Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu tugas mata kuliah industri oleokimia, membuat makalah
tentang suatu bidang pada industri oleokimia serta mempresentasikanya menjadi
tolok ukur keaktifan mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. Landasan
tersebut adalah alasan utama kami untuk menyajikan tugas dalam bentuk makalah
ini.
Adapun topik yang akan kami coba menjelaskannya pada makalah ini
adalah mengenai Alkohol Lemak pada industri oleokimia. Alasan utama kami
mengambil topik ini adalah karena memang kelompok kami ditugaskan untuk
mengupas tuntas tentang materi ini. Atas alasan itu pulalah kami mencoba
menjelaskan proses pembuatan asam akrilik yang sedikit lebih mendalam, yang
kami kumpulkan dari berbagai referensi dan hasil browsing pada beberapa situs
via koneksi internet.
1.2 Tujuan penulisan
Secara garis besar dapat kami jelaskan beberapa tujuan dari penulisan
makalah tentang Alkohol Lemak adalah sebagai berikut:

Sebagai salah satu jalan keluar atas tuntutan tugas dalam mata kuliah
industri oleokimia, yang merupakan mata kuliah penting untuk program
studi teknik kimia S-1.

Sebagai penjelasan terhadap bahan ataupun pertanyaan atas materi Alkohol


Lemak yang menjadi salah satu proses utama industri petrokimia.

Sebagai sedikit tambahan teori maupun referensi mengenai topik Alkohol


Lemak

Terakhir mungkin sebagai suatu cara pengkatalogkan pelbagai materi


mengenai alkohol lemak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Alkohol Lemak
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan
dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap.
Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut dalam
industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena sifat
amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty
alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri
kosmetik dan makanan.
Contoh fatty alkohol :
1. Capryl alcohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms
2. Pelargonic alcohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms
3. Capric alcohol (1-decanol, decyl alcohol) -- 10 carbon atoms
4. 1-dodecanol (lauryl alcohol) -- 12 carbon atoms
5. Myristyl alcohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms
6. Cetyl alcohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms
7. Palmitoleyl

alcohol

(cis-9-hexadecan-1-ol)

--

16

carbon

atoms,

unsaturated,CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH
8. Stearyl alcohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alcohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms, branched,
(CH3)2CH-(CH2)15OH
10. Elaidyl

alcohol

(9E-octadecen-1-ol)

--

18

carbon

atoms,

unsaturated,CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH
11. Oleyl alcohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alcohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
13. Elaidolinoleyl alcohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated

14. Linolenyl alcohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,


polyunsaturated
15. Elaidolinolenyl alcohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon
atoms, polyunsaturated
16. Ricinoleyl alcohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms,
unsaturated, diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CH=CH(CH2)8OH
17. Arachidyl alcohol (1-eicosanol) -- 20 carbon atoms
18. Behenyl alcohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms
19. Erucyl alcohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 carbon atoms, unsaturated,

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)12OH
20. Lignoceryl alcohol (1-tetracosanol) -- 24 carbon atoms
21. Ceryl alcohol (1-hexacosanol) -- 26 carbon atoms
22. Montanyl alcohol, cluytyl alcohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms
23. Myricyl alcohol, melissyl alcohol (1-triacontanol) -- 30 carbon atoms
24. 24. Geddyl alcohol (1-tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms
2.2 Jenis-Jenis Alkohol Lemak

Alkohol lemak, berdasarkan sumber terbentuknya, terbagi menjadi 2


macam, yaitu :
1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alcohol)
Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui
yang terdapat di alam.. Alkohol Jenis ini selalu berada dalam bentuk gabungan
dari pada rantai bebas (senyawa murni ). Alkohol gabungan yang penting adalah
gliserol TAG (triasilgliserol) yang mengandung asam lemak yang memilki
panjang rantai karbon C12-C18 yang di pertukarkan ( metil ester menjadi alcohol
lemak).
Contoh : Lemak, minyak dan lilin dari tumbuhan dan hewan, seril sesoat dalam
lilin erna dan mirisil palmit dalam lilin lebah.

2. Alkohol Lemak Dari Sumber Lainnya


Untuk mendapatkan Alkohol Lemak dengan bentuk seperti ini, dapat
menggunakan beberapa metode berikut :
1. hydrolysis lilin ester menggunakan lemak hewani
2. proses reduksi sodium mennggunakan lemak dan minyak
3. proses Ziegler menggunakan ethylen
4. proses oxo menggunakan hydrogenation olefin
5. katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan minyak
6. hydrogenation lansung lemak dan minyak
Walaupun bukan minyak kelapa yang digunakan, deskripsi tentang metoda
pertama dalam acuan histories; deskripsi tentang metoda kedua dam metoda
keenam juga dimasukkan. Metoda ketiga dan keempat menggunakan bahan baku
yang berasal dari petrokimia dan tidak akan dibahas disini. Bagaimanapun, harus
diketahui bahwa kira-kira 50% persediaan alcohol lemak dunia di produksi
melalui dua cara ini. Agar lebih terperinci, diskusi dari metoda kelima diberikan
kemudian.
2.3 Metode Pembuatan Alkohol Lemak
2.3.1 Hidrolisis dari lilin ester
Alcohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang
berasal dari binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Karena kutukan
di seluruh dunia atas ikan paus yang diburu, sehingga sumber ini tidak lagi
tersedia.
Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan NaOH
0

pekat diatas 300 C, lalu alcohol didistilasi dari sabun sodium. Hasil Sulingan
(distilat) mengandung alcohol tak jenuh C 16-C20. Untuk mencegah terjadinya
auto-oksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik.. Alkohol yang
diperoleh jika minyak sperma hanya mengandung 70 % wax ester, mencapai yield
35 %, kemudian hasilnya dipisahkan dalam distilasi vakum dari sabun dan air
yang terbentuk. Produk utama terdiri dari : cetyl, oceyl, dan alcohol arachidyl

2.3.2 Proses Reduksi Sodium


Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi sodium
untuk memproduksi alcohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alcohol lemak yang
dibentuk pada tahun 1930an menggunakan proses ini. Sedangkan proses dasarnya
relative sederhana, sebenarnya operasi pabrik banyak menangani produk dan
reaktan yang kompleks.
Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan ester
kering dan alcohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit , oksida nya dipecah
dengan pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi.
Penambahan Alkohol R (sebaiknya alcohol sekunder), bertindak sebagai
donor hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium bisa jadi di
atas 20 % dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa pembuatan
hidrokarbon dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.
2.3.3 Proses Zieglar Menggunakan Etilen
Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan
alcohol lemak alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses alfol dan
proses Epal.
a. Proses Alfol.
Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut. Proses ini melalui lima tahap yaitu :
1. Hidrogenasi
Al(CH2CH3)3 + Al + 1,5 H2 3 Hal(CH2CH3)3
2. Etilasi
3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 3 Al(CH2CH3)3
2/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya
langsung masuk ke reaksi perkembangan
3. Reaksi perkembangan (growth Reaction)
4. Oksidasi
5. Hidrolisa

b. Proses Epal
Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan proses alfol.
Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan prose alfol. Alkohol
dan - olefin yang terbentuk bisa dipasarkan. Namun modal dan biaya yang
dibutuhkan jjuga lebih besar , karena membutuhkan proses control yang lebih
kompleks dan penambahan olefin dan alcohol rantai bercabang.
2.3.4 Proses Oxo menggunakan Olefin
Proses oxo (hidroformilasi) terdiri dari reaksi antara olefin dengan
campuran gas H2-CO dan katalis yang cocok..
Reaksi ini Di temukan oleh O.Roelen pada tahun 1938. CH 3

2R CH=CH2 + 2CO + 2H2 R-CH2CH2-CHO + R-CH-CHO


Yield - olefin diperkirakan sama dengan jumlah aldehid rantai lurus dan
bercabangnya. Proses oxo dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :
o

Proses klasik dengan menggunakan katalis HCO(CO)4

o Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt karbonil


phosphine o Proses menggunakan Katalis Rhodium
Langkah- langkah pada proses klasik yaitu reaksi oxo , pemisahan katalis dan
regenerasi , hidrogenasi aldehid dan distilasi alcohol.
Proses antara ketiga proses tersebut dapat dilihat pada table berikut ini :
Perbandingan
Katalis

Proses OXO
Klasik

Shell

Unio Carbide

Cobalt Carbonil

Cobalt Carbonil

Rhodium Carbonil

Phosphine

Phospine complex

Complex
Konsentrasi katalis

0,1 1,0

0,5

0,001 - 0,1

CO2 : H2

1,1 1,2

1,2 2,5

Excess hidrogen

Temperatur ( C)
Tekanan (MPa)

150 180
20 30

170 210
5 10

100 - 120
2-4

LHSV

0,5 1,0

0,1 1,2

0,1 0,25

Produk Primer

Aldehid

Alkohol

aldehid

40 50

80 85

90

Linearitas (%)

Pada proses shell, alcohol diperoleh langsung karena bagusnya aktifitas


katalis sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan lagi, kelemahan
proses ini adalah, adanya olefin yang hilang dari proses.
Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan
pada P dan T yang rendah, karena tingginya aktifitas katalis . Kelemahannya
adalah memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya harga Rhodium.
2.3.5 Hidrogenasi Katalistik dari asam lemak dan metil Ester
Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi alcohol lemat tak jenuh
pada skala besar. Katalis yang digunakan dalam kompleks dari Cu

2+

dan Cu

3+

Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

RCOOCH3 +2 H2 RCH2OH + CH3OH dengan katalis CuCr

RCOOH + 2H2 RCH2OH + H2O dengan katalis CuCr

2.3.6 Hidrogenasi Langsung dari minyak dan Lemak


Suatu proses yang terakhir, yang dikembangkan dan dipatenkan oleh
Henkel KGaA, yaitu direct hydrogenation dari minyak alami atau trigliserida.
Proses ini melalui dua tahap reaksi, yaitu :
1). Esterifikasi asam lemak dan alcohol lemak menghasilkan Ester dan Air
2). Hidrogenasi ester menghasilkan dua mol Alkohol lemak
Kedua reaksi ini berlangsung simultan pada reactor yang sama. Reactor
yang digunakan adalah reactor bertekanan tinggi yang berguna sebagai pemanas
awal bagi material umpan asam lemak ;

Resirkulasi alcohol lemak dan katalis Slurry , dan gas hydrogen yang diumpankan
secara terus menerus . proses ini berlansung pada kondisi P = 30.000 KPa dan T =
0

280 C
Reaksi Hidrogenasi
Hidrogenasi metil ester dan asam lemak menjadi alcohol lemak dapat
terjadi melalui reaksi berikut:
RCOOCH3

metil ester

hidrogen

RCOOH
Asam lemak

2H 2

katalis

CuCr

RCH 2OH CH 3OH

alkohol lemak
katalis

2H 2

CuCr

hidrogen

RCH 2OH

alkohol lemak

me tan ol

H 2O
air

Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri


besar karena kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield
yang lebih rendah dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam
lemak dikonversi terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi.
Lurgi telah menemukan cara untuk mengatasi masalah ini dengan
esterifikasi bersama asam lemak dengan alcohol dan hidrogenasi ester dalam
reactor yang sama :
katalis

RCH 2OH RCOOH


alkohol lemak As.lemak

RCH 2COOR
ester

H 2O
Air

katalis

RCH 2COOR 2H 2
ester
hidrogen

2RCH 2OH
alkohol lemak

Asam lemak dimasukkan ke dalam alcohol lemak bervolume besar yang


sedang berputar. Volume alcohol lemak adalah lebih dari 250 kali volume asam
lemak, sehingga esterifikasi berpengaruh cepat tanpa adanya efek merusak oleh
katalis.

Proses Hidrogenasi Tekanan Tinggi


Metil ester yang telah difraksionasi dapat diubah menjadi alcohol lemak
dengan proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi dengan menggunakan katalis
CuCr.CuCr juga membentuk carbon berikatan ganda yang tidak jenuh sehingga h
anya alcohol lemak jenuh yang terbentuk. Jika diinginkan hasil berupa alcohol
lemak tak jenuh, diperlukan katalis zinc.
Proses hidrogenasi terjadi pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan
0

temperature antara 250 C-300 C di dalam sebuah kolom tubular. Berdasarkan


perlakuan terhadap katalis, proses hidrogenasi dibedakan atas suspension process
dan fixed bed process.

Suspension Process

Katalis dan sejumlah kecil metil ester diumpankan ke dalam reactor


bersamaan dengan sisa ester. Metil ester dan gas hydrogen dipanaskan secara
terpisah. Katalis CuCr yang direaksikan dengan sejumlah kecil metil ester
dimasukkan bersamaan dengan metil ester dan gas hydrogen yang telah
dipanaskan, ke dalam reactor tubular, konsentrasi katalis dalam system setidaknya
2 % umpan yang digunakan kira-kira 20 mol gas hydrogen per mol ester. Gas
hydrogen mengakibatkan gelembung yang membantu proses agitasi reaktan.
0

0C

Reaksi dijaga pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan suhu 250 -300 .
selama proses eksotermik berlabgsung, suhu reaksi harus dijaga untuk mengurangi
reaksi samping berupa pembentukan hidrokarbon yang tidak diinginkan. Dari
kolom, campuran reaksi didinginkan, memisahkan gas hydrogen dari campuran
alcohol-metanol. Gas hydrogen di recycle, dan campuran alkoho-metanol
dialirkanke unit methanol stripping, pada tekanan yang lebih rendah, methanol
dipisahkan, di recycle untuk proses esterifikasi. Alcohol lemak mentah disaring
untuk memisahkan katalisnya sebagian besar katalis di recycle, sehingga terpakai
rata-rata 0,5-0,7% alcohol yang dihasilkan.
Alcohol yang disaring kemudian ditreatment dengan soda pekat untuk
membentuk sabun dengan ester yang tidak bereaksi. Alcohol didistilasi untuk
menghilangkan hidrokarbon yang terbentuk. Sabun tertinggal di dasar kolom

Gambar 1 Hidrogenasi Metil Ester dengan Proses Suspensi

Fixed Bed Process


Reaki terjadi dalam fasa uap dimana umpan organic diuapkan dalam gas

hydrogen berlebih (20-25 mol) melalui pemanas sebelum melewati fixed catalyst
0

bed. Hidrogenasi berlangsung pada takanan 20.000-30.000 kPa dan suhu 200 0

250 C. campuran reaksi yang meninggalkan reactor didinginkan dan dipisahkan


menjadi fasa gas dan cair. Fase gas, kebanyakan berupa kelebihan hydrogen,
direcycle, fasa cair diexpansi ke tangki untuk menghilangkan methanol dari
alcohol lemak.
Pengoperasian kondisi termasuk mudah, oleh karena itulah produksi
alcohol lemak tidak memerlukan proses selanjutnya. Hasil keseluruhannya adalah
99% dengan hidrokarbon dan ester yang tidak melebihi 1,0%. Penggunaan katalis
diusahakan dibawah 0,3%.

10

Gambar Hidrogenasi Metil Ester dengan Proses Fixed Bed


Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi
Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu
dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat
untuk volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen .Proses suspensi dilain
sisi memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alcohol
lemak mentah dan mengolah lagi methyl ester.
Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad memiliki hasil yang
banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alcohol lemak yang
dihasilkan dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu,
kualitas dari alcohol lemak yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga
ditingkatkan ke tingkat yang sama dengan distilasi selanjutnya.

11

2.4 Metoda Lurgi Fatty Acid Hidrogenation


Metoda lurgi dengan proses suspensi, menimbulkan kemungkinan
hidrogenasi secara langsung asam lemak menjadi alcohol lemak yang mengatasi
efek kerugian dari fatty acid on the copper-bearing analysist. Ini dicapai dengan
dua tahap reaksi. Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam lemak dengan
alcohol lemak menghasilkan ester dan air. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester
untuk menghasilkan dua mol alcohol. Kedua reaksi memiliki silmutaneously di
reactor yang sama. Volume yang besar dari alcohol lemak direcirculated lebih
dari 250 kali umpan asam lemak, dengan efektif mengurangi umpan, asal saja
untuk kondisi yang optimum untuk laju dan esterifikasi yang kompleks.
Hidrogenasi diletakkan dalam reactor bertekanan tinggi dimana material
dipanaskan terlebih dahulu- umpan asam lemak, di sirkulasi menjadi alcohol
lemak dengan menggunakan katalis, dan gas hydrogen adalah fed continuously.
0

Reaksi ini berlansung kira-kira 30.000 kPa dan 280 C. Panas dari campuran
produk yang meninggalkan reactor didapatkan lagi dengan recirculating gas
hydrogen melalui heat exchanger, setelah produk dipisahkan melalui sebuah twostage cooling-expansion system.
Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas hydrogen, sedikit alcohol mendidih
dan reaksi air) dipisahkan dari larutan alcohol didalam separator panas.
Pencampuran ini didinginkan selanjutnya di cold separator, dimana the low
boiling alcohol dan reaksi air dikondensasi dan diseparasi. Gas hydrogen yang
berlebih di recycle ke system.
Larutan alcohol dari hot separator dipompakan ke flash drum dimana
penguraian hydrogen dimulai dan recycled dengan pemisahan hydrogen. Katalis
dipisahkan dan alcohol lemak mentah menggunakan sebuah sentrifugal separator.
Bagian dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk mempertahankan
aktivitas dan di recirculasi dengan alcohol lemak. Fase penyelesaian dan
sentrifugal separator adalah melalui a polishing filter untuk menghilangkan
semua sisa dari solid yang didapat.
Penghasilan alcohol mentah undergoes distilasi selanjutnya untuk
menghilangkan hidrokarbon dan mungkin mengalami fraksinasi bila diinginkan

12

Secara Umum, Proses Pembuatan Alkohol Lemak, dapat di lihat dari


Skema Proses Berikut :

2.5 Penggunaan Alkohol Lemak Dalam Industri


Adapun alkohol lemak dapat digunakan secara luas pada industri sebagai berikut :

Plasticizer (C6 C10)


Detergen (C11 keatas)
Pengemulsi
Pelumas
Softener
Kosmetik , untuk pembuatan macam-macan cream
Makanan sebagai anti oksidan
Surfaktan
Bahan anti Busa
Produk Intermediate
Parfum
Farmasi

13

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Alkohol lemak dapat diperoleh dari sumber-sumber yang dapat


diperbaharui seperti lemak dan minyak yang terdapat pada hewan dan
tumbuhan maupun dari industri petrokimia atau minyak bumi sperti olefin
dan parafin

Kegunaan alkohol lemak dalam industri skala besar hanya ada 2, yaitu
pada ind0075stri deterjen dan plastisizer

Ada beberapa metoda pembuatan alkohol lemak antara lain sebagai


berikut:

Hydrolysis lilin ester mengunakan lemak hewan


Sodium pengurangan proses (yang) mengunakan gemuk dan minyak
Ziegler proses yang mengunakan Ethylen
Proses oxo mengunakan olefin
Hidrogenasi katalik daridari asam lemak dan metil ester
hidrogenasi langsung dari lemak dan minyak

14

DAFTAR PUSTAKA
Hui, Y.H. 1996. Baileys Industrial Oil and Fat Products. Volume 4. A WileyInterscience Publication. New York.
Hui, Y.H. 1996. Baileys Industrial Oil and Fat Products. Volume 5. A WileyInterscience Publication. New York.
OBrien, Ricard D. 1998. Fats and Oils. Technomic Publishing Company Inc.
Switzeland.
Tambun, Rondang. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleo Kimia. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Wibawa, G dkk. 2007. Current Status of Research and Development an Oil Palm
Derived Fatty Alcohol in Indonesia. http://www.ics.trieste.it/Portal/
ActivityDocument.aspx?id=4715. 16 Maret 2012

15

Anda mungkin juga menyukai