1.Menghibur
2.Meyakinkan
3.Menginformasikan
4.Menganugerahkan
5.Membius
6.Menciptakan rasa kebersatuan
2. Meningkatnya Kekerasan.
Contoh:
Dalam film, perempuan selalu digambarkan sebagi korban, diperkosa, disakiti.
Sosialisasi kekerasan ini akan menjadi lingkaran setan bila film itu sukses dalam
pemasaran, karena akan memberi inspirasi kepada produser lain untuk memproduksi film
yang serupa atau bahkan lebih keras. Film terakhir yang diputar di India adalah tentang
mafia yang diberi nilai humanis untuk kejahatan bawah tanah yang dilakukannya.
Dengan demikian, perempuan mendapatkan haknya dengan membalas dendam, yang
artinya melakukan kekerasan. Dalam sebuah film yang lain, perempuan digambarkan
mencari keadilan dengan membunuh memakai sabit.
Media massa lebih banyak memamerkan kekerasan. Akibatnya, terjadi peningkatan
jumlah dan kecepatan kekerasan. Dalam film cerita mula-mula orang yang berkelahi
hanya saling pukul dengan tinjunya, tetap kemudian mulai memakai senjata, granat dan
alat pembunuh lain. Adegan perkelahian lalu menjadi hiburan. Kekerasan juga meningkat
karena masyarakat menjadi seperti kecanduan terhadap kekerasan, sehingga terbentuklah
spiral kekerasan dalam media. Penayangan acara SmackDown di televisi diyakini telah
menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
3. Mengubah Gaya Hidup Masyarakat
Contoh:
Iklan-iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah
pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat. Media massa pun sering digunakan
untuk mempengaruhi dan bahkan membentuk pendapat umum. Anak-anak lebih banyak
menghabiskan waktunya di depan layar televisi dibandingkan waktu yang digunakan
untuk belajar.
4. Perubahan Moralisasi dan Peningkatan Pelanggaran Susila Dalam Masyarakat.
Contoh:
Penayangan film-film keras dan brutal melalui televisi dapat menimbulkan perilaku
yang keras. Selain itu, dapat pula mempengaruhi sikap dan perilaku agresif pada anakanak untuk menayangkan siaran-siaran pendidikan, seperti yang dilakukan oleh TVRI,
TVI, dan TV Edukasi (TVE).
Media massa berperan sebagai media pendidikan diperlukan untuk membantu
guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pengalaman
langsung siswa di lingkungan masyarakat, dramatisasi, pameran dan kumpulan bendabenda, televisi dan film, radio recording, gambar, foto, grafik, bagan, chart, skema,
peta, majalah, surat kabar, buletin, folder, pamflet dan karikatur dalam berbagai ukuran
yang sesuai dapat memperluas pengetahuan siswa.
Media massa bisa kita jadikan sumber kita untuk mengetahui hal-hal yang sedang
terjadi maupun yang telah terjadi. Namun, karena di dunia ini selalu berpasangpasangan Maka media massa pun bisa memberi pengaruh negatif bagi kita. Salah satu
contohnya adalah negara kita yang hanya diberitakan oleh mass media diluar negeri sisi
negatif dari negara kita saja, sehingga mereka berpikir bahwa negara kita ini jelek dan
buruk. Hal ini-pun bisa terjadi pada media massa negara kita yang hanya memberikan
berita negatif dari suatu hal, sehingga kita melihat hal tersebut sangat buruk.
Oleh karena itu, janganlah mudah kita terpancing oleh media massa yang
memberikan berita(memberitai) kita dengan berita tentang kejelekan suatu hal.
Janganlah mudah kita langsung menilai hal tersebut jelek, tapi pikirkanlah dengan
hati kosong yang berdasarkan pada god spot. Janganlah kita menjadi orang yang mudah
dipancing emosinya.
Hari-hari terakhir ini, kita hampir tidak dapat dilepaskan dari hingar bingar berita
skandal video porno mirip artis yang sudah tersebar bebas di internet. Lepas dari segala
kecaman maupun berita yang disorotkan ke artis yang terlibat, kita memang perlu
prihatin bahwa tersebarnya rekaman tersebut, sudah terjangkau hingga ke berbagai
kalangan, termasuk anak-anak.