Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH

KERAJAAN KALINGGA

Disusun oleh:

Elsa Iftita Ainina


Febrilla Trihayu
Hadiningrias
Firly Adrian
Pratama
Laksamana M.

Haris N.R
Mukhammad Bagus Bagaskara
Riky Yoga Perkasa

SMA NEGERI 2 LAMONGAN


Tahun Pelajaran 2016/2017

MAKALAH SEJARAH
KERAJAAN KALINGGA

Disusun oleh:
Elsa Iftita Ainina
Febrilla Trihayu
Hadiningrias
Firly Adrian
Pratama
Laksamana M.
Haris N.R
Mukhammad

Bagus Bagaskara
Riky Yoga Perkasa

SMA NEGERI 2 LAMONGAN


Tahun Pelajaran 2016/2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa
kamijuga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga Makalah ini dapat menembah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami,kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

(tanggal)

Penyusun
ii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Batasan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. Letak Kerjaan Holing ....................................................................... 3
B. Sumber Sejarah ................................................................................ 3
C. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kalingga ..................................... 4
D. Keruntuhan Kerajaan Kalingga ....................................................... 7
E. Peninggalan Kerajaan Kalingga ....................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................ 10
A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................11

iii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Budha. Pusat
pemerintahan diperkirakan di wilayah Kabupaten Jepara saat ini. Dalam
berita Cina kerajaan ini disebiut Holing. Di sana dijelaskan bahwa pada abad ke
7 di Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan
tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta
mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada
kejahatan dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat
dalam bercocok tanam.
Kerajaan Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri
dari Ratu Shima yang dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra
mahkota Kerajaan Galuh yang dikenal sebagai Mandi minyak, kemudian
menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh. Setelah Maharani Shima meninggal di
tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian
disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka dari sebuah dinasti atau
wangsa terkenal sebagai Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno (Hindu).
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana,
yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Raja Sanjaya juga
menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi
Sambara. Ia memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.
B. Batasan Masalah
a. Latar belakang berdirinya Kerajaan Kalingga?

b. Kapan awal berdirinya kerajaan Kalingga?


c. Bagaimana aspek ekonomi, budaya, sosial dan politik Kerajaan
Kalingga?
d. Bagaimana berakhirnya masa Kerajaan Kalingga?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui kapan berdirinya Kerajaan Kalingga.
b. Mengetahui letak Kerajaan Kalingga.
c. Mengetahui asal mula atau latar belakang Kerajaan Tersebut.
d. Mengetahui bagaimana keadaan akhir kerajaan Kalingga

BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak Kerjaan Holing
Pada abad ke-7 berdiri suatu kerajaan yang bernama Kalingga /
Holing. Letak kerajaan kalingga hingga kini belum dapat di pastikan. Hal itudi
sebabkan karena adanya beberapa pendapat yang yang berbeda dalam
membahas letak kerajaan tersebut, di antaranya :
a. Menurut berita Cina yang berasal dari Dinasti Tang menyebutkan bahwaletak
kerajaan kalingga berbatasan dengan laut sebelah selatan, Tan-Hen-La
(Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali) di sebelah timur, dan To-Po-Teng di
sebelah barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-Po (jawa) sehingga
berdasarkan berita cina tersebut dapat di simpulkan bahwa kerajaan kalingga
atau holing terletak di pulau jawa, khususnya jawa tengah.
b. Dalam menentukan letak kerjaan kalingga / holing, J.L. Moens meninjau dari
segi perekonomian, yaitu pelayaran dan perdagangan. Alasannya, selat malaka
merupakan selat yang sangat ramai dalam aktivitas pelayaran perdagangan.
Pendapat J.L. Moens bahwa holing berada di tepi pantai selat malaka, di perkuat
dengan di pertemukannya sebuah daerah di Semenanjung Malaya yang bernama
Keling.
B. Sumber Sejarah
Bukti keberadaan Kerjaan Kalingga diketahui melalui adanya Prasasti
peninggalan Kerajaan Ho-ling yaitu Prasasti Tukmas. Prasasti ini ditemukan di
Desa Dakwu daerah Grobogan, Purwodadidi lereng Gunung Merbabudi Jawa
Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti
menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih.Sungai yang mengalir dari
sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu
ada gambar-gambar seperti trisula, kendi,kapak, kelasangka, cakra dan bunga
teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewadewa Hindu.Sementara di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten

Batang,Jawa Tengah, ditemukan Prasasti Sojomerto. Prasasti ini beraksara Kawi


dan berbahasa Melayu Kuna dan berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti
ini bersifat keagamaan Siwais.
3

Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu
ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya
bernama Sampula. Prof. Drs.Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama
Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang
berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
Kedua temuan prasasti ini menunjukkan bahwa kawasan pantai utara
Jawa Tengah dahulu berkembang kerajaan yang bercorak Hindu Siwais.
Catatan ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan Wangsa
Sailendra atau kerajaan Medang yang berkembang kemudian di Jawa Tengah
Selatan.
C. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kalingga
a. Politik
Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah
oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahannya berlangsung
dari sekitar tahun 674 masehi. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun
adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, selalu diberikan sangsi tegas.
Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima.Bahkan tidak
seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala
perintahnya. Diceritakan, mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar
selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian.
Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja
yang mencuri.
Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar
mengenai kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat
hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang emas di
persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang
berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga tiga
tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu
Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman matikepada putranya,
dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena
kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukanmiliknya, para
menteri mohon pengampunan lagi, akhirnya ratumemerintahkan agar jari-jari
kaki putra mahkota itu yang dipotong, sebagaiperingatan bagi penduduk
4

seluruh kerajaan. Mendengar itu raja Ta-shih takut


dan mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Ratu Shima
b. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal
ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima.
Disamping sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat
sangat menghormati dan mentaati segala keputusan Ratu Sima. Ratu simatidak
pernah memihak dalam sosialnya ia hanya membina dan sebagai penguasa
kerajaan. Karena sifat Ratu Sima yang sangat keras ia langsung membangun
lembaga masyarakat yang sudah jelas fungsi dan tugasnya.Ratu Sima
mendirikan lembaga masyarakat untuk membantu dirinnya dalam mengatasi
rakyatnya. Lembaga yang sudah terbentuk sudah memberlakukansistem
perundang-undangan. Beliau telah membuat dan menyusun perundang-undang
yang sempurna dengan dibantu lembaga masyarakat.Hadirnya sistem
perundang-undangan tersebut berjalan dengan baik.
c. Ekonomi

Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang


pesat. Masyarakat Kerajaan Holing telah mengenal hubungan
perdagangan.Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang
disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan
perdagangandengan teratur. Kegiatan ekonomi masyarakat lainnya diantaranya
bercocok tanam, menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading.
Di Holing ada sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat garam. Hidup
rakyat Holing tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat
kondisi itu rakyat Ho-ling sangat memperhatikan pendidikan. Buktinya rakyat
Ho-ling sudah mengenal tulisan, selain tulisan masyarakat Ho-ling juga telah
mengenal Ilmu perbintangan dan dimanfaatkan dalam bercocok tanam.
Rakyat dari kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta
mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan
dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam
bercocok tanam.
Kegiatan ekonomi Kalingga adalah perdagangan dan pelayaran karena
5
letak kerajaan di semenanjung melayu. Jadi perdagangan sangat lah lancar dan
terkendali, perdagangannya amat maju dan pelayaran disana sebagai alat
transportasi yang mudah juga cepat. Hal ini yang mendukung perkembangan
ekonomi di kerjaan Holing. Transportasi dan pemerintahan yang bagus itu

mengakibatkan terjadinya hubungan perdagangan antar negara lain. Hal ini


membuktikan bahwa perkembangan kerajaan holing sangat amat berkembang
dengan pesat.Holing sendiri banyak ditemukan barang-barang yang bercirikan
kebudayaan Dong-Song dan India. Hal ini menunjukkan adanya pola jaringan
yang sudah terbentuk antar Holing dengan bangsa luar. Wilayah perdaganganya
meliputi laut China Selatan sampai pantai utara Bali. Tetapi perkembangan
selanjutnya sistem perdagangan Holing mendapat tantangan dari Sriwijaya,
yang pada akhirnya perdagangan dikuasi oleh Sriwijaya.Sehingga Sriwijaya
menjadi kerajaan yang menguasai perdagangan pada
pertengahan abad ke-8.
d. Agama
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh
ajaran Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama
Budha. Holing memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu
menyebabkan masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.
Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan
menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou-ei-Ning. Ia pergi ke
Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke
bahasa Cina. Salah satu sumber yang berbicara tentang keagamaan Kerajaan
Ho-ling adalah sumber Cina yang berasal dari catatan perjalanan I-tsing,
seorang pendeta agama Budha dari Cina dan kronik Dinasti Sung. Dikatakan
bahwa pada 664-667 M, pendeta Budha Cina bernama Hwu-ning dengan
pembantunya Yun-ki datang ke Ho-ling. Di sana kedua pendeta tersebut
bersama-sama dengan Joh-na po-to-lo menerjemahkan Kitab Budha bagian
Nirwana. Terjemahan inilah yang dibawa pulang ke Cina. Menurut I-tsing,
Kitab suci Budha yang diterjemahkan tersebut sangat berbeda dengan kitab
Suci Budha Mahayana.
6
Menurut catatan Dinasti Sung yang memerintah setelah Dinasti Tang, terbukti
bahwa terjemahan yang diterjemahkan Hwu-Ning dengan Yun-ki bersama
dengan Njnanabhdra itu adalah kitab Nirwana
bagian akhir yang menceritakan tentang pembakaran jenazah sang
Budha,dengan sisa tulang yang tidak habis terbakar dikumpulkan untuk
dijadikan relik suci. Dengan demikian jelas bahwa Ho-ling tidak menganut
agamaBudha aliran Mahayana, tetapi menganut agama Budha Hinayana aliran
Mulasarastiwada. Kronik Dinasti Sung juga menyebutkan bahwa yang

memimpin dan mentahbiskan Yun-ki menjadi pendeta Budha adalah


Njnanabhadra.
e. Budaya
Mayoritas masyarakatnya memeluk agama budha begitu juga dengan
kebudayaanya banyak di pengaruhi oleh budaya india. Selain agamanya yang
lekat dan kental banyak tercampur dan terpengaruh dengan adat istiadat orang
india hal ini juga berpengaruh pada Ratu Sima karena
menerima dengan baik kebudayaan india masuk di kerajaan holing.
D. Keruntuhan Kerajaan Kalingga
Disebabkan oleh karena serangan dari Kerajaan Islam Demak. Hal ini
bisa dikatakan tidak benar sama sekali. Bukti-bukti sejarah yang ada (yang
berupa prasasti-prasasti batu) menjelaskan kepada kita bahwa sebenarnya
Majapahit belum runtuh dan masih berdiri untuk jangka waktu yang cukup
lama. Prasasti-prasasti batu yang berasal dari tahun 1486 M, masih
menyebutkan adanya kekuasaan kerajaan Majapahit dengan rajanya yang
berkuasa waktu itu bernama Dyah Ranawijaya yang bergelar
Girindrawarddhana ; bahkan ia disebut pula sebagai seorang Sri Paduka
Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kadiri Prabhunatha

E.Peninggalan Kerajaan Kalingga


1. Prasasti Tukmas

Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa


Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.
Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.

Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai
yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga
di India.
Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak,
kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan
hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
2. Prasasti Sojomerto

Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang,


Jawa Tengah.
Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno
Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.
Bersifat keagamaan Siwais.
Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu
ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan
istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh
yang bernama Dapunta
8
Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang
berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm,
dan tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya
rusak terkikis usia.

3. Candi Angin

Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten


Jepara. Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka
dinamakan Candi Angin.
Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur.
Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di
karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.
4. Candi Bubrah Jepara

Candi Bubrah terdapat di desa Tempur, Kecamatan Tempur, Kabupaten Jepara.


Candi Bubrah adalah candi yang terdapat di Desa Tempur. Candi Bubrah bisa
juga dikatakan gapura menuju Candi Angin, Candi Bubrah berjarak kurang
lebih 500 meter dari Candi Angin.
Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing
meliputi sumber sejarah, pemerintahan, keadaan sosial
ekonomi, runtuhnya kerajaan kalingga, dan peninggalan
kerajaan Kalingga.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa kerajaan Ho-ling atau Walaing terdapat di desa Kuwu didaerah
Purwodadi atau Grobokan dan hingga kini masih di jumpai yang dalam

bahasa daerah disebut bledug dan orang di situ orang membuat garam dari
bledug itu.Situasi kerajaan ho-ling pada saat itu masyarakatnya telah mengenal
tulisan makan hanya menggunakan jari sertara rajanya tinggal di sebuah
kerajaan yang bertingkat dan beratap.Raja duduk diatas singgasana yang
termuat dari gading. Sanjaya dan keturunannya itu ialah raja-raja dari wangsa
sailendra,asli indonesia,Yang semula-mula agama siwa,tetapi sejak
Rakaypenangkaran berpindah agama menjadi penganut agama budha
mahayana.
B. Saran
Kami menyadari makalah kami mempunyai banyak kesalahan yang
disebabkan beberapa kesulitan yang kami alami.Maka kami mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kemajuan makalah ini.Kami
menyarankan agar para pembaca dapat melanjutkan penulisan
mengenai materi tersebut diatas dengan lebih detai

10

DAFTAR PUSTAKA
http://artikelmateri.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-kerajaan-kalinggaholing-lengkap-rangkuman.html

http://westbatavia.blogspot.com/2015/04/3-contoh-kata-pengantarmakalah-yang-baik.html

http://documents.tips/documents/makalah-kerajaan-kalingga.html

Anda mungkin juga menyukai