Anda di halaman 1dari 7

INFEKSI BAKTERI ET CAUSA KEGAGALAN VENA MENAHUN PADA LANSIA DENGAN

KEBIASAAN POLA HIDUP DAN HIGIENITAS YANG KURANG


Identitas :
Nama : Bapak B
Agama : Islam
Usia : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat tinggal : Jl. Cipinang Besar Selatan No.13
Pekerjaan : wiraswasta
Nama istri : Nyonya S
Anamnesis
KU: terlihat luka berukuran 0,5 cm pada bagian tungkai bawah kanan.

RPS: Pasien pernah mengalami kecelakaan motor dan menyebabkan


deformitas pada kaki kanan pasien. Pasien awalnya mengalami gatal pada
tungkai bawah kanan yang sering digaruknya sehingga menimbulkan bekas
kehitaman yang makin lama makin lebar dan terdapat luka. Kesadaran baik,luka
terlihat adanya pus dan masih terbuka.ukuran luka 0,5 cm, tidak berbau, terlihan
darah yang terlah mongering di sekitar luka, terdapat krusta. Luka berwarna
merah kekuningan dan kulit disekitar luka berwana merah kehitaman.Kaki kiri
bagian tibia tampak berwarna merah kehitaman yang menjalar sampai dorsum
kaki. Pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri yang hilang timbul pada luka, rasa
gatal dan baal pada jari ke 3 dan 4 pada kaki kanannya. Pasien sering tidak
memakai sandal saat keluar rumah dan sering berdiri dalam waktu lama saat
menjaga warungnya. Pasien merupakan anak pertama dari 7 bersaudara. Pasien
terkadang merasa takut kalau kakinya tidak dapat sembuh. Pasien memiliki
riwayat perokok berat dan sesekali masih merokok.

RPD: keluhan ini sudah dialami pasien sejak 2 tahun yang lalu. Namun
makin parah seiring berjalannya waktu
RPK: di keluarga tidak ada yang mengalami hal seperti ini

R.Pengobatan : Pasien pernah mengkonsumsi kortikosteroid oral jangka


panjang karena ketidaktahuan pasien untuk menghilangkan rasa gatal sejak 1
tahun yang lalu

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital: CM, T 36,5oC, FN 90x/m, FP 25x/m.

Status gizi: BB= 90 kg, TB= 169 cm

Kepala: bulat, rambut hitam, deformitas (-).

Mata: Kelopak normal, Konjungtiva tidak anemis, slera normal

THT: coated tongue (-), T1-T1, membran timpani intak, sekret hidung
(-).

Thoraks: simetris, Paru: vesikuler, rh -/-, wh -/-, Jantung: BJ I-II N,


murmur (-), gallop (-).

Abdomen: turgor cepat, H/L tt, timpani, BU(+)

Ekstremitas atas: akral hangat, edema -/-

Eksterimtas bawah : eksterimtas bawab kiri tampak normal,


eksteremitas bawah terdapat deformitas + pada kaki kanan, tampak
kulit di tungkai bawah bagian tibia terlihat berwarna merah kehitaman
yang menjalar sampai ke dorsum kaki, edema + , terdapat luka di
daerah tibia, terdapat pus dan krusta di sekitar luka, luka berwarna
merah kekuningan

KGB: pembesaran kelenjar (-)

Pemeriksaan Penunjang

Tekanan darah 120/80 mmHg.

Hematologi rutin : terdapat peningkatan eosinofil ( 7 % N : 2-4 (%) ) ,


lainnya dalam batas normal

Urinalisis rutin : normal

Fungsi hati : normal

Profil lemak : terdapat peningkatan kolesterol yaitu 224 mg/dl ( N : <


200 mg/dl ) dan peningkatan LDL yaitu 155 mg/dl ( N : < 100 mg/dl )

Fungsi ginjal : normal

Gula darah : normal

Elektrolis : normal

Kultur : terdapat infeksi bakteri pada luka

Food recall

Pagi dan siang: pasien senang memakan makanan berlemak seperti


rending,sop iga dll.

Kadang senang memakan goreng pisang

Daily Activity Report

Pasien mempunyai sebuah warung dan setiap hari menjaga warungnya


tersebut dari pukul 8 pagi sampai 7 malam bersama istri dan anaknya,
namun masih sempat tidur siang.

