B. Proses Pertumbuhan Lembaga Sosial
1. Norma-norma Masyarakat
Untuk terlaksanannya hubungan antar manusia terlaksana sebagaimana
diharapkan, maka dirumuskan norma-norma masyarakat. Normanorma yang ada di dalam masyarakat, mempunyai kekuatan mengikat
yang berbeda-beda. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat
norma-norma tersebut, secara sosiologi dikenal dengan empat
pengertian, yaitu :
a. Cara (usage)

Merupakan norma-norma kemasyarakatan yang menunjuk pada


suatu bentuk perbuatan. Norma ini mempunyai kekuatan yang
sangat lemah

bila dibandingkan dengan kebiasaan (folkways).

Kebiasaan menunjuk pada perbuatan yang diulang-ulang dalam


bentuk yang sama. Cara (usage) lebih menonjol di dalam hubungan
antar individu dalam masyarakat.Suatu penyimpangan terhadapnya
tak akan mengakibatkan hukuman yang berat, akan tetapi hanya
sekedar celaan dari individu yang dihubunginya.
b. Kebiasaan (folkways)
Norma kebiasaan ini memiliki kekuatan mengikat yang lebih desar
daripada cara. Kebiasaan biasanya diartikan sebagai perbuatan
yang di ulang-ulang ked ala bentuk yang sama merupakan bukti
bahwa seseorang menyukai kebiasaan tersebut.
c. Tata kelakuan (mores)
Norma ini mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok
manusia yang dilaksanankan sebagai alat pengawas, secara sadar
maupun tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
d. Adat-istiadat (custom)
Pada dasarnya norma ini merupakan tata kelakuan yang kekal serta
kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat .
2. Sistem Pengendalian Sosial (Sosial Control)
Pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keserasian antara
stabilitas dan perubahan-perubahan dalam masyarakat maksutnya
adalah untuk mencapai keadaan melalui keserasian antara kepastian
dengan keadilan/kesebandingan.
C. Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial
1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus
masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari
anggotanya.

3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi


bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat,
perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga
sosial yang lain.
5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing
lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar
rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota
masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi
kelompoknya.
Syarat Lembaga Sosial
Menurut Koentjaraningrat aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan
untuk menjadi lembaga sosial harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Persyaratan tersebut antara lain :
1. Suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat
istiadat yang hidup dalam ingatan maupun tertulis.
2. Kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan
saling berhubungan menurut sistem norma-norma tersebut.
3. Suatu pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks- kompleks
kebutuhan tertentu, yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok
yang bersangkutan.
4. Mempunyai perlengkapan dan peralatan.

5. Sistem aktivitas itu dibiasakan atau disadarkan kepada kelompokkelompok yang bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu
yang lama.
Fungsi Lembaga Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana
mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalahmasalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat,
termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap
anggota-anggotanya.
Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
1. Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan
di akui oleh seluruh masyarakat
2. Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang
tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau jika diikuti dianggap
sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.

D. Tipe-tipe Lembaga Sosial

Berdasarkan sudut perkembangan

Cresive institution yaitu institusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat
istiadat masyarakat. Contoh: lembaga perkawinan, hak milik dan
agama

Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk


mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh: lembaga utang piutang dan
lembaga pendidikan

Berdasarkan sudut nilai yang diterima oleh masyarakat

Basic institution yaitu institusi sosial yang dianggap penting untuk


memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Contoh: keluarga, sekolah, dan negara.

Subsidiary institution yaitu institusi sosial yang berkaitan dengan halhal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di
masing-masing masyarakat seperti rekreasi.

Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat

Approved dan sanctioned institution yaitu institusi sosial yang diterima


oleh masyarakat, misalnya sekolah atau perusahaan dagang.

Unsanctioned institution yaitu institusi yang ditolak masyarakat


meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya. Contoh: sindikat
kejahatan, pelacuran, dan perjudian.

Berdasarkan sudut penyebarannya

General institution yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar


masyarakat dunia. Contoh: institusi agama

Restricted institution yaitu institusi sosial yang hanya dikenal dan


dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu. Contoh: lembaga
agama Islam, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha.

Berdasarkan sudut fungsinya

Operative institution yaitu institusi yang berfungsi menghimpun polapola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang
bersangkutan. Contoh: institusi ekonomi.

Regulative institution yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat


istiadat atau tata kelakuan dalam masyarakat. Contoh: institusi hukum
dan politik seperti pengadilan dan kejaksaan.

E. Cara-cara Mempelajari Lembaga Sosial


1. Analisis secara historis
Analisis secara historis bertujuan meneliti sejarah timbul dan
perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu. Misalnya
diselidiki asal mula serta perkembangan lembaga demokrasi,
perkawinan yang monogami, keluaraga batin, dan lain sebagainya.
2. Analisis komperatif

Analisis komperatif bertujuan menelaah suatu lembaga tertentu dalam


berbagai masyarakatan. Cara analisis ini banyak sekali digunakan oleh
para ahli antropologi .
3. Analisis fungsional
Analisis ini biasanya lebih menekankan hubungan fungsionalnya,
sering kali mempergunakan analisis-analisis historis dan komperatif .

IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan dan penjelasan di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Lembaga sosial merupakan suatu organisasi atau wadah yang
pada dasarnya terbentuk akibat pemikiran dan pola perilaku
dan terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.

2. Dalam lembaga sosial terjadi proses pertumbuhan lembaga


sosial melalui norma-norma sosial dan sistem pengendalian
sosial
3. Dalam lembaga sosial memiliki ciri-ciri lembaga sosial yaitu,
memenuhi kebutuhan, adanya pola-pola prilaku lembaga
sosial,memiliki nilai pokok yang bersumber dari anggotanya,
adanya simbol-simbol kebudyaan dan sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya.
4. Dalam lembaga sosial memiliki tipe-tioe lembaga yang
berdasarkan

sudut

penyebarnnya,sudut

diterimanya

dalam

masyarakat,

dan

fungsinya,

sudut

berdasarkan

sudut

perkembangannya.
5. Adanya cara-cara mempelajari lembaga sosial yaitu dengan
analisis secara historis, komperatif, dan fungsional.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto,Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. RajaGafindo


Persada.
Http://Www.Edukasi.Net/Index.Php?Mod=Script&Cmd=Bahan
%20belajar/Materi%20pokok/View&Id=290&Uniq=2770, Diakses Minggu 18Maret-2012, Jam 21:29

Http://Mrpams.Multiply.Com/Journal/Item/15?&Show_Interstitial=1&U=
%2fjournal%2fitem, diakses Hari Minggu, 18 Maret 2012, Jam 20:57

LAMPIRAN

LEMBAGA SOSIAL
Pengertian Lembaga Social
Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga social (institutation) bukanlah sebuah
bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok orang, dan bukan sebuah organisasi.
Lembaga (institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan
atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal,
sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok

manusia. Dengan kata lain Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun}
untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.
Pendapat para tokoh tentang Definisi Lembaga social :
1. Menurut Koentjaraningkrat : Pranata social adalah suatu system
tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada akatifitas social untuk
memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.
2. menurut Leopold Von Weise dan Becker : Lembaga social adalah jaringan
proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi
memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat
kepentingan individu dan kelompoknya.
3. Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page : Lembaga social adalah prosedur
atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar
manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
4. Menurut Soerjono Soekanto, Pranata social adalah himpunana normanorma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok
dalam kehiduppan masyaraka.
Selain itu, pengertian lembaga sosial sebagaimana dikemukakan oleh John
Lewis Gillin dan Jhon Philip Gillin adalah sebagai berikut :
1.

Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pada pemikiran dan pola perilaku
yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan. Hasilnya terdiri atas adat
istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara
langsung atau tidak tergabung dalam suatu unit yang fungsional.

2.

Hampir semua lembaga sosial mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu


sehingga

orang

menganggapnya

sebagai

himpunan

norma

yang

harus

dipertahankan. Suatu sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan
menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang sangat lama.
3.

Suatu lembaga sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.

4.

Lembaga sosial mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk


mencapai tujuan

5.

Suatu lembaga sosial biasanya juga memiliki lambang tertentu yang secara
simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya

6.

Lembaga sosial memiliki suatu tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis yang
merupakan dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya.
Tradisi tersebut merumuskan tujuannya dan tata tertib yang berlakut.

Ciri dan Karakter


Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki
sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga
Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut[5]:
1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang
terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia
terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh
karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar
pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara
dan dibakukan.

3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga


pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga
perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid,
gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau
simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis
menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya,
cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan
untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang
merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin
dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula
mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial.[1] Menurutnya terdapat sembilan
ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.
1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari
anggotanya.
3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian
tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.

4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan


lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga
sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian
pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota
masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi
kelompoknya.
Syarat Lembaga Sosial
Menurut Koentjaraningrat aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan untuk
menjadi lembaga sosial harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Persyaratan
tersebut antara lain[3] :
6. Suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat
istiadat yang hidup dalam ingatan maupun tertulis.
7. Kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan
saling berhubungan menurut sistem norma-norma tersebut.
8. Suatu pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks- kompleks
kebutuhan tertentu, yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok
yang bersangkutan.

9. Mempunyai perlengkapan dan peralatan.


10. Sistem aktivitas itu dibiasakan atau disadarkan kepada kelompokkelompok yang bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu
yang lama.
Fungsi Lembaga Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai


berikut:

4. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana


mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalahmasalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat,
termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
5. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
6. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap
anggota-anggotanya.[6]

Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:

3. Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan
di akui oleh seluruh masyarakat
4. Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang
tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau jika diikuti dianggap
sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.

Anda mungkin juga menyukai