Anda di halaman 1dari 13

PROMOSI KESEHATAN

MENYUSUN MATERI DAN MENENTUKAN METODE

OLEH :
KELOMPOK 2
Made Aprillia Negari

P07124214 008

I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta

P07124214 017

Kadek Devi Ary Suta

P07124214 022

Ni Putu Manis Mustika Dewi

P07124214 023

Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu

P07124214 025

Ni Putu Devi Nita Sari

P07124214 028

Ni Komang Ngurah Apni Sulistyawati SJ

P07124214 028

Ni Nyoman Juni Astuti

P07124214 031

Kadek Vebny Lia Primantari

P07124214 040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya lah, makalah yang berjudul Menyusun Materi dan Menentukan
Metode ini dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Denpasar, 20 Oktober 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................................................. 2
D. Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Menyusun Materi...............................................................................................3
B. Menentukan Metode......................................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................10
Daftar Pustaka

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan
dengan melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui promosi kesehatan.
Promosi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai pemberdayaan
masyarakat. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan
masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan.. Menutut WHO
promosi kesehatan adalah suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatan berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri. Sebelum melakukan promosi
kesehatan dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang agar tercapainya tujuan
promosi kesehatan itu sendiri.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan
yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu
cara bagaiman mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada
supaya efisien dan efektif. Merancang promosi kesehatan (merencanakan promosi
kesehatan) adalah proses mempersiapkan secara sistematis yang dilakukan untuk
mempromosikan suatu tujuan yaitu bertujuan untuk mempromosikan hasilhasil
kesehatan. Perencanan promosi kesehatan terdiri dari penyusunan materi dan
menentukan metode yang akan digunakan.
Dengan membuat perencanaan, tujuan yang akan dicapai akan menjadi jelas,
obyektif dan rasional dan dapat menjadi acuan atau dasar bagi fungsi manajemen
lainnya.

Dengan perencanaan

juga dapat menggambarkan

hal-hal

atau

kemungkinan-kemungkinan yang diperkirakanakan pada masa yang akan datang.


Dengan melakukan perencanaan promosi kesehatan diharapkan segala sesuatu yang
baik untuk kesehatan dapat di pahami oleh seluruh masyarakat serta dapat menjadi
acuan masyarakat untuk hidup lebih baik lagi kedepannya. Oleh karena itu
perencanaan promosi kesehatan sangat penting dilakukan dan dipelajari. Untuk lebih

memahami tentang perencanaan promosi kesehatan maka disusunlah makalah yang


berjudul Promosi Kesehatan: Menyusun Materi dan Menentukan Metode.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penyusunan materi dalam promosi kesehatan?
2. Bagaimana cara menentukan metode dalam promosi kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penyusunan materi dalam promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui cara menentukan metode dalam promosi kesehatan.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai panduan
pelaksanaan promosi kesehatan selain itu juga sebagai informasi penting bagi tenaga
kesehatan dan motivasi kepada masyarakat betapa pentingnya kesehatan bagi
kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Menyusun Materi
Setelah tujuan, sasaran, situasi, masalah, dan latar belakang sasaran sudah
ditentukan, maka isi/materi dari promosi dapat disusun. Materi promosi kesehatan
harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Dasardasar komunikasi juga perlu dipahami dalam menyusun materi/isi promosi. Bila perlu
materi/isi pesan dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga
sasaran merasa bahwa pesan tersebut memang benar benar ditujukan kepadanya
sehingga sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.
B. Menentukan Metode
Dalam menentukan metode yang digunakan dalam promosi kesehatan , harus
dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai. Bila mencangkup aspek
pengetahuan maka yang dapat dilakukan dengan penyuluhan langsung, pemasangan
poster, spanduk dan penyebaran leadlet. Untuk aspek sikap kita perlu memberikan
contoh yang lebih konkrit dan mengungah emosi, perasaan dan sikap sasaran,
misalnya dengan memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film dan video.
Bila untuk mengembangkan kemampuan keterampilan tentu sasaran harus mencoba
keterampilan tersebut. Yang lain yang perlu diperhatikan adanya sumber daya yang
dimiliki masyarakat dan jenis sasarannya.
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan
metode sokratik.
1. Metode didaktik didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way method.
Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat
pasif dan hanya pendidik yang aktif (misalnya : ceramah, film, leaflet, bulket,
poster, dan siaran radio, kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan tulisan di
media cetak).
2. Metode sokratik. Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways method.
Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif
3

dan kreatif (misalanya : diskusi kelompok, debat, panel, forum, buzzgroup,


seminar, bermain peran, sosiodarma, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus,
lokakarya, dan penugasan perorangan).
Metode dalam melakukan pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga
kelompok, antara lain :
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
2. Metode Pendidikan Kelompok
3. Metode Pendidikan Massa
Pemilihan metode belajar yang efektif dan efesien harus mempertimbangkan
hal-hal berikut:
1. Hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan
2. Bergantung pada kemampuan guru atau pendidiknya
3. Kampuan pendidik
4. Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas
5. Harus disesuiakan dengan waktu pemberian atau penyampaian pesan tersebut
6. Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada
Menurut Notoatmodjo (1993) dan WHO (1992), metode pendidikan kesehatan
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu metode pendidikan individu, kelompok,
dan massa.
1. Metode pendidikan inividu
a. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk
pelajaran.

Informasi

dalam

bimbingan

dimaksudkan

memperbaiki

dan

mengembangkan pemahaman diri dan orang lain, sedangkan perubahan sikap


merupakan tujuan tidak langsung. Konseling adalah proses belajar yang bertujuan
memungkinkan konseli (peserta pendidik) mengenal dan menerima diri sendiri
serta realistis dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya (Nurihsan, 2005).
Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan, dan merupakan teknik
standar dan tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan. Konseling
membantu konseli memecahkan masalah-masalah pribadi (sosial atau emosional),
mengerti diri, mengeksploitasi diri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu
masyarakat serta membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap,
dan tingkah laku. Proses konseling terdiri atas tiga tahap (Cavagnh, 1982), yaitu :
4

1) Tahap awal. Meliputi pengenalan, kunjugan, dan dukungan lingkungan


2) Tahap pertengahan. Berupa kegiatan penjelasan masalah klien, dan membantu
apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kemabli masalah klien
3) Tahap akhir. Ditandai oleh penurunan kecemasan klien. Terdapat perubahan
perilaku kearah positif, sehat dan dinamik, tujuan hidup yang jelas di masa
yang akan datang, dan terjadi perubahan sikap
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan konseling.
Wawancara petugas dengan klien dilakukan untuk menggali informasi mengapa ia
tidak atau belum menerima perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap
perubahan dan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum
diadopsi memiliki dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
2. Metode pendidikan kelompok
Metode kelompok dibagi menjadi 2 yaitu kelompok besar dan kecil.
a. Kelompok Besar
Untuk kelompok yang besar (sasaran berjumlah lebih dari 15 orang), dapat
digunakan metode ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah:
a) Persiapan :
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan
diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema. Mempersiapkan alat-alat bantu
pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan
sebagainya.
b) Pelaksanaan :
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti
psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu

dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
5

Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.


2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah
suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
1) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga
duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi.
Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap
anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan
pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancinganpancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan
dengan topic yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin
kelompok harus mengarahkan dan megatur sedemikian rupa sehingga semua
orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
2) Curah pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban
atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta
mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah
semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
3) Bola Salju (Snow Bailing)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian


dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka
tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan

masalah

tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah


beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
4) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group)
yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut,
Selanjutnya hasil

dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari

kesimpulannya.
5) Bermain peran (Role Ploy)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang
peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas,
sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai
pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana
interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli,
dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan
main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai
narasumber.
3. Metode pendidikan massa
Metode pendidikan massa dilakukan untuk mengonsumsikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat. Karena sasaran pendidikan bersifat
umum, dalam arti tidak membedakan golongan, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
status sosial ekonomi, dan tingkat pendiidkan. Umumnya, bentuk pendekatan massa

diberikan secara tidak langsung, biasanya menggunakan atau melalui media massa.
Berikut ini merupakan contoh metode pendidikan massa yakni :
Ceramah umum (public speaking). Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari
Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato

dihadapan masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.


Pidato-pidato atau diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV

maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.


Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan

pendidikan kesehatan massa.


Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan

promosi kesehatan massa.


Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke
Posyandu.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Penyusunan materi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin
sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Dasar-dasar komunikasi juga perlu
dipahami dalam menyusun materi/isi promosi.
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktik
didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way method dan metode
sokratik. Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways method.
Disamping itu juga perlu diperhatikan dalam pemilihan metode belajar yang
perlu diperhatikan agar menjadi metode belajar yang efektif dan efesien harus
mempertimbangkan hal-hal berikut:
1) Hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan
2) Bergantung pada kemampuan guru atau pendidiknya
3) Kampuan pendidik
4) Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas
5) Harus disesuiakan dengan waktu pemberian atau penyampaian pesan tersebut
6) Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada
B. SARAN
Materi atau isi pesan dan metode dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa
sesuai dengan kondisi lingkungan setempat sehingga sasaran merasa bahwa pesan
tersebut memang benar-benar ditujukan kepadanya sehingga sasaran mau
melaksanakan isi pesan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan
Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA : Jakarta
Machfoedz I,dkk.2005. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi
Kesehatan. Jakarta : F. Tramaya.
Mubarak,Wahit Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Penghantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mubarak, Wahid I dan Chayatin. Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori
dan Aplikasi. Salemba Medika : Jakarta
Notoadmojo,Sukidjo.2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoadmojo,Sukidjo.2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai