Anda di halaman 1dari 6

321 GIZIDO Volume 4 No.

1 Mei 2012

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi

Nonce N. Legi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA


SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG
Nonce Nova Legi
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

ABSTRACT
Nutrition is one of important factor that determines the level of health between
physical and mental development. Normal nutritional level state is reached when
the optimal nutritiona needs are met. Intellectual ability of children to determine
the success of children in gaiwing achievement. Purpose of this research is to
know the relationship of nutritional status and academic achievement of children.
The design of this research is deskriptif cross sectional. Sample was collected
with a total sampling, where the amount of sample are 212 student. Data
collection technique is direct observation. Analisis using chi square test, at 95%
( 0,05) confidence level the value of p = 0,00 < 0,05. Ha showed acceptable
result. Conclusion : There was significant correlation with the nutritional satus of
student learning achievement.
Key words : Nutritional status, learning achievement

PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan suatu
bangsa
sangat
tergantung
kepada
keberhasilan bangsa itu sendiri dalam
menyiapkan sumber daya manusia. Betapa
pun kayanya sumber daya alam yang tersedia
bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya
manusia yang tangguh maka sulit diharapkan
untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri
(Hadi, 2005).
Kondisi bangsa Indonesia pada saat
ini
dalam
hal
kesehatan
khususnya
kecukupan gizi masih jauh dari cukup.
Kecukupan gizi atau gizi baik belum
terjangkau oleh masyarakat secara luas.
Kebutuhan gizi seimbang yang tercukupi akan
tumbuh generasi yang sehat dan cerdas serta
produktif (Sanglah, 2010). Gizi merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan
tingkat kesehatan antara perkembangan fisik
dan perkembangan mental. Tingkat keadaan
gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi
optimal terpenuhi. Salah satu upaya yang
ditempuh
untuk
mewujudkan
derajat
kesehatan yang optimal yaitu dengan
peningkatan status gizi masyarakat. Penilaian
status gizi dapat dilakukan secara langsung
dan
tidak
langsung,
salah
satunya
pengukuran antropometri (Budiyanto, 2002).

Status gizi adalah ukuran keberhasilan


dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi
badan anak. Status gizi juga didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrisi (Creasoft, 2010).
Anak sekolah merupakan aset negara
yang sangat penting sebagai sumber daya
manusia bagi keberhasilan pembangunan
bangsa. Kelompok anak sekolah pada
umumnya mempunyai kondisi gizi yang lebih
baik dari pada kelompok balita, karena
kelompok umur sekolah mudah dijangkau
oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang
dilakukan oleh pemerintah. Anak-anak yang
kurang nutrisi, misalnya zat besi dan yodium,
atau kekurangan energi protein tentu
kapasitas belajarnya tidak sebaik anak-anak
yang terpenuhi kebutuhan nutrisinya (Mudjito,
2010). Kurang gizi khususnya Kurang Energi
Protein (KEP) masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat Indonesia. Prevalensi
anak gizi kurang sebesar 18,4%, anak kurus
sebesar 13,6%, dan anak pendek sebesar
36,8%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun
prevalensi gizi kurang sudah menurun dimana
lebih rendah dari target pembangunan
kesehatan Indonesia 2009 sebesar 20%
namun prevalensi anak pendek dan anak
kurus masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat (Anwarsasake, 2009). Apabila

321

322 GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi

makanan tidak cukup mengandung zat-zat


gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini
berlangsung lama, akan menyebabkan
metabolisme dalam otak, berakibat terjadi
ketidakmampuan berfungsi normal. Pada
keadaan yang lebih berat dan kronis,
kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan
badan terganggu, badan lebih kecil diikuti
dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah
sel dalam otak akan berkurang dan terjadi
ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan
dalam otak. Keadaan ini berpengaruh
terhadap perkembangan kecerdasan anak
(Anwar, 2009). Anak yang menderita kurang
gizi mempunyai Intelligence Quotient (IQ) 11
point lebih rendah dibandingkan rata-rata
anak-anak yang tidak kurang gizi.
Kemampuan intelektual anak sangat
menentukan
keberhasilan
anak
dalam
memperoleh
prestasi.
Prestasi
belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
anak dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar. Istilah prestasi
belajar terdiri dari 2 suku kata yaitu prestasi
dan belajar. Istilah prestasi di dalam kamus
ilmiah popular, prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (Asnawi, 2010). Belajar adalah
suatu proses
usaha
yang
dilakukan
seseorang
untuk
memperoleh
suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2010).
Prestasi belajar seseorang sesuai
dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atau rapor setelah
mengalami proses belajar mengajar. Prestasi
belajar siswa dapat diketahui setelah
diadakan evaluasi. Hasil evaluasi dapat
memperlihatkan
tentang
tinggi
atau
rendahnya prestasi belajar anak (Sonartombs,
2009). Tujuan penelitian ini mengetahui ada
hubungan status gizi dengan prestasi belajar
siswa sekolah Dasar Negeri Malalayang.

