Anda di halaman 1dari 8

Infertilitas pada laki-laki

Apa itu infertilitas?

Infertilitas (ketidaksuburan) merupakan kondisi ketidakmampuan pasangan untuk


mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
menggunakan kontrasepsi selama 1 tahun atau lebih, atau jika pada wanita berusia 35
tahun selama 6 bulan atau lebih.

Masalah yang timbul pada infertilitas


1.Masalah air mani pada laki laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung gelas bersih yang
bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah abstinensi 3 5 hari. Sebaiknya penampungan
air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2
jam setelah dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom dahulu, yang
biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan penilaian motilitas spermatozoa.
Karakteristik air mani :
a.Koagulasi dan likuefaksi.
Air mani yang diejakulasikan dalam bentuk cair akan segera menjadi agar atau
koagulum, untuk kemudian melikuefaksi lagi dalam 5 20 menit menjadi cairan yang agak
pekat, guna memungkinkan spermatozoa bergerak dengan leluasa. Proses koagulasi dan
likuefaksi ini diatur oleh enzim.

b.Viskositas.
Setelah berlikuefaksi, ejakulat akan menjadi cairan homogen yang agak pekat, yang
dapat membenang kalau dicolek dengan sebatang lidi. Daya membenangnya dapat
mencapai 3 10 cm. Makin panjang membenangnya, makin tinggi viskositasnya.
Pengukuran viskositas sperti ini sangat subyektif. Pengukuran viskositas yang lebih tepat
ialah dengan pipet Eliasson, volumnya 0,1 ml, kemudian tekanan hisapnya dilepaskan.
Waktu yang diperlukan sejak tekanan isapnya dilepas sampai menjatuhkan setetes air mani
dicatat dengan stopwatch. Viskositas normal memerlukan waktu 1 2 detik. Viskositas
tinggi lebih dari 5 detik.

c.Rupa dan bau.


Air mani yang baru diejakulasikan rupanya putih-kelabu, seperti agar-agar. Setelah
berlikuefaksi menjadi cairan, kelihatannya jernih atau keruh, tergantung dari konsentrasi
spermatozoa yang dikandungnya. Baunya langu seperti bau bunga akasia.

d.Volume.
Setelah abstinensi selama 3 hari, volum air mani berkisar antara 2,0-5,0 ml. Volum
kurang dari 1 ml atau lebih dari 5 ml biasanya disertai kadar spermatozoa rendah. Pada
volum kurang dari 1,5 ml sesungguhnya baik untuk dilakukan inseminasi buatan suami
(IBS), karena volum yang kurang itu tidak akan cukup untuk menggenangi lendir yang
menjulur dari serviks.

e.PH.
Air mani yang baru diejakulasikan pH-nya berkisar antara 7,3-7,7, yang bila
dibiarkan lebih lama, akan meningkat karena penguapan CO2-nya.

f.Fruktosa.
Fruktosa air mani adalah hasil vesikula seminalis, yang menunjukkan adanya
rangsangan androgen. Fruktosa ada pada semua air mani, kecuali pada :
-

Azoospermia karena tidak terbentuknya kedua vas deferens

Kedua duktus ejakulatoriusnya tertutup

Keadaan luar biasa dari ejakulasi retrograd

Setiap air mani yang azoospermia harus diuji secara rutin akan adanya fruktosa. Dengan
jalan ini setiap kecurigaan tidak adanya vasa dapat lebih diyakinkan, tanpa harus
melakukan eksplorasi skrotum. Ada tidaknya koagulasi, segera setelah ejakulasi harus
diperiksa dalam 5 menit setelah ejakulasi.
.Pencegahan infertilitas
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Mengobati infeksi di organ reproduksi. Ada berbagai jenis infeksi diketahui
menyebabkan infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun
saluran sperma.
2. Menghindari rokok. Rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan,
jumlah dan kualitas sperma.
3. Menghindari Alkohol dan zat adiktif. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan
dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu
pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab
gangguan pertumbuhan sperma.
4. Hindari obat yang mempengaruhi jumlah sperma, sepreti obat darah tinggi, dll
Pemeriksaan laboratorium bagi pria yang umumnya dilakukan:
1. Analisa sperma

2. Folicle-stimulating hormone (FSH)


3. Luteinizing hormone (LH)
4. Testosteron
5. Prolaktin
Tahap pemeriksaan

Jika tidak ada keluhan yang spesifik terhadap organ reproduksi dari Istri dan
suami, pemeriksaan yang paling mudah adalah melakukan analisis sperma. Dari
hasil analisis tersebut dapat diketahui tingkat kesuburan seorang pria.

Jika ia masuk dalam kategori sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya


kehamilan, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan oleh dokter spesialis andrologi.

Jika ia masih memungkinkan terjadi kehamilan, pemeriksaan dilakukan secara


paralel dan simultan ke dokter spesialis andrologi dan istri ke dokter spesialis
kebidanan dan kandungan.

Tapi, jika spermanya relatif normal atau normal setelah dua kali pemeriksaan
dalam waktu yang berbeda, fokus pemeriksaannya ditujukan pada istri.

Jika analisis sperma tidak baik dan penyebabnya adalah pelebaran pembuluh darah
(varikokel), maka akan ditanggulangi oleh dokter spesialis urologi.

Secara garis besar menejemen penanganan infertilitas pada pria meliputi :


1. Terapi konvensional
2. Teknologi reproduksi berbantu
1. Terapi konvensional meliputi : modifikasi gaya hidup, pengobatan kausal, empiris,
bedah, konseling.
a. Konseling :
- Menurunkan berat badan
- Menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, obat-obatan

- Menghindari terpapar suhu tinggi (sauna, celana double)


- Menghindari zat-zat toksik (pestisida, logam berat)
- Konsumsi makanan bergizi (gizi seimbang)
- Waktu koitus
- Faktor wanita
b. Terapi Kausal :
- Penyakit sistemik
- Infeksi (MAGI)
- Endokrinopati (hormonal)
- Disfungsi ereksi
- Ejakulasi retrograd
- Reaksi imunologik antibodi antisperma
c.Terapi Empiris
- Stimulasi spermatogenesis
- Stimulasi metabolisme sperma
- Meningkatkan fungsi epididymis
- Meningkatkan transportasi sperma
d. Bedah
- Vasoligasi tinggi untuk varikokel
- Vaso-vasostomi untuk penyambungan kembali vas deferens pasca vasektomi
- Epididymo-vasostomi untuk penyambungan epididymis dan vas deferens pada kasus
obstruksi di epididymis.
- TURED bila terjadi obstruksi di duktus ejakulatorius.
2. Teknologi Reproduksi Berbantu
Bila dengan terapi konvensional pasutri tersebut belum juga memiliki anak, maka
teknologi reproduksi berbantu merupakan pilihan yang tepat. Teknologi Reproduksi
berbantu adalah penanganan terhadap gamet (ovum, sperma), atau embrio (konsepsi)
sebagai upaya untuk mendapatkan kehamilan dil uar cara alami.
Terbagi dua kelompok besar, yaitu : Intra-Corporeal dan Extra-Corporeal. Intra Corporeal

dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Inseminasi ( IUI = Intra Uterine Insemination) dan Gamete
Intra Fallopian Transfer (GIFT), sedangkan yang Extra-Corporeal dapat dibagi 4, yaitu :
Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT), Tuba Embrio Transfer (TET), In Vitro Fertilization
(IVF) dan Assisted fertilization : Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI).

Hendaknya pelayanan yang diberikan kepada pasangan yang mengalami infertilitas


meliputi :
1. Mengedukasi penyebab dan pencegahan infertilitas.
2. Memberikan arahan tes diagnostik yang akan dijalani.
3. Memberikan informasi pilihan pengobatan yang tersedia.
4. Menyediakan konseling dan memberikan dukungan psikologis

Pengobatan Infertilitas Pria

Pengobatan infertilias pada pria bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari terapi
hormonal, pembedahan, hingga inseminasi dan fertilisasi in-vitro.
Ada tiga cara, yakni pengobatan non hormonal, hormonal dan melalui pembedahan.

Terapi non hormonal dilakukan bila diketahui bahwa hormonnya tidak bermasalah.

Terapi hormonal dilakukan setelah diketahui bahwa hormonnya bermasalah,


melalui pemeriksaan di laboratorium, secara oral atau suntikan. Risikonya hampir
tidak ada, jika hormon diberikan sesuai dengan kebutuhan. Itu sebabnya, harus
tetap dilakukan evaluasi melalui pemeriksaan laboratorium. Saat ini, obat yang
digunakan untuk terapi masih obat impor.

Pembedahan dilakukan pada kasus verikokel. Tujuannya untuk mengikat


pembuluh darah yang melebar. Operasi ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah
sperma dan menyebabkan kehamilan dengan tingkat keberhasilan 66%.

Bantuan yang umum dilakukan adalah dengan inseminasi dan fertilisasi in-vitro (bayi
tabung).

Inseminasi, yaitu proses kehamilan dengan menyuntikkan sperma ke dalam rahim


atau vagina dengan bantuan kateter saat istri mengalami masa subur. Berhasil
tidaknya terjadi kehamilan bisa dicek dalam dua minggu. Jika gagal, proses ini bisa
dilakukan berulang-ulang. Biayanya relatif rendah, risikonya hampir tidak ada, dan
keberhasilan antara 15 sampai 20%.

Fertilisasi in-vitro (bayi tabung) merupakan salah satu alternatif yang banyak
dipilih pasangan bermasalah. Ini adalah teknik pembuahan di luar tubuh
perempuan, yakni di mana pertemuan sel telur dengan sperma terjadi di dalam
gelas petri dan dimasukkan dalam inkubator. Prosesnya adalah dengan
memindahkan sel telur dan sperma yang telah terseleksi ke dalam sebuah media
cair. Setelah berinkubasi selama dua hari, telur yang berhasil dibuahi disuntikkan
ke rahim. Biayanya sekarang sudah lebih murah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG, tahun 2005. Ilmu Kandungan Edisi
Kedua, Cetakan Keempat, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai