Disusun oleh :
DELISA ALFRIANI
P 17420113047
A.
INKONTINENSIA URINE
1.DEFINISI
Inkontinensia Urin adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan hilanganya kendali pada kandung kemih yang berakibat pada
kebocoran urin/mengompol. Kondisi ini biasanya merupakan gejala
dari penyakit yang mendasari atau masalah fisik, seperti infeksi
saluran kemih, konstipasi, diabetes, infeksi prostat, dan penyakit
neurologi. Beratnya kebocoran urin bervariasi dari satu individu
dengan yang lainnya. Beberapa orang kadang-kadang hanya
mengalami gejala kebocoran kecil sedangkan pada yang lainnya
seringkali dapat membasahi pakaian mereka. Ada beberapa tipe dari
inkontinensia urin: Inkontinensia Stress (mengompol sewaktu ada
tekanan yang mendesak ketika batuk, bersin, tertawa, olahraga dan
mengangkat
beban
berat),
Inkontinensia
Urgensi
(umumnya
(ketidakmampuan
untuk
mengosongkan kandung kemih dan umumnya ditemukan pada orangorang dengan kerusakan kandung kemih atau sumbatan pada uretra),
Inkontinensia Campuran (campuran dari dua atau lebih tipe
inkontinensia urin), Inkontinensia Fungsional (dialami oleh orang tua
di rumah jompo akibat gangguan fisik atau mental yang mencegah
mereka untuk berkemih ke toilet) dan Inkontinensia Total (kebocoran
berkelanjutan dari urin sepanjang hari). Selain berdampak negatif
kepada kehidupan sosial sehari-hari seseorang, inkontinensia urin
tidak mengancam jiwa.
Penyebab Inkontinensia Urin adalah:
Kerusakan pada syaraf yang mengendalikan kandung kemih dan
Klasifikasi
Inkontinensia urine di klasifikasikan menjadi 3 ( Charlene J.Reeves at all )
1.
Inkontinensia Urgensi
Bertambah tua
Sedang hamil
B. PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan mencakup tinjauan ulang pola eliminasi dan gejalagejala perubahan urinarius, serta mengkaji faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi klien untuk berkemih secara normal.
2. Pengkajian fisik
a. Kulit : perawat mengkaji kondsi kulit klien. Masalah eliminasi urin
sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Perawat mengkaji status hidrasi klien dengan mengkaji turgor kulit
dan mukosa mulut.
b. Ginjal
Apabila ginjal terinfeksi atau mengalami peradangan biasanya timbul
nyeri di daerah inggul. Perawat dapat mengkaji nyeri tekan di daerah
pinggul
pada
awal
penyakit
pada
saat
memperkusi
sudut
dengan
cermat
dan
pencahar
atau
enema,
adanya
keluhan
adakah
pengaruh
penyakit
yang
dialami
terhadap
persepsimklien tersebut.
Identitas : Bagaimana status dan posisi klien sebelum dirawat,
bagaimana kepuasan klien terhadap status danposisinya, bagaimana
kepuasan klien terhadap gender.
Peran : Tugas atau peran apa yang diemban klien dalam keluarga,
kelompok,
masyarakat,
bagaiman
kemampun
klien
dalam
pernah dimilikinya,
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
Tujuan
a. Klien dapat
pola
mengontrol
eliminasi
pengeluaran
urin
urin setiap 4
berhubungan
dengan
inkontinensia
jam.
b. Tidak ada
tanda-tanda
retensi dan
inkontinensia
urin.
c. Klien
berkemih
dalam
keadaan
rileks
Intervensi
1. Monitor keadaan
bladder setiap 2
jam
2. Tingkatkan
aktivitas dengan
kolaborasi
dokter/fisioterapi
3. Kolaborasi dalam
bladder training
4. Hindari factor
Rasional
1. Membantu
mencegah
distensi atau
komplikasi
2. Meningkatkan
kekuatan otot
ginjal dan
fungsi bladder
3. Menguatkan
otot dasar
pencetus
pelvis
inkontinensia urin 4. Mengurangi/
menghindari
seperti cemas.
