H. Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Lansia (Tahap Viii)
H. Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Lansia (Tahap Viii)
H. Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Lansia (Tahap Viii)
11
BAB I
PENDAHULUAN
d.
12
Mengingat siapakah
13
14
15
16
psikologis,
maupun
pengembangan,
serta
telah
mampu
meningkatkan
kesanggupan
untuk
17
usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses
yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
Dalam buku ajar geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi
Martono (1994) mengatakan bahwa menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaikikeruskan
yang
diderita.
Dari
pernyataan
tersebut,
dapat
18
19
20
dapat
memusatkan
diri
pada
persoalan
pribadi
dan
21
dan waspada.
Lansia yang lemah : orang tua yang putus asa sebaiknya hanya menjauhkan
diri dari keduniawan, supaya mendapat kasih sayang Tuhan.
Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan
3.
memenuhi undangan.
Tipe tidak puas: lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin,
menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan,
kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang
disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung menuntut, sulit
4.
22
5.
pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan
ekonominya. Tipe ini antara lain :
1. Tipe optimis : lansia santai dan periang, penyesuain cukup baik, mereka
memandang masalah lansia dalam bentuk bebas dari tanggung jawab dan
sebagai kesemptan untuk menuruti kebutuhan pasifnya. Tipen ini sering
2.
disebut juga lansia tipe kursi goyang (the rock king chairman)
Tipe konstruktif : lnsia ini mempunyai intregits baik, dapat meniukamti
hidup, mempunyi tolernsi yang tinggi, humoristik, fleksibel dan tahu diri.
Biasanya, sift ini terlihat sejak muda. Mekeka dengan tenang menghadapi
3.
4.
5.
6.
7.
8.
23
24
25
26
27
e. Eliminasi
Konstipasi, inkontinensia urin dan atau fekal, diare merupakan
keluhan utama klien lanjut usia yang paling menonjol. Perlu dilakukan
pengkajian frekuensi dan pola defekasi, pola diet, masukan dan keluaran
cairan, aktivitas klien, integritas kulit sekitar anus dan kemaluan serta
mengidentifikasi factor penyebab munculnya masalah eliminasi.
f. Penglihatan
Klien lanjut usia akan sering mengalami gangguan penglihatan
diantaranya akan ditemukan glaucoma dan katarak. Perlu dikaji jenis alat
bantu penglihatan yang digunakan serta pemeriksaan fisik pada mata sesuai
dengan masalah yang muncul.
28
g. Pendengaran
Ketahuilah tentang penggunaan alat bantu pendengaran yang
digunakan klien, keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari atau terjadi
gangguan hubungan social akibat gangguan pendengaran.
h. Jantung dan pembuluh darah
Terjadi peningkatan tekanan darah, hipotensi orthostasis, penyakit
jantung koroner atau bahkan gagal jantung merupakan penyakit yang lazim
terjadi pada lanjut usia. Perubahan hemodinamik, pola diet, nyeri dada,
kembung, bingung, sesak nafas, palpitasi, vertigo bahkan sinkop akan sering
dijumpai pada pemeriksaan fisik.
i. Pernafasan
Pneumonia dan obstruksi paru menahun juga merupakan masalah
kesehatan pada system respirasi yang menonjol pada lanjut usia. Akan
ditemukan adanya data batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, mudah lelah,
lemah, berat badan menurun, tidak nafsu makan dan lain-lain.
j. Endokrin
Diabetes mellitus dan penyakit-penyakit tiroid kerap merupakan
masalah kesehatan yang banyak ditemui pada lanjut usia. Maka perawat
perlu mengidentifikasi adanya tanda-tanda dan gejala terhadap kehilangan
atau meningkatnya berat badan, hilangnya atau meningkatnya nafsu makan,
sesak nafas, palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya intoleransi terhadap
perubahan cuaca dingin atau panas.
k. Nyeri
Nyeri pada lanjut usia dirasakan dua kali lebih berat dibandingkan
pada usia muda. Data-data yang dapat ditemukan antara lain adanya temuan
skala nyeri, menangis, mengerang kesakitan, agitasi, lemah dan tampak
tertekan disamping adanya perubahan tanda-tanda vital.
