Anda di halaman 1dari 15

Menganalisis Novel

Negeri Lima Menara


SINOPSIS
Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang anak bernama Alif Fikhri, seorang
anak desa yang ditinggal di Bayur , kampung kecil di dekat Danau Maninjau Padang,
Sumatera Barat. Alif seumur hidupnya tidak pernah menjejakkan kaki ke tanah luar
Minangkabau. Namun, hidupnya terasa berubah sekelip mata apabila impian yang disimpan
sekian lama bakal terkubur atas permintaan tulus ibu bapanya sendiri. Ibunya mahu dia
menjadi seperti Buya Hamka walaupun Alif sekian lama meneladani Habibie sebagai idola.
Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi Pak Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP
Alif sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMA (Sekolah Menengah Pertama) di
Bukittinggi yang akan memuluskan langkahnya untuk ke Perguruan Tinggi. Namun cita-cita
ibunya pula ingin melihat Alif menjadi tuntas unggul dalam agama, menjadi pemimpin
agama dan ulama yang disegani. Dengan hati yang separuh mahu dan separuh tidak,
kemahuan ibunya dituruti dengan melanjutkan pelajaran di pondok.
Kerana alif tidak ingin mengecewakan harapan si ibu, Alif pun menuruti keinginan
ibunya dan memasuki sekolah pondok Di Jawa Timur, Pondok Madani. Pada hari pertama di
Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan mantera sakti man jadda wajada bermaksud
sesiapa yang bersungguh-sungguh dia pasti berjaya. Dipertemukan dengan hukuman denda di
asrama, Alif bersahabat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari
Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid, mereka
menunggu waktu solat Maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk.
Awan-awan itu seolah-olah menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing.
Mereka menggelar diri mereka sebagai Sahibul Menara.

Di Pondok Madani Alif bersahabat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya,
Dulmajid dari Madura, Atang dari Bandung dan si genius Baso dari Gowa, Sulawesi.
Ternyata kehidupan di PM tidak semudah dan sesantai menjalani sekolah biasa. Hari-hari Alif
dipenuhi kegiatan hafalan Al-Qur'an, belajar siang-malam, harus belajar menguasai bahasa
Arab dan Inggris dengan baik. Di PM, pelajar dilarang berbahasa Indonesia, belum lagi
peraturan ketat yang diterapkan PM pada murid yang apabila melakukan sedikit saja
kesalahan dan tidak patuh pada peraturan yang berakhir pada hukuman yang tidak dapat
dibayangkan sebelumnya. Tahun pertama bagi Alif dan sahabatnya begitu mencabar kerana
terpaksa menyesuaikan diri dengan peraturan di PM. Apa yang paling sukar adalah ketika
waktu peperiksaan di mana mereka hasrus mengulang kaji tanpa henti dan hanya tidur Cuma
beberapa minit.

Di tahun kedua dan seterusnya kehidupan Alif dan sahabatnya lebih berwarna dan
penuh pengalaman menarik. Di PM semua teman, guru, satpam, bahkan kakak kelas adalah
keluarga yang harus saling tolong menolong dan membantu. Semua terasa begitu kompak
dan bersahabat, sampai pada suatu hari yang tak terduga, Baso , teman alif yang paling pintar
dan paling rajin memutuskan keluar dari PM karena permasalahan ekonomi dan
keluarga.Kepergian Baso, membangkitkan semangat Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said
untuk menamatkan PM dan menjadi orang sukses yang mampu mewujudkan cita-cita mereka
menginjakkan

kaki

di

benua

Eropa

dan

Amerika.

Novel ini benar-benar memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin berjaya, bahwa
dimana ada usaha disitu ada jalan. Dan ikhlaslah dalam menjalani apapun yang ada
dikehidupan kita, niscaya usaha dan keikhlasan hati akan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
Buku ini juga mengajarkan kita untuk : jangan pernah meremehkan impian, walau setinggi
apapun,Tuhan sungguh Maha Mendengar.

1.Tema
Setelah membaca novel Negeri Lima Menara tema yang diangkat atau di kedepankan
dalam novel ini yaitu tentang perjuangan enam anak di pesantren dengan latar belakang sosial
dan budaya yang berbeda-beda untuk mencapai kesuksesan.
2.Alur
Alur dari Novel Negeri 5 Menara adalah alur maju-mundur. Dimana cerita adalah kilas balik
ingatan tokoh utama akan masa silam ketika menimbah ilmu di Pondok Madani hingga
membuahkan hasil yang menyenangkan dimasa kini.
1.Awal

Cerita:
Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan
ujung telunjuk kananku. Tidak jauh, tampak The Capitol, gedung parlemen Amerika
Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasik dengan tonggak-tonggak besar. Aku
tersenyum. Pikiranku langsung terbangun jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat
terpatri

dalam

hatiku.(

hal.1

Aku tegak di atas aula madrasah negeri setingkat SMP. Sambil mengguncangguncang telapak tanganku, Pak Sikumbang, Kepala Sekolahku memberi selamat
karena ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi di Kabupaten Agam.(hal. 5)
2.Konflik:
Konflik 1
amak ingin anak laki-lakiku menadi seorang pemimpin agama yang hebat dengan
pengetahuan yang luas.jadi amak minta dengat sangat waang,tidak masuk SMA .Bukan
karena uang tapi supaya ada bibit unggul yg masuk Madrasah Aliyah.(hal. 8)
Konflik 2
Qif ya akhi berhenti semua!.Suara keras mengguntur membuat kami terpaku
kaget. Rasanya darah surut dari wajah ku.Kami melihat laki-laki muda,berjas
hitam,bekopiah,sebuah sajadah merah tersampir di bahu kirinya.

Apa salah kalian!?,Kalian sekarang di madani,tidak ada istilah terlambat sedikit.1


menit atau 1 jam, terlambat adalah terlambat .Ini pelanggaran.(hal. 66)
Konflik 3
Afwan ya akhi,Maafkan, tadi aku kesal. Aku pusing karena benar-benar sedang
muflis,bangkrut,gak punya uang.Sudah dua bulan aku tidak bayar uang
makan.(hal. 359)
Konflik 4
Tapi bukan uang yang aku risaukan .Tanpa uang pun tidak apa, katanya dengan
nada keras.Harga dirinya selalu tinggi kalau masalah pinjam meminjam.Dia selalu
percaya tangan di atas selalu yang terbaik.Walau,sesusah apa pun,tidak sekali pun dia
mau meminjam.(hal.359)
3.Klimaks:
Dua hari kemudian , kami sahibul menara, berdiri di kaki menara, bukan untuk
bersenda g

urau dan membagi mimpi kami.Tapi untuk mebebaskan sebuah mimpi

dari kawan kami.Baso dengan keputusan besarnya:Merawat neneknya yang sakit dan
mengikuti mimpinya menjadi seorang hafiz.
Duka tampak menggayut di wajah baso ketika melayangkan pandangan ke sekeliling
PM.Baso tidak mau terlihat cengeng.Kami semua merasakan perpisahan yang berat.
(hal. 367)
4.Anti Klimaks:
Atang dan Dul memasang wajah melongo.Kenapa harus sekarang? Tidak sampai
setahun

lagi

kita

lulus.Bertahan

sedikit

lagilah.Aku

sudah

membuat

keputusan.Bahkan aku sudah sholat istikharah untuk meminta keputusan terbaik dari
Allah.(hal. 366)

5.Ending:
Gigiku gemeletuk. London yang berangin terasa lebih menggigil dari Washington DC.
Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi.
Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan

dengan doa, Tuhan mengirim benua impian kepelukan kami masing-masing.Kun


fayakun,Maka semulah awan impian,Kini hidup nyata kami berenam telah berada di
lima negara yang berbeda.Di lima negara impian kami.Jangan pernah remehkan
impian,walau setinggi apapun,Tuhan sungguh maha pendengar.( hal. 405 )
3.Tokoh dan Penokohan
A.

Alif (tokoh utama) dalam novel ini, Alif digambarkan sebagai sosok generasi muda
yang

penuh

motivasi,

bakat,

semangat

untuk

maju

dan

tidak

kenal

menyerah,pintar,dan pembimbang/ragu-ragu.
Bukti: Aku tegak di atas panggung aula madrasah negeri setingkat SMP. Sambil
mengguncangkan telapak tanganku, Pak Sikumbang, Kepala sekolahku memberi
selamat karena nilai ujianku termasuk sekolah yang tertinggi di Kabupaten Agam.
B.

Baso Salahuddin dalam novel ini, Baso adalah anak yang paling rajin , pendiam, dan
pemalu.
Bukti: -rajin : Baso adalah anak paling rajin di antara kami dan bersegera kalau
disuruh ke mesjid

-Pendiam:Selama ini memang Baso lah

kawan kami yang paling pendiam, pemalu dan tertutup.

Pemalu:Selama ini memang Baso lah kawan kami yang paling pendiam, pemalu dan
tertutup.
C.

Raja Lubis dalam novel ini, Raja adalah anak yang Pintar dan punya kemauan yang
kuat.
Bukti: -Pintar: Dia paling lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan guru Bahasa
Inggris.
-Punya Kemauan yang kuat: Dia paling lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan
guru Bahasa Inggris.

D.

Said dalam novel ini, Said adalah anak yang palin dewasa.
Bukti: Tidak salah dia yang paling dewasa di antara kami. Karena itu kami secara
aklamasi memilihnya menjadi ketua kelas. Selama setahun ke depan, dia selalu
menjawab keluh kesah kami dengan senyum dan cerita yang mengorbankan
semangat.

E.

Dulmajid dalam novel ini. Dulmajid adalah anak yang Jujur dan setia kawan.
Bukti: -Jujur: Di kemudian hari, aku menyadari dia orang yang paling jujur, tapi juga
orang yang paling stia kawan yang aku kenal-Setia kawan: Di kemudian hari, aku
menyadari dia orang yang paling jujur, tapi juga orang yang paling stia kawan yang
aku kenal

F.

Atang dalam novel ini , Atang adalah anak yang baik.


Bukti: Kami bertiga hanyut dalam pikiran masing-masing. Dalam hati, aku sebetulya
bersorak dengan tawaran Atang. Berlibur ke bandung kayaknya menyenangkan.

G.

Kiai Rais dalam novel ini , Kiai Rais adalah pemimpin pondok pesantren yang
Berahaja dan Berwibawa.
Bukti: Penampilan laki-laki ini bersahaja, tapi aura wibawa yang membuat dia terlihat
lebih besar dari fisiknya, Aku mencolek raja yang duduk disebelah kiriku.

H.

Ustad Salman dalam novel ini , Ustad Salman adalah Pengajar di Pondok Pesantren
Madani yang baik , Enerjik dan motivator.

Bukti: -Baik: Belajar malam dibimbing wali kelas di kelas. Kami bebas membaca
buku pelajaran apa saja
- Enerjik dan motivator: Masing-masing dikomandoi seorang kondaktur yang
enerhik dan menyalakkan man jadda wajada.
4. Latar
A.

Waktu
Sekitar tahun 1980
Bukti : Yang punya tangan adalah presiden Soeharto yang datang meresmikan PLTA
Maninjau tahun 1983.

B.

Tempat :
A. Maninjau, Sumatra Barat
Bukti :Jalan mendaki dengan 44 kelok patah. Kawasan Danau Maninjau menyerupai
kuali raksasa, dan sekarang memanjat pinggir kuali untuk keluar.

B. Pondok Madani
Bukti :Terima kasih atas kepercayaannya, semoga kalian betah. Mulai sekarang
kalian semua adalah bagian dari keluarga besar Pondok Madani.
C. Ponorogo
Bukti :untuk menuju Ponorogo yang berjarak sekitar 20 kilometer, kami hanya
menyewa sepeda ontel dari rumah penduduk.
C.

Suasana:
A.

Mengharukan

Bukti : Kami mendekat dan merangkul bahunya. Dalam hati aku berjanji akan
membantunya sekuat mungkin. Baso mengganguk0angguk nerterima kasih sambil
meniup-niup hidungnya yang tersumbat karena duka.
B.

Menegangkan

Bukti:Harapan yang terlalu indah. Tiba-tiba .....wusss...Sebuah bayangan hitam


berkelibat kencang dan berhenti mendadak di depan kami yang sedang ngos-ngosan.
Jejak sepedanya membentuk setengah lingkaran menghalangi jalan kami.
Qif...Akhi... BERHENTI SEMUA suara keras mengguntur membuat kami terpaku
kaget. Rasanya darah surut dari wajahku. Gerimis semakin rapat. Langit senja
semakin kelam.
C.

Menyenangkan

Bukti:Kini, untuk satu minggu, kami akan bebas menggunakan waktu yang selama
ini begitu mahal. Tidak ada belajar, yang ada hanya rileks, bersantai, olah raga,
membaca, jalan-jalan dan tidur.
5. Sudut Pandang
Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini
dikarenakan

tokoh

utama

selalu

menyebut

dirinya

dengan

kata

aku.

Bukti: Aku baca suratnya sekali lagi. Senang membaca surat dari kawan lama.
Tapi aku juga iri.

Rencana masuk SMA-nya juga rencanaku dulu. Aku

menghela napas dan menatap kosong kepuncak pohon kelapa. Aku tidak boleh
terlambat lagi. Aku kapok jadi jasus. Aku jera menjadi drakula. ( hal. 102-103).

6. Gaya Bahasa
a.

Personifikasi
Bukti :
-walau angin mencucuk tulang
- Jariku menari ligat di keyboard
-Wajah beliau meradang
-Mukakum merah dan mata terasa panas
-Semakin jauh bus berlari, semakin gelisah hatiku
-Matanya tidak lepas menusuk kami

b.

Simile (perumpamaan)
Bukti : -jantungku seperti di tabuh cepat
-Kami tersengat menikmatinya seperti sumbu kecil terpercik api, mulai
terbakar,membesar dan terang
-Semua orang mengobrol seperti dengungan ribuan tawon tranmigrasi
-Badannya dibungkus kaos dan celana training bergaris kuning sepeti punya Brucee
Lee
-Sebuah lampu yang redup terang seperti kunang-kunang raksasa tergantung di
sebuah tiang bambu disebelah meja.

c.

Metafora
Bukti :
- Awan putih ini semakin berarak-arak ke ufuk yang lembayung
-Matahari telah tergelincir di ufuk dan gerimis merebak ketika kami menggotong
lemari masing-masing melintasi lapangan besar menuju asrama kami.

d.

Hiperbola
Bukti : Matanya berbinar-binar dan tersenyum kepada lautan murid-murid.

7. Amanat
Adapun amanat dalam novel ini adalah sebuah perenungan yang diberikan penulis
bagi pembaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat bagi diri, keluarga,
masyarakat,

bangsa

dan

agama.

Bukti: Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha
Mendengar.

Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.


( hal.405 ).

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK


NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI
Oleh : Wahyu Pradana
kelas : XI-IPS
A.

Unsur-Unsur Intrinsik

1.

Tema
Tema Novel Negeri 5 Menara adalah Pendidikan, hal ini dapat kita lihat sendiri dari
lembaran-lembaran novel ini yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh utama di dalamnya
mengenyam pendidikan di dunia pesantren, apalagi dalam novel ini dibuka dengan kata
mutiara dari Imam Syafi'i yang berhubungan dengan penuntutan ilmu : (Negeri 5 Menara,
sebelum hal.1/xii)

2.

Penokohan
Tokoh-tokoh dan watak dalam novel Negeri 5 Menara, yaitu:

a)

Amak

Seorang wanita separuh baya yang ramah : [Mukanya selalu mengibarkan senyum ke
siapa saja (Negeri 5 Menara, hal.6)]

Rela Berkorban : [Amak terpaksa menjadi guru sukarela yang hanya dibayar dengan
beras selama 7 tahun (Negeri 5 Menara, hal.6)]

Peduli akan nasib umat Islam : [Bagaimana nasib umat Islam nanti? (Negeri 5
Menara, hal.7)]

Seorang ibu yang konsisten terhadap keputusannya : [Pokoknya Amak tidak


rela waang masuk SMA! (Negeri 5 Menara, hal.9)]

Adil : [Keadilan harus dimulai dari diri sendiri, bahkan dari anak sendiri. Aturannya
adalah siapa yang tidak mau menyanyi dapat angka merah (Negeri 5 Menara, hal.139)]

b)

Ayah

Seorang pria separuh baya yang membela kebenaran : [Mungkin naluri kebapakannya
tersengat untuk membela anak dan sekaligus membela dirinya sendiri (Negeri 5 Menara, hal.
20)]

Dapat dipercaya : [Amanat dari jamaah surau kami untuk membeli seekor sapi untuk
kurban idul adha minggu depan telah ditunaikan Ayah (Negeri 5 Menara, hal.91)]

d)

Alif

Seorang lelaki yang penurut : [Selama ini aku anak penurut (Negeri 5 Menara, hal.11)]

Ragu-ragu : [Bahkan sesungguhnya aku sendiri belum yakin betul dengan keputusan
ini (Negeri 5 Menara, hal.18)]

Teliti : [Sejenak, aku cek lagi kalau semuanya telah rapi dan licin, tidak ada gombak dan
kusut (Negeri 5 Menara, Hal. 84)]

e)

Dulmajid
Seorang lelaki yang Mandiri : [Tentu saja saya datang sendiri, (Negeri 5 Menara,
hal.27)]

Semangat : [Animo belajarnya memang maut (Negeri 5 Menara, hal.46)]

Jujur, tegas serta setia kawan : [Aku menyadari dia orang paling jujur, paling keras, tapi
juga paling setia kawan yang aku kenal. (Negeri 5 Menara, hal.46)]

f)

Raja
Seorang lelaki yang Percaya diri : [Raja Lubis yang duduk di meja paling depan maju
(Negeri 5 Menara, hal.44)]

Ekspresif : [Tampak mengayun-ayunkan tinjunya diudara sambil berteriak Allahu


Akbar! (Negeri 5 Menara, hal.108)]

Pantang menyerah : [Jangan. Kita coba dulu. Aku saja yang maju duluan, (Negeri 5
Menara, hal.124)]

g)

Atang
Menepati Janji : [Sesuai Janji, Atang yang membayari ongkos (Negeri 5 Menara,
hal.221)]

Baik : [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang baik dan tersebar
dibeberapa kota seperti Atang dan Said. (Negeri 5 Menara, hal.226)]

h)

Said
Seorang lelaki yang memberi motivasi : [senyum dan cerita yang mengobarkan
semangat (Negeri 5 menara, hal.45)]

Berfikir dewasa : [Perawakan yang seperti orang tua dan cara berpikirnya yang dewasa
membuat kami menerimanya sebagai yang terdepan (Negeri 5 menara, hal.156)]

Seorang lelaki yang mengambil kebaikan dari suatu kejadian : [Aku sendiri mengagumi
caranya melihat segala sesuatu dengan positif (Negeri 5 Menara, hal.156)]

Baik : [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang baik dan tersebar
dibeberapa kota seperti Atang dan Said. (Negeri 5 Menara, hal.226)]

i)

Baso
Seorang lelaki yang Disiplin : [Dia begitu disiplin menyediakan waktu untuk membaca
buku favoritnya (Negeri 5 Menara, hal.92)]

Rajin : [Baso anak paling rajin diantara kami (Negeri 5 Menara, hal.92)]

Sunguh-sungguh : [Hampir setiap waktu kami melihat Baso membaca buku pelajaran
dan Al-Quran dengan sungguh-sungguh (Negeri 5 Menara, hal.357)]

Pendiam, Pemalu serta Tertutup : [Selama ini memang Baso lah kawan kami yang
paling Pendiam, Pemalu dan tertutup (Negeri 5 Menara, hal.359)]

j)

Ustad Salman
Seorang lelaki yang Kreatif : [Itulah gaya unik Ustad Salman, selalu mencari jalan
kreatif untuk terus memantik api potensi dan semangat kami (Negeri 5 Menara, hal.106)]

k)

Kiai Rais
Seorang lelaki separuh baya yang menjadi contoh di PM : [yang menjadi panutan kita
dan semua orang selama di PM ini (Negeri 5 Menara, hal.49)]

Berbakat : [Kiai Rais adalah sosok yang bisa menjelma menjadi apa saja (Negeri 5
Menara, hal. 165)]

l)

Tyson
Seorang lelaki yang Tegas : [Terlambat adalah terlamabat. Ini pelanggaran (Negeri 5
Menara, hal.66)]

m) Ustad Torik

Seorang lelaki yang Tegas : [Kalian sudah tahu aturan adalah aturan. Semua yang ikut
ke Surabaya saya tunggu di kantor. SEKARANG JUGA. (Negeri 5 Menara, hal.351)]

3.

Latar

a)

Latar tempat

Kantor Alif (Washington DC)


[Dari balik kerai tipis di lantai empat ini.. (Negeri 5 Menara, hal.1)]

Rumah Alif (Maninjau, Bukittinggi)


[Sampai sekarang kami masih tinggal di rumah kontrakan beratap seng dengan dinding dan
lantai kayu (Negeri 5 Menara, hal.7)]

Trafalgar Square (London)


[Tidak lama kemudian aku sampai di Trafalgar Square, sebuah lapangan beton yang amat
luas. (Negeri5 Menara, hal.400)]

Pondok Madani
[Tidak terasa, hampir satu jam kami berkeliling PM. (Negeri 5 Menara, hal.35)]

Rumah Atang (Bandung)


[Kaca depan rumahnya menempel sebuah stiker hijau dengan gambar matahari di
tengahnya (Negeri 5 Menara, hal.218)]

Rumah Said (Surabaya)


[...Mengajak kami keliling ke berbagai objek wisata di sekitar Surabaya... (Negeri 5
Menara, hal.226)]

Apartemen Raja (London)


[Malam itu kami menginap di apartemen Raja di dekat Stadion Wembley... (Negeri 5
Menara, hal.402)]

b)

Latar waktu

Dini hari
[Dalam perjalananku dari Padang ke Jawa Timur, aku sempat sekilas melewati Jakarta jam
tiga dini hari. (Negeri 5 Menara, hal.47)]

Pagi hari

[Sejak dari pagi buta suasana PM sudah heboh. (Negeri 5 Menara, hal.214)]

Sore hari
[Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan
ini. (Negeri 5 Menara, hal.66)]

Malam hari
[Malam ini adalah salah satu dari malam-malam inspiratif yang digubah oleh Ustad
Salman. (Negeri 5 Menara, hal.108)]

c)

Latar Suasana
Sepi
[Diam sejenak. Sebuah pesan baru muncul lagi (Negeri 5 Menara, hal.3)]

Emosi
[Sebelum mereka menyahut, aku telah membanting pintu dan menguncinya (Negeri 5
Menara, hal.10)]

Takut
[Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku (negeri
5 Menara, hal.66)]

Gugup

[Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang
bikin ngilu. (Negeri 5 Menara, hal.126)]

Bahagia
[Dengan penuh kemenangan kami keluar dari gerbang PM (Negeri 5 Menara,
hal.127)]

Sedih
[Di ujung kelopak matanya aku menangkap kilau air yang siap luruh. Suaranya kini
bergetar (Negeri 5 Menara, hal.360)]
4.

Alur
Alur yang ada dalam novel Negeri 5 Menara, yaitu alur maju-mundur. Hal ini
dibuktikan oleh beberapa tahapan sebagai berikut:

Pengenalan / Awal cerita


Awal cerita dalam novel ini dibuka oleh Alif yang telah tinggal di Washington DC, Amerika
Serikat dengan pekerjaannya sebagai Wartawan VOA, lalu setelah itu ia kembali mengingat
masa lalunya saat konflik dimulai ["Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa
lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku" (Negeri 5 Menara, hal. 4)]

Timbulnya konflik / Titik awal pertikaian


Awal Pertikaian dimulai saat Amak menyuruh Alif untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke
SMA tetapi ke Pesantren dan Alif menolak permintaan Amak pada saat baru diberitahukan.
Tetapi akhirnya, Alif pun bersedia bersekolah di pesantren yang terletak di luar pulau
Sumatera walaupun hanya setengah hati : [Jadi Amak minta dengan sangat waang tidak
masuk SMA. Bukan karena uang tapi supaya ada bibit unggul yang masuk madrasah aliyah.
(Negeri 5 Menara, hal.8)]

Puncak konflik / Titik puncak cerita


Titik puncak cerita dimulai saat Alif sudah naik kelas 6 di Pondok Madani (PM) dan menjadi
puncak rantai makanan alias kelas tertinggi di Pondok Madani : [Seketika rasa ini melempar
ingatanku kembali ke PM, ketika kami naik kelas enam, kelas pemuncak di PM. (Negeri 5
Menara, hal.288)]