5. Kolaborasi
inkontinensia
5. Mengatasi
dengan dokter
factor
dalam pengobatan
penyebab
dan katerisasi.
6. Meningkatkan
6. Jelaskan tentang :
a. Pengobatan
pengetahuan
b. Kateter
dan diharapkan
c. Penyebab
d. Tindakan
pasien lebih
lainnya.
kooperatif.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
Mengingat tujuan pemeriksaan berbeda-beda, maka pengambilan sampel
Melakukan kateterisasi
Indikasi :
1. Tipe Intermitten
Tidak mampu berkemih 8 12 jam setelah operasi
Retensi akut setelah trauma uretra
Tidak mampu berkemih akibat obat sedatif atau analgesic
Cedera pada tulang belakang
Degenerasi neuromuskular secara progresif
Pengeluaran urine residual
2. Tipe Indwelling
Obstruksi aliran urine
Pasca operasi saluran uretra dan struktur disekitarnya
Obstruksi uretra
Inkontinensia dan disorientasi berat
Alat dan bahan :
a. Sarung tangan steril
b. Kateter steril (sesuai dengan ukurannya dan jenis)
c. Duk steril
d. Minyak pelumas/ gel
e. Larutan pembersih antiseptic
f. Spuit yang berisi cairan
g. Perlak dan alasnya
h. Pinset anatomi
i. Bengkok
j. Urinal bag
k. Sampiran
Prosedur Kerja
Untuk pasien pria :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur
c. Atur ruangan/pasang sampiran
d. Pasang perlak/alas
e. Gunakan sarung steril
f. Pasang duk steril
g. Pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium
ditarik sedikt ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas
savlon
h. Beri gel pada ujung kateter, lalu masukkan pelan-pelan
sambil anjurkan untuk tarik napas
i. Jika tertahan, jangan dipaksa
j. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades
k. Sambung kateter dengan urobag dan fiksasi ke arah paha
l. Rapikan alat
m. Cuci tangan
Untuk pasien wanita :
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur
c. Atur ruangan
d. Pasang perlak/alas
e. Gunakan sarung tangan steril
f. Pasang duk steril
g. Bersihkan vulva kapas savlon dari atas ke bawah
h. Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
lalu bersihkan bagian dalam
i. Beri gel pada ujung kateter lalu masukkan pelan-pelan
sambil anjurkan tarik napas, hingga urine keluar
j. Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau
sejenisnya menggunakan spoit
k. Sambung kateter dengan urine bag dan fiksasi ke arah
samping
l. Rapikan alat
m. Cuci tangan
Menggunakan kondom kateter
Menggunakan kondom kateter merupakan tindakan keperawatan
dengan cara memberikan kondom kateter pada pasien yang tidak
mampu mengontrol berkemih.Cara ini bertujuan agar pasien dapat
berkemih dan mempertahankannya.
Alat dan bahan :
Sarung tangan
Air sabun
Pengalas
Kondom kateter
Urinal bag
Sampiran
Prosedur kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur pada klien
c. Atur ruangan/pasang sampiran
d. Pasang perlak/alas
e. Gunakan sarung tangan
f. Atur posisi klien dengan terlentang
g. Bersihkan area genitalia dengan sabun dan bilas dengan air
hangat bersih kemudian keringkan
h. Lakukan pemasangan kondom dengan menyisakan 2,5 5
cm ruang antara glans penis dengan ujung kondom
i. Letakkan batang penis dengan perekat elastis, tapi jangan
terlalu ketat
j. Hubungkan ujung kondom kateter dengan saluran urobag
k. Rapikan alat
l. Cuci tangan
E. EVALUASI
Untuk mengukur hasil akhir dan respons klien terhadap asuhan keperawatan,
perawat mengukur keefektifan semua intervensi.
Tujuan optimal dari intervensi keperawatan yang dilakukan ialah :
1. Kemampuan klien untuk berkemih secara voluter tanpa mengalami gejalagejala (misal urgensi, disuria, atau sering berkemih).
F.
REFERENSI