Anda di halaman 1dari 4

Dahsyatnya Siksa Neraka bagi Pembela

Aliran Sesat

Dahsyatnya Siksa Neraka bagi Pembela Aliran Sesat


Oleh Hartono Ahmad Jaiz
Penulis Buku-buku Islami dan Dai
PANJIMAS.COM Di zaman ini, perkataan ngawur dari para pembela aliran sesat seperti
Ahmadiyah (pengikut nabi palsu) ataupun aliran sesat lainnya seperti syiah telah
mencengangkan Umat Islam karena sampai ke taraf meragukan Al-Quran, bahkan jelas-jelas
bertentangan dengan firman Allah Taala.
Al-Quran menyatakan bahwa Nabi Muhammad (lahir di Mekkah, 20 April 570 meninggal
di Madinah, 8 Juni 632) itu khataman nabiyyiin (nabi terakhir), tapi Ahmadiyah mengangkat
Mirza Ghulam Ahmad (Qadian, Punjab, India,1835 meninggal 26 Mei 1908) sebagai nabi.
Lebih dari itu, Al-Quran mengatakan laa raiba fiih (tidak ada keraguan sama sekali di dalam
Al-Quran ini) namun orang syiah meragukan kemurnian Al-Quran. Hingga Tajul Muluk
pentolan syiah dari Sampang Madura telah divonis hukuman 4 tahun penjara karena terbukti
menodai agama, melanggar pasal 156A KUHP, karena menganggap Al-Quran tidak murni
lagi. Maka Tajul Muluk wajib menjalani hukuman 4 tahun penjara. Keputusan itu tertuang
dalam petikan putusan MA (Mahkamah Agung) dengan Nomor 1787 K/ Pid/2012 yang
dikirim oleh MA ke Pengadilan Negeri (PN) Sampang tertanggal 9 Januari 2013.
Anehnya, sebagian orang masih menganggap bahwa yang sesat itu hanya Syiah Sampang.
Yang lain tidak, alasannya karena MUI Pusat sampai kini belum mengeluarkan fatwa sesat

untuk Syiah, walau sudah ada rekomendasi-rekomendasi (MUI 1984 dan 2014) tentang agar
mewaspadai syiah; dan MUI mengeluarkan Buku Panduan MUI Mengenal dan Mewaspadai
Penimpangan Syiah di Indonesia.
Pandangan sebagian orang yang berkelit bahwa masih ada syiah mutadilah (moderat) yang
sering digembar gemborkan tokoh tertentu (yang tidak mau dituding sebagairekanan syiah
namun berbau aroma yang menyuara menguntungkan pihak syiah) sejatinya telah terbantah
oleh kenyataan adanya pembela-pembela yang menyuara dalam rangka menyelamatikan
Tajul Muluk pentolan syiah Sampang Madura yang telah terbukti menodai Islam,
menganggap Al-Quran tidak murni lagi itu.
Mereka yang menyuara demi membela kesesatan syiah (yang pada hakekatnya justru
membuktikan bahwa yang sesat itu bukan hanya syiah sampang Madura, namun di Indonesia
ini pada umumnya) di antaranya adalah:
1. Jalaluddin Rakhmat dengan konco-konconya dari IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait
Indonesia) bahkan didukung pula oleh wanita penghalal homseks Musdah Mulia
membela syiah sampang dengan menyerang MUI dalam dialog di tv kompas Senin
malam (16/9 2013).
2. Pendukung syiah membela syiah sampang yang lainnya yaitu Haddad Alwi penyanyi
yang cukup terkenal yang biasa berduet dengan biduanita Sulis. Salah satu lagunya
yang berjudul Ya Thoybah, diubah liriknya dalam bahasa Arab dan berisi pujian pada
Ali bin Abi Thalib secara berlebihan (suatu ciri dari syiah).Dalam kunjungannya ke
pengungsian Syiah di Sampang, 29/9/2012, ia (Haddad Alwi) mengatakan, Nggak
ada orang mau masuk surga tidak diuji, Rasulullah tidak jauh dari kita, dan jangan
ragu Rasullulah tidak sayang sama kita. Penderitaan Rasullulah lebih berat ujiannya
daripada ujian kita.
3. Haidar Baqir bos penerbit Mizan yang menulis di harian Republika menyebarkan
faham sesatnya bahwa Al-Quran mengalami tahrif (maksudnya, perubahan teks dari
aslinya, setelah Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam wafat). Mengenai Haidar
Bagir dan Tuduhan Tahrif Al Quran, Berisi tuduhan seputar adanya TAHRIF Al
Quran (perubahan teks dari aslinya), bahwa mulanya Surat Al Ahzab itu dibaca 200
ayat. Namun kemudian hanya tersisa hanya 73 ayat saja (atau hilang sekitar 127 ayat).
Itu tercantum dalam tulisan opini di Republika, edisi 27 Januari 2012, Dr. Haidar
Bagir menulis artikel berjudul, Sekali Lagi, Syiah dan Kerukunan Umat
Lalu bagaimana menjawab pendapat seperti di atas?
Adanya satu atau dua riwayat yang mengatakan ini dan itu, di luar pemahaman mainstream
para ulama, tidak boleh langsung diterima begitu saja. Harus dilakukan tash-hih
(penshahihan) dulu, apakah riwayat tersebut shahih atau tidak. Riwayat-riwayat yang
mengatakan telah terjadi perubahan pada Al Quran, rata-rata tidak diterima. Karena
alasannya: (a) Bertentangan dengan Surat Al Hijr ayat 9, bahwa Allah yang menurunkan Al
Quran dan Dia pula yang menjaganya; (b) Bertentangan dengan riwayat-riwayat yang lebih
kuat, bahwa Al Quran itu sempurna, tidak mengalami perubahan; (c) Bertentangan dengan
Ijma kaum Muslimin sejak masa Rasulullah dan para Shahabat, sampai hari ini. Dengan
alasan itu, maka dari sisi telaah Dirayah (substansi hadits), hadits-hadits yang menjelaskan
adanya Tahrif itu tertolak. Dalam ilmu hadits, sebuah hadits yang bertentangan secara pasti

dengan riwayat-riwayat yang lebih kuat, ia tertolak. .[Abahnya Aisyah, Fathimah,


Khadijah].
Dengan adanya dukungan para pentolan syiah terhadap Tajul Muluk yang menganggap AlQuran tidak murni lagi, dan ternyata kasus itu sudah terbukti sah lewat pengadilan sampai ke
tingkat MA (Mahkamah Agung), maka terbukti nyata bahwa syiah adalah menodai agama.
Dan itu bukan hanya syiah Sampang Madura, namun adalah syiah yang ada di Indonesia ini,
dengan bukti para pentolan syiah di berbagai tempat juga mendukung pentolan syiah Tajul
Muluk yangmenodai agama tersebut.
Pendustaan terhadap Al-Quran itu jelas merusak Islam. Berhadapan dengan semua Umat
Islam. Maka sangat aneh, bila seseorang apalagi tokoh Islam, masih bersikap lunak bahkan
membela syiah. Itu sangat aneh. Bahkan harus bertanggung jawab di akherat kelak,
menghadapi ancaman dahsyat siksa neraka.
Ancaman siksa sangat keras
Perlu disadari benar-benar, pendustaan terhadap firman Allah Taala itu sangat
membahayakan bagi diri orang yang mengatakannya, bahkan bisa membahayakan bagi orang
lain yang terpengaruh dengannya. Maka wajar kalau sampai Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam mengancam masuk neraka atas orang yang hanya gara-gara ia mengucapkan satu
perkataan.


Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w
bersabda: Adakalanya seorang hamba mengucapkan satu kalimah (satu kata) yang
menyebabkan dia tergelincir ke dalam Neraka yang jarak dalamnya antara timur dan barat.
(Hadits ruiwayat Al-Bukhari dan Muslim).



Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda:
Sesungguhnya bisa jadi seseorang mengucapkan suatu perkataan yang disangkanya tidak
apa-apa, tapi dengannya justru tergelincir dalam api neraka selama tujuh puluh musim.
(HR At-Tirmidzi, ia katakan ini hadits hasan gharib dari arah ini, dan Ahmad 6917).
Mengenai pembela nabi palsu (terkena juga bagi orang yang membela pengikut nabi palsu,
seperti membela Ahmadiyah hakekatnya membela nabi palsu pula), dalam Musnad AlHumaidi diriwayatkan:
: . : :
.
: - -
Dari Imran bin Dhabyan dari seorang dari Bani Hanifah (suku yang ada nabi palsunya,
Musailimah Al-Kadzdzab) bahwa ia mendengarnya, dia berkata, Abu Hurairah berkata
kepadaku: Kenalkah kamu (seorang bernama) Rajjal? Aku jawab: ya. Dia (Abu Hurairah)
berkata: Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: Gigi gerahamnya (Ar-Rajjal) di dalam neraka lebih besar daripada Gunung

Uhud. Dia dulunya masuk Islam kemudian murtad dan bergabung dengan Musailimah
(Nabi palsu). (Musnad Al-Humaidi).
Para pembela nabi palsu diancam siksa neraka sangat dahsyat. Termasuk para pembela
Ahmadiyah pada hakekatnya adalah pembela nabi palsu, karena Ahmadiyah adalah pengikut
nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad.
Saef bin Umar meriwayatkan dari Thulaihah dari Ikrimah dari Abu Hurairah dia berkata,
Suatu hari aku duduk di sisi Rasulullah bersama sekelompok orang, di tengah kami hadir ArRajjal bin Anfawah. Nabi bersabda,


Sesungguhnya di antara kalian ada seseorang yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar
dari Gunung Uhud.
Kemudian aku (Abu Hurairah) perhatikan bahwa seluruh yang dulu hadir telah wafat, dan
yang tinggal hanya aku dan Ar-Rajjal. Aku sangat takut menjadi orang yang disebutkan oleh
Nabi tersebut hingga akhirnya Ar-Rajjal keluar mengikuti Musailimah dan membenarkan
kenabiannya. Sesungguhnya fitnah Ar-Rajjal lebih besar daripada fitnah yang ditimbulkan
oleh Musailimah. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Is-haq dari gurunya, dari Abu Hurairah ra.
(Lihat Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan-Nihayah, dalam bahasan nabi palsu Musailimah AlKadzdzab, atau lihat buku Hartono Ahmad Jaiz, Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat,
Pustaka Al-Kautsar, Jakrta, 2007, bab Nabi Palsu Musailimah Al-Kadzdzab).
Dengan adanya ancaman dahsyat itu, kekhawatiran akan hilangnya keimanan akibat membela
Ahmadiyah pun ada. Contohnya adalah artikel berjudul ParaPembela Kafirin Ahmadiyah,
Perlukah Mayatnya Disholati? (lihat nahimunkar.com, June 4, 20089:23 pm,
http://www.nahimunkar.com/para-pembela-kafirin-ahmadiyah/#more-77)
Demikianlah ancaman keras dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengenaiorang
yang perkataannya dianggap tidak mengapa (padahal sangat merusak agama) maka
mengakibatkan dicemplungkan ke neraka yang jarak dalamnya saja 70 tahun (perjalanan).
Sedang yang membela nabi palsu maka gigi gerahamnya di neraka lebih besar dibanding
Gunung Uhud. Betapa ngerinya. Namun kini betapa beraninya mereka berkata-kata dengan
sangat ngawurnya, hanya untuk membela pengikut nabi palsu dan aliran sesat seperti syiah
dan lainnya. [AW]

Anda mungkin juga menyukai