Antiklimaks
Antiklimaks dalam novel ini dimulai pada saat Alif serta santri PM lainnya akan mengadakan
ujian akhir yang dilaksanakan oleh siswa tahun terakhir PM. [Inilah ujian yang paling berat
yang paling berat yang anak-anak temui di PM (Negeri 5 Menara, hal.378)]

Penyelesaian masalah

Pada akhirnya, setelah alif menyelesaikan ujian pamungkas di PM serta lulus dari PM, cerita
berbalik ke Alif yang telah sampai di London untuk bertemu dengan Atang dan Raja yang
merupakan anggota Sahibul Menara : (Negeri 5 Menara, hal.400)
5.

Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel tersebut, yaitu sudut pandang
orang pertama tunggal dengan Aku sebagai tokoh utama. Hal ini dibuktikan oleh
pengarang yang selalu menyebut tokoh utama dengan kata Aku saat di narasi, di mana
seakan-akan pengarang adalah si tokoh utama : [Iseng aja, aku mendekat ke jendela kaca
dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku (Negeri 5 Menara, hal.1)]

6.

Gaya Bahasa
Majas Personifikasi
[Hawa dingin segera menjalari wajah dan lengan kananku (Negeri 5 Menara, hal.1)]

Majas hiperbola
[Muka dan kupingku bersemu merah tapi jantungku melonjak-lonjak girang. (Negeri 5
Menara, hal.5)]

Majas Metafora
[Matahari sore menggantung condong ke barat berbentuk piring putih susu (Negeri 5
Menara, hal.1)]

7.

Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara ini adalah bahwa dalam mengejar
semua cita-cita beserta impian, tidak semuanya berjalan sesuai dengan apa yang telah kita
rencanakan tapi semuanya berjalan seiring bagaimana kita menyelesaikan rintangan yang
datang menghadang dan untuk mendapatkan menggapainya juga, kita harus mengorbankan
sesuatu.

B.
a.

Unsur-Unsur Ekstrinsik
Nilai Ketuhanan
Sangat banyak nilai ketuhanan yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara,
diantaranya kita sebagai manusia sama di sisi ALLAH.

b.

Nilai Moral
Kebersamaan Sahibul Menara dalam menghadapi segala hal dengan kerja sama dan
pantang menyerah

c.

Nilai Sosial
Di kehidupan pesantren, kita tidak diajarkan untuk egois, tapi saling membantu satu
sama lain, mengutamakan kesolidaritasan.

d.

Nilai Ekonomi
Para pengajar di Pondok Madani tidak meminta untuk dibyar, mereka ikhlas mendidik
santri karen ALLAH SWT, serta santri di Pondok Madani yang banyak kekurangan secara
ekonomi tetapi masih bisa bersekolah di Pondok Madani.

e.

Nilai Budaya
Anak laki-laki dan seorang ayah masyarakat Minangkabau tidak pernah berangkulan :
[Di kampungku memang tidak ada budaya berangkulan anak laki-laki dan seorang ayah
(Negeri 5 Menara, hal.38)]

f.

Nilai Agama
Novel ini menceritakan tentang kehidupan pesantren yang selalu mengajarkan nilai-nilai
agama, mulai dari keikhlasan, bersikap jujur, disiplin dan lain sebagainya : [Bacalah AlQuran dan hadits dengan mata hati kalian.... (Negeri 5 Menara, hal.113)]

C.

Hasil Temuan
Temuan yang didapatkan dalam Novel Negeri 5 Menara

a.

Disini penulis menemukan bahwa, anak-anak yang disekolahkan di pesantren identik


dengan anak-anak yang nakal, kekurangan baik secara ekonomi maupun akademik.
[Akibatnya, madrasah menjadi tempat murid warga kelas dua, sisa-sisa... (Negeri 5
Menara, hal.7)].

b.

Hal-hal yang harus kita hadapi dalam kehidupan pesantren yang keras, kita tidak boleh
berleha-leha, harus bisa mengatur waktu.

Anda mungkin juga menyukai