l. Depresi
Perasaan tidak berdaya muncul akibat hilangnya berbagai fungsi
organ tubuh oleh karena bertambahnya usia. Sulit berkonsentrasi, merasa
sedih dan pesimis, kesulitan atau terlalu banyak tidur, kelebihan atau
kehilangan berat badan, hilangnya minat melakukan motivasi serta energy
merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami depresi.
m. Demensia
Kehilangan daya ingat terutama ingatan jangka pendek, gangguan
dalam memberikan alasan yang abstrak, sangat tergantung dengan bantuan
29
arthritis
adalah
gangguan
autoimun
kronik
yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia
lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson
dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan
dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran
sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali
berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang,
obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
2. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis
bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan
berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan
laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan
30
Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing
suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan
tulang.
31
32
4. Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab
yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat
sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam
pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada
beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu :
Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa,
genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah
raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
5. Atritis Gout
Penyakit
ini
berhubungan
dengan
tingginya
asam
urat
darah
33
di luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi
(ekstra artikuler rheumatism). Jenis jenis reumatik yang sering ditemukan
yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut,
penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri
lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang.
Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian
ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi,
atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon
atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik
gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan
fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan,
berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan
sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
34
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang
pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah
(lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal
lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah
dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan
kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
6.
Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
3.
Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan
tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan
gerakan yang lain.
4.
5. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
6.
Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
35
7.
8.
7. Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago
dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup
yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan
granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago
artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah
dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari
tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain.
terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid)
gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
a) Sedimentasi eritrosit meningkat
b) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c) Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
36
Golongan bahan
makanan
Karbohidrat
Semua
diberikan
--
37
Protein hewani
keju
Protein nabati
Kacang-kacangan kering 25 gr
--
--
Sayuran
sehari
gr sehari
Buah-buahan
Minuman
--
Alkohol
mengandung soda
Bumbu, dll
Ragi
38
Symptom
Keluhan nyeri,
Etiologi
Distensi jaringan
Problem
Nyeri Akut
ketidaknyamanan,
akibat akumulasi
cairan/proses
inflamasi, destruksi
distraksi/ respons
sendi
autonomic
Distensi jaringan akibat
deformitas skeletal,
Gangguan
akumulasi cairan/proses
nyeri, penurunan
mobilitas fisik
kekuatan otot
berhubungan
39
deformitas skeletal,
dengan.
Gangguan Citra
nyeri, penurunan
Tubuh
Ketidakmampuan untuk
kekuatan otot
kerusakan
Defisit perawatan
musculoskeletal,
diri
hari.
penurunan kekuatan,
daya tahan, nyeri
pada waktu
bergerak, depresi
40
BAB III
TINJAUAN KASUS
: 30 oktober 2013
: TN. S
Umur
: 59 Tahun
Agama
: Islam
Suku
: Sasak/Indonesia
Pendidikan
: Tidak sekolah
Pekerjaan
Alamat
No. Telpon
:-
2. Komposisi Keluarga
N
o
Nama
L/P
Umur
Hub. Klg
Pekerjaan
Pendidikan
1.
Ny. zu
59 Tahun
Istri
IRT
2.
An. M
25Tahun
Anak
TKI
SD
3.
An. P
20 Tahun
Anak
SMP
41
3. Genogram
Keterangan :
= meninggal
= laki-laki masih hidup
= perempuan masih hidup
= hubungan perkawinan
= klien
4. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini :
tidak ada pekerjaan tetap penghasilan : Rp. 10.000 / bulan
5. Riwayat Lingkungan Hidup
Bekerja sebagi petani pada saat masih sehat akan tetapi sekarang yang mencari
nafkah di pasangan usila mengalami cacat akibat jatuh selama +. 10 tahun.
Sekarang tingal sama menantunya sedangkan suaminya tingal di sebuah
tetangga untuk menjaga kebun walupun sudah lumpuh demi untuk mencri
makan/ menyambung hidup
6. Riwayat Rekreasi
Pada saat ini keluarga jarang rekreasi karena kondisi keluaraga
42
7. Sistem Pendukung
Saat ini Ny. Zu selalau mengontrol atau berobat ke pelayanan kesehatan terdekat
jarak dengan rumah sakit + 3 km.
Makanan setiap hari disedikan oleh menantu dan juga kadang masak bareng
dengn menanatu dengan kebisaan makan 2x sehari kadang-kadang 1x sehari
dengan porsi yang sangat sedikit.