Siang hari dan malam hari pasien tidur

Karakteristik keluarga

Identitas pasangan: Ny. S, umur 68 th.

kepala keluarga: Tn. A, umur 70 th.

Jumlah anak : 4 anak ( sudah dewasa dan menikah, 1 anak telah


meninggal dunia )

Bentuk keluarga: keluarga .

Nama

Kedudukan
keluarga

Tn. A

Gender

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Suami ( pasien )

70 th

SMA

Wiraswasta

Ny. S

Istri pasien

68 th

SMA

IRT

Ny.A

Anak pasien

40 th

SMA

IRT

Ny. D

Anak pasien

Tn. A

Anak pasien

38

S1

Wiraswasta

Tn. R

Anak pasien

33 th

S1

Guru

di

Meninggal

Status sosial dan kesejahteraan hidup

Pasien tinggal di rumah tingkat dua dengan warung yang berada di


lantai 1. Ventilasi dan sirkulasi di rumah baik.

Pasien memiliki TV, VCD, kipas angin, dan 1 buah sepeda motor.

Pasien memiliki alokasi khusus untuk pembiayaan kesehatan

Denah rumah ( belum dibuat ) : lantai 1 sama kyk gini tp lantai 2


ada 3 kamar tidur,1 kamar mandi sm ruang tamu

Perilaku kesehatan keluarga

Kalau sakit ringan biasanya membeli obat di warung.

Kalau sakit berat , pasien berobat ke rumah sakit dengan anggaran


kesehatan pribadi

Pola dukungan dalam keluarga

Istri pasien sangat peduli dengan kesehatan suaminya tersebut

Cucu dan anak pasien selalu memperhatikan dan peduli dengan


kesehatan pasien.

Aspek personal

Pasien datang dengan keluhan gatal dan terdapat luka pada daerah
ekstremitas bawah bagian tibia. Awalnya menurut istri dan anak

pasien, ini adalah hal yang biasa saja tetapi lama-lama ia menjadi
khawatir karena tak kunjung sembuh. Harapannya pasien dapat segera
sembuh.

Aspek klinis

Infeksi sekunder e.c kegagalan vena menahun

Aspek risiko internal

Higienitas yang kurang baik.

Perokok aktif.

Lansia

Senang mengkonsumsi makanan berlemak

Mempunyai hiperkolesterol

Aspek risiko eksternal

Ketidaktahuan pasien dan keluarganya akan obat menyebabkan


konsumsi kortikosteroid berlebihan

Aspek fungsional

Skala 5 karena pasien masih aktif

melakukan aktivitas sehari-hari

secara mandiri.

Rencana Penatalaksanaan ;

Dilakukan pada saat berobat dan home visit.

Pasien:

Rehidrasi

oral

dengan

Oralit

setiap

habis

mencret.

Kebutuhan cairan 1575 ml/hari.

ASI diteruskan dan susu diencerkan kali dari takaran


biasanya.

Kebutuhan kalori: 1050 kkal/hari. Pasien sudah dapat


diberikan jenis makanan seperti orang dewasa.

Keluarga:

Konseling

ibu

untuk

lebih

memperhatikan

anaknya

terutama untuk mencuci tangan sebelum makan dan


memakai sendal ketika bermain ke luar rumah.

Juga

dalam hal kebutuhan gizi anaknya karena pada umur 2


tahun sudah bisa diberikan makanan seperti orang
dewasa, terutama protein (golden period).

Menganjurkan ibu untuk ber-KB.

Menganjurkan ayah untuk berhenti merokok, jika tidak


bisa

total

maka

dapat

dilakukan

secara

bertahap

misalnya menjadi 5 batang/hari terlebih dahulu.

Jika memungkinkan untuk menambah ventilasi di rumah.

Komunitas:

Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat untuk anak


batita dan balita dalam kegiatan di Posyandu.

Prognosis :

Ad vitam: bonam.

Ad functionam: bonam.

Ad sanactionam: bonam
Follow up :

Setelah dilakukan penegakkan diagnosis di puskesmas, 2 hari


kemudian dilakukan kunjungan rumah untuk melihat faktor-faktor
eksternal yang berpengaruh.

Pada hari ke-4 dilakukan kunjungan rumah kembali untuk intervensi.

Pada minggu ke-2 dilakukan evaluasi dari keberhasilan intervensi


dan penegakkan diagnosis holistik kembali.

Anda mungkin juga menyukai