Nonce N. Legi

penelitian ini ialah seluruh siswa Sekolah


Dasar Negeri malalayang dengan jumlah 449
siswa. Sampel yang diambil dengan cara total
sampling dengan jumlah sampel yang didapat
212, dengan Kriteria inklusi a) Siswa kelas 4,
5 dan 6, b) Siswa yang bersedia dilakukan
penelitian, serta Kriteria eksklusi yakni Siswa
yang sakit. Tempat penelitian Sekolah Dasar
Negeri Malalayang Kecamatan Malalayang,
dan waktu pada bulan Januari 2012. Data di
analisis secara univariat yakni melihat
tampilan distribusi frekuensi dan persentase
dari tiap-tiap variabel, serta di analisis secara
bivariat, untuk melihat hubungan antara
variabel dengan menggunakan Uji Statistik
yang akan digunakan Uji Chi-Square dengan
tingkat kemaknaan () : 0,05. Hasil
perhitungan menggunakan program komputer
SPSS/PC versi 17,0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Sekolah Dasar Negeri Malalayang yaitu
sebuah sekolah dasar yang terletak di
Kelurahan
Malalayang
Kecamatan
Malalayang. Terdapat beberapa fasilitas
ruang yang ada yaitu ruang kelas terdiri dari 7
ruangan, 1 ruang guru atau kantor, 1 ruang
Unit Kesehatan Sekolah (UKS), 1 ruang
perpustakaan. Jumlah siswa kelas 1 sampai 6
sebanyak 449 siswa, guru 14 orang, dan
penjaga 1 orang.
Distribusi siswa berdasarkan kelompok
umur dapat dilihat pada gambar diagram di
bawah ini :

BAHAN DAN CARA


Jenis penelitian ini yaitu penelitian
deskriptif dengan rancangan cross sectional.
Populasi
penelitian
yaitu
keseluruhan
kelompok atau obyek yang memenuhi
karakteristik yang ditentukan. Populasi dalam

Gambar 1. Distribusi Siswa Berdasarkan


Kelompok Umur
Berdasarkan gambar di atas, dapat
dilihat bahwa sebagian besar siswa berada

323 GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi

pada umur 9 tahun dengan jumlah 79 orang


(37,3%), umur 10 tahun berjumlah 58 orang
(27,4%), umur 11 tahun berjumlah 55 orang
(25,9%), umur 8 tahun berjumlah 16 orang
(7,5%), dan umur 12 tahun berjumlah 4 orang
(1,9%).
Distribusi siswa berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada gambar diagram di
bawah ini :

Nonce N. Legi

Distribusi siswa berdasarkan prestasi


belajar dapat dilihat pada gambar diagram di
bawah ini :

Gambar 3. Distribusi Siswa Berdasarkan


Prestasi Belajar
Gambar 2. Distribusi Siswa Berdasarkan
Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar di atas, dapat
dilihat bahwa sebagian besar siswa yaitu lakilaki dengan jumlah 111 orang (52,4%), dan
perempuan berjumlah 101 orang (47,6%).
Distribusi siswa berdasarkan status
gizi dapat dilihat pada gambar diagram di
bawah ini :

Berdasarkan gambar di atas, dapat


dilihat bahwa sebagian besar siswa prestasi
belajar cukup dengan jumlah 111 orang
(52,4%), dan prestasi belajar baik berjumlah
101 orang (47,6%).
Distribusi status gizi dengan prestasi
belajar siswa dapat dilihat pada gambar
diagram di bawah ini :

Gambar 5. Distribusi Status Gizi Dengan


Prestasi Belajar Siswa

Gambar 4. Distribusi Siswa Berdasarkan


Status Gizi
Berdasarkan gambar di atas, dapat
dilihat bahwa sebagian
besar siswa
mempunyai status gizi baik dengan jumlah
107 orang (50,5%), sedangkan siswa dengan
status gizi kurang berjumlah 105 orang
(49,5%).