Perawatan sehari-hari apabila klien mengeluh melapor ke perawat dan perawat
memberikan obat-obat sesuai saran dokter yang tercatat di KMS usia lanjut.
8. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan klien jarang melakukan sholat 5 waktu dan jarang mendengarkan
ceramah agama.
9. Status Kesehatan
a) Status kesehatan kira kira 3 bulan yang lalu klien mengeluh pusing dan
lemas
b) Perasaan pegal dan linu pada persendian dirasakan kira kira 9 tahun yang
lalu sampai sekarang.
10. Keluhan utama yang dirasakan sekarang :
Adanya perasaan pegal dan linu pada persendian
a) Provokative / paliative
Pegal dan linu dirasakan pada saat udara dingin kecapeaan jarang aktivitas
dan akibat aktivitas berat .
b) Quality / Quantity
Apabila saat serangan kadang pasien tidak dapat berjalan terasa pegal dan
terasa panas dan terasa di tusuk- tusuk pada semua persendian .
c) Region
Persendian kaki tidak dapat digerakkan terasa kaku.
d) Timing
Serangan pada waktu malam dan pagi hari.
11. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Klien mengatakan apabila terserang penyakit ini, klien hanya mengolesi
persendiannya menggunakan balsem dan minta suntik pada petugas kesehatan
yang terdekat
43
Hypertensi
Asthma
Kencing manis.
Indeks Katz
Klien mempunyai indeks kemandirian pada aktivitas sehari-hari dengan
skore A yaitu mampu dan mandiri dalam melakukan makan, BAB dan
BAK, mandi, berpakaian mencuci pakaian dan pindah dari satu tempat ke
tempat lain.
2.
Oksigenasi
Klien bernapas dengan bebas, tidak membutuhkan bantuan alat
pernapasan.
3.
4.
Nutrisi
Klien makan dua kali sehari dengan menu yang sederhana Klien
mengatakan tidak bisa makan banyak, satu piring kecil setiap kali makan
karena tidak ada napsu makan
5.
Aktivitas
Klien setiap hari memasak menjenguk suami dll
6.
Eliminasi
BAB 1-2x sehari, BAK sering khususnya malam hari 4-5 kali, masih bisa
menahan / mengontrol kencing.
7.
8.
Personal Hygiene
Klien masih mampu mandi 2-3 kali sehari, mencuci pakaian, merapikan
tempat tidur sendiri.
44
9.
Seksual
Klien merasa sudah tua tidak memikirkan kebutuhan seksual, inginnya
cucu atau keluarga masih mau memperhatikan lansia .
10. Psikologis
Persepsi klien:sesuai dengan kondisi dirinya dan menerima keadaan
semakin tua tak mampu bekerja
Konsep diri:klien merasa memiliki usia paling tua diantara keluarga.
Emosi: Terkesan stabil
Adaptasi:klien mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Mekanisme pertahanan diri: apabila mengeluh sakit segera minta bantuan
pada perawat atau pelayanan kesehatan terdekat.
14. Pemeriksaan fisik
Kesehatan umum
Kondisi agak lemah, masih mampu berjalan dan aktivitas ringa menggunakan
pakaian dan mandi sendiri, badan kurus,.
Tingkat kesadaran
:komposmentis
45
46
2.
PROBLEM
Gangguan
ETIOLOGI
Nyeri akut
kaki
berjalan.
3. Ny.zu mengatakan kalau ketika saya berkerja tibatiba nyeri lutut, langsung berhenti dulu duduk mba
sampai sakitnya hilang
4. Ny.zu mengatakan biasanya saya Cuma minum
obat yang di berikan di puskesmas aja mas, dan
sedikit di pijat-pijat saya tidak tau cara lain untuk
mengurangi nyerinya
DO :
1. Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
2. Skala nyeri 3
DS :
Inefektif
1. Ny.zu mengatakan tidak tahu apa itu Osteoartritis
menejemen
atau rematik, sebab dan pengaturannya
terapeutik
2. Ny.zu mengatakan taunya saya Cuma bawaan
penyakit sudah tua
3.
Ny.zu mengataka saya juga jarang untuk olah
raga apa lagi jalan pagi
4. Ny.zu mengatakan saya sering terasa linu-linu
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit,
diit dan
penanganan.
