Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR BISNIS

BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS


Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis

Dosen Mata Kuliah :


H. Affandi iss, SE.,MM.

Disusun oleh :
Refki Kurniadi Akbar
10010216083

Keu. Perbankan Syariah C


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS SYARIAH
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan Makalah Pengantar Bisnis
yang dapat diselesaikan dengan baik. Dalam makalah ini penulis membahas tentang Bentukbentuk Kepemilikan Bisnis.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Bentuk
Kepemilikan Bisnis dimana hal tersebut adalah pembahasan yang ada pada mata kuliah
Pengantar Bisnis. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan tidak lepas dari
bantuan berbagai sumber untuk melengkapi beberapa materi. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu melengkapi
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis sangat
menerima dan mengharapkan segala kritik dan sara dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.
Bandung, 27 Oktober 2016

Refki Kurniadi Akbar

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................3
1.

2.

3.

BAB I Pendahuluan...............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Tujuan..............................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................5
BAB II Pembahasan..............................................................................................6
2.1 Pengertian dan Definisi...................................................................................6
2.2 Faktor-Faktor Kepemilikan Bisnis..................................................................6
2.3 Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis................................................................7
2.3.1 Perusahaan Perseorangan.......................................................................7
2.3.2 Firma (Fa)...............................................................................................8
2.3.3 Peseroan Komanditer (CV)....................................................................10
2.3.4 Perseroan Terbatas (PT)..........................................................................12
2.3.5 Perseroan Terbatas Negara (Persero)......................................................14
2.3.6 Perusahaan Daerah (PD).........................................................................15
2.3.7 Perusahaan Negara Umum (Perum).......................................................15
2.3.8 Koperasi..................................................................................................16
2.3.9 Yayasan...................................................................................................18
BAB III Penutup....................................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................................19
Daftar Pustaka.............................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


3

Ketika seorang pebisnis atau wirausahawan sudah memutuskan untuk


meluncurkan usahanya, salah satu dari beberapa masalah awal yang dihadapinya
adalah memilih bentuk kepemilikan bisnis. Seringkali para wirausahawan tidak cukup
banyak meluangkan waktu untuk usaha dan untuk mengevaluasi dampak dari
berbagai jenis bentuk kepemilikan atas diri mereka dan usahanya. Mereka hanya
memilih begitu saja salah satu bentuk kepemilikan berdasarkan kebiasaan atau
memiliki bentuk-bentuk yang paling banyak digunakan dalam waktu tersebut.
Memilih suatu bentuk kepemilikan adalah hal penting Karena ini adalah keputusan
yang memiliki pengaruh jangka panjang bagi seorang wirausahawan maupun
usahanya. Walaupun keputusan tersebut dapat diubah, mengubah suatu bentuk
kepemilikan menjadi bentuk kepemilikan yang lain dapat menjadi hal yang
menyulitkan, memakan waktu, rumit, serta mahal. Dalam banyak kejadian, mengubah
suatu usaha dari salah satu bentuk kepemilikan ke bentuk yang lain akan memicu
berbagai konsekuensi pajak yang memberatkan bagi para pemilik. Oleh karenanya,
para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal. Tidak ada bentuk
kepemilikan yang terbaik. Bentuk kepemilikan yang terbaik untuk seorang
wirausahawan mungkin sama sekali tidak sesuai untuk wirausahawan lainnya.
Memilih bentuk kepemilikan yang benar berarti wirausahawan harus memahami
bagaimana karakteristik tersebut sesuai untuk usaha mereka dan kondisi personal
mereka. Hanya dengan cara itulah seorang wirausahawan dapat membuat keputusan
yang bijak mengenai suatu kepemilikan.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Bisnis, dimana makalah ini berisi penjelasan tentang Bentuk-bentuk
kepemilikan bisnis. Karena dengan memahami bentuk kepemilikan bisnis maka
seorang wirausahawan atau pebisnis dapat merencanakan suatu bisnis dilihat dari
bentuk kepemilikan bisnis sesuai personal mereka masing-masing. Hal ini sangat
penting bagi seorang wirausahawan untuk menentukan bisnis nya sebelum memulai
bisnis tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah :
1.
Apa itu bentuk kepemilikan bisnis?
2.
Apa saja faktor-faktor bentuk kepemilikan bisnis?
3.
Apa saja bentuk-bentuk dari kepemilikan bisnis?

4.

Apa saja keunggulan serta kelemahan dari setiap bentuk kepemilikan bisnis
tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Definisi

Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan langkah awal dalam


menjalankan usaha bisnis. Karena berhasil atau tidaknya bisnis yang dijalankan
tergantung dari keputusan tersebut.
Bentuk kepemilikan bisnis ada yang dikatakan berbentuk Badan Hukum dan
Tidak Berbadan Hukum. Bentuk badan hukum yaitu badan usaha yang memiliki
kekayaan tersendiri, terpisah dari kekayaan para pendirinya atau para
pengurusnya. Contohnya seperti PT, Koperasi, Yayasan. Sedangkan bentuk
usaha tidak berbadan hukum contohnya seperti badan usaha perseorangan,
persekutuan Firma, persekutuan Komanditer.
2.2 Faktor-Faktor Kepemilikan Bisnis
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bentuk
perusahaan atau bentuk kepemilikan bisnis yang akan didirikan, antara lain:
1. Jumlah modal yang dimiliki maupun yang diperlukan untuk memulai
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

usaha.
Kemungkinan penambahan modal yang diperlukan.
Metode dan luasnya pengawasan terhadap perusahaan.
Rencana pembagian laba.
Rencana penentuan tanggung jawab.
Besar kecilnya risiko yang harus dihadapi.
Bentuk kepemimpinan.
Tanggung jawab terhadap utang piutang perusahaan.

2.3 Bentuk- bentuk Kepemilikan Bisnis


2.3.1 Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan yaitu usaha komersial yang dimiliki dan
dioperasikan oleh satu orang, dan ia bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap semua risiko dan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan laba.
Usaha ini merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali digunakan di
Indonesia. Bentuk ini biasanya digunakan untuk kegiatan usaha kecil,
atau pada saat permulaan mengadakan kegiatan usaha.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari bentuk

perusahaan

perseorangan ini, yaitu :


A. Kelebihan atau kebakan dari bentuk Perusahaan Perseorangan
1. Seluruh laba menjadi miliknya
Bentuk usaha ini memungkinkan pemilik menerima penuh
100% laba yang dihasilkan perusahaan.
6

2. Kepuasan pribadi
Prinsip satu pimpinan merupakan alasan yang paling baik untuk
mengambil

keputusan

dalam

pendirian

perusahaan

perseorangan. Jika usahanya berhasil, insentif yang diterima


akan lebih besar sehingga pemilik akan merasa puas.
3. Kebebasan dan fleksibilitas
Pemilik usaha perseorangan ini tidak perlu berkonsultasi
dengan orang lain dalam mengambil suatu keputusan. Maka
pemilik juga sebagai pemimpin dapat mengambil keputusan
dengan cepat dalam kesempatan yang pendek.
4. Lebih mudah memperoleh kredit
Karena tanggung jawabnya tidak terbatas pada usaha modal
saja, tetapi juga kekayaan pribadi dari pemilik, maka risiko
kreditnya lebih kecil.
5. Sifat kerahasiaan
Dalam usaha perseorangan ini tidak perlu dibuat laporan
keuangan atau informasi yang berhubungan dengan masalah
keungan perusahaan. Dengan demikian masalah tersebut tidak
dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
B. Kekurangan atau Keburukan dari Bentuk Perusahaan Perseorangan
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
Artinya kekayaan pribadinya termasuk sebagai jaminan
terhadap seluruh utang perusahaan.
2. Sumber keuangannya terbatas
Karena pemilik hanya satu orang, maka usaha-usaha yang
dilakukan untuk memperoleh sumber dana hanya bergantung
pada kemampuannya.
3. Kesulitan dalam Manajemen
Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan,
pencarian kredit, pengaturan karyawan dan lainnya dipegang
oleh seorang pemimpin. Hal ini lebih sulit dibandingkan
dengan manajemen dipegang oleh beberapa orang.
4. Kelangsungan usaha kurang terjamin
Kematian pemimpin atau pemilik, bangkrut atau sebab-sebab
lainnya dapat menyebabkan perusahaan perseorangan ini
berhenti kegiatanya.
5. Kurangnya kesempatan pada karyawan
Karyawan yang bekerja pada usaha perseorangan ini akan tetap
menduduki posisinya dalam jangka waktu yang relative lama.
7

2.3.2

Firma (Fa)
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua
orang atau lebih dengan nama bersama. Tanggung jawab masing-masing
anggota firma tidak terbatas, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi
bersama.
Ketentuan-ketentuan firma ini diatur dalam pasal 16 kitab undangundang Hukum Dagang (Wetboek van koophandel) uang berbunyi :
perseroan dibawah firma adalah suatu persekutuan untuk
menjalankan perusahaan dibawah nama bersama.
Selain itu pasal 18 Kitab Undang-undang
menyebutkan

inti

firma,

yaitu

bahwa

tiap-tiap

Hukum
anggota

Dagang
saling

menanggung dan untuk semuanya bertanggung jawab terhadap perjanjian


firma tersebut. Peraturan tersebut diperkuat oleh pasal 16 dan 18 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) yang menyatakan
bahwa persekutuan adalah suatu perjanjian, dimana dua orang atau lebih
sepakat untuk bersama-sama mengumpulkan sesuatu dengan maksud
supaya laba yang diperoleh dari itu dibagi antara mereka,
Walaupun para anggota mempunyai kesatuan nama dalam menjalankan
dan usahanya dan perusahaan mempunyai kekayaan sendiri yang terpisah
dari kekayaan masing-masing anggota, namun firma bukanlah badan
hukum, melainkan sebagai sebutan dari anggota dengan bersama-sama.
Ini disebabkan Karena masing-masing anggota dengan seluruh harta
benda pribadinya bertanggung jawab atas semua utang perusahaan.
Sedangkan badan hukum mempunyai pengertian bahwa tanggung jawab
para anggota terhadap utang perusahaan itu hanya terbatas pada kekayaan
dari badan hukum bersangkutan.
Dalam keanggotaan, setiap anggota berhak menjadi pemimpin.
Anggota tidak diperbolehkan menerima orang lain menjadi anggota
dalam firma apabila tidak memperoleh persetujuan dari anggota-anggota
yang lain. Biasanya anggota dalam firma ini adalah orang-orang yang
sudah saling mempercayai satu dengan yang lain, dan nama untuk firma
dapat diambilkan dari nama salah satu atau beberapa anggota.
Adapun kebaikan dan keburukan dalam Firma, yaitu :
A. Kebaikan Firm
1. Jumlah modalnya relative lebih besar dari usaha perseorangan
sehingga lebih mudah untuk memperluas usahanya.
8

2. Lebih

mudah

memperoleh

kredit

Karena

mempunyai

kemampuan finansial yang lebih besar.


3. Kemampuan manajemennya lebih besar Karena adanya
pembagian kerja diantara para anggota. Di samping itu, semua
keputusan diambil bersama-sama.
4. Pendiriannya mudah tidak memerluka akte.
B. Keburukan Firma
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang
perusahaan.
2. Kelangsungan perusahaan tidak menentu sebab apabila salah
seorang anggota membatalkan perjanjian untuk menjalankan
usaha bersama maka secara otomatis firma menjadi bubar.
3. Kerugian yang disebabkan oleh anggota harus ditanggung
bersama oleh anggota lain.
2.3.3

Perseroan Komanditer (CV)


Perseroan Komanditer (Commanditaire Vennootschaap/CV) adalah
persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang menyerahkan dan
mempercayakan uang mereka untuk dipakai dalam persekutuan.
Sekutu dalam perseroan ini dapat dikelompokkan menjadi sekutu
komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer adalah
orang yang bersedia memimpin pengaturan perusahaan dan bertanggung
jawab penuh dengan kekayaan pribadinya. Sedangkan sekutu komanditer
adalah sekutu yang mempercayakan uangnya dan bertanggung jawab
terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.
Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang menyatakan bahwa
CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama
antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan
bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orangorang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin
perusahaan serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang
diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.
A. Keanggotaan dalam CV
Dalam CV terdapat dua macam anggota, yang disebut sekutu atau
partner. Sekutu-sekutu tersebut adalah :
1. Sekutu Pimpinan (General Partner)
Sekutu pimpinan yakni anggota yang aktif dan duduk sebagai
pengurus dalam perseroan Komanditer. Biasanya modal yang
disetorkan lebih besar dari anggota yang lain. Sekutu ini
9

bertanggung jawab secara tidak terbatas terhadap utang-utang


perusahaan.
2. Sekutu Terbatas (Limited Partner)
Sekutu terbatas adalah anggota yang bertanggung jawab terbatas
terhadap utang perusahaan sebesar modal yang disetorkan, dan
mereka tidak diperbolehkan aktif dalam perusahaan.
Selain sekutu Pimpinan dan Sekutu Terbatas dapat dimasukkan juga
sekutu-sekutu yang lain dalam CV, seperti :
1. Sekutu Diam (Silent Partner)
Sekutu diam ini tidak ikut aktif dalam kegiatan perusahaan, tetapi
diketahui oleh umum bahwa mereka termasuk anggota CV.
2. Sekutu Rahasia (Secret Partner)
Mereka aktif dalam perusahaan, tetapi tidak diketahui oleh umum
bahwa mereka sebenarnya termasuk anggota CV.
3. Sekutu Dormant (Dormant Partner)
Sekutu dormant adalah seseorang yang tidak aktif peranannya
didalam perusahaan dan tidak diketahui umum sebagai anggota.
4. Sekutu Nominal (Nominal Partner)
Sekutu nominal sebenarnya bukan pemilik perusahaan, tetapi ia
selalu memberikan saran kepada orang lain dengan kata-kata atau
tindakan sebagai partner.
5. Sekutu Senior dan Yunior (Senior and Junior Partner)
Keanggotaan mereka biasanya didasarkan pada lamanya investasi
atau lamanya bekerja dalam perusahaan.
Dalam persekutuan Komanditer, modal yang ditanamkan oleh
para anggota dapat diwujudkan dalam bentuk saham. Yang berhak
memegang saham adalah anggota-anggota selain sekutu pimpinan
yang disebut persero komandit.
Saham-saham yang dikeluarkan dapat berupa saham atas nama
(op-naam) atau atas tunjuk (aan Toonder). Apabila saham itu berbunyi
atas tunjuk, makan pemindah-tanganan hanya terjadi dengan
menyerahkan saham tersebut pada pihak lain. Sedangkan jika saham
itu berbunyi atas nama, maka pemindah-tanganan tersebut berlaku
menurut apa yang telah ditentukan

oleh para persero sewaktu

mendirikan perusahaan. Perseroan semacam ini dinamakan perseoran


komanditer dengan saham.
10

Saham yang dikeluarkan bebas untuk diperjual belikan, Perseroan


komanditer dengan saham ini disebut Join Stock Company dan
apabila saham yang dikeluarkan tidak dapat diperjual belikan,
perseroan komanditer dengan saham disebut Limited Partnership
Association.
B. Kebaikan CV
1. Modal yang dikumpulkan lebih besar.
2. Mudah memperoleh kredit.
3. Kemampuan manajemennya lebih besar.
4. Pendiriannya mudah.
C. Keburukan CV
1. Sebagian anggota atau sekutu mempunyai tanggung jawab tidak
terbatas.
2. Kelangsungan hidupnya tidak menentu.
3. Sulit untuk menarik kembali modalnya, terutama bagi sekutu
pimpinan.
2.3.4

Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan terbatas (Naamloze Venootschap) atau biasa disebut dengan
PT, adalah badan usaha yang modalnya terdiri dari saham-saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena
modalnya berupa saham-saham yang dapat diperjual belikan, maka
kepemilikan dapat berganti-ganti tanpa adanya pembubaran.
Saham yang dikeluarkan oleh suatu Perseroan Terbatas pada pokoknya
dapat digolongkan ke dalam dua jenis saham, yaitu :
a. Saham biasa (Common Stock)
b. Saham istimewa (Preferred Stock)
Dalam pendirian suatu PT diperlukan adanya akte notaris dan harus
dipenuhi syarat-syarat tertentu baik syarat finansial maupun syarat
yuridis yang ditentukan oleh negara.

A. Rapat Umum Pemegang Saham


Rapat Umum Pemegang Saham adalah rapat dari para
pemegang saham. Mereka mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
PT. rapat ini bisasanya diadakan paling sedikit sekali dalam satu
tahun, dan selambat-lambatnya 6 bulan sesudah tahun buku yang
bersangkutan.

11

Dalam rapat setiap pemegang saham mempunyai hak dan


mengeluarkan paling sedikit satu suara. Keputusan rapat diambil
dengan suara terbanyak.
B. Komisaris
Biasanya dalam rapat umum pemegang saham, para persero
menyerahkan tugas kepada seorang komisaris atau lebih untuk
mengawasi tindakan direksi dan menjaga agar tindakan direksi
tidak merugikan perusahaan.
C. Dewan Direktur (Board of Directors)
Dewan direktur diangkat dan dipilih oleh rapat umum
pemegang saham untuk jangka waktu tertentu. Adapu tugas dan
kewajiban dari Dewan Direktur secara umum adalah :
1. Mengurus harta kekayaan perseroan.
2. Mengemudikan usaha-usaha perseroan
3. Mewakili perseroan dalam dan luar pengadilan.
D. Kebaikan Perseroan Terbatas
1. Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
2. Terbatasnya tanggung jawab sehingga tidak menimbulkan
resiko bagi kekayaan pribadi maupun kekayaan keluarga
pemilik
3. Saham dapat diperjualbelikan dengan relatif mudah
4. Memungkinkan terjadinya perluasan-perluasan usaha
5. Pengelolaan perusahaan dapat dilakukan dengan lebih
efisien.
E. Keburukan Perseroan Terbatas
1. Biaya pendiriannya relative mahal
2. Rahasia tidak terjamin
3. Kurangnya hubungan yang efektif antara sesame pemegang
saham.
F. Macam-macam Perseroan Terbatas
1. PT Tertutup
Adalah perseroan terbatas yang saham-sahamnya hanya
dimiliki oleh orang-orang tertentu, tidak setiap orang dapat
ikut serta dalam modalnya. Biasanya berasal dari keluarga
sendiri atau sahabat karib, dan surat sahamnya di tulis atas
nama.
2. PT Terbuka
Adalah perseroan terbatas yang sahamnya boleh dimiliki oleh
setiap orang. Biasanya saham dari PT Terbuka diberi nama

12

atas tunjuk sehingga mudah untuk dipindah tangankan untuk


usaha tersebut.
3. PT Kosong
Adalah perseroan terbatas yang sudah tidak menjalankan
usahanya lagi, tinggal namanya saja.
4. PT Asing
Adalah perseroan terbatas yang didirikan diluar negeri
menurut hukum yang berlaku disana, dan mempunyai tempat
kedudukan di luar negeri juga.
5. PT Domestik
Adalah perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan
usahanya dan berada didalam negeri juga mengikuti aturanaturan yang diterapkan oleh pemerintah setempat.
6. PT Perseorangan
Adalah perseroan terbatas yang mengeluarkan saham untuk
pengumpulan modal mempunyai maksud agar pemilik tidak
berada ditangan satu orang.
2.3.5

Perseroan Terbatas Negara (Persero)


PT (Persero) merupakan salah satu bentuk perusahaan milik negara
yang sebelumnya bernama Perusahaan Negara (PN). Tujuan persero
adalah mencari keuntungan maksimum dengan menggunakan faktorfaktor produksi yang ada secara efisien.
A. Dasar Hukum
1. Menurut Intruksi Presiden Republik Indonesia No. 17 tanggal
28 Desember 1967.
a. Makna usaha adalah untuk mencari keuntungan.
b. Status hukumnya sebagai hukum perdata berbentuk
c.
d.
e.
f.
g.

Perseroan Terbatas.
Hubungan-hubungan usaha diatur menurut hukum perdata.
Modal seluruhnya atau sebagian merupakan milik Negara.
Tidak memiliki fasilitas-fasilitas negara.
Pimpinan dipimpin oleh Direksi.
Karyawannya mempunyai status sebagai karyawan

perusahaan swasta biasa.


h. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang saham.
2. Menurut Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang No.1
Tahun 1969. Menyatakan :
Persero adalah semua perusahaan yang berbentuk perserian
terbatas dan diatur menurut kitab undang-undang Hukum

13

dagang dalam mana seluruh atau sebagian saham-sahamnya


dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
3. Pemerintah Republik Indonesi No.12 tahun 1969.
2.3.6

Perusahaan Daerah (PD)


Perusahaan daerah adalah perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki
oleh pemerintah daerah. Perusahaan daerha bertujuan untuk mencari
keuntungan yang nantinya dapat dipakai untuk pembangunan daerah.

2.3.7

Perusahaan Negara Umum (Perum)


Seperti perusahaan lain pada umumnya, perum bertujuan untuk
mencari keuntungan, tetapi tidak mengabaikan kesejahteraan masyarakat.
Direksi yang memimpin perum bertanggung jawab atas segala hukum
dengan pihak lain, diatur menurut hukum perdata tuntutan-tuntutan
hukum dari pihak luar ditujukan untuk perusahaan sebab perum
mempunyai status sebagai badan hukum.

2.3.8

Koperasi
Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar
bagi anggotanya, dengan bekerjasama secara kekeluargaan, menjalankan
usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.
A. Prinsip Koperasi
1. Keanggotaan bersifat sukarela.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa masing-masing anggota.
B. Ciri Koperasi
1. Lebih mementingkan keanggotaan dan sifat persamaan
2. Anggota-anggotanya bebas keluar masuk
3. Koperasi merupakan badan hukum yang menjalankan usaha
untuk kesejahteraan anggota
4. Koperasi didirikan secara tertulis dengan akte pendirian dari
notaris
5. Tanggung jawab kelancaran usaha koperasi berada ditangan
pengurus
6. Para anggota koperasi turut bertanggung jawab atas utangutang koperasi terhadap pihak lain
7. Kekuasaan tertinggi di dalam rapat anggota
C. Jenis-jenis Koperasi
Jenis koperasi berdasarkan fungsinya yaitu :

14

1. Koperasi Pembelian atau Pengadaan Konsumsi, adalah


koperasi yang menyelenggarakan fungsi pembelian atau
pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan
anggota sebagai konsumen akhir.
2. Koperasi Penjualan atau Pemasaran, adalah koperasi yang
menyelenggarakan distribusi barang atau jasa yang dihasilkan
oleh anggotanya agar sampai ke tangan konsumen.
3. Koperasi Produksi, adalah koperasi yang menghasilkan barang
dan jasa, dimana anggotanya menjadi pegawai atau karyawan.
4. Koperasi Jasa, adalah koperasi yang menyelenggarakan
pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya.
Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerjanya, yaitu :
1. Koperasi Primer, adalah koperasi yang memiliki anggotanya
minimal 20 0rang perseorangan.
2. Koperasi Sekunder, adalah koperasi yang terdiri dari gabungan
koperasi-koperasi dan cakupan daerahnya lebih besar daripada
koperasi primer.
Jenis Koperasi Menurut Status Keanggotannya, yaitu ;
1. Koperasi Produsen, adalah koperasi yang anggotanya produsen
barang atau jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
2. Koperasi Konsumen, adalah koperasi yang anggotanya para
konsumen akhir atau pemakai barang dan jasa yang ditawarkan
oleh para pemasok di pasar.
Jenis Koperasi berdasarkan bidang usahanya yaitu :
1. Koperasi Produksi
Koperasi Produksi adalah koperasi yang para anggotanya
terdiri dari produsen (penghasil) barang atau jasa.
2. Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam
penyediaan bahan kebutuhan pokok bagi para anggotanya.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam
penghimpunan dana dari para anggota, dan menyalurkannya
kepada anggota yang membutuhkannya.
4. Koperasi Serba Usaha
Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai
bidang usaha rangkap atau beraneka ragam, sesuai dengan
kebutuhan para anggotanya.
15

2.3.9

Yayasan
Yayasan merupakan suatu badan hukum yang hartanya terpisah dari
harta-harta pengurusnya. Menurut peradiran dan hukum, yayasan adalah
suatu badan hukum, yang bisa bertindak atas nama sendiri.
Didalam yayasan jika terjadi kepailitan maka harta pemilik tidak turut
menanggung resiko, misalnya bentuk usaha PT, koperasi yayasan. Hal
tersebut tidak sama seperti organisasi yang tidak berbadan hukum, harta
pemilik dan harta organisasi tidak terpisah secara jellas seperti pada usaha
perseorangan.
Pada umumnya yayasan bergerak dengan tujuan sosial seperti yayasan
rumah sakit islam, yayasan yatim piatu dan sebagainya. Guna mencapai
tujuannya, yayasan berusaha mengumpulkan atau barang-barang dari
sumbangan-sumbangan, wakaf dan lain-lain. Dalam mengumpulkan dana
ini kadang-kadang yayasan mendirikan usaha-usaha tertentu dibawah
koordinasi yayasan.

16

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Kepemilikan (Proprietorship) adalah tipe organisasi yang paling sederhana,
dimana perusahaan dimiliki oleh perorangan yang beroperasi dengan namanya
sendiri atau dibawah suatu merek dagang. Pemilik bertanggung jawab penuh,
termasuk tanggung jawab yang tak terbatas. Bila perusahaan bangkrut, seluruh
aset pemilik, baik milik perusahaan maupun milik pribadi bisa digunakan untuk
membayar hutang. Hanya beberapa regulasi yang mengatur kepemilikan tunggal,
dan pemilik bisa memilih waktu akhir tahun fiskal mereka sendiri untuk
perusahaan. Jenis bisnis ini berada dibawah yurisdiksi teritorial atau propinsi.
Nama yang dipilih oleh pemilik untuk menjalankan usahanya harus
didaftarkan di teritori atau propinsi masing-masing. Bila pemilik (tunggal)
menjalankan bisnis dengan namanya sendiri tanpa tambahan kata-kata lain, maka
ia tidak perlu lagi untuk mendaftarkan nama perusahaannya.
Keuntungan dari tipe bisnis "kepemilikan" diantaranya adalah biaya awal yang
rendah, persyaratan yang relatif rendah untuk modal, dan kebebasan yang paling
besar dari regulasi pemerintah. Pemilik mempunyai tingkat kendali yang paling
tinggi dari seluruh tipe bisnis, dan mengantungi seluruh keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA
17

Anonim, 2014 Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis


http://ikanteri89.blogspot.com/2014/06/makalah-pengantar-bisnis-bentuk-bentuk.html
[Diakses tanggal 26 Oktober 2016]
Afiyanti, Asih. 2015 Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis
http://asihafiyanti.blogspot.com/2015/12/bentuk-bentuk-kepemilikan-bisnis.html
[Diakses tanggal 26 Oktober 2016]
Dr. Basu Swastha Dh.. SE.. MBA, 1988, Pengantar Bisnis Modern. Liberty. Yogyakarta.
Saladin, H.Djaslim, SE. 2006. Pengantar Bisnis. Edisi Revisi, CV. Agung Time

18

Anda mungkin juga menyukai