Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Teori Kontraksi Otot


Otot akan memberikan respon apabila mendapat rangsangan yang kuat. Untuk percobaan di
laboratorium dibedakan 4 macam bentuk rangsangan yaitu mekanik, kimia, panas , dingin,
listrik. Diantara keempat bentuk rangsangan tersebut, yang paling sering digunakan adalah
rangsangan listrik karena lebih mudah diatur dalam halintensitas rangsang, lamanya
pemberian rangsang dan frekuensi rangsangan. Disamping itu sedikit menimbulkan
kerusakan pada jaringan otot. Kita dapat mengenal beberapa intensitas raangsangan yaitu :
1. Rangsang dibawah ambang (subliminal, subminimal) yang merupakan rangsang yang
2. tidak mampu menimbulkan tanggapan.
3. Rangsang ambang (liminal, minimal) merupakan rangsangan terkecil yang tepat
4. menimbulkan tanggapan.
5. Rangsang submaksimal, merupakan rangsangan yang intensitasnya bervariasi dari
6. rangsang ambang sampai rangsang maksimal.
7. Rangsang maksimal merupakan rangsang yang dapat menimbulkan tanggapan
maksimal.
8. Rangsang supramaksimal merupakan rangsangan yang intensitasnya lebih besar dari
rangsang maksimal tetapi menimbulkan tanggapan yang juga maksimal

Otot polos
Otot polos memiliki cirri-ciri sebagai berikut yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya


menggelembung.
Mempunyai satu inti sel.
Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu
otot polos disebut sebagai otot tak sadar.
Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih,
dan lain lain.
Perbedaan otot polos otot jantung dan otot lurik adalah sebagai berikut:

pembeda
bentuk

Otot poloss
Ujung gelendong

Otot lurik
Silindris memanjang

Jumbla inti sel


Letak inti sel
System kerja

satu
banyak
Ditengah sel
Tepi sel
Bekerja secara tidak sadar

bercabang
Lebih dari satu
Pusat sel
Tidak sadar

reaksi
gerakan
letak

sadar
lambat
Tidak cepat lelah
System organ

lambat
Tidak cepat lelah
jantung

cepat
Cepat lelah
Melekat pada rangka

Otot jantung
Slindris memanjang

Anatomi Dan Fungsi Otot Perut


M. Rectus Abdominis
Otot ini berguna untuk menjaga tulang belakang saat melakukan gerakan menekuk
punggung ke depan dan menjaga panggul tetap stabil.
M. Eksternal Abdominal Oblique
Otot ini berada di belakang tulang rusuk bagian bawah dan melintas menuju panggul.
Otot ini berguna untuk menunjang pergerakan tulang belakang.
M. Internal Abdominal Oblique
. Otot ini berperan menstabilkan tulang belakang ketika melakukan gerakan memutar atau
membungkuk.
M. Transversus Abdominis
. Otot ini berperan dalam menstabilkan punggung bagian bawah saat gerakan
membungkuk. Saat melakukan aktivitas berlari, berjalan, dan sebagainya.

Kekuatan Otot Perut

Kekuatan otot adalah kemampuan maksimal dari otot untuk berkontraksi (Hoeger, 1996).
Kekuatan otot ini dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, aktifitas fisik,
dan faktor psikologis. Kekuatan otot perut dapat ditingkatkan dengan melakukan suatu
latihan..

BAB II
ISI
2.1 Percobaan Kontaksi Otot Lambung Katak :
Untuk memahami pengaruh pemberian obat pada kerja otot polos lambung katak
dilakukan percobaan dengan menggunakan alat di bawah ini :

Alat dan bahan


1 Kimograf
6. Statif + klem-klem
2 Kertas kimogram
7. Larutan Tyrode
3 Lampu spritus
8. Cairan fiksasi
4 Penulis otot
9. Papan katak
5 Benang jahit halus
10. Katak
Langkah kerja
a Bunuhlah katak seperti yang telah di jelaskan dalam petunjuk
1 Kemudian belahlah dinding rongga perut (tanyakan kepada asisten).
2 Perhatikan in vitro pergerakan-pergerakan lambung dan usus katak tersebut.
3 Bebaskan lambung dari jaringan sekitarnya dan ikatan pylorus, kemudian ambil
Cardia.

Potonglah lambung di bagian proksimal dari iktana cardia yang bagian distal dari

ikatan pylorus.
Ikatat ujung cardia pada kait dalam tabung perendam dan gantunglah ujung

pylorusnya.
6 Mulailah dengan pencatatan gerakan-gerakan lambung pada kimograf.
Pengaruh obat-obatan terhadap kontraksi otot polos
1 Masukkanlah setiap kali 0,5 cc dari suatu macam obat yang tersedia ke dalam
tabung perendam lambung dan catatlah pada kimograf obat tersebut terrhadap
2

kontraksi lambung.
Setelah cukup mempelajari pengaruh suatu macam obat, gantilah cairan di dalam

tabung perendam dengan cairan thyrode yang baru.


Kerjakan tindakan dalam no.1 dan 2 dengan macam obat yang lain. Obat yang
dipakai yaitu :
- Adrenalin = 0,01 % / 00
- Acethycholin = 0,5 / 00
- Asulfas atropine = 0,01% / 00
- Pilocarpin = 0,5 / 00

2.2 MENJAWAB PERTANYAAN :


1. Bagaimana arah gerakan konstraksi otot lambung ?
Jawab : Proses yang terjadi pada lambung antara lain :
Pergerakan atau motilitas
Terdiri dari : kontraktilitas perut kosong, pengisian lambung, aktivitas kontraktil, dan
pengosongan lambung.
a) Kontraktilitas perut kosong
Diantara makan:
- a series of contraction begins in the stomach
- passes slowly to distal part of GIT
- membutuhkan waktu 90 menit untuk sampai ke usus halus
- dikenal sebagai migrating motor complex
- sebagai housekeeping, menyapu sisa makanan dan bakteri agar keluar dari GI tract
atas menuju ke usus besar.
b) Pengisian lambung

Bagian fundus dan korpus merupakan bagian yang berdinding relative tipis dan
menunjukkan sedikit aktifitas kontraktil, Bersifat distenible reservoir (menyediakan
plastisitas), akan berelaksasi jika terjadi reflek menelan makanan (bersama dengan
sfingter di kardiak), dan terjadi relaksasi reseptive pada saat ia terisi (dikontrol oleh saraf
vagus). Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapatProses
mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi
perubahan volume ini akan menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan
meningkatkan tekanan intralambung, tetapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor
plastisitas otot polos lambung dan relaksasi reseptif.
Plastisitas adalah kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan
dalam rentang panjang yang lebar, dengan demikian pada saat serat-serat otot polos
lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas. Peregangan
dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga mendekati
potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat mampu mencapai ambang
dan mencetuskan aktivitas kontraktil.
Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat
terisi. Interior lambung membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae, selama makan
rugae mengecil dan mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas karena
terisi. Relaksasi refleks yang lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi
reseptif akan meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan
tambahan dengan hanya mengalami sedikit peningkatan tekanan.
c) Aktivitas kontraktil
Ketika volume lambung +- 1 L, tekanan internalnya akan naik, kemudian terjadi
aktivasi kontraksi tonik di bagian proksimal lambung. Ada regio pacemaker di 1/3
tengah korpus yang menghasilkan gelombang-lambat yang bergerak di sepanjang
lambung.. Gerakan peristaltik ini mendorong makanan turun ke bagian pylorus, dan
mencampurnya dengan asam dan enzim pencernaan. Motilitas gaster pada saat ada
makanan dikontrol oleh system saraf yang distimulasi oleh distensi lambung.
d) Pengosongan lambung
Di bagian antrum atau pylorus, kontraksinya sangat kuat, karena isi gaster
menekan secara kuat ke pylorus. Makanan terseleksi yang telah tercampur dg gastric
juice tercerna sebagian. Bagian yang padat dikurangi dan diubah menjadi campuran
semicair yang disebut chyme. Sekitar 6 ml dari chyme akan dikosongkan dari lambung

