Anda di halaman 1dari 17

Anatomi

a. Cavum oris
Terdiri dari : gigi, palatum, vestibulum, lidah, kelenjar (submandibula, parotis, dan
sublingual)
b. Pharynx ( Oropharynx dan Laryngopharynx )
Pharynx memiliki lapisan dalam longitudinal (muscle skeletal) dan

lapisan

sirkular (muscle skeletal), lapisan sirkular memiliki 3 pasang otot (superior,


inferior, dan middle constrictor pharyngeal yang membentuk dinding pharynx).
CN X ( nervus vagus) yang menginervasi otot-otot pharyngeal
Arteri yang memperdarahi berasal dari arteri carotis eksternal dan mengalir ke
vena jugular internal.
c. Esophagus
Panjangnya sekiter 25 cm. Mulai pada leher setinggi cartilago cricoidea (C6) dan
berjalan turun di garis tengah dibelakang trachea (didalam thorax), lalu masuk ke

rongga abdomen menembus diaphragma setinggi vertebra thoracica X, setelah


menembus dipahragma 1,25 cm kemudian masuk ke gaster.
Muscularis externa di susun oleh oto skeletal 1/3 atas, campuran otot skeletal dan
otot polos 1/3 tengah dan 1/3 bawah oleh otot polos.
Arteries: cabang dari a. thyreoidea inferior (ke vena thyroidea inferior), aa
bronchialis ( mengalir ke vena azygoz), a.phrenica and a. gastrica sinistra
(mengalir ke vena gastrica sinistra lalu ke vena porta )
Innervation :
N. Vagus
N. Splanchnicus mayor
N. Splanchnicus minor
Aliran Limfe :
nodi cervicales profundi
d. Gaster
Terdiri dari 4 regio (fundus, corpus, antrum, pilorus)
Vascularization
A. gastrica sinistra, cabang dari a.coeliaca
A. gastrica dextra, cabang dari a.hepatica propria
A.gastroepiploica sinistra, cabang dari a. lienalis
A. gastroepiploica dextra, cabang dari a. gastroduodenalis.
A. gastricae breve, cabang dari a. Lienalis untuk mendarahi fundus
Innervation
preganglionair : (Parasymphatis: n.vagi) dan (Symphatis: n.splanchnicus major)
postganglioner : (Parasymphatis: gln myentericus dan submucosus) dan
(Symphatis : gln coeliacum).
Hubungan dengan peritonium
Omentum majus ( lig. Hepatoduodenale-pars flaccida dan lig. Gastrohepaticum)
Omentum minor ( lig. Gastrocolica-lig. Gastrolienalis dan lig. Gastrophenica)
Aliran limfe
Nodi gastrici sinistri dan dextri

Nodi gastroepiploici sinistri dan dextri dan nodi gastrici breves


e. Intestinum Tenue
Mengandung : duodenum, jejunum, ileum. Menerima darah dari arteri nesenterica
superior
Diinervasi oleh plexus mesenterica superior
Duodenum
-

Dimulai dari sphincter pylorica

Ada 4 bagian pada permukaan external : pars superior duodeni, pars


descenden duodeni, pars horizontal duodeni, dan pars ascenden duodeni

Permukaan internalnya ada plica sirkulares (kecuali pars superior duodeni)

Terdapat papila duodeni mayor (gabungan ductus choledochus dan ductus


pancreaticus) dan papila duodeni minor.

Vaskularisasi

a.

Panceraticoduodenalis

superior

cabang

(dari

a.

Gastroduodenale), a. Pancretico duodenalis inferior (cabag dari a. Mesenterica


superior)
-

Innervasi : parasymphatis ( n. Vagus) dan symphatis ( n. Splanchnisua major)

Yeyunum
-

Bagian tengahnya, merupakan 2/5 dari panjang usus halus.

Merupakan intraperitoneal

Ileum
-

Panjang 3.6 meter, merupakan 3/5 usus halus

Pada distalnya terdapat katup ileocecal

Vaskularisasi : a. Jejunus dan a. Ileus cabang dari a. Mesenterica superior

Innervasi : preganglioner (parasymphatis : n. Vagus) dan (symphatis : n.


Splanchnicus minor

f. Usus Besar ( Intestinum Crassum )


Colon ascending
-

Dari ileocecal valve melewati sisi kanan cavitas abdominal, lalu melengkung
90 derajat, pada flexura colic (hepatic) dextra lalau menjadi colon transversum

Dan berkelok lagi membentuk flexura colic (spelic) sinistra lalu memasuki sisi
kiri dari cavitas abdominal dan kemudian melanjutkan diri menjadi colon
sigmoid.

Colon ascending dan descending adalah retroperitoneal

Colon transversum dan sigmoid dilingkupi oleh serosa ke dinding abdominal


oleh mesocolon. Mempunyai appendix epiploca (lemak yg fungsinya tidak
diketahui.

Rectum
-

Mempunyai 3 fold pada bagian interna disebut transverse rectal folds (rectal
valve) yang memungkinkan menahan feses pada saat kentut

Anal Canal ( terdapat vena hemorrhoidalis yang membentuk permukaan pada


plexus. ( mempunyai 2 otot : sphincter anal interna yang merupakan otot polos
dan sphincter anal eksterna yang merupakan otot lurik pada dipahragma pelvic

Vaskularisai
Appendix : a. Appendicularis
Rectum : ramus cecalis anterior dan posterior a. Ileocolica
Colon ascending : a. Colica dextra
Colon transversum : a. Colica media
Colon descenden : a.colica sinistra, r. Ascd s. Sigmoideum
Colon sigmoideum-rectum : aa. Sigmoidea, a. Rectalis superior, media dan
inferior.

Innervasi
Appendix, coecum, colon ascendens, colon transversum : (preganglioner :
symphatis : n. Splanchnicus minor dan parasymphatis : n. Vagus) dan
(postganglioner : symphatis : ggl. Mesentericum superior dan parasymphatis :
ggl. Aurbachi dan meisner)
Colon sigmoideum dan rectum ( preganglioner : symphatis : n. Splanchnicus
dan parasymphatis : nn. Eregentes) dan postganglioner :symphatis : ggl.
Mesenterica inferior dan parasymphatis : nn. eregentes

Histologi

1. BIBIR

Pada permukaan bibir, epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk dengan jaringan
dibawahnya yang merupakan jairngan agak padat.

Permukaan merah bibr dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.

2. LIDAH

Papila Sirkumvalata

Permukaan papil, epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk

Permukaan lapisan papilla terdapat banyak kuncup kecap.

Papila filiformis

Berbentuk mirip lembaran benang yang di ujung runcing

Terdapat epitel berlapis gepeng yang ujungnya membentuk lapisan keratin

Papila fungiformis

Mirip jamur,

terdapat epitel berlapis gepeng yang sering mempunyai lapisan keratin.

3. GIGI

Permukaan organ luar organ email, dilapisi epitel kuboid.

Dibawah epitel email di luar terdapat sel-sel berbentuk bintang yang membentuk
lapisan reticulum stelata.

4. ESOFAGUS

Tunika mukosa

Dilapisi oleh epitel gepeng yang dilapisi keratin.

Tunika submukosa

dapat ditemukan pleksus saraf meisner.

Tunika muskularis

Sebelah dalam, dilapisi tunika muskularis sirkuler.

Pada sebelah luar dilapisi tunika muskularis longitudinal.

Diantara lapisan tersebut dapat ditemikan pleksus saraf averbach.

Tunika adventisia

Terdiri atas jaringan ikat longgar

5. LAMBUNG

Tunika Mukosa

epitel selapis torak

Terdapat sel mucus leher

Terdapat sel HCl atau sel parietal

Terdapat sel zimogen atau chief cell

6. DUODENUM

Tunika mukosa

Terdaapat epitel selpis torak yang mempunyai mikrovili

Tunika submukosa

Dipenuhi kelenjar brunner

Tunika muskularis

Terdiri atas lapisan sirkuler dan longitudinal, diantaranya terdapat pleksus saraf
duerbach.

Tunika adventisia

Terdapat jaringan ikat longgar.

7. YEYUNUM

Tunika mukosa

Terdapat vilus intertinal yang langsing dan sel goblet yang lebih banyak

Tunika submukosa

Terdapat jaringan ikat longgar dengan pleksus meissner didalamnya

Tunika muskularis

Susunanya sama seperti duodenum

Tunika serosa

Terdapat jaringan ikat longgar

8. APENDIKS

Tunika mukosa

Terdapat epitel selapis torak yang mempunyai sel goblet yang sangat banyak

Tunika submukosa

Tedapat jaringan ikat longgar tanpa kelenjar dan terdapat banyak sebukan limfosit
yang berasal dari lamina propria

Tunika muskularis

Membentuk dua lapisan seperti usus lainnya sekalipun diameter apendik lebih kecil.

9. COLON

Tunika mukosa

Dilapisi epitel selapis silindris

Tunika submukosa

tidak ada

Tunika Muskularis

- Terdapat otot sirkuler dan longitudinal serta taenia coli

Tunika serosa

- Terdapat jaringan ikat longgar dan banyak jaringan adiposa.

Fisiologi
REFLEKS SALIVA
Refleks terkondisi: membayangkan, melihat, mencium makanan korteks serebri Pusat
salivasi medula neuron parasimpatik kel. Saliva sekresi saliva
Refleks tak terkondisi : makanan dalam mulut, rangsangan lain reseptor mulut dan lidah
Pusat saliva medula dan seterusnya idem
Mekanisme menelan
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring pada hampir setiap saat
melakukan fungsi lain di samping menelan dan hanya diubah dalam bebrapa detik ke dalam
traktus digestivus utnuk mendorong makanan.
Yang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak terganggu akibat menelan. Menelan
merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat terkoordinasi, mulai dari pergerakan volunteer
lidah dan dilanjutkan serangkaian refleks dalam faring dan esophagus. Bagian aferen lengkung
refleks ini merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam saraf V, IX dan X. Pusat menelan

(deglutisi) ada di medulla oblongata. Di bawah koordinasi pusat ini, impuls-impuls berjalan ke
luar dalam rangkaian waktu yang sempurna melalui saraf cranial V,X dan XII menuju ke otototot lidah, faring, laring dan esophagus.
Pada umumnya menelan dapat dibagi menjadi :
1. Tahap volunter, yang mencetuskan proses menelan
2. Tahap faringeal, yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui
faring ke dalam esofagus
3. Tahap esofageal, fase involunter lain yang mempermudah jalannya makanan dari faring
ke lambung.
Seluruh tahap faringeal dari
penelanan

terjadi

dalam

waktu kurang dari 2 detik,


dengan

demikian

mengganggu

respirasi

hanya sekejap saja dalam


siklus respirasi yang biasa.
Pusat

menelan

secara

khusus menghambat pusat


respirasi

medula

selama

waktu ini, menghentikan


pernapasan

pada

titik

tertentu dalam siklusnya untuk memungkinkan berlangsungnya penelanan.


Proses berbicara tidak hanya melibatkan system pernapasan saja tetapi juga (1) pusat
pengatur saraf bicara spesifik dalam korteks cerebri (2) pusat pengatur pernapasan di otak (3)
struktur artikulasi dan resonansi pada rongga mulut dan hidung. Berbicara diatur oleh 2 fungsi
mekanis (1) fonasi, yang dilakukan oleh laring dan (2) artikulasi yang dilakukan oleh struktur
pada mulut.
Fungsi Motorik Lambung

x Menyimpan
x Mengaduk : gelombang konstriktor peristaltik lemah menuju antrum per 20 detik
x Mencerna : enzimatis
x Absorbsi: sangat sedikit, yaitu substansi sangat larut lemak seperti alkohol, obat-obat
tertentu (aspirin) tapi secara umum absorbsi belum terjadi
x Pengosongan lambung
Sekresi Lambung
x Mukus: pelumas dan menjaga mukosa
x Gastrin : merangsang pembentukan HCl dan pepsin
x HCl
membunuh kuman, melarutkan mineral, membantu perubahan pepsinogen menjadi pepsin
x pepsin : mencerna protein
x lipase : mencerna lemak
x intrinsik faktor
membantu penyerapan Vit B12 untuk pembentukan eritrosit
Pengaturan Sekresi Lambung
1. Fase sefalik : sekresi terjadi bahkan sebelum makanan sampai lambung. Makin kuat nafsu
makan makin banyak sekresinya
2. Fase Gastrik
Rangsang regangan dinding lambung dan kimiawi makanan merangsang nukleus motorik
dorsalis vagus dan sekresi gastrin
Kimiawi khusus merangsang gastrin : sekretagogue, alkohol, kafein
Rangsang vagus: sekresi pepsin, gastrin dan asam
Rangsang gastrin: meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin
Fase intestinal: keberadaan makanan pada bagian usus kecil merangsang sejumlah kecil gastrin
Pengosongan Lambung
Dirangsang oleh: n.vagus, penuruna simpatis, alkohol, kafein, protein yang tercerna sebagian,
distensi dinding lambung peningkatan kontraksi pompa pilorus penurunan resistensi
spingter pilorus peningkatan pengosongan lambung

Dihambat oleh Penurunan vagus, peningkatan simpatis, distensi duodenum, adanya lemak,
antikolinergik gastrointestinal, antasid, belladona perlehahan kontraksi pompa pilorus
peningkatan resistensi sfingter pilorus penurunan pengosongan lambung
Pergerakan Usus
Kontraksi mencampur: regangan satu bagian akan menyebabkan kontraksi konsentris. Panjang
kontraksi 1 cm (segmentasi). Kontraksi segmen memotong chyme
Gerakan mendorong; gerakan segmentasi bendorong chyme ke tatub ileosekal dan mendorong
melewati katub tsb
Fungsi katub ileosekal: mencegah kembalinya fecal dari kolon ke usus halus
Sekresi dan Pencernaan di Usus kecil
1. Sekresi:
peptidase, maltase, lactase, sukrase, amilase, lipase, garam, air, mukus , hormon
kolesistokinin, GIP, sekretin Pencernaan enzimatis oleh enzim dari sekresi usus sendiri
juga menerima sekresi dari pankreas (tripsin, kimotripsin, amilase, lipase, nuklease,
carboxypeptidase, mukus) liver (empedu, bicarbonat)
2. Bicarbonat dari pankreas dan liver menetralkan asam lambung
3. Empedu mengubah lemak menjadi terlarut dalam air (water soluble)
4. Kolesistokinin : merangsang sekresi amilase pankreas dan kontraksi kantong empedu
5. Sekretin : merangsang sekresi bikarbonat pankreas
Absorbsi Usus
1. Asam amino: masuk p. darah dengan transport aktif
2. Glukosa, gal;aktosa, fruktosa : masuk p. darah dengan transport aktif
3. Lemak
60-70 % dalam emulsi dengan garam empedu, diabsorsi dalam bentuk asam lemak dan
gliserol masuk ke dalam duktus limfatik
Absorbsi mineral di usus
1. Bicarbonat: diabsorsi oleh sel mucosal ketika kadar dalam lumen yang tinggi, dan
disekresi dalam lumen ketika kadarnya tinggi dalam darah
2. Calcium: diabsorbsi secara transport aktif dengan stimulus Vit D

3. Chlorid: dengan difusi pasif mengikuti ion natrium


4. Copper: Transport aktif
5. Besi
Transport aktif. Dipercepat oleh Vit.C. disimpan sementara di sel usus sebelum ke plasma.
Disimpan di hepar dalam bentuk feritin.
6. Phosphat: seluruh bagian intestin. Secara aktif dan pasif.
7. Kalium: Difusi pasif dan aktif
8. Natrium : difusi pasif dan aktif
Pengaturan sekresi pankreas
x Asam lambung melepaskan sekretin dari duodenum peningkatan cairan pankreas dan
bikarbonat
x Lemak dan makanan lain merangsang pelepasan kolesistokinin peningkatan sekresi
x Rangsang Vagus peningkatan sekresi enzim
USUS BESAR
x Sekresi : mukus
x Aktifitas pencernaan tidak ada
x Absorbsi KH, protein, lemak, telah selesai. Absorbsi terjadi untuk air, elektrolit, dan
vitamin. Glukosa dan obat dapat diabsorbsi jika diberikan melalui rektum
x Iritasi akan mengakibatkan peningkatan sekresi air dan elektrolit
Pergerakan kolon
x Gerakan mencampur dan mendorong
x Kontraksi sfingter ani internus menghalangi rangsangan feses ke anus secara terus
menerus
x Sfingter ani eksternus dipersarafi n pudendus (saraf somatik) volumter
x Refleks defekasi terjasi oleh rangsang regang feses menimbulkan gelombang peristaltik
kolon dan rektum memaksa feses menuju anus.

Penyerapan air dan elektrolit


Setiap hari usus halus terisi sekitar 2000 ml cairan dari makanan dan minuman, 7000 ml
sekresi dari mukosa saluran cerna dan kelenjar-kelenjar yang berkaitan. 98% cairan diabsorbsi.
Cairan yang diekskresi melalui feces adalah 200 ml. Hanya sejumlah kecil air bergerak melalui
mukosa lambung, tetapi air bergerak dalam 2 arah melalui mukosa usus halus dan usus besar
sebagai respon terhadap perbedaan osmotik.
Sebagian natrium berdifusi ke dalam atau ke luar usus halus tergantung pada beda
konsentrasi. Oleh karena membran luminal eritrosit dalam usus halus dan kolon permeabel
terhadap natrium dan membran basolateralnya mengandung Na, K ATP ase, Na juga diserap
secara aktif sepanjang usus halus dan usus besar.
Di dalam usus halus, transport aktif sekunder Na penting untuk penyerapan glukosa ,
beberapa asam amino, dan zat-zat lain.Adanya glukosa di dalam usus akan mempermudah
penyerapan kembali Na. Hal ini merupakan dasar fisiologis untuk pengobatan kehilangan Na dan
air pada diare dengan pemberian larutan yang mengandungNaCl dan glukosa

Sumber :
Snell, Richard S. Neuroanatomi Klinik. Edisi 5. Jakarta : EGC. 2007

FISIOLOGI PERTAHANAN MUKOSA GASTRO DUODENAL


Epitel gaster mengalami iritasi terus menerus oleh dua factor perusak :
1. Perusak Endogen (HCl, pepsinogen/pepsin dan garam empedu)
2. Perusak Eksogen (obat-obatan, alcohol dan bakteri)
Untuk penangkal iritasi tersedia system biologi canggih, dalam mempertahankan
keutuhan dan perbaikan mukosa lambung bila timbul kerusakan. System pertahanan mukosa
gastroduodenal terdiri dari 3 rintanngan yakni : pre-epitel, epitel, post epitel/sub epitel.lapisan
pre epitel berisi mucus bikarbonat bekerja sebagai rintangan fisikokemikal terhadap molekul
seperti ion hydrogen, mucus yang di sekresikan sel epitel permukaan mengandung 95% air dan
campuran lipid dengan glikoprotein. Mucin, unsur utama glikoprotein dalam ikatan dengan
fosfolipid, membentuk lapisan penahan air/hidrofobik dengan asam lemak yang muncul keluar
dari membrane sel. Lapisan mukosa yang tidak tembus air merintangi difusi ion dan
molekulseperti pepsin. Bikarbonat memiliki kemapuan untuk mempertahankan perbedaan pH
yakni pH 1-2 di dalam lumen lambung dengan pH 6-7 di dalam sel epitel. Sekresi bikarbonat
dirangsang oleh Ca++, PG, cholinergic dan keasaman lumen.
Sel epitel permukaan adalah pertahanan kedua dengan kemampuan :
1. Menghasilkan mucus
2. Transportasi ionic epitel serta produksi bikarbonat yang dapat mempertahankan pH
intra seluler (pH 6-7)
3. Intracellular tight junction
Bila pertahanan pre epitel dapat ditembus oleh factor agresif maka sel epitel yang
berbatasan dengan daerah yang rusak berpindah/migrasi memperbaiki kerusakan/restitusi. Proses
ini bukan pembelahan sel, memerlukan sirkulasi darah yang baik dan mileu alkali. Beberapa
factor pertumbuhan memegang peranan seperti : EGF, FGF, TGFa, dalam membantu proses
restitusi.
Kerusakan berat yang tidak dapat diperbaiki melalui proses restitusi dilaksanakan melalui
proliferasi sel. Regenerasi sel epitel diatur oleh PG, FGF dan TFGa. Berurutan dengan
pembaruan sel epitel, terjadi pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) dalam areal
kerusakan. FGF dan VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) memegang peran penting
dalam proses angiogenesis.
System mikrovaskular yang rapi didalam lapisan sub mukosa lambung adalah komponen
kunci dari pertahanan/perbaikan system sub epitel. Sirkulasi yang baik yang dapat menghasilkan
bikarbonat/HCO3 untuk menetralkan HCl yang disekresi sel parietal, memberikan asupan
mikronutrien dan oksigen serta membuang hasil metabolism toksik.

PG yang banyak ditemukan pada mukosa lambung, dihasilkan dari metabolism asam
arakidonat memegang peran sentral pada pertahanan dan perbaikan sel epitel lambung,
menghasilkan mucus-bikarbonat, menghambat skresi sel parietal, mempertahankan sirkulasi
mukosa dan restitusi sel epitel.

FISIOLOGI SEKRESI GASTER


HCl dan pepsn produk yang paling utama yang dapat menimbulkan kerusakan
mukosa lambung. Produksi asam basal dalam pola sirkadia, tertinggi terjadi pada malam hari dan
terendah pada pagi hari. Factor kolinergik melalui nervus vagus dan factor histaminergik melalui
sumber local di gaster mempengaruhi produksi asam basal tersebut. Sekresi asam akibat
perangsanagn dihasilkan dalam tiga fase yang berbeda tergantung sumber rangsang (sefalik,
gastrik dan intestinal).
Penglihatan, penciuman dan rasa dari makanan merupakan komponen fase sefalik
melalui rangsangan nervus vagus. Fase gastrik terjadi pada saat makanan masuk ke dalam
lambung, komponen sekresi adalah kandungan makanan yang terdapat di dalamnya (asam amino
dan amino bentuk lain) yang secara langsung merangsang sel G untuk melepaskan gastrin yang
selanjutnya mengaktivasi sel-sel parietal melalui mekanisme langsung maupun mekanisme tidak
langsung. Peregangan dinding lambung memicu pelepasan gastrin dan produksi asam.

Fase terakhir (intestinal) sekresi asam lambung dimulai pada saat makanan masuk
ke dalam usus dan diperantarai oleh adanya peregangan usus dan pencampuran kandungan

makanan yang ada. Beberapa cara untuk menghambat sekresi asam juga berlangsung bersamaan.
Somatostatin suatu hormone gastrointestinal yang dilepaskan sel-sel endokrin didapati pada
mukosa gaster (sel-sel D) dalam rangka merespon HCl. Somatostatin dapat menghambat
produksi asam melalui mekanisme langsung (sel-sel parietal) maupun tidak langsung
(menurunkan pelepasan histamine dari sel-sel seperti enterokromafin (ECL) dan menimbulkan
pelepasan gastrin melalui sel-sel G) factor rangsang tambahan yang dapat mengimbangi sekresi
asam, antara lain neural (sentral dan perifer) dan hormonal (sekretin dan kolesistokinin). Dalam
keadaan fisiologi fase-fase tersebut berlangsung secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai