PENDAHULUAN
Otot polos
Otot polos memiliki cirri-ciri sebagai berikut yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pembeda
bentuk
Otot poloss
Ujung gelendong
Otot lurik
Silindris memanjang
satu
banyak
Ditengah sel
Tepi sel
Bekerja secara tidak sadar
bercabang
Lebih dari satu
Pusat sel
Tidak sadar
reaksi
gerakan
letak
sadar
lambat
Tidak cepat lelah
System organ
lambat
Tidak cepat lelah
jantung
cepat
Cepat lelah
Melekat pada rangka
Otot jantung
Slindris memanjang
Kekuatan otot adalah kemampuan maksimal dari otot untuk berkontraksi (Hoeger, 1996).
Kekuatan otot ini dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, aktifitas fisik,
dan faktor psikologis. Kekuatan otot perut dapat ditingkatkan dengan melakukan suatu
latihan..
BAB II
ISI
2.1 Percobaan Kontaksi Otot Lambung Katak :
Untuk memahami pengaruh pemberian obat pada kerja otot polos lambung katak
dilakukan percobaan dengan menggunakan alat di bawah ini :
Potonglah lambung di bagian proksimal dari iktana cardia yang bagian distal dari
ikatan pylorus.
Ikatat ujung cardia pada kait dalam tabung perendam dan gantunglah ujung
pylorusnya.
6 Mulailah dengan pencatatan gerakan-gerakan lambung pada kimograf.
Pengaruh obat-obatan terhadap kontraksi otot polos
1 Masukkanlah setiap kali 0,5 cc dari suatu macam obat yang tersedia ke dalam
tabung perendam lambung dan catatlah pada kimograf obat tersebut terrhadap
2
kontraksi lambung.
Setelah cukup mempelajari pengaruh suatu macam obat, gantilah cairan di dalam
Bagian fundus dan korpus merupakan bagian yang berdinding relative tipis dan
menunjukkan sedikit aktifitas kontraktil, Bersifat distenible reservoir (menyediakan
plastisitas), akan berelaksasi jika terjadi reflek menelan makanan (bersama dengan
sfingter di kardiak), dan terjadi relaksasi reseptive pada saat ia terisi (dikontrol oleh saraf
vagus). Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapatProses
mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi
perubahan volume ini akan menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan
meningkatkan tekanan intralambung, tetapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor
plastisitas otot polos lambung dan relaksasi reseptif.
Plastisitas adalah kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan
dalam rentang panjang yang lebar, dengan demikian pada saat serat-serat otot polos
lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas. Peregangan
dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga mendekati
potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat mampu mencapai ambang
dan mencetuskan aktivitas kontraktil.
Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat
terisi. Interior lambung membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae, selama makan
rugae mengecil dan mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas karena
terisi. Relaksasi refleks yang lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi
reseptif akan meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan
tambahan dengan hanya mengalami sedikit peningkatan tekanan.
c) Aktivitas kontraktil
Ketika volume lambung +- 1 L, tekanan internalnya akan naik, kemudian terjadi
aktivasi kontraksi tonik di bagian proksimal lambung. Ada regio pacemaker di 1/3
tengah korpus yang menghasilkan gelombang-lambat yang bergerak di sepanjang
lambung.. Gerakan peristaltik ini mendorong makanan turun ke bagian pylorus, dan
mencampurnya dengan asam dan enzim pencernaan. Motilitas gaster pada saat ada
makanan dikontrol oleh system saraf yang distimulasi oleh distensi lambung.
d) Pengosongan lambung
Di bagian antrum atau pylorus, kontraksinya sangat kuat, karena isi gaster
menekan secara kuat ke pylorus. Makanan terseleksi yang telah tercampur dg gastric
juice tercerna sebagian. Bagian yang padat dikurangi dan diubah menjadi campuran
semicair yang disebut chyme. Sekitar 6 ml dari chyme akan dikosongkan dari lambung
menuju ke usus halus. Semakin banyak jumlah makanan dan semakin cair makanan
tersebut, akan semakin cepat proses pengosongan lambung ini.
2. Bagaimana kontraksi otot lambung yang diberi atropin sulfas ?
Jawab : Atropin sulfat mempunyai fungsi yang sama dengan adrenalin yangmenaikkan
potensial
membran
sehingga
permeabilitas
membrane
menurun.Atropin
sulfat
merupakan parasympatolitic agent yang menghambat asetilkolinagar tidak dapat bekerja pada
membran, akibatnya frekuensi, amplitude, dan tonusyang didapatkan dari percobaan lebih rendah
dari kontrolnya.Pada percobaankami didapatkan grafik control dan percobaan yang tetap pada
tonus lambung tersebut
3. Bagaimana kontraksi otot lambung yang diberi pilokarpin ?
Jawab
:.
Penambahan
pilokarpin
bersifat
menurunkan
potensial
membran
Jawab : pemberian asetilkolin mengakibatkan proyeksi otot polos lambung katak menunjukan
garis mendatar yang semakin lama semakin menurun meski dengan kemiringan yang tidak
begitu tajam. Tonus turun, amplitudonya sama dengan 0, demikiannya dengan frekuensi yang
diperoleh. Adrenalin bersifat menurunkan frekuensi potensial spike dan otot menjadi lebih rileks,
meningkatkan potensial membran, bekerja identik dengan rangsangan simpatis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Otot polos merupakan otot penyusun organ manusia yang bekerja diluar control
3.2 Saran
Semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menamba pengetahuan pembaca
kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3.
Erlangga, Jakarta
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole, Canada
OLEH
KELOMPOK 4 :
1.Mitha bere
2.Natalia weking
3.Retno dwi hartanti
4.Ridwan kono
5.Rubianti runesi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan lancar.
Laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya semakin menjadi lebih baik dari
sebelumnya, semoga makalah ini berguna bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Teori kontraksi otot ....................................................................................................1.1
otot polos ......................................................................................1.2
BAB II PEMBAHASAN
Percobaan kontraksi otot polos lambung katak.........................................................2.1
Menjawab pertanyaan dari ibu....................................................................................2.2
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................................3.1
Saran.................................................................................................................................3.2
Daftar Pustaka