Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Corpus alienum atau benda asing pada telinga merupakan masalah


kesehatan keluarga, yang biasanya terjadi pada anak- anak. Bahan- bahan asing
yang sering ditemukan biasanya merupakan makanan, mainan, dan peralatan
rumah tangga yang kecil. Diagnosis pada pasien sering terlambat karena
penyebab biasanya tidak terlihat, dan gejalanya tidak spesifik, dan sering terjadi
kesalahan diagnosis pada awalnya. Sebagian besar benda asing pada telinga dan
hidung

dapat

dikeluarkan

oleh

dokter

yang

sudah

terlatih

dengan

komplikasi yang minimal. Pengeluaran benda asing lazim dilakukan dengan


forceps, irigasi dengan air, dan kateter hisap. Benda asing pada faring atau trakea
merupakan keadaan yang darurat dan memerlukan konsultasi bedah. Hasil
pemeriksaan radiografi biasanya normal. Endoskopi lunak ataupun kaku sering
digunakan untuk memperkuat diagnosis dan untuk mengeluarkan benda asing.
Dokter harus memiliki beberapa kecurigaan untuk benda asing pada anak-anak
dengan gejala saluran nafas atas yang tidak dapat diterangkan. Sangat penting
untuk mengetahui anatomi dan indikasi untuk dirujuk pada subspesialis. Meatus
akustikus eksternus (MAE) merupakan salah satu bagian tubuh yang sering
dimasuki benda asing. Benda asing yang masuk kedalam MAE umumnya berupa
air, pasir, biji bijian serta serangga dan yang paling sering adalah serangga berupa
semut, kupukupu kecil, kecoa dan sebagainya. Korpus alienum menyumbat di
liang telinga dapat menyebabkan tuli konduktif dan kadang kadang diikuti
tinnitus.
KEKERAPAN
Kekerapan benda asing pada telinga terjadi pada anak maupun dewasa
dengan atau tanpa penyakit mental. Dokter keluarga biasanya dapat mengeluarkan
benda asing tersebut, namun hal ini bergantung pada beberapa faktor seperti
lokasi dari benda asing, bahan material benda asing, apakah benda berupa bahan
yang mudah diambil ( lebut dan irregular) atau tidak mudah diambil (keras dan
bulat), ketrampilan dokter dan kerjasama pasien.

ANATOMI TELINGA
Telinga adalah alat indra yang berfungsi untuk mendengar suara di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui atau mengidentifikasi apa yang terjadi
di sekitar kita tanpa melihat. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar,
tengah, dan dalam. 1, 2

Gambar 1. Telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam8

Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga
(auditory canal), dibatasi oleh membrane timpani. Daun telinga terdiri dari tulang
rawan elastic dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang
rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit
liang telinga terdapat banyak serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar
keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam
hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Telinga bagian luar berfungsi sebagai
mikrofon yaitu menampung gelombang suara dan menyebabkan membran timpani
bergetar.9
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membrana mukosa. Ruang ini berisi tulang-tulang
pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani ke perilimfe

telinga dalam. Kavum timpani berbentuk celah sempit yang miring, dengan
sumbu panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang membran timpani. Di
depan, ruang ini berhubungan dengan nasofaring melalui tuba Eustachius dan di
belakang dengan antrum mastoid.3,4
Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dinding
posterior, dinding lateral, dan dinding medial. Atap dibentuk oleh lempeng tipis
tulang, yang disebut segmen timpani, yang merupakan bagian dari pars petrosa
ossis temporalis.10 Lempeng ini memisahkan kavum timpani dan meningens dan
lobus temporalis otak di dalam fossa kranii media. Lantai dibentuk di bawah oleh
lempeng tipis tulang, yang mungkin tidak lengkap dan mungkin sebagian diganti
oleh jaringan fibrosa. Lempeng ini memisahkan kavum timpani dari bulbus
superior V. jugularis interna. Bagian bawah dinding anterior dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang memisahkan kavum timpani dari a. carotis interna. Pada
bagian atas dinding anterior terdapat muara dari dua buah saluran. Saluran yang
lebih besar dan terletak lebih ba- wah menuju tuba auditiva, dan yang terletak
lebih atas dan lebih kecil masuk ke dalam saluran untuk m. tensor tympani.
Septum tulang tipis, yang memisahkan saluran-saluran ini diperpanjang ke belakang pada dinding medial, yang akan membentuk tonjolan mirip selat. Di bagian
atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar yang tidak beraturan, yaitu
auditus antrum. Di bawah ini terdapat penonjolan yang berbentuk kerucut, sempit,
kecil, disebut pyramis. Dari puncak pyramis ini keluar tendo m. stapedius.
Sebagian besar dinding lateral dibentuk oleh membran timpani.10
Membran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu
mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, dan lateral.
Permukaannya konkaf ke lateral. Pada dasar cekungannya terdapat lekukan kecil,
yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Bila membran terkena
cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan "refleks cahaya" yang memancar
ke anterior dan inferior dari umbo.9,10

Gambar 2. Membran Timpani.8 (Ket: 1. Manubrium maleus 2. Lipatan


maleus anterior 3.
Lipatan maleus posterior 4. Pars flaksida 5. Prosesus inkus
longus 6. Pars tensa
7. anulus timpani 8. Umbo 9. Prosesus lateralis 10. Tuba Eustachius

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung
atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perlimfa skala timpani
dengan skala vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak
lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang
koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani disebelah bawah dan
skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani
berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli
disebut sebagai membrane vestibule (Reissners membrane) sedangkan dasar
skala media adalah membrane basalis. Pada membrane ini terletak organ Corti.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane
tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut
dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.2,3

DEFINISI
Corpus alienum adalah benda asing yang berasal dari luar atau dalam tubuh yang
dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh.

ETIOLOGI
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen,
biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam
tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,
cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organic seperti kacangkacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari
kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lainlain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif,
seperti zat kimia, dan benda cair non- iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda
asing endogen dapat berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
perkijuan, membran difteri, bronkolit. Cairan amnion, mekonium dapat masuk
ke dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan.

CORPUS ALIENUM TELINGA


Liang telinga luar terdiri dari cartilago dan tulang yang dilapisi oleh
periosteum dan kulit. Bagian tulang merupakan bagian yang sangat sensitive.
Karena itulah percobaan mengeluarkan benda asing di telinga terasa sangat sakit.
Liang telinga luar menyempit pada bagian persambungan antara cartilago dan
tulang. Benda asing dapat terjepit disini sehingga membuat semakin sulit pada
pengangkatan benda asing. Percobaan mengambil benda asing dapat membuat
benda tersebut semakin masuk kedalam dan tersangkut pada tempat penyempitan
tersebut.

Maka dari itu perlu pencahayaan yang kuat dan alat yang memadai.

Biasanya alat yang digunakan adalah alat yang masuk ke telinga, magnet untuk
bahan dari logam, irigasi telinga, dan mesin dengan alat hisap.

Gambar 2. Letak Predileksi Benda Asing di Telinga

GEJALA
Pada beberapa kasus pasien dengan benda asing di telinga adalah tanpa
gejala, dan pada anak-anak ditemukan secara kebetulan. Pasien yang lain mungkin
merasa sakit dengan gejala seperti otitis media, pendengaran berkurang, atau rasa
penuh ditelinga. Beberapa kasus sering ditemukan pada anak-anak berumur
kurang dari 8 tahun.
Benda asing yang sering terdapat pada telinga adalah manik-manik,
mainan plastik, kelereng, biji jagung. Serangga lebih sering pada pasien berumur
lebih dari 10 tahun. Terkadang pada anak-anak umur kurang dari 10 tahun
pengambilan benda asing perlu dilakukan anestesi umum.
PATOFISIOLOGI
Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa
factor antara lain pada anak anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut ,
factor kecerobohan misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang

dewasa seperti kapas, korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yang tidak
disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat, nyamuk dan lain-lain3,4.
Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis
audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga,
sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun,
tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali
berakibat semakin terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis eksternus
sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari
laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan
pendengaran , rasa nyeri telinga/otalgia dan kemungkinan adanya resiko
terjadinya infeksi.

DIAGNOSA
Benda asing dalam telinga dapat dilihat oleh dokter yang kompeten dengan
langsung melihat ke dalam telinga menggunakan otoskop. Pada anak-anak perlu
dicurigai adanya benda asing yang jumlahnya lebih dari satu ataupun lubang lain
yang juga terlibat (mulut, dan hidung) yang juga harus diperiksa.

PENATALAKSANAAN
Pada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara
hati- hati. Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan
benda asing dapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda asing
masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten. Tidak
dianjurkan untuk mengorek telinga sendiri karena dapat mendorong lebih kedalam
dan menyebabkan ruptur membran timpani atau dapat melukai liang telinga.
Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di telinga:
Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil benda
dengan bantuan otoskop

Suction dapat digunakan untuk menghisap benda


Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat
benda-benda keluar dari liang telinga dan membersihkan debris.
Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari logam
Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa sakit dan
takut.
Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak, lalu
diirigasi dengan air hangat.
Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari sampai
seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga

LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun pada tanggal 18 Februari 2016 datang ke
IGD RSMH dengan keluhan telinga kanan terasa mengganjal dan nyeri sejak 5
jam yang lalu. Sebelumnya, pasien mengaku memasukkan batu kerikil kedalam
telinga kanannya saat sedang bermain. Pasien mencoba mengeluarkan batu
tersebut dari telinganya menggunakan cotton bud, tetapi batu tidak keluar. Pasien
lalu dibawa ke RS. Myria. Karena tidak ada alat ekstraksi, pasien lalu disarankan
berobat ke RSMH. Riwayat keluar cairan dari telinga kanan tidak ada. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kompos mentis, tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 88 kali per menit, temperatur 36,70, pernafasan 21 kali per
menit. Pemeriksaan pada telinga kanan didapatkan liang telinga diitutupi benda
asing berwarna hitam, membran timpani tidak dapat terlihat. Pada pemeriksaan
telinga kiri didapatkan liang telinga lapang, membran timpani intak, tidak
hiperemis, tidak ada sekret, tidak terdapat serumen. Pada rongga hidung tidak
ditemukan kelainan. Sedangkan pada daerah tenggorok arkus faring simetris,
uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang, tidak hiperemis, dinding faring tenang.
Pasien lalu dilakukan ekstraksi benda asing menggunakan alat pengait (hook) dan
pinset, dan didapatkan benda asing berupa batu keriki 1 buah, berwarna hitam,
ukuran 1cm x 0,5 cm. Setelah batu dikeluarkan, dioleskan povidone iodine pada
liang telinga dengan menggunakan aplikator kapas.
DISKUSI
Dilaporkan satu kasus corpus alienum batu kerikil auris dekstra pada
anak laki-laki usia 8 tahun. Di Indonesia prevalensi terjadinya kasus
corpus alienum cukup sering, tidak hanya pada anak, tetapi juga
pada orang dewasa.
Anamnesis terhadap pasien didapatkan keluhan telinga kanan
terasa mengganjal dan nyeri sejak 5 jam yang lalu, tidak ada bau,
penurunan pendengaran dan telinga berdenging serta riwayat
keluar

cairan

dari

telinga

kanan

disangkal.

Dari

hasil

pemeriksaan fisik didapatkan liang telinga kanan diitutupi benda asing

berwarna hitam. Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis
audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga. Gejala
nyeri timbul akibat laserasi kulit yang kemungkinan disebabkan oleh makin dalam
terdorongnya benda asing saat pasien mencoba mengeluarkan sendiri dengan
cotton bud.
Tatalaksana pada pasien ini adalah dilakukan ekstraksi benda asing
menggunakan alat pengait (hook) dan pinset. Didapatkan benda asing berupa batu
keriki 1 buah, berwarna hitam, ukuran 1cm x 0,5 cm. Setelah batu dikeluarkan,
dioleskan povidone iodine pada liang telinga dengan menggunakan aplikator
kapas. Pasien lalu dipulangkan dan dinasehatkan untuk tidak
mengorek-ngorek telinga selama masih ada gejala nyeri.

DAFTAR PUSTAKA
1. Lee KJ. Otolaryngology and Head Neck Surgery, New York ; Elsevier, 1989 :
20 - 3, 67 - 9.
2. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat.
University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am Fam
Physician. 2007, Oct 15; 76(8): 1185-89. Diunduh dari:
http://www.aafp.org/afp/2007/1015/p1185.html pada tanggal 22 Februari
2015.
3. Soetirto I, Hendamin H, Bashirudin J. Gangguan pendengaran (Tuli). Dalam:
Soepardi EA. Iskandar N, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala leher. Ed.5. Jakarta: FKUI; 2003. Hal.10-5.
4. Cunha JP. Objects or insects in Ear.
http://www.medicinenet.com/objects_or_insects_in_ear/article.htm. Diunduh
pada 16 Juli 2011
5. Russel JD, Et all : What Cause Acute Otitis Externa ? Dalam : the Journal of
Laringology and Otology, Vol 107, No. 10, 1993: 898 - 900.
6. Boies. Penyakit Telinga Luar. Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorokan, ed 6, Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta, 1994: 78 - 80. 28. Maqbool M. Textbook

Anda mungkin juga menyukai