menuju ke usus halus. Semakin banyak jumlah makanan dan semakin cair makanan
tersebut, akan semakin cepat proses pengosongan lambung ini.
2. Bagaimana kontraksi otot lambung yang diberi atropin sulfas ?
Jawab : Atropin sulfat mempunyai fungsi yang sama dengan adrenalin yangmenaikkan
potensial

membran

sehingga

permeabilitas

membrane

menurun.Atropin

sulfat

merupakan parasympatolitic agent yang menghambat asetilkolinagar tidak dapat bekerja pada
membran, akibatnya frekuensi, amplitude, dan tonusyang didapatkan dari percobaan lebih rendah
dari kontrolnya.Pada percobaankami didapatkan grafik control dan percobaan yang tetap pada
tonus lambung tersebut
3. Bagaimana kontraksi otot lambung yang diberi pilokarpin ?
Jawab

:.

Penambahan

pilokarpin

bersifat

menurunkan

potensial

membran

sehinggaamplitudo meningkat. Bahan ini juga menyebabkan peningkatan permeabelitasmembran


terhadap Na,sehingga terjadi peningkatan frekuensi kontraksi yangdiikuti oleh peningkatan tonus
otot. Dalam grafik hasil percobaan terjadipeningkatan kontraksi sehingga menyebabkan
amplitudo naik dibandingkandengan grafik kontrolnya.

4. Bagaimana kontraksi otot lambung yang diberi asetilkolin ?


Jawab :. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa pada penambahanAsetilkolin pada
larutan thyrode terjadi kenaikkan frekuensi (kontraksi per menit)pada tonus otot polos lambung
katak. Asetilkolin merupakan parasymatic agentyang menurunkan potensial membran dengan
threshold agar tetap. Dankenyataannya pada percobaan kami naik-turun yang mungkin
disebabkanlambung katak kami. Dipolarisasi disini disebabkan penurunan permeabilitas Nadan
Influx Na ke dalam membran karena adanya pemasukan Ca ke dalam sel. Dalam grafik pada
penulis didapatkan gambaran grafik amplitudo yang mengalami kenaikkan dibandingkan dengan
amplitudo grafik kontrolnya
5. Bagaimana kontraksi otot lambung yang diberi adrenalin ?

Jawab : pemberian asetilkolin mengakibatkan proyeksi otot polos lambung katak menunjukan
garis mendatar yang semakin lama semakin menurun meski dengan kemiringan yang tidak
begitu tajam. Tonus turun, amplitudonya sama dengan 0, demikiannya dengan frekuensi yang
diperoleh. Adrenalin bersifat menurunkan frekuensi potensial spike dan otot menjadi lebih rileks,
meningkatkan potensial membran, bekerja identik dengan rangsangan simpatis.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Otot polos merupakan otot penyusun organ manusia yang bekerja diluar control

3.2 Saran

Semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menamba pengetahuan pembaca
kedepannya

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3.
Erlangga, Jakarta
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole, Canada

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II


(KONTRAKSI OTOT POLOS DAN KONTRAKSI OTOT POLOS LAMBUNG)

OLEH
KELOMPOK 4 :
1.Mitha bere

2.Natalia weking
3.Retno dwi hartanti
4.Ridwan kono
5.Rubianti runesi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Husada Mandiri


Kupang
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan lancar.
Laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya semakin menjadi lebih baik dari
sebelumnya, semoga makalah ini berguna bagi pembaca.

Penulis

Kupang, 20 oktober 2016

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Teori kontraksi otot ....................................................................................................1.1
otot polos ......................................................................................1.2
BAB II PEMBAHASAN
Percobaan kontraksi otot polos lambung katak.........................................................2.1
Menjawab pertanyaan dari ibu....................................................................................2.2
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................................3.1
Saran.................................................................................................................................3.2
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai