Anda di halaman 1dari 28

HUBUNGAN MASYARAKAT (AKTIVITAS BUDAYA)

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Pendalaman Materi IPS
di SD

Dosen Pengampu :
Drs. Ruswandi Hermawan, M.Ed.

disusun oleh :
1. Gista Erlia S.

1404905

2. Intan Risfi F.
3. Kiki Safetyani

1404671

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan karunia yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Walaupun dalam proses pembuatan makalah ini banyak
tantangan dan rintangan yang penulis temui. Makalah ini disusun guna memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendalaman Materi IPS di SD.
Di dalam makalah yang penulis buat, berisi tentang Hubungan Masyarakat
(Aktivitas Budaya).
Sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
agar kedepannya dapat lebih baik.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan,
pengalaman, dan dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi para pembaca.
Alhamdulillahirabbilalamin.
Oktober 2016,

Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Budaya........................................................................................3
B. Proses Terbentuk dan Berkembangnya budaya dalam Kehidupan Manusia4
C. Wujud dan Unsur Kebudayaan.....................................................................9
C. Hubungan antara kebudayaan dan manusia................................................12
D. Cara menyikapi setiap perbedaan kebudayaan yang berkembang di
masyarakat..........................................................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
Daftar Pustaka........................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari budaya, karena
dengan budayalah manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya, dengan
budaya manusia dapat memenuhi segala kebutuhannya dan dengan budayalah
manusia dapat hidup.
Tidak semua orang mengetahui apa yang dimaksud dengan budaya,
kapan proses terbentuknya budaya dalam kehidupan manusia dan mengapa
terdapat hubungan antara manusia dan kebudayaan, padahal manusia dalam
menjalankan aktivitas sehari-harinya tidak bisa terlepas dari budaya.
Agar budaya yang dimiliki manusia dapat terjaga kelestariannya maka
manusia harus mengetahui siapa yang memegang peranan penting dalam
melestarikan kebudayaan dan bagaimana cara menyikapi setiap perbedaan
kebudayaan yang berkembang di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan oleh penulis, maka dapat diangkat
rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud budaya?
2. Bagaimana proses terbentuk dan berkembangnya budaya dalam
kehidupan manusia?
3. Apa saja wujud dan unsur yang terdapat dalam kebudayaan?
4. Bagaimana hubungan antara kebudayaan dan manusia?
5. Bagaimana cara menyikapi setiap perbedaan kebudayaan yang
berkembang di masyarakat?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui:
1. Definisi budaya.
2. Proses terbentuk dan berkembangnya budaya dalam kehidupan manusia.
3. Wujud dan unsur kebudayaan.
4. Hubungan antara kebudayaan dan manusia.
5. Cara menyikapi setiap perbedaan kebudayaan yang berkembang di
masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya
Dalam kehidupan sehari-hari begitu sering orang memperbincangkan
tentang budaya. Setiap negara dihargai karena budaya yang dimilikinya.
Dalam praktiknya, kita sering menyamakan istilah budaya dan kebudayaan.
Tetapi dari segi pengertian budaya dan kebudayaan itu berbeda. Apabila di
tinjau dari asal katanya, maka kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu
Budhayah yang merupakan bentuk jamak dari Budhi yang bearti budi atau
akal. Koentjaraningrat dalam (Pengertian dan Konsep Dasar Kebudayaan:
Dodiet Setiadi) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan dari hasil
budi dan karya. Dengan kata lain kebudayaan adalah keseluruhan dari apa
yang pernah dihasilkan oleh manusia karena pemikiran dan karyanya. Jadi
kebudayaan merupakan produk dari budaya.
Sejalan dengan pendapat Koenjaraningrat, Abu Ahmadi (Sosiologi
Pendidikan: 2007) menyatakan bahwa budaya adalah daya dari budi yang
berupa cipta, karsa dan rasa, Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,
rasa dan karsa tersebut.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya yang menyebutkan bahwa budaya
merupakan cipta, rasa dan karsa manusia maka pengertian dari cipta, rasa dan
karsa itu sendiri adalah sebagai berikut:
Cipta merupakan bagian dari jiwa manusia yang bersifat abstrak yang
merupakan pusat dari intelegensi manusia. Cipta inilah yang akan
menghasilkan aneka macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
berguna bagi kehidupan manusia.
Rasa merupakan bagian jiwa manusia yang bersifat abstrak yang
merupakan pusat dari segala macam pertimbangan keras-lemah, baik-buruk.
Rasa inilah yang akan menghasilkan aneka macam sistem nilai, sistem norma,
estetika, untuk selanjutnya berkembang menjadi adat istiadat
Karsa merupakan bagian jiwa yang bersifat abstrak yang merupakan
pusat dari segala macam kehendak dan nafsu. Kehendak sangat bervariasi dan
jumlahnya sangat banyak. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia,
biasanya juga akan semakin tinggi pula kehendak yang dimilikinya.
Hasil dari cipta, rasa dan karsa itu sendiri di sebut kebudayaan . Dengan
kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan cipta manusia mengembangkan


kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan rasa
menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau
kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup,
kemuliaan dan kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan kesusilaan.
B. Proses Terbentuk dan Berkembangnya budaya dalam Kehidupan
Manusia
Awal terbentuknya budaya karena adanya cipta, rasa, dan karsa pada
diri manusia. Cipta, rasa dan karsa pada hakikatnya sudah ada pada diri
manusia sejak manusia lahir. Menurut Suranto hal itu terjadi karena sudah
dari sejak lahir manusia diberi bekal berupa empat fitrah (dorongan) yang
menjadi potensi bagi perkembangan budaya. Dari keempat dorongan itu
manusia mampu menciptakan budaya sebagai perwujudan dari cipta, rasa dan
karsa. Keempat dorongan itu ialah:
1. Dorongan naluri; sejak lahir manusia sudah di beri bekal naluri
contohnya pada saat lapar, bayi akan menangis dan ketika di beri air
susu maka dia akan menghisap air susu ibunya tanpa di ajari terlebih
dahulu. Menurut Suranto gejala tersebut disebut dengan insting yang
mendasari terciptanya budaya.
2. Dorongan indrawi; manusia dalam kehidupannya di lengkapi dengan
panca indera seperti alat peraba, pendengar, penglihatan, pencium dan
perasa. Menurut Suranto berbagai budaya seperti bunyi-bunyian,
peralatan dan lain sebagainya adalah hasil tiruan dari apa yang apa saja
yang di tangkap oleh indera. Dengan potensi itu manusia dapat
bertahan hidup dan melindungi dirinya dari bahaya yang mengancam.
Contohnya melalui indera penglihatan manusia akan dapat melihat
bahaya yang muncul kepadanya, jika bahaya itu mulai mendekatinya
maka manusia dapat merespon dengan menjerit dan lain sebagainya.
Respon tiap kali ada dalam bahaya menjerit akan menjadi budaya pada
manusia . Sehingga manusia dapat bertahan hidup dengan adanya
indera tersebut.

3. Dorongan akal; tidak semua yang di tangkap oleh panca indera itu
benar seperti pensil yang di masukan kedalam air akan terlihat seperti
patah tapi pada kenyataannya malah sebaliknya. Agar tidak menjadi
salah menurut suranto maka gejala yang di tangkap oleh panca indera
harus di kontrol dengan kemampuan akal. Dengan kemampuan
akalnya manusia dapat membuat alat alat yang dapat mempermudah
pekerjaannya. Semakin tingggi daya kreasi manusia semakin canggih
pula bentuk bentuk budaya materilnya.
4. Dorongan religi; karena daya pemikiran manusia tidak dapat
menjangkau sesuatu yang bersifat maya maka harus di sambung
dengan bimbingan Sang pencipta dan rosulNya. Dengan bimbingan ini
manusia dapat mengetahui apa yang semestinya dilakukan. Sehingga
budaya yang diciptakan dapat berguna bagi dirinya, makhluk
sesamanya dan makhluk lainya.
Berdasarkan potensi yang ada pada manusia tersebut, Suranto
menyatakan pembentukan budaya dapat di bagi menjadi empat fase yaitu :
1. Fase instrnctive yaitu fase di mana dorongan pembentuk budaya
itu semata-mata timbul dari naluri
2. Fase inderawi yaitu fase pembentukan budaya yang di dorong oleh
hasil penginderaan manusia pada alam.
3. Fase akal yaitu fae dimana manusia membentuk kebudayaan
dengan jalan menggunakan kekuatan pikiran serta imajinasinya,
sehingga mampu menciptakan budaya.
4. Fase religi yaitu bimbingan wahyu, intuisi atau bisikan yang
dirasakan datangnya dari maha pencipta, sehingga memberikan
dorongan-dorongan

bagi

manusia

untuk

melengkapi

hasil

budayanya dengan nilai nilai keagamaan.


Hasil cipta, rasa dan karsa melalui empat fase tersebut itulah yang pada
akhirnya memunculkan kebudayaan.
Di dalam setiap masyarakat terdapat pola-pola perilaku
atau pattern of behavior. Di situlah budaya berkembang
dengan menyelaraskan dengan pola-pola perilaku serta caracara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan
harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.
5

Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti


pola-pola perilaku masyarakat tadi. Kecuali terpengaruh oleh
tindakan bersama tadi, pola-pola perilaku masyarakat sangat
dipengaruhi

oleh

kebudayaan

masayrakatnya.

Pola-pola

perilaku berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan merupakan


cara

bertindak

seseorang

anggota

masyarakat

yang

kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pada


khususnya apabila seseorang berhubungan dengan orangorang lain, dinamakan social organization. Kebiasaan tidak
perlu dilakukan sesorang di dalam hubugannya dengan orang
lain.
Berkembangnya kebudayaan di tengah masyarakat memiliki
beberapa fungsi, seperti:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Alat-alat produksi;
Senjata;
Wadah;
Makanan dan minuman;
Pakaian dan perhiasan;
Tempat berlindung atau perumahan;
Alat-alat transportasi.
(Nazsir, 2008:98)

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi


manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus
dihadapi

masyarakat

dan

anggota-anggotanya

seperti

kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam


masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu,
manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik di
bidang

spiritual

maupun

materiil.

Kebutuhan-kebutuhan

masyarakat tersebut di atas untuk sebagian besar dipenuhi


oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu
sendiri.

Dikatakan

sebagian

besar

karena

kemampuan

manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang


merupakan hasil ciptaannya juga di dalam memenuhi segala
kebutuhan.
Dalam

tindakan-tindakannya

untuk

melindungi

diri

terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia


bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam
batas-batas untuk melindungi dirinya. Taraf tersebut masih
banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga
kini masih rendah taraf kebudayaannya. Misalnya suku
bangsa Kubu yang tinggal di pedalaman daerah Jambi masih
bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya. Rata-rata
mereka

itu masih

merupakan

masyarakat yang

belum

mempunyai tempat tinggal tetap karena persediaan bahan


pangan semata-mata tergantung dari lingkunagan alam. Taraf
teknologi ereka belum mencapai tingkatan di mana kepada
manusia

diberikan

kemungkinan-kemungkinan

untuk

memanfaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.


Keadaan berlainan dengan masyarakat yang sudah
kompleks, yang taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya
manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan kemungkinankemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasilhasil

alam

Perkembangan

danapabila
teknologi

mungkin,

menguasai

negara-negara

besar

alam.
seperti

Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, dan sebagainya,


merupakan beberapa contoh di mana masyarakatnya tidak
lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai
sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam
pergaulan kemasyarakatan. Karena merupakan daya upaya

manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan


lain yang ada di dalam masyarakat tidak selamanya baik.
Untuk mengahdapi kekuatan-kekuatan yang buruk, manusia
terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidahkaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di
dalam pergaulan hidup. Kebudayaan mengatur agar manusia
dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan
orang lain. Apabila manusia hidup sendiri, tak akan ada
manusia

lain

tindakannya.

yang
Akan

merasa
tetapi,

terganggu

setiap

orang,

oleh

tindakan-

bagaimanapun

hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya


sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi.
Pribadi berarti bahwa kebiasaan orang seorang itu berbeda
dari kebiasaan orag lain, walau misalnya mereka hidup dalam
satu rumah. Jadi setiap orang akan membentuk kebiasaan
yang khusus bagi dirinya sendiri.
Jadi, kebiasaan tersebut menunjuk pada suatu gejala
bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingi
melakukan hal-hal yang teratur baginya. Kebiasaan-kebiasaan
yang baik akan diakui serta dilakukan pula oleh orang-orang
lain

yang

semasayarakat.