Berdasarkan gambar di atas, dapat


dilihat bahwa siswa dengan status gizi baik
memperoleh prestasi belajar baik berjumlah
81 orang (75,8%) dan memperoleh prestasi
belajar cukup berjumlah 26 orang (24,2%),
sedangkan siswa dengan status gizi kurang
memperoleh prestasi belajar baik berjumlah
20 orang (19,1%) dan memperoleh prestasi
belajar cukup berjumlah 85 orang (80,9%).

324 GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi

Tabel 1. Hubungan Status Gizi Dengan


Prestasi Belajar Siswa
Status
Gizi
Baik
Kurang
Jumlah

Prestasi Belajar
Baik
Cukup
81
26
20
85
101
111

Total

107
105
212

0,00

Tabel 1 di atas memperlihatkan hasil


uji
yang
telah
dilakukan
dengan
menggunakan uji statistik chi square dengan
tingkat kemaknaan = 0,05 atau interval
kepercayaan 95%. Interpretasi tentang status
gizi dengan prestasi belajar dikatakan
mempunyai hubungan yang bermakna jika
nilai p 0,05. Hasil yang diperoleh yaitu 0,00.
Nilai ini lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa nilai ini
menjawab hipotesis penelitian yaitu hipotesis
alternatif diterima, hal ini menunjukkan
terdapat hubungan antara status gizi dengan
prestasi belajar siswa.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
ditemukan bahwa siswa yang mempunyai
status gizi baik dengan prestasi belajar baik
sebanyak 81 orang dan siswa yang
mempunyai status gizi baik dengan prestasi
belajar cukup sebanyak 26 orang, sedangkan
siswa yang mempunyai status gizi kurang
dengan prestasi belajar baik sebanyak 20
orang dan siswa yang mempunyai status gizi
kurang dengan prestasi belajar cukup
sebanyak 85 orang. Berdasarkan data
tersebut bahwa gizi merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan antara perkembangan fisik dan
perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi
normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal
terpenuhi (Budiyanto, 2002).
Dari hasil pengolahan data yang
dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 17,0 pada chi square test dan nilai
yang digunakan yaitu Continuity Correction
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ada
hubungan antara status gizi dengan prestasi
belajar dengan nilai p 0,00 lebih kecil dari
0,05.
Berdasarkan hasil yang didapat
didukung oleh pendapat Anwar (2008) bahwa
pengaruh makanan terhadap perkembangan
otak,
apabila
makanan
tidak
cukup

Nonce N. Legi

mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan,


dan keadaan ini berlangsung lama, akan
menyebabkan perubahan metabolisme dalam
otak, berakibat terjadi ketidakmampuan
berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih
berat
dan
kronis,
kekurangan
gizi
menyebabkan pertumbuhan badan terganggu,
badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak
yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak
berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan
ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam
otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap
perkembangan kecerdasan anak.
Setiap
jenis
makanan
memiliki
peranan
masing-masing
dalam
menyeimbangkan masukan zat gizi seharihari. Pertama makanan sumber zat tenaga
merupakan sumber zat tenaga dalam
menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan
sumber zat pembangun berperan sangat
penting
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan kecerdasan anak. Makanan
sumber zat pengatur yaitu semua sayursayuran dan buah-buahan. Makanan ini
mengandung berbagai vitamin dan mineral,
yang berperan untuk melancarkan bekerjanya
fungsi organ-organ tubuh. Semua sumber
makanan di atas sangat penting sekali bagi
tubuh terutama untuk anak sekolah yang
merupakan
tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan fisik dan kecerdasan (Depkes,
2002).
Menurut Depkes RI (2005) status gizi
yang baik merupakan salah satu faktor
penentu
keberhasilan
Pembangunan
Nasional. Gizi yang baik akan menghasilkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas yaitu sehat, cerdas, dan memiliki
fisik yang tangguh serta produktif.
Masalah-masalah gizi yang terjadi di
Indonesia masih sangat banyak antara lain
Kekurangan Energi Protein (KEP) yang
berakibat anak menjadi lemah, daya tahan
tubuhnya dan terjadi penurunan konsentrasi
belajar. Anemia yang mudah dikenali dengan
tanda-tanda lesu, lemah, letih, lelah dan lalai
(5L) akan mempengaruhi konsentrasi dan
kemampuan belajar anak serta mengurangi
daya serap otak. Kurang Vitamin A (KVA)
berakibat menurunnya daya tahan tubuh anak
terhadap penyakit infeksi sehingga mudah
sakit (Depkes, 2005). Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) mempunyai
akibat buruk anak menjadi lamban dan sulit
menerima pelajaran dan menurut pendapat

325 GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi

Karsin (2004) anak yang mengalami GAKY


mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih
rendah 50 skor dibandingkan anak yang tidak
mengalami GAKY.
Tetapi prestasi belajar tidak hanya
dipengaruhi oleh status gizi, masih banyak
faktor lain yaitu faktor internal yang terdiri dari
faktor intelegensi, minat, keadaan fisik dan
psikis dan faktor eksternal yang terdiri dari
lingkungan keluarga, keadaan sekolah dan
sumber-sumber belajar (Sunartombs, 2009).

6.

KESIMPULAN

10.

1. Terdapat hubungan status gizi dengan


prestasi belajar siswa Sekolah Dasar
Negeri Malalayang.
2. Status gizi siswa Sekolah Dasar Negeri
Malalayang sebagian besar status gizi
baik, dan prestasi belajar siswa Sekolah
Dasar Negeri Malalayang sebagian besar
cukup.

7.
8.

9.

11.
12.

13.

SARAN
14.
1.

2.

Sebagaimana hasil penelitian yang


diperoleh maka diharapkan kepada siswa
untuk mempertahankan status gizi yang
sudah baik dan meningkatkan prestasi
belajar lebih baik.
Diharapkan sekolah tetap memperhatikan
status gizi siswa melalui sarana Unit
Kesehatan Sekolah (UKS).

15.

16.

17.
DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

4.

5.

Akhmadi. 2009. Penilaian Status Gizi.


http://www.rajawana.com/ diakses tgl
7/10/2010
Anwar. 2009. Peranan Gizi Dan Pola
Asuh Dalam Meningkatkan Kualitas
Tumbuh
Kembang
Anak.
http://blogspot.com diakses 7/10/2010
Anwarsasake. 2009. Status Gizi Dan
Perkembangan
Intelegensi.
http://www.anwarsasake.wordpress.com
diakses 7/10/2010
Asnawi. 2010. Kajian Teoritis Prestasi
Belajar. http://www.scribd.com diakses
9/10/2010
Anonim. 2002. Pedoman Umum Gizi
Seimbang. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

18.

19.

20.
21.

22.
23.

Nonce N. Legi

Anonim. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi


Anak Sekolah Dasar. Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat
Gizi Masyarakat, Jakarta.
Budiyanto.
2002.
Gizi
Dan
Kesehatan.Bayu Media, Malang.
Creasoft. 2010.
Referensi Kesehatan
Status
Gizi.
http://creasoft.
wordpress.com/ diakses tgl 6/10/2010
Darmodjo, H. 1992. Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam II Sekolah Dasar.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Hadi. 2005. Beban Ganda Masalah Dan
Implikasinya
Terhadap
Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan
Nasional.
http://www.gizi.net diakses6/10/2010
Kartono. 1995. Psikologi Perkembangan
Anak. Mandar Maju, Jakarta.
Khomsan, A. 2003. Pangan Dan Gizi
Untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
(http://www.xpresiriau.com)
diakses
6/10/2010
Karsin, E.S. 2004. Peranan Pangan dan
Gizi Dalam Pembangunan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Madanijah, S. 2004. Pendidikan Gizi
Dalam Pengantar Pengadaan Pangan
Dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mudjito. 2010. Mewaspadai Nutrisi Anak
Sekolah.
http://www.suarakaryaonline.com diakses 7/10/2010
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta
Ridwan. 2008. Ketercapaian Prestasi
Belajar. http://ridwan202.wordpress.com
diakses 9/10/2010
Sanglah. 2010, Gizi Seimbang Kunci
Hidup
Sehat
Dan
Produktif.
http://sanglahhospitalbali.com
diakses
5/10/2010
Saryono. 2008, Metodologi Penelitian
Kesehatan. Mitra Cendekia, Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Supariasa, B. 2001. Penilaian Status
Gizi. EGC, Jakarta.
Suhardjo. 2000. Perencanaan Pangan
Dan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta.

326 GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi

24. Sunartombs. 2009. Pengertian Prestasi


Belajar.http://sunartombs.wordpress.com
diakses 3/10/2010
25. Winkel,
W.S.
1996.
Psikologi
Pembelajaran. Gramedia, Jakarta.

Nonce N. Legi

Anda mungkin juga menyukai