Prioritas
Pembenaran
47
1.
Sifat Masalah
Skala: Aktual
2.
2/3
ini
Kemungkinan Masalah
dapat diubah
Skala: Sebagian
3.
2/3 x 1 =
di cegah
2/3
Skala: Cukup
4.
Menonjolnya Masalah
48
Prioritas
Skor /
Pembenaran
bobot
1.
Sifat Masalah
Skala: Aktual
2.
Kemungkinan Masalah
dapat diubah
3.
kedepannya.
Perubahan membutuhkan waktu yang
1/2 x 2 = 1 tidak singkat
Skala: Sebagian
Potensial masalah untuk
di cegah
2/3 x 1 =
Skala: cukup
2/3
4.
Menonjolnya Masalah
Skala: Masalah berat,
Diagnosa
Tujuan
Inefektif
Umum
Setelah 3x
menejemen
junjungan : Ny.zu
terapeutik
mengetahui
berhubungan
tentang
dengan kurang
Osteoartritis atau
pengetahuan
tentang penyakit,
penanganannya
Kriteria Hasil
Khusus
Setelah kunjungan ke
- Menyebutkan
3 : Ny.zu mampu:
-
pengertian, penyebab
memahami tentang
secara verbal
Jelaskan tentang
- Menyebutkan beberapa
jenis makanan yang di
dikonsumsi untuk
penanganan menagemen
(minimal 3 masing-
nyeri
Osteoartritis atau
Intervensi
rematik
- Melakukan
verbal
2
Gangguan
Setelah di
aktivitas fisik
lakukan
berhubungan
perawatan/ kun- -
jungan sebanyak
3x, diharapkan
Ny.zu dpt tetap
melakukan
Setelah kunjungan ke 3 :
Ny.zu mampu :
melakukan aktifitas
sehari-hari tanpa
kesulitan
- Memanagement
aktivitasnya ketika kakinya
Melakukan aktifitas
1.
(tindakan)
Keluarga dapat
mempraktikkan tekhnik
kompres hangat (tindakan)
rematik)
2.
aktifitas sehari-
tiba-tiba nyeri
3.
hari tanpa
Keluarga dapat:
tangan
kesulitan
4.
memberikan bantuan
diperlukan
memberikan support
kepada Ny S
5.
Mengobservasi kemampuan
Diagnosa
1.
Keperawatan
Inefektif menejemen
terapeutik
berhubungan dengan
kurang pengetahuan
tentang penyakit, diit
dan penanganan.
Implementasi
1. Mengkaji
Evaluasi
D o: Ny.zu
pengetahuan Ny.zu
mengatakan paham
2. Menjelaskan tentang
dengan Osteoartritis
Osteoartritis atau
atau rematik dan
rematik
dapat menyebutkan
3. Menjelaskan tentang
mulai dr pengertian
diit Osteoartritis atau
sampai diitnya
rematik
D s: Ny.zu tampak
4. Menjelaskan tentang
menjawab
Jenis jenis makanan
pertanyaan petugas
yang di anjurkan dan
dan antusias dalam
tidak boleh
pemberian
dikonsumsi oleh
pendidikan
penderita Osteoartritis
kesehatan.
atau rematik
A: Masalah teratasi
P: S O: Ny.zu
Gangguan aktivitas
1. MenJelaskan kepada
fisik berhubungan
keluarga tentang
mengatakan mulai
penyebab terjadinya
bisa beraktivitas
kaki
atau rematik)
2. Mengajarkan Ny.zu
kompres hangat
O S: Ny.zu tampak
mengerjakan
linunya
aktivitas sehari-hari
3. Mengajarkan cara
A : Masalah teratasi
senam tangan.
sebagian
4. Menganjurkan Ny.zu
P: berikan support
terus melakukan
5. Mengobservasi
anjuran petugas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga
juga mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak
dewasa pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar
antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau
sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini
adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan
perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan Lansia adalah pelayanan kesehatan
yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu peran atau tugas
perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas
kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus, modifikasi
lingkungan.
B. Saran
1. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan
sifat empati bukan simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga
khususnya keluarga dengan Lansia.
2. Puskesmas
Tenaga
kesehatan
khususnya
pekerja
puskesmas
mampu
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1. Jakarta :
EGC
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta :
EGC
Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info
media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC