PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama menyerang
pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan
bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aedes
aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne viruses) atau disebut arbo virus. DHF
dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada anak-anak. Dalam dekade terakhir, terdapat
kecenderungan kenaikan proporsi penderita DHF pada orang dewasa.
TANDA DAN GEJALA
1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari
turun secara cepat.
2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta
gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat
terjadi di semua organ yang berupa:
Hematemesis, melena
Hematuri
3. Hepatomegali :
4. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran
plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok
adalah:
Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang dari
80 mmHg)
5. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada hari ke
tiga sampai ke tujuh.
6. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan
terjadinya syok.
7. Gejala-gejala lain :
Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.
Penurunan kesadaran
PATOFISIOLOGI DHF
Yang menentukan beratnya penyakit adalah :
Adanya hypotensi
Trombositopeni
Diatesis hemoragic
Pada autopsi penderita DHF yang meninggal, didapatkan adanya kerusakan sistim vaskuler
dengan adanya peninggian permeabilitas diding pembuluh darah terhadap protein plasma dan
efusi pada ruang serosa, di bawah peritonial, pleural dan perikardial.
Pada kasus berat, pengurangan volume plasma sampai 30 % atau lebih. Menghilangnya plasma
melalui endotelium ditandai oleh peningkatan oleh peningkatan nilai hematokrit yang
mengakibatkan keadaan hipopolemik dan shock, yang dapat menimbulkan anoksia jaringan,
asidosis metabolik bahkan menyebabkan kematian.
Kerusakan dinding pembuluh darah bersifat sementara, dengan pemberian cairan yang cukup
shock dapat diatasi dan efusi pleura biasanya menghilang setelah beberapa kali perawatan.
Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat pada saluran cerna, yang timbul setelah
shock berlangsung lama dan tidak teratasi. Perdarahan ini disebabkan oleh trombositopeni serta
3
gangguan fungsi trobosit disamping defisiensi ringan/sedang dari faktor I, II, V, VII, IX, X dan
faktor kapiler.
Pada pemeriksaan sel-sel pagosit didapatkan peningkatan daya pagositosis dan proliferasi sistim
retikolo enditetial yang berakibat penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami
metamorfosis seluler sehingga nampak adanya trombositopeni.
Aktifasi sistim komplemen juga memegang peranan penting dalam patogenesis DHF , komplek
imun biasanya ditemukan pada hari ke 5 sampai ke 7 saat terserang shock terjadi. Produksi
aktivitas komplemen ini bersifat anafilaktoksin yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler
sehingga permeabilitas diding pembuluh darah meningkat.
Derajad DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :
Derajat 1 :
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
Tourniquet positif
Derajat 2 :
Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat 3 :
Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun
(<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan penderita menjadi
gelisah
Derajat 4 :
Renjatan berat dengan nadi yang tidak diraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur
PATOFISIOLOGI DBD/DSS
DENGUE INFECTION
Thrombocytope
Fever
Anorexia
fomiting
Hemorhagic
nia
Manifestatio
Hepatomegal
Ag Ab
complex +
complement
Incraeased
Vascular
fermeability
Dehydration
Grade
Hemokonsentra
Dengue
Leakge of
si
plasma
Hypoproteinemi
fever
a Pleural
Hypopolemia
I
II
efution
Ascites
shock
III
DIC
Anoxia
GI Bleeding
IV
Death
Acidosis
DHF/DSS
PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
Panas
Lemah
Sakit menelan
Haus
b. Data Obyektif
Nadi cepat
Hiperemia tenggorokan
Epistaksis
Pembesaran limfe
Hematomesis
Melena
Gusi berdarah
Hipotensi
c. Data Penunjang
Hematokrit
Trombositopenia
Diagnosa Keperawatan :
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
HASIL YANG
RENCANA
DIHARAPKAN
TINDAKAN
Peningkatan suhu tubuh (hiper- -Suhu tubuh normal (36- 1. Mengkaji saat timbulnya determia) sehubungan dengan pro- 37oC).
mam.
ses penyakit (viremia).
-Pasien bebas dari demam.
2. Mengobservasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tensi, pernapasan setiap 3 jam atau lebih sering.
RASIONAL
Untuk mengidentifikasi pola
demam pasien.
Tanda-tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
en.
7. Memberikan kompres dingin Kompres dingin akan mem(pada daerah axila & lipat pa- bantu menurunkan suhu tubuh
ha).
8. Menganjurkan untuk tidak me- Pakaian yang tipis akan memmakai selimut & pakaian yang bantu mengurangi penguapan
tebal.
tubuh.
2.
3. Memberikan makanan yang Membantu mengurangi kelemudah ditelan seperti: bubur, lahan pasien & meningkatkan
tim & dihidangkan saat masih asupan makanan karena mu-
10
hangat.
dah ditelan.
11
12
nyakan hal-hal yang ingin dike- peratif selama masa perawattahui sehubungan dengan pean atau penyembuhan.
nyakit yang dialami pasien.
4.
Potensial terjadinya perdarahan -Tidak terjadi tanda-tanda per- 1. Memonitor tanda-tanda penulebih lanjut sehubungan dengan darahan lebih lanjut (secara
runan trombosit yang disertai
trombositopenia.
klinis).
dengan tanda-tanda klinis.
-Jumlah trombosit meningkat.
2. Memberikan penjelasan tentang Agar pasien/keluarga mengepengaruh trombositopenia pada tahui hal-hal yang mungkin
pasien.
terjadi pada pasien & dapat
membantu
mengantisipasi
terjadinya perdarahan karena
trombositopenia.
3. Memonitor jumlah trombosit Dengan jumlah trombosit
setiap hari.
yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah & kemungkinan perdarahan yang
13
6. Menjelaskan obat-obat yang di Dengan mengetahui obatberikan & manfaatnya serta a- obatan yang diminum & mankibatnya bagi pasien.
faatnya, maka pasien akan termotivasi untuk mau minum obat sesuai dosis atau jumlah
yang diberikan.
7. Mengantisipasi/mencegah terjadinya perlukaan atau perdarahan:
- menggunakan sikat gigi
lunak.
- memelihara kebersihan mulut.
- menghindari tindakan invasif melalui rektum seperti:
pemberian obat suppositoria,
enema, rektal termometer.
- menggunakan pencukur lis-
14
5.
Gangguan aktifitas sehari-hari se- -Kebutuhan aktifitas sehari- 1. Mengkaji keluhan pasien.
hubungan dengan kondisi tubuh hari terpenuhi.
yang lemah.
-Pasien mampu mandiri setelah bebas demam.
2. Mengkaji hal-hal yang mampu/
tidak mampu dilakukan oleh
pasien sehubungan dengan kelemahan fisiknya.
Dengan penjelasan yang diberikan kepada pasien, maka pasien termotivasi untuk kooperatif selama perawatan ter-
15
6.
Gangguan rasa nyaman: nyeri -Rasa nyaman pasien terpenu- 1. Mengkaji tingkat nyeri yang di Untuk mengetahui berapa besehubungan dengan mekanisme hi.
alami pasien dengan memberi rat nyeri yang dialami pasien.
patologis (proses penyakit).
-Nyeri berkurang atau hilang.
rentang nyeri (0-10), biarkan
pasien menentukan tingkat nyeri yang dialaminya, tetapkan tipe nyeri yang dialami pasien,
respons pasien terhadap nyeri
yang dialami.
2. Mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi pasien
terhadap nyeri (budaya, pendidikan, dll).
16
17
Potensial terjadi syok hipovole-Tidak terjadi syok hipovole- 1. Monitor keadaan umum pasien.
mik sehubungan dengan perda- mik.
rahan hebat.
-Tanda-tanda vital dalam batas normal.
-Keadaan umum baik.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap Tanda vital dalam batas nor2-3 jam.
mal menandakan keadaan umum pasien baik, perawat
perlu terus mengobservasi tanda-tanda vital selama pasien
mengalami perdarahan untuk
memastikan tidak terjadi pre
syok/syok.
3. Monitor tanda-tanda perdarahan Perdarahan yang cepat diketahui dapat segera diatasi, sehingga pasien tidak sampai ke
tahap syok hipovolemik akibat
perdarahan hebat.
4. Jelaskan pada pasien/keluarga Dengan memberi penjelasan
tentang tanda-tanda perdarahan & melibatkan keluarga dihayang mungkin dialami pasien.
rapkan tanda-tanda perdarah-
18
19
20
3. Beri kesempatan & dorongan Stressor yang meningkat dapada pasien untuk mengungkap pat menambah beban bagi pakan perasaaan & persepsinya.
sien sehingga perawat perlu
melindungi pasien dari situasi
stres yang tidak perlu. Pera-
21
wat dapat membantu menghindari stres dengan melibatkan keluarga karena seringkali
sumber dari stressor tersebut
adalah keluarganya.
4. Membantu pasien mengkaji & Pasien butuh seseorang untuk
mengidentifikasi situasi & ma- mendengarkan & mengerti
salah yang timbul saat ini.
perasaannya sehingga perawat
harus mampu menunjukkan
rasa empati & menjadi pendengar yang baik.
5. Membantu pasien mengidentifikasi koping sebelumnya baik
yang efektif maupun yang tidak
efektif.
6. Bantu pasien menilai kekuatan Pasien perlu menyadari kekudirinya & kemungkinan peme- atan yang dimilikinya atau
cahan masalah.
hal-hal positif yang dapat di
lakukannya untuk memecahkan masalahnya.
7. Mendiskusikan koping yang e- Diskusi tentang koping efektif
fektif yang akan digunakan.
yang akan digunakan oleh pasien akan sangat berarti bagi
22
Dengan mengetahui kondisinya, pasien akan dapat mengantisipasi hal-hal yang akan di
alaminya.
11. Libatkan keluarga terutama Dukungan keluarga/orang terdalam memberikan dorongan dekat akan sangat berarti bagi
pada pasien.
pasien & memberikan semangat bagi pasien.
9.
1. Pesan darah/komponen darah Golongan darah yang tidak sesesuai dengan instruksi medis.
suai akan membahayakan pasien bahkan dapat mengakibat
kan hal yang fatal.
2. Cek ulang formulir permintaan Pengecekkan ulang amat di
darah sebelum dikirim.
perlukan untuk meyakinkan
23
24
PENGKAJIAN DATA
Tanggal
I. Identitas Klien
Nama
: Tn. R.
Umur
: 24 tahun
TTL
: 15 Desember 1974
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: Islam
Suku
: Sunda
Pendidikan
: SLTP
Pekerjaan
: Swasta
Lama bekerja
: 2 tahun
MRS
: 15 April 2001
: SMU
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
25
Terdengar bising usus. Terdapat nyeri tekan pada ulu hati dan teraba pembesaran
hati. BAB 2x/hari (pagi & sore).
6. Sistem integumen dan muskuloskeletal (B 6):
Test RL: terdapat bintik merah pada kedua lengan, dada dan sedikit di paha. Akral
teraba hangat. Nyeri otot dan persendian. Kulit terasa panas dan wajah tampak
merah.
V. Pengkajian Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi:
Kesulitan yang dialami: Klien merasa penyakitnya ini timbul setelah ia membezuk
temannya yang sakit demam berdarah di rumah sakit.
2. Persepsi diri: saat ini selain memikirkan penyakitnya, klien juga memikirkan
pekerjaannya.
26
Klien tinggal
Keuangan: memadai.
Hb 14,0 gr%
Trombosit 106x1000/UL
PCV 42 %
Leukosit 2,9x1000/UL
Hb 13,5 gr%
Trombosit 81x1000/UL
PCV 40,5 %
VII. Pengobatan
Infus RL 20 tetes/mnt.
Multivit 3x1
Parasetamol kalau panas.
Analisa Data :
TGL
KELOMPOK DATA
KEMUNGKINAN
MASALAH
PENYEBAB
Kondisi tubuh yang Sindrom kulemah.
rang perawatan diri.
DIAGNOSA
Sindrom kurang
perawatan diri
berhubungan
dengan kondisi
tubuh yang lemah.
27
Trombositopenia.
Resiko terjadi
perdarahan
berlanjut.
Resiko terjadi
perdarahan/perlukaan berlanjut berhubungan
dengan trombositopenia.
Resiko terjadi
renjatan.
Resiko terjadi
renjatan berhubungan dengan
perdarahan &
kebocoran plasma didaerah intravaskular.
Pemasangan infus.
Resiko terjadi
infeksi.
Resiko terjadi
infeksi berhubungan dengan
pemasangan infus.
28
29
2.
TUJUAN
KRITERIA
INTERVENSI
Kebutuhan akti- Klien mampu mandiri 1. Kaji keluhan klien.
fitas/self care
setelah bebas demam
terpenuhi.
seperti makan/minum, BAB & BAK,
2. Kaji hal-hal yang
mandi, berpakaian,
mampu/tidak dilakuinstrumentasi.
kan berhubungan dengan kelemahan fisiknya.
RASIONAL
Untuk mengidentifikasi masalah klien.
Pemberian bantuan
sangat diperlukan oleh klien saat kondisi fisiknya lemah.
1. Monitor tanda-tanda
penurunan trombosit disertai tandatanda klinis.
Penurunan jumlah
trombosit merupakan tanda adanya
kebocoran pembuluh darah.
Untuk mengetahui
tingkat ketergantung
an klien dalam memenuhi kebutuhannya.
30
3.
Tidak terjadi
renjatan selalama 5 hari
bebas panas
2. Berikan penjelasan
tentang pengaruh penurunan trombosit
pada klien & keluarga.
Agar klien mengetahui hal yang mungkin terjadi sehingga dapat membantu
mengantisipasi perdarahan karena penurunan trombosit.
4. Berikan penjelasan
pada klien & keluarga untuk melapor jika ada tanda perdarahan seperti: hematemesis, melena &
mimisan.
1. Observasi tanda-tan
da vital & perdarahan.
Untuk menghindari
kondisi yang lebih
buruk & aktifitas
yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan
terjadinya perdarah
31
-an.
4.
Tidak terjadi
infeksi.
Untuk mengetahui
tingkat kebocoran
pembuluh darah
yang dialami klien &
untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap
perdarahan tersebut.
4. Segera hubungi
dokter jika tampak
tanda-tanda renjatan
& ob-servasi ketat
klien.
Untuk mendapatkan
penanganan lebih
lanjut sesegera mung
kin.
2. Observasi daerah
pemasanganinfus.
Monitor tanda-tanda
infeksi pada daerah
pemasangan. Rawat
daerah tusukan jarum dengan mengganti kassa balutan
32
Untuk menghindari
kondisi yang lebih
buruk atau penyulit
lebih lanjut.
33
NO
1.
2.
18-4-2001
07.20 WIB
08.15 WIB
08.55 WIB
IMPLEMENTASI/TINDAKAN
EVALUASI
Tanggal, 17-4-2001.
Klien mampu memenuhi kebutuhan
self care terpenuhi,klien mampu makan/minum,BAK dan berpakaian
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Catatan Perkembangan :
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal, 17 April 2001.
Diagnosa I:
S: Klien mengatakan kondisinya jauh lebih baik dari kemarin.
O: Klien mampu duduk, makan/minum sendiri, berpakaian & BAK.
A: Rencana intervensi teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Klien mampu melakukan perawatan diri, tetapi perlu pengawasan dan pembatasan.
Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa III:
S: O: -Thrombosit 87x1000/UL, Hb= 13,7 g%, PCV= 41,9 %.
- Suhu= 36,8oC, TD= 130/80 mmHg, Nadi= 78x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan tetapi terus lakukan pengawasan.
Diagnosa IV:
S: O: - Infus masih terpasang.
- Suhu= 36,8oC.
- Tidak ada tanda plebitis.
A: Rencana teratasi sebagian.
P: Rencana intervensi diteruskan.
E: Tidak tampak tanda-tanda infeksi/plebitis.
Tanggal, 18 April 2001.
Diagnosa II:
S: Klien mengatakan bintik merah pada lengan & dadanya berkurang, mimisan tidak
ada, nyeri ulu hati tidak ada & gusi berdarah tidak ada.
O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
- Suhu= 36,5oC, TD= 140/80 mmHg, Nadi= 72x/mnt, RR= 20x/mnt.
A: Rencana teratasi.
P: Rencana intervensi tidak diteruskan.
E: Tidak terjadi perdarahan, klien boleh pulang.
Diagnosa III:
S: O: -Thrombosit 111x1000/UL, Hb= 14,0 g%, PCV= 42,3 %.
SOLICHIN, SST.