(baru)
yang
akhirnya telah
kepada rakyat.
mengembalikan
kedaulatan
sepenuhnya
pembuatan undang-undang
aspiratif dan terbuka prosesnya.
yang
demokratis,
(civil society).
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam banyak pengertian sering didefinisikan
sebagai sebuah faham tentang kecintaan terhadap keberadaan
bangsa yang berdaulat berdasarkan teritorian tertentu.
Sebagaimana Kalidjernih (2010:41) Nasionalisme ialah ideologi
yang menekankan bangsa sebagai prinsip sentral dari organisasi
politik dengan berbagai cita-cita dan tujuan. Dengan demikian
bangsa yang memiliki nasionalisme memiliki identitas nasional
sebagai pemersatu suatu bangsa. Sebagaimana Kartodirdjo
(2005:115) mengemukakan bahwa dengan diciptakan negara
nation, semua warga negara memperoleh identitas baru, yaitu
identitas nasional. Identitas ini tidak menghapus identitas
primordial, akan tetapi melampauinya (mentransendensi).
Nasionalisme merupakan tali pengikat antar warga negara, ikatan
ini yang menjaga warga negara untuk tetap berkontribusi dalam
mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, untuk dapat
berkontribusi maka warga negara perlu dipersiapkan untuk tetap
menjaga rasa nasionalisme dalam sistem demokrasi.
Kembali pada konsep nasionalisme sebagaimana dikemukakan
oleh Hertz (tersedia di http: // jeremiasjena. wordpress. com/
2008/06/20/memahami-nasionalisme) yang mengatakan empat
unsur yang merupakan poin-poin penting bagi terbentuknya
nasionalisme, sebagai berikut:
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri
Misalnya,
menjunjung
tinggi
negara;
2. Mendorong warga negara untuk berpikir ke depan;
3. Mengenali
peluang dan
lingkungan eksternal;
ancaman
yang
muncul
dari
A. Simpulan
Adapun masalah khusus yang akan dikaji adalah:
1. Pendidikan politik merupakan adalah usaha yang dilakukan
baik dalam lingkup formal maupun nonformal agar terjadi
perubahan sikap dan perilaku diri individu menjadi manusia yang
memamahi dan menghayati nilai-nilai sistem politik, yang
menyadari keseimbangan hak dan kewajiban, mempunyai rasa
tanggung jawab dan kepedulian terhadap kehiduapn sosial
kemasyarakatan yang diwujudkan dengan partisipasi masyarakat
terhadap berbagai kegiatan politik, baik dalam lingkungan
masyarakat terkecil, maupun politik dalam lingkup yang lebih luas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.
Bagaimanakah
nilai-nilai
demokrasi
Pancasila
dan
nasionalisme?
Demokrasi Pancasila merupakan Demokrasi Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, selanjutnya, Demokrasi Pancasila
bukan hanya dalam sistem politik tetapi juga harus terwujud
dalam bidang ekonomi sosial dan budaya, karena ketiganya selalu
terkait dengan cita-cita negara.
Nasionalisme merupakan tali pengikat antar warga negara, ikatan
ini yang menjaga warga negara untuk tetap berkontribusi dalam
mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, untuk dapat
berkontribusi maka warga negara perlu dipersiapkan untuk tetap
menjaga rasa nasionalisme dalam sistem demokrasi.
3. Urgensi pendidikan politik untuk mempertahankan nilai-nilai
demokrasi Pancasila dan nasionalisme karena masing-masing
generasi merupakan masyarakat baru yang harus diajarkan