Bahkan

lebih

jauh

lagi,

begitumendalamnya pengakuan ata skebiasaan seseorang


sehingga dijadikan patokan bagi orang lain, bahkan mungkin
dijadikan peraturan. Kebiasaan yang dijadikn kebiasaan yang
teratur oleh seseorang, kemudian dijadikan dasar bagi
hubungan antara orang-orang tertentu sehingga tingkah laku
atau tindakan masing-masing dapat diatur menimbulkan
norma atau kaidah. Kaidah yang timbul dari masyarakat

sesuai dengan kebutuhannya pada suatu saat lazimnya


dinamakan adat istiadat (custom). Adat istiadat di suatu
tempat berbeda menurut waktunya. Adat istiadat

yang

mempunyai akibat hukum bernama hukum adat. Namun,


adat istiadat yang mempunyai akubat-akibatnya apabila
dilanggar oleh anggota masyarakat di tempat adat istiadat
tersebut berlaku. Misalnya adat istiadat perkawinan di
kalnagan

orang

lampung,

menetapkan

bahwa

keluarga

prialah yang melakukan peminangan terhadap gadis. Adatistiadat tersebut bersifat tidak tertulis dan dipelihara turuntemurun.
C. Wujud dan Unsur Kebudayaan
Manusia tidak bisa lepas dari yang namanya wujud dan unsur
kebudayaan. Wujud dan unsur kebudayaan itu diantaranya:
1. Wujud kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman (dalam Azis:2015), wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga, diantaranya:
a. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau
di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan bukubuku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan

kontak, serta bergaul dengan manusialainnya menurut pola-pola


tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
c. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisikyang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan

2. Unsur-unsur kebudayaan menurut Kluckhohn (dalam Opusunggu:2016)


diantaranya:
a. Sitem Religi
Manusia memiliki aspek spritual dalam kehidupanya. Manusia
percaya dan meyakini sesutu yang lebih tinggi dari alam semesta.
Yang tertinggi inilah yang mengatur segalah sesuatu. Bentuk dan
jenis kepercayaan dimuka bumi ini sangat banyak. Apa lagi
fariasi-fariasi yang ada di dalam sebuah agama yang mucul akibat
perbedaan penafsiran terhadap sanga pencipta.
b. Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial
Unsur kedua ini lebih dikenal dengan sistem kekerabatan dan
lembaga sosial. Mengetahui kekerabatan dan posisi seorang
individu dalam sistem kelembagaan seseorang penting dalam
membentuk suatu struktur sosial.

Sistem kekerabatan yang

dimaksud adalah hubungan seorang individu dengan induvidu


lainnya berdasarkan aspek hubungan darah atau kekeluargaan.
Angotanya mulai dari Kakek-Nenek, Ayah - Ibu, Anak dan cucu
serta cici. Sedangkan organisasi sosial adalah berbagai lembaga
masyarakat yang dibentuk untuk mengurus kepentingan bersama.
Dalam masyarakat tradisional bentuknya belum berbadan hukum.

10

Tetapi dalam masyarakat modern lembaga sosial berbentuk badan


hukum dan dilindungi oleh peraturan perudanga-undangan. Posisi
seorang individu dalam suatu kekerabatan atau suatu lembaga
sosial dapat meningkatkan status sosial seseorang dalam
masyarakat. Buktinya, Orang yang memiliki jabatan struktural
dalam Organiasi pemerintah dan non pemerintahan akan lebih
dihormati oleh masyarakat dari pada individu yang tidak memiliki
posisi strategis.
c. Sistem Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah salah satu hasil kebudayaan manusia. Ia
lahir dari kerja keras manusia yang tidak perna puas untuk
mengetahui sesuatu. Manusia yang penasaran akan beragam
gejalah dan fenomena terus bertanya mengapa, yang pada
akhirnya memperoleh jawaban. Dalam praktiknya, pengetahuan
telah membantu manusia untuk bertahan. Beragam penyakit tidak
akan pernah disembuhkan jika tidak pernah ada ilmu tentang
obat-obatan maupun tentang penyakit itu sendiri. Dalam masyarat
tradisional diciptakanlah jamu. Sedangkan dalam masyarakat
moderen ditemukanlah obat-obat yang dibuat dalam pabrik.
d. Sistem Bahasa
Unsur pertama dari tujuh unsur kebudayaan adalah bahasa.
Bahasa memengang pernan penting dalam suatu masyarkat. Tanpa
bahasa,

manusia

akan

sulit

berkomonikasi.

Bahasa dapat berupa bahasa lisan maupun tulisan. Bahasa juga


memengang peran sebagai identitas dari suatu suku bangsa.
Dengan hanya mengetahui suatu kata dalam bahasa, dapat
ditentukan asal suku bangsa seseorang.
e. Sistem Mata Pencaharian
Cara suatu kelompok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
juga tersamasuk dalam sala satu dari tujuh unsur kebudayaan. Hal
ini tergantung pada kondisi lingkungan tempat hidup suatu
masyarakat.
Masyarakat yang hidup dipingir pantai akan berprofesi sebagai
11

nelayan, sendangkan masyarakat yang hidup didaratan akan


berprofesi sebagai petani.

12

f. Sistem Kesenian
Kesenian adalah cara manusia mengekspresikan perasaanya
dengan mengutamakan nilai-nilai keindahan. Produk kesenian itu
sendiri bisa dinikmati dengan panca indra mata dan telinga atau
bahakan dengan hati.
Terdapat banyak bentuk kesenian. Contohnya tari, puise, lagu,
musik, lukisan, drama, teater atau bahkan film. Kesenian menjadi
penting, sebab dengan melihat kesenian dari suatu kelompok,
seseorang dapat dengan muda menghubungkannya dengan suatu
kelompok suku bangsa.
g. Sistem Teknologi dan Peralatan
Peralatan hidup dan teknologi diciptakan manusia untuk
mempermuda seseorang dalam bekerja. Diciptakannya kampak
untuk mempermudah manusia dalam menebang pohon.
Peralatan teknologi tentu saja tidak berkaitan dengan kampak
saja. Peralatan hidup dan teknologi memiliki bergam bentuk dan
jenisnya. Tergantung dari kebutuhan manusia itu sendiri. Kini
kebutuhan manusia yang beragam telah menciptakan peralatan
dan teknologi yang beragam pula.
C. Hubungan antara kebudayaan dan manusia
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang
menghasilkan
masyarakat

kebudayaan.
yang

tidak

Dengan

demikian,

mempunyai

tak

ada

kebudayaan

dan

sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai


wadah dan pendukungnya. Walaupun secara teoritis dan
untuk kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat
dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Khususnya dalam mengatur hubungan antarmanusia,
kebudayaan dinamakan pula struktur normatif atau menurut
istilah Ralph Linton dalam (Soekanto, 2014 hlm. 156) design
for living (garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Artinya

13

kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang perilaku


atau blueprint for behavior yang menetapkan peraturanperaturan mengenai apa yang seharusnya dilakukan, apa
yang dilarang, dan lain sebagainya.
Dua antropolog terkemuka, yaitu Melville J. Herkovits dan
Bronislaw

Malinowski

(Soekanto,

2014

hlm.

147),

mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala


sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.
Kemudian

Herkovits

memandang

kebudayaan

sebagai

sesuatu yang super-organis karena kebudayaan yang turuntemurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus,
walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat
senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
Seorang antropolog lain, yaitu E.B. Taylor (Soekanto,
2014

hlm.148)

pernah

mencoba

memberikan

definisi

mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya):


Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (Soekanto,
2014 hlm.149) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya,

rasa,

dan

cipta

masyarakat.

Karya

masyarakat

menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau


kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan
oleh

manusia

untuk

menguasai

alam

sekitarnya

agar

kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan


masyarakat.
14

Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala


kaidah-kaidah

dan

nilai-nilai

sosial

yang

perlu

untuk

mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang


luas. Di dalamnya termasuk misalnya saja agama, ideologi,
kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil
ekspresi

jiwa

masyarakat.
mental,

manusia

yang

Selanujtnya,

kemampuan

hidup

cipta

berpikir

sebagai

merupakan

anggota

kemampuan

orang-orang

yang

hidup

bermasyarakat, dan yang antara lain menghasilkan filsafat


serta

ilmu

pengetahuan.

Cipta

merupakan,

baik

yang

berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk


langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan
cinta dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritual atau
immaterial culture). Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai
oleh karsa orang-orang yng menentukan kegunaannya agar
sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan
seluruh masyarakat.
Pendapat tersebut di atas dapat saja digunakan sebagai
pegangan. Namun demikian, apabila dianalisis lebih lanjut,
manusia sebenarnya mempunyai segi materiil dan segi
spirituil di dalam kehidupannya. Segi materiil mengandung
karya,

yaitu

kemampuan

manusia

untuk

menghasilkan

benda-benda maupun lain-lainnya yang berwujud benda. Segi


spiritual manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmu
pengetahuan, karsa yang menghasilkan kaidah kepercayaan,
kesusilaan, kesopanan, dan hukum, serta yang menghasilkan
keindahan.

Manusia

berusaha

mendapatkan

ilmu

pengetahuan melalui logika, menyerasikan perilaku terhadap


kaidah-kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan

15

melalui estetika. Hal itu semuanya merupakan kebudayaan,


yang juga dapat dipergunakan sebagai patokan analisis.
Budaya sebagai proses simbolik bersifat unik untuk setiap masyarakat
karena proses ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masyarakat di masa
lampau dan lingkungan dimana masyarakat itu berada. Selain itu, proses ini
adalah proses yang hidup, proses yang selalu sedang berlangsung di dalam
masyarakat itu sendiri. Budaya tidak mungkin bisa lestari jika dibekukan
dalam ruang dan waktu. Pelestarian budaya tidak mungkin berupa
pengawetan produk budaya di dalam museum untuk dilihat di kemudian hari
oleh generasi mendatang. Pelestarian budaya harus berupa pelestarian cara
hidup masyarakat sehingga generasi mendatang masih dapat menghidupi dan
menjalani nilai-nilai yang ada dalam sebuah budaya.
Generasi muda sebagai elemen yang sangat penting dan tidak bisa
digantikan dengan apapun dalam melestarikan kebudayaan yang ada di
Indonesia dan sekaligus berkontribusi sangat besar dalam pembangunan
bangsa dan negara Indonesia.
Sudah selayaknya dan sudah menjadi kewajiban para pemuda untuk
terus berusaha dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah
nenek moyang kita yang telah ditinggalkan dalam bentuk budaya. Sudah
seharusnya jika para pemuda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk
mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan
oleh nilai budaya asing yang secara aral, etika dan lainya sangat bertentangan
dengan budaya dasar daerah kita. Menumbuhkan kecintaan terhadap budaya
dapat dilakukan lewat usaha membentuk kelompok pecinta budaya daerah
serta bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu berdirinya sarana dan
prasarana agar terwujudnya kelestarian budaya daerah tersebut. Dengan
demikian, diharapakan bisa melestarikan budaya daerah yang ada dan
menumbuhkan kecintaan serta kesadaran generasi muda akan pentingnya
untuk melestarikan budaya daerah. Sehingga apa yang menjadi tradisi dan

16

kekhasan suatu daerah akan tetap ada dan kejayaan dimasa lalu menjadi
sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan di oleh generasi penerusnya kelak.
Kebudayaan Indonesia memang diciptakan oleh masyarakat Indonesia dan
dipakai oleh masyarakat itu sendiri serta akan tetap ada di dalam masyarakat.
Namun, tanpa adanya usaha untuk melestarikan, serta mengenalkan budayabudaya Indonesia, dapat menyebabkan budaya tersebut hilang secara
perlahan. Apa lagi kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia banyak
macamnya. Walau tidak mudah upaya-upaya pelestarian budaya kita harus
tetap gencar dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pementasanpementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan atau tempat
umum yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya pelestarian itu akan
berjalan sukses apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah
dan adanya sosialisasi luas dari media massa termasuk televisi. Maka cepat
atau lambat, budaya tradisional kembali akan bergairah.
Media massa mempunyai tugas dan kewajibanselain menjadi sarana
dan prasarana komunikasiuntuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan
peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam
aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya) tanpa
ada batasan kurun waktu.
Media massa dan manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan
dan saling membutuhkan karena masing-masing saling mempunyai
kepentingan. Media massa membutuhkan berita dan informasi untuk
publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri maupun untuk
kepentingan orang atau institusi lainnya; di lain pihak, manusia membutuhkan
adanya pemberitaan, publikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Sesuai fungsinya, media massa selain menghibur, ada tiga fungsi lainnya
yang cukup penting. Harold Laswell dan Charles Wright (1959) membagi
menjadi empat fungsi media (tiga dicetuskan oleh Laswell dan yang ke empat
oleh Wright). Keempat fungsi media tersebut adalah:
1. Pengawasan (Surveillance)
2. Korelasi (Correlation)
3. Penyampaian Warisan Sosial (Transmission of the Social Heritage)
17

4. Hiburan (Entertainment)
Pemerintah berperan untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia yaitu
dapat dilakukan dengan cara membuat pergelaran-pergelaran kebudayaan
Indonesia. Menjalin kerjasama atau hubungan baik dengan negara lain
diseluruh bidang baik dibidang pariwisata, politik, pengetahuan dan lain-lain.
Selain itu dapat juga dengan cara mendaftarkan kebudayaan ke UNESCO
agar semua kebudayaan negara Indonesia terlindungi dan kasus tentang
pengklaiman budaya dapat diminimalisir.
Upaya-upaya pemerintah lainnya antara lain mengoptimalisasi peran
forum-forum yang telah terbentuk di daerah dan mendorong sinergisitas
antara

Pemerintah

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota

dalam

pelestarian

kebudayaan, mendorong peran serta ormas/LSM bidang kebudayaan,


lembaga adat, dan tokoh masyarakat, mengoptimalisasi alokasi anggaran dan
fasilitasi dalam rangka penguatan kapasitas dan kelembagaan Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui penyusunan Permendagri sebagai
pedoman bagi kepala daerah dalam bidang pelestarian kebudayaan,
mendorong peran aktif masyarakat melalui pelaksanaan program kerjasama
dengan ormas/LSM bidang kebudayaan.
D. Cara menyikapi setiap perbedaan kebudayaan yang
berkembang di masyarakat
Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam bentuk fisik, warna kulit,
bahasa, dan budayanya. Jika perbedaan itu disikapi dengan positif maka akan
bermanfaat sekali karena tiap kelompok masyarakat memiliki kelebihan dan
kekurangan. Ada yang memiliki keramahan, ketegasan, jiwa dagang dan lainlain yang jika dikolaborasikan akan bermanfaat untuk menciptakan
kesejahteraan semua kelompok masyarakat. Sebagaimana firman Allah dalam
surah Al-Hujuran ayat 13 yang berbunyi:

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. (Al-Hujurat: 13)

18

Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:




Kasihilah orang-orang yang berada di atas bumi, niscaya Dia (Allah)
yang berada di atas langit akan mengasihi kamu. (HR. At-Tirmidzi, no. 1924)
Firman Allah dan Hadits Nabi Muhammad saw di atas kiranya telah
memberi gambaran bahwa perbedaan bukanlah penyebab perpecahan, justru
perbedaan itulah yang mendorong manusia untuk saling bersatu.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita dihadapkan
dengan berbagai persoalan yang menyangkut perbedaan
budaya. Bagi

yang menyikapi secara positif, maka ia akan

menemukan ketentraman dalam hidupnya. Tetapi, bagi yang


menyikapi

secara

negatif,

maka

pastilah

akan

terjadi

perpecahan bahkan bisa mengakibatkan pertumpahan darah.


Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa
yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku bangsa
memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbedabeda, seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta
tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya. Keragaman
kebudayaan lokal di Indonesia dapat dilihat dari keragaman
suku

bangsa;

keragaman

bahasa;

keragaman

religi;

keragaman seni dan budaya.


Menyikapi perbedaan bukanlah hal yang mudah dan
bukan pula hal yang susah bila kita mau berusaha. Perbedaan
budaya adalah bukan pemicu pertengkaran dan perpisahan
atau perselisihan tapi perbedaan budaya sesungguhnya
kekayaan bila kita mau berpikir positif.
Kesadaran budaya sangatlah di

butuhkan

dalam

mengelola perbedaan-perbedaan budaya yang ada. Budaya


yang berkembang di masyarakat sejak dahulu membuat
masyarakat di Indonesia pada saat ini harus sadar bahwa
mereka mempunyai budaya yang berbeda-beda dan kaya.
Hal ini dikarenakan oleh seringnya timbulnya konflik-konflik
yang ada di dalam masyarakat. Terkadang masyarakat lupa

19

pada dasarnya setiap masyarakat memiliki pola dan corak


kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Sehingga mereka
cenderung

memperlakukan

sama

pada

setiap

bentuk

kebudayaan. Padahal budaya itu sendiri berbentuk sesuai


dengan corak masyarakat yang bersangkutan. Sikap seperti
inilah sering kali memicu kesalahpahaman yang berujung
konflik etnis. Dengan kesadaran yang di terapkan anggota
masyarakat hendaknya integrasi sosial akan tetap terjaga.
Beberapa cara agar kita bisa menerima perbedaan budaya:
1. Sadar bahwa setiap manusia di ciptakan berbeda .
2. Sadar bahwa semua manusia tidak bisa menentukan
akan terlahir sebagai suku apa dan bangsa apa.
3. Menjadikan perbedaan sebagai kekayaan

bukan

kekurangan .
4. Membicarakan baik-baik jika ada perselisihan
Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi
keanekaragaman budaya, mengarahkan pada pilihan untuk
menganut asas multikulturalisme. Dalam asas multikulturalisme ada kesadaran bahwa bangsa itu tidak tunggal, tetapi
terdiri

atas

sekian

banyak

komponen

yang

berbeda.

Multikluturalisme menekankan prinsip tidak ada kebudayaan


yang tinggi dan tidak ada kebudayaan yang rendah di antara
keragaman

budaya

tersebut.

Semua

kebudayaan

pada

prinsipnya sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan


dalam konteks duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.
Asas itu pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian
dirumuskan dalam semboyan yaitu bhineka tunggal ika.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu
bangsa. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa
kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang
berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas
berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun

20

kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah


air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air
Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih
sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di
bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang
dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi
persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Pedoman

tersebut

adalah

Pancasila,

kita

harus

dapat

meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku


bangsa di Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan
sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong
royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan
kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib
kekuatan

sepenanggungan,
wilayah

sebangsa,

nasional

dengan

dan

sehati

segala

kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.


Dalam pandangan Koentjaraningrat 1993

dalam

isi
hlm.

dan
5,

Indonesia dapat disebut sebagai negara plural terlengkap di


dunia di samping negara Amerika. Di Amerika dikenal
semboyan et pluribus unum, yang mirip dengan bhineka
tunggal ika, yang berarti banyak namun hakikatnya satu.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika memang menjadi sangat
penting ditengah beragamnya adat dan budaya Indonesia.
Menjadi barang percuma, apabila semboyan penuh makna
tersebut hanya menjadi pelengkap burung garuda penghias
dinding. Bhineka Tunggal Ika bermakna berbeda beda tetapi
tetap satu jua, sebuah semboyan jitu yang terbukti berhasil
menyatukan bangsa dengan sejuta suku, bangsa yang kaya

21

akan ideologi, menjadi sebuah bangsa yang utuh dan


merdeka.

22

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

23

Daftar Pustaka
___.

2013.

Peran

Pemuda

dalam

Kebudayaan.

From:

http://pmiistitaf.blogspot.co.id/2013/01/makalah-peran-pemudadalam-kebudayaan.html. Diakses pada 14 September 2016.

Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Asdi


Mahasatya.
Aminah,

Siti.

2013.

Keanekaragaman

Budaya

di

Indonesia.

From:

http://sitieaminah1993.blogspot.co.id/2013/12/keanekaragaman-budayadi-indonesia.html. Diakses pada 14 September 2016.


Antasura,Suranto. 2012. Proses terbentuknya budaya dan tradisi.
From

http://suranto-

antasura.blogspot.co.id/2012/12/proses-terbentuknyabudaya-dan-tradisi.html?m=1. Diakses pada 10 September


2016.
Nazsir, Nasrulloh. 2008. SOSIOLOGI. Bandung: Widya Padjajaran.
Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati, Budi. 2014. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Ompusunggu,

Dewi.

(2016).unsur

Diakses

unsur

budaya.

[online].
dari

http://www.academia.edu/11333054/Unsur_Budaya_Univers
al_Kluckhohn_
Aziz, abdul. (2015). Wujud-wujud kebudayaan. [online]. Diakses
dari: https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/03/23/wujudwujud-kebudayaan/

24

25

Anda mungkin